TINJAUAN TEORITIS
Bab ini akan membahas kasus secara teori sehingga dapat dibandingkan
antara teori dengan praktek. Pada bab ini penulis akan membahas konsep dasar
anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi,
yang terjadi bila jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon ini.
pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita 4 kali lebih banyak dari pada pria,
terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Namun hal ini tidak
Rumitnya tubuh manusia dan adanya kekhususan sel dan jaringan memerlukan
komunikasi internal yang bisa mengatur berbagai proses dalam tubuh. Hal ini penting
supaya bagian tubuh dapat berfungsi sebagai satu unit dalam memenuhi kebutuhan tubuh
tertentu. Ada dua sistem tubuh yang mengatur macam-macam proses ini yaitu sistem
endokrin dan sistem persarafan. Sistem endokrin terdiri atas hipofisis anterior dan
posterior, tiroid, paratiroid, korteks adrenal, medulla adrenal, pancreas, gonad, badan
pineal, serta timus (Mary Baradero, 2015, Seri Asuhan Keperwatan Gangguan Endokrin,
Jakarta:EGC).
Kelenjar tiroid merupakan organ berbentuk seperti kupu-kupu dan terdiri atas
dua lobus terletak dibawah kartilago tiroid pada bagian superior dan anterior trakea.
Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak vaskularisasi, dibungkus
oleh kapsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia profunda. Kelenjar tiroid
mempunyai dua macam sel, yaitu sel folikular dan sel parafolikular. Sel folikular adalah
unit fungsional kelenjar tiroid. Sel folikular menghasilkan hormone tiroksin (T4) dan
hormone triodotironin (T3). Apabila tubuh memerlukan hormon tiroid, sel folikular
merubah globulin menjadi T3 dan T4. Sedangkan sel parafolikular menghasilkan hormon
kalsitonin yang terkait dalam metabolisme kalsium. Kelenjar tiroid memerlukan iodin
untuk meghasilkan hormon tiroid (Mary Baradero, 2015, Seri Asuhan Keperwatan
Menurut Mary (2015) hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) memiliki
penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40-50 persen dibawah normal, dan bila
kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan
metabolisme basal sampai 60 hingga 100 persen diatas normal (Guyton & Hall, 2013).
oleh TRH dan TSH dari hipotalamus dan hipofisis anterior. Hormon stimulator tiroid
sekresi dari kelenjar tiroid. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting
dalam proses pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Dengan demikian sekresi tiroid
dapat mengadakan penyesuian terhadap perubahan didalam maupun diluar tubuh (Watson
2010).
T4. Sel-sel folikular kelenjar tiroid mensintesis tiroksin dan triglobulin. Tiroksin
ke dalam koloid secara eksositosis. Iodine dari darah masuk ke dalam sel folikel dengan
bantuan iodine pump. Iodine yang sudah sampai ke koloid akan berkaitan dengan tiroksin
MIT + DIT = T3
DIT + DIT = T4
pada MIT dan DIT dipergunakan kembali. TSH berperan untuk mempertahankan
integritas kelenjar tiroid dan meningkatkan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid.
Dalam keadaan fisiologis, faktor yang diketahui dapat meningkatkan sekresi TRH dan
TSH dalam darah adalah rangsangan udara dingin pada bayi baru lahir untuk
melalui TRH dan TSH melainkan melalui jalur simpatis. Respon terhadap kenaikan kadar
hormon tiroid di dlam darah dapat di deteksi setelah beberapa jam. Durasinya kerjanya
bisa sangat lama oleh karena responnya akan tetap berlangsung sampai konsentrasi
hormon tiroid didalam darah normal dan juga karena hormone tiroid tidak didegradasi
(Agamemon, 2011).
2.1.2.3 Histologi
Unit strukural dari tiroid adalah folikel yang tersusun rapat berupa ruangan
bentuk bulat yang dilapisi oleh selapis sel epitel bentuk gepeng, kubus sampai kolumnar.
Konfigurasi dan besarnya sel-sel folikel tiroid ini dipengaruhi oleh aktifitas fungsional
kelenjar tiroid itu sendiri. Bila kelenjar dalam keadaan inaktif, sel-sel folikel menjadi
gepeng dan akan menjadi kubus atau kolumnar bila kelenjar dalam keadaan aktif. Pada
keadaan hipertiroid, sel-sel folikel menjadi kolumnar dan sitoplasmanya terdiri dari
Variasi kepadatan dan warna daripada koloid ini juga memberikan gambaran fungsional
yang signifikan. Koloid eosinofilik yang tipis berhubungan dengan aktivitas fungsional,
sedangkan koloid eosinofilik yang tebal dan banyak dijumpai folikel dalam keadaan
inaktif berhubungan dengan beberapa kasus keganasan. Pada keadaan yang belum jelas
diketahui penyebabnya, sel-sel folikel ini akan berubah menjadi sel-sel yang besar denga
dikenal sebagai oncocytes (bulky cells) atau Hurthle cells (Koss, 2016).
toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroid, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga
kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari normal.
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid
membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk
akibat dari sifat hormone tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolism
tubuh yang diatas normal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormone tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi
merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan
Hipertiroidisme
Penurunan Ketidakseimbangan
energy dengan Perubahan konduksi Infiltrasi limfosit, sel
Berat Badan
kebutuhan tubuh listrik jantung masuk ke jaringan
orbital & otot mata
Kurang
pengetahuan
2.1.4 Tanda Dan Gejala Hipertiroid
iritabel dan terus menerus merasa khawatir, serta tidak dapat duduk diam,
muntah.
warna salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak, serta basah.
Pasien yang berusia lanjut kulit agak kering, tangan gemetar, pruritus,
EGC:Jakarta) .
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien
hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar titoid, atau terjadi
dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardi, agitasi, tremor,
atrium dan kelainan ventrikel akan sulit dikontrol. Dapat terjadi episode paralisis
yang di induksi oleh kegiatan fisik atau masukan karbohidrat dan adanya
yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Bidai
Bidai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Bidai
tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan
yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh infeksi karena diabetes yang kurang
persalinan.
Jika kadar TSH tidak rendah maka tes lain harus dijalankan.
2. Hormon tiroid sendiri (T3 dan T4) akan meningkat. Bagi klien dengan
Terkadang semua hormon tiroid yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu
atau dua pengukuran hormone tiroid yang berbeda dan tinggi. Hal ini
remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda denga
struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis. Obat ini juga digunakan
serta pasien dengan krisis tiroid. Obat anti tiroid yang sering digunakan
adalah:
radioaktif.
nodul.
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol
4. Pengobatan Tambahan
Medikal).
2.2.1 Pengkajian
(2010) adalah:
2. Sirkulasi
tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardi saat istirahat, sirkulasi
3. Eliminas
4. Integritas/ego
dengan kondisi.
Hilang nafsu makan, mual dan muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode
beberapa hari atau minggu, haus, pengguna diuretic, kulit kering atau bersisik,
6. Neurosensori
8. Pernapasan
meningkat.
9. Keamanan
umum/rentang gerak, parasetia atau paralisis otot termasuk otot pernapasan (jika
10. Seksualitas
perbandingan subjektif dan objektif yang dikumpulkan dari sumber primer (klien)
dan sekunder (misalnya catatan kesehatan) dengan standar dan nilai normal yang
diterima. Perawat membandingkan data subjektif dan data objektif klien yang
yang dapat diukur. Perawat juga memeriksa apakah ada data objektif memvalidasi
data subjektif. Analisa data meliputi tanda dan gejala, penyebab dan masalah
jantung istirahat.
otot.
bersisik.
kelopak
mata/eksoftalmus.
informasi. informasi
kebutuhan energi.
kelopak mata/eksoftalmus.
perubahan pola) dari individu atau keluarga. Dimana perawat secara akuntabilitas
dan kegelisahan.
apa yang akan dilakukan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dan
2.2.6 Implementasi
dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi harus dilindungi
dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan, klien keluar dari siklus
untuk mengevaluasi status dan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil setiap
hari. Evaluasi dalam aspek merupakan upaya untuk menilai keberhasilan tindakan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien, evaluasi ini dilakukan
dalam 2 tahap yaitu: evaluasi proses yang biasanya didokumentasi dalam catatan
perawat dan evaluasi hasil yang merupakan tahap akhir untuk menilai apakah
tujuan jangka panjang yang telah dibuat tercapai atau tidak. Beberapa evaluasi