Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN NEUROLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JANUARI 2018


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

NON HEMORAGIK STROKE

OLEH :

NAMA: NUR AMALIA IDRUS

NIM: 10542019410

PEMBIMBING :

dr. H. Abdul Hamid, M.Kes, Sp.S

Dibawakan Dalam Rangka Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Saraf

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Nur Amalia Idrus

NIM : 10542019410

Judul Laporan Kasus : Non Hemoragik Stroke

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik


pada bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makasar.

Makassar, Februari 2018

Pembimbing

dr. H. Abdul Hamid, M.Kes, Sp.S


A. PENDAHULUAN

Stroke adalah suatu gejala klinis yang ditandai defisit neurologi fokal atau

global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24 jam

yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan pembuluh

darah.1 Setiap tahun, sekitar 22 juta orang di seluruh dunia menderita stroke. Stroke

adalah masalah perawatan kesehatan global yang menyebabkan beban penyakit yang

substansial dan tetap menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling

menghancurkan, yang seringkali mengakibatkan kematian atau kerusakan fisik dan

kecacatan parah.2

Data di Indonesia menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik

dalam hal kematian, kejadian, maupun kecacatan. Angka kematian berdasarkan umur

adalah: sebesar 15,9% (umur 45-55 tahun) dan 26,8% (umur 55-64 tahun) dan 23,5%

(umur 65 tahun). Kejadian stroke (insiden) sebesar 51,6/100.000 penduduk dan

kecacatan;1,6% tidak berubah; 4,3% semakin memberat. Penderita laki-laki lebih

banyak daripada perempuan dan profil usia dibawah 45 tahun sebesar 11,8%, usia 45-

64 tahun 54,2%, dan usia diatas 65 tahun sebesar 33,5%. Stroke menyerang usia

produktif dan usia lanjut yang berpotensi menimbulkan masalah baru dalam

pembangunan kesehatan secara nasional di kemudian hari.3


Stroke merupakan penyebab kematian utama pada semua umur, dengan

proporsi sebesar 15,4%.4 Stroke dapat dibagi menjadi dua,yaitu stroke non

hemoragik dan stroke hemoragik. Sebagian besar (80%) disebabkan oleh stroke non

hemoragik.4 Stroke non hemoragik dapat disebabkan oleh trombus dan emboli.

Stroke non hemoragik akibat trombus terjadi karena penurunan aliran darah pada

tempat tertentu di otak. Mekanisme patofisiologi dari stroke bersifat kompleks dan

menyebabkan kematian neuronal yang diikuti oleh hilangnya fungsi normalari neuron

yang terkena.1 iskemia atau p

Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh

erdarahan otak. Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak

yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang

mengalami oklusi. Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada stroke

disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Oklusi dapat berupa trombus, embolus,

atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai anoksia pada salah satu daerah

percabangan pembuluh darah di otak tersebut. Stroke hemoragik dapat berupa

perdarahan intraserebral atau perdarahan subrakhnoid.5

B. LAPORAN KASUS

1. Identitas Pribadi

Nama : Tn. MA
Usia : 46 tahun

Alamat : Akkanpeng, Kel.Kec.Maccile, Kec. Lalabata

Jenis Kelamin : Perempuan

2. Anamnesis

Seorang perempuan 46 tahun dibawa oleh keluarganya ke Rumah

Sakit Pelamonia pada tanggal 20 Januari 2018 dengan keluhan Nyeri

kepala yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, nyeri kepala yang

dirasakan berdenyut dan kepala pasien tegang, Pasien merasa matanya

nyeri, penglihatan menurun sejak 2 hari sebelum masuk ke rumah

sakit, Pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Pasien juga merasa

nyeri perut dan pinggang sebelah kiri dan nyeri pnggang sebelah kiri,

Pasien memiliki penyakit DM tipe II

Riwayat trauma : (-)

Riwayat demam : (+)

Riwayat hipertensi : ada sejak 2015

Riwayat penyakit jantung : (-)

Riwayat kolesterol tinggi : (+)

Riwayat penyakit sebelumnya : (+) DM tipe II

Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi


3. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital

1) TD : 170/80 mmHg 3) P : 20 x/menit

2) N : 96 x/menit 4) S : 37,5 0C

b. Pemeriksaan neurologis

1) GCS : E4M6V5

2) FKL : Baik

3) Rangsang meanings : Kaku kuduk (-)

4) Nn.Cr. : Pupil bulat isokor diameter 2,5 mm

RCL +/+ RCTL +/+

N VII: parese sinistra tipe sentral

N XII: parese sinistra tipe sentral

5) Motorik

P K T RF RP

↓ N 3 5 ↓ N ↓ N - -
↓ N 3 5 ↓ N ↓ N - -

6) Sensorik : DBD

7) Otonom : BAB Biasa


BAK Lancar

c. Diagnosa Kerja

Diagnosa klinis : hemiparese dextra

parese N. VII dextra & N. XII dextra tipe

sentral

Diagnosa topis : korteks cerebri

Diagnosa etiologi : et causa Non Hemoragik Stroke

d. Planning

1) IVFD RL 20 tpm

2) Clopidogrel 75 mg 1x1

3) Injeksi Piracetam 3 gr/8 jam/IV

4) Neurosambe 1-4/24j

5) Amlodipin 10 mg 1x1

6) Omeprazole 1 Amp/12j/IV

7) Ascardia 80 mg 1x1

8) Esilgan 2 mg 1x1

9) GDP

10) G2PP

11) Ureum

12) Kreatini

13) Kolestrol total


14) Kolestrol LDL

15) EKG

16) CT-Scan Kepala

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 01-11-2017

 RBC : 4.66 x 106/mm3 (↓)

 WBC : 11,89 X 103/mm3 (↓)

 HGB : 12.0 g/dL (N)

 PLT : 329 x 103/mm3 (N)

 HCT : 36.5 % (N)

 MCV : 78,3 fL (↓)

 MCH : 25,8 pg (↓)

 MCHC : 32.9 g/dL (N)

Tanggal 01-11-2017

 Kolesterol Total : 294 mg/dl ↑

 Kolesterol HDL : 50 mg/dl 𝑁

 Kolesterol LDL : 202 mg/dl ↑

 Glukosa Puasa : 213 mg/dl ↑


 Ureum : 55,0 mg/dl ↑

 Kreatinin : 0,6 mg/dl I

 Asam Urat : 11,9 mg/dl ↑


Hasil Pemeriksaan CT-Scan Kepala potongan axial tanpa kontras :

 Infark Pons

4. Diagnosa Akhir

Diagnosa klinis : hemiparese Sinistra

Diagnosa topis : Korteks cerebri

Diagnosa etiologis : et causa Non Hemoragik Stroke

5. Prognosis

1. Quo Ad Vitam : Ad Bonam

2. Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam

C. DISKUSI
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih

dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh

gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena

trauma maupun infeksi.5

Menurut WHO stroke disebabkan oleh adanya interupsi dari suplai darah

ke otak, biasanya disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau pembuluh

darah yang terblokade oleh adanya sumbatan. Hal inilah yang akan memutus

suplai oksigen dan nutrisi sehingga menyebabkan kerusakan pada jaringan

otak.Gejala stroke yang paling umum adalah kelemahan mendadak atau mati rasa
pada wajah, lengan atau tungkai, paling sering di satu sisi tubuh. Gejala lainnya

meliputi: kebingungan, kesulitan berbicara; Kesulitan melihat dengan satu atau

kedua mata; Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau

koordinasi; Sakit kepala parah tanpa sebab yang diketahui; Pingsan atau tidak

sadar. Efek stroke bergantung pada bagian otak mana yang terluka dan seberapa

parahnya akan terpengaruh. Stroke yang sangat parah bisa menyebabkan

kematian mendadak.6

Stroke adalah suatu keadaan hilangnya sebagian atau seluruh fungsi

neurologis (defisit neurologik fokal atau global) yang terjadi secara mendadak,

berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, yang semata-mata

disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena berkurangnya suplai

darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah secara spontan (stroke

perdarahan).7

Klasifikasi faktor risiko stroke terdiri dari faktor risiko yang bias

dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi.

BISA DIMODIFIKASI TIDAK BISA DIMODIFIKASI

Hipertensi Usia

DM Jenis Kelamin

Merokok Keturunan/Genetik

Dyslipidemia Ras/Warna Kulit


Alkohol

Berdasarkan kasus ini, pasien memiliki faktor risiko yang bisa

dimodifikasi yaitu hipertensi dan dyslipidemia, serta satu faktor risiko yang tidak

bisa dimodifikasi yaitu usia. Hipertensi akan menyebabkan seluruh pembuluh

darah di tubuh menegang termasuk pembuluh darah yang menuju ke otak.

Akibatnya, jantung akan berkerja lebih keras untuk menjaga agar sirkulasi darah

tetap berjalan. Penegangan ini akan menyebabkan pembuluh darah menyempit.

Hal inilah yang akan mempermudah terjadinya penyumbatan.

Stroke mengacu kepada setiap gangguan neurologik mendadak yang

terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri

otak. Gambaran klinis stroke cukup beragam tergantung pada arteri yang terkena

serta daerah otak yang diperdarahi, intensitas kerusakan, dan luas sirkulasi

kolateral yang terbentuk. Stroke pada satu hemisfer otak akan menimbulkan tanda

dan gejala pada sisi tubuh yang berlawanan. Gejala umum berupa lemas

mendadak di wajah, lengan, atau tungkai terutama disalah satu sisi tubuh. Gejala

lainnya meliputi sakit kepala mendadak tanpa kausa yang jelas, kesulitan bicara,

susah berjalan, perubahan tingkat kesadaran, dan gangguan penglihatan.1,8

Berdasarkan kasus, pasien mengeluh lemas pada wajah dalam sehingga

sulcus nasolabialis dextra dangkal dan lidahnya deviasi ke kanan. Pasien juga

mengalami kelemahan pada kaki dan tangan kirinya dan tidak terdapat
ketegangan otot dan ini dirasakan secara tiba-tiba. Paresis terjadi dicurigai akibat

disfungsi neuron motorik atas (lower motor neuron), sesuai dengan gejala

disfungsi LMN diantaranya adalah terdapat refleks patologis dan terjadi

penurunan refleks fisiologis (hiporrefleksia). Pada pasien didapatkan reflex

Hoffman-Tromner negative pada kedua tangan dan Babinsky positif pada kaki

kanan dan kiri. Selain itu, terjadi hiperrefleks pada tangan dan kaki kanan.

Sehingga pada pasien ini dapat dikatakan terdapat lesi pada UMN berdasarkan

hasil pemeriksaan neurologis.

Secara umum, stroke diklasifikasikan menjadi stroke hemoragik dan

stroke non-hemoragik. Berdasarkan pembagian klinisnya stroke hemoragik terdiri

dari perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid. Sedangkan stroke

non-hemoragik dibagi menjadi emboli serebral dan trombosis serebral.1,9

Ada beberapa cara yang digunakan untuk membedakan jenis dan

penyebab stroke, yaitu dengan menggunakan Skor Siriraj, Alogaritma Gadjah

Mada, dan Skor Hasanuddin. Pada kasus ini, digunakan Skor Hasanuddin:

No. Kriteria Skor

1. Tekanan Darah
Sistole≥200:Diastole≥110 7,5
Sistole<200:Diastole<110 1

2. Waktu Serangan
Sedang bergiat 6,5
Tidak sedang bergiat 1
3. Sakit Kepala
Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak 0

4. Kesadaran Menurun
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10
onset
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
Sesaat tapi pulih kembali 6
24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0

5. Muntah Proyektil
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10
onset
1 jam s/d <24 jam setelah onset 7,5
24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0

Interpretasi skor Hasanuddin apabila total skor >15 maka stroke HS dan

total skor <15 maka stroke NHS. Pada kasus Tn. N total skor yang diperoleh

adalah 3. Hal ini berarti total skor yang diperoleh adalah <15. Oleh karena itu,

diagnosa sementara pasien ini adalah stroke non-hemoragik. Namun, hal ini tidak

lantas dijadikan acuan karena penentuan diagnosis baku emas (gold standard)

pasien dengan stroke adalah dengan menggunakan CT Scan. CT Scan dapat

membantu menentukan lokasi dan ukuran abnormalitas, seperti daerah

vaskularisasi, superfisial atau dalam, kecil atau luas. Namun pada hasil CT Scan
kepala pasien didapatkan kesan infark cerebri Sinistra yang menegaskan bahwa

diagnosis klinis pasien adalah stroke non hemoragik.10

Penatalaksanaan pada pasien stroke non-hemoragik biasa dimulai dengan

pemberian anti agregasi/ anti platelet, neuroprotektan, dan neurotropik.11

Selain terapi konservatif, dianjurkan pula untuk melakukan fisioterapi

dimana pada stroke non hemoragik dilakukan fisioterapi pada segera setelah fase

akut yang bertujuan untuk agar dapat terjadi neuroplastisitas/ terbentuknya

neuron-neuron baru pada daerah yang sebelumnya terjadi infark.

Stroke dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup dan mengendalikan

atau mengontrol atau mengobati faktor-faktor risiko. Pencegahan stroke dapat

dibagi dua yaitu:11

a. Pencegahan Primer

Adalah upaya pencegahan (yang sangat dianjurkan) sebelum

terkena stroke. Caranya yaitu dengan mempertahankan Tujuh Gaya Hidup

Sehat, yaitu:

1) Berat badan diturunkan atau dipertahankan sesuai berat badan ideal

2) Makan makanan sehat

3) Olahraga yang cukup dan teratur dengan melakukan aktivitas fisik

yang punya nilai aerobic (jalan cepat, bersepeda, berenang, dan lain-

lain) secara teratur minimal 30 menit dan minimal tiga kali per minggu

4) Kadar lemak (kolesterol) dalam darah kurang dari 200mg%

5) Kadar gula darah puasa kurang dari 100mg/dl


6) Tekanan darah dipertahankan 120/80 mmHg

b. Pencegahan Sekunder

Adalah upaya pencegahan agar tidak terkena stroke berulang yaitu:

1) Mengendalikan faktor risiko yang telah ada seperti mengontrol darah

tinggi, kadar kolesterol, gula darah, asam urat

2) Mengubah gaya hidup

3) Minum obat sesuai anjuran dokter secara teratur

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan

penunjang yaitu CT-Scan, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut

didiagnosa dengan stroke non-hemoragik.

Stroke infarct terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Aliran darah

ke otak normalnya adalah 58 mL/100 gram jaringan otak per menit; jika turun
hingga 18 mL/100 gram jaringan otak per menit, aktivitas listrik neuron akan

terhenti meskipun struktur sel masih baik, sehingga gejala klinis masih reversibel.

Jika aliran darah ke otak turun sampai <10 mL/100 gram jaringan otak per menit,

akan terjadi rangkaian perubahan biokimiawi sel dan membrane yang ireversibel

membentuk daerah infark.5

Tanda utama stroke adalah munculnya secara mendadak satu atau lebih

defisit neurologik fokal. Stroke pada satu hemisfer otak akan menimbulkan tanda

dan gejala pada sisi tubuh yang berlawanan.

Penatalaksanaan stroke non-hemoragik berupa pemberian anti agregasi/

anti platelet, neuroprotektan, dan neurotropik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Truelsen, T. Begg, S. Mathers, C. The Global Burden of Cerebrovascular


Disease. 2000. Burden of Diseases. World Health Organization. 2000.
http://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_cerebrovasculardiseasestroke.pdf

2. Sabin JA, Roman GC. The Role of Citicoline in Neuroprotection and


Neurorepair in Ischemic Stroke. Brain Sci. 2013; (3): 1395-1396
3. Misbach SJ. Guideline Stroke 2011. PERDOSSI; 2011

4. Hinkle, JL. Guanci, MM. Acute Ischemic Stroke Review. J Neurosci Nurs.
2007; 39 (5): 285-293, 310

5. Setyopranoto I. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK. 2011; 38 (4): 247-


250

6. WHO. Stroke, cerebrovaskuler accident. 2014.


http://www.who.int/topics/cerebrovasculer_accident/en diunduh pada tanggal
1 Juni 2017

7. http://www.repositoryums.ac.id diakses pada tanggal 30 Oktober 2017

8. Kowalak PK, Welsh W, Mayer B. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC,


2012

9. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi konsep klinis proses-


proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2005.

10. I Made. Pendekatan terhadap Pasien Anemia. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : 2006. Hal : 632- 636.

11. Tutwuri Handayani. Hubungan Kadar Hemoglobin, Hematokrit dan Eritrosit


dengan Derajat Klinis pada penderita Strok Iskemik Akut. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar : Tutwuri Handayani.

Anda mungkin juga menyukai