1. D. Penyebab mulut mengot yaitu gangguan pada saraf VII atau n. Facialis yg
fungsi motoriknya untuk inervasi otot wajah, sehingga di kadus di temukan wajah
yang mengot.Beberapa penyebab gangguan N.VII
o Strok (kebanyakan menyebabkan gangguan jenis sentral.
o Gangguan jenis perifer:
- Paralisis idiopatis (Bell’s palsy)
- Tumor di sudut serebelopontin
- Otitis media
- Meningitis karsinomatosa
- Tumor parotis
- Fraktur dasar tulang tengkorak
Mekanisme mulut mengot :
bersama-sama plak yang ada dalam pembuluh arteri akan menyumbat aliran darah
sehingga muncul serangan jantung.
Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui
bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih
mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi
teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL
sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang. Peranan estrogen
yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi
lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup.Setelah menopause, kadar
estrogen pada wanita akan menurun, risiko hiperkolesterol dan aterosklerosis akan
menjadi setara dengan laki-laki. Emboli dapat terjadi ketika faktor-faktor resiko seperti
usia, jenis kelamin, obesitas (dislipidemia dan atherosklerosis), hipertensi dan diabetes
mellitus bisa memperberat kerja jantung, terutama ventrikel kiri yang memompa darah
ke seluruh tubuh. Lama kelamaan karena ventrikel kiri memompa darah melawan
tekanan yang tinggi di arteri, menyebabkan otot ventrikel membesar dan chamber juga
membesar. Setelah terjadi hipertrofi ventrikel kiri, maka akan terjadi regurgitasi katup
mitral dan dilatasi atrium karena terjadi bendungan volume darah terus menerus.
Konduksi yang lebih panjang karena dilatasi atrium menyebabkan terjadi nya atrial
fibrilasi yang mempermudah terbentukan thrombus karena aliran darah statis. Lama
kelamaan thrombus lepas dan menjadi emboli.
Dengan bertambahnya usia seseorang maka akan berkurangnya fungsi tubuh
salah satunya adalah endotel pembuluh darah rusak/terkikis dan dapat terbentuk
aterosklerosis, terbentuk trombus, trombus lepas, emboli mengalir di aliran darah, ke
pembuluh darah di otak, menghambat aliran darah terutama ke otak. laki-laki
mempunya faktor resiko yang tinggi karena kebiasaan buruknya.
Faktor resiko untuk terjadinya stroke yang pertama dapat diklasifikasikan
berdasarkan pada kemungkinannya untuk dimodifikasi (nonmodifiable, modifiable, or
potentially modifiable) dan bukti yang kuat (well documented or less well
documented).
Non Modifiable Modifiable Risk Factors
Well-documented Less well-documented
Risk Factors
Usia Hipertensi Sindroma metabolik
Jenis kelamin Terpapar asap rokok Alcohol abuse
Anmal Maryam
stroke.
Leukosut tinggi :
Didapat dari penelitian UNHASuntuk mengetahui apakah hitung leukosit dan neutrofil,
mempunyainilai diagnostik untuk membedakan jenis strok yang dihubungkandengan volume lesi
berdasarkan gambaran CT Scan kepala sehingga diagnosis strok dapat ditegakkan secaracepat
serta dapat direncanakan penatalaksanannya.Jenis penelitian ini adalah penelitianobservasional
dengan desain cross sectional study.Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa rerata hitung
leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik
strok
iskemik
, rerata
dibanding
trok iskemik
, titik
potong hitung leukosit dan neutrofil pada strok iskemik dan strok hemoragik adalah
10150,00 mm
Anmal Maryam
dan 7780,00 mm
.H
membedakan secara pasti strok iskemik dengan strok hemoragik walaupun ada kecenderungan
jumlah leukosit pada penderita strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik serta
digabung dengan parameter klinisnya. Semakin tinggi volume lesi maka semakin tinggi pula
jumlah leukosit (neutrofil) baik pada strok iskemik maupun strok hemoragik, sehingga jumlah
leukosit yang tinggi dapat digunakan untuk memprediksi besarnya volume lesi.
Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik
beberapa asumsi yang dapat menerangkan mengapa hitung leukosit pada strok
hemoragik lebih tinggi daripada strok iskemik. Pada strok iskemik , mediator
permeabilitas vaskuler sehingga terjadi migrasi leukosit melalui sawar darah otak yang
masih utuh. Sedangkan pada strok hemoragik, mediator proinflamatori yang berasal dari
komponen darah seperti thrombin, komplemen dan produk degradasi fibrin secara
Pada penelitian ini diperoleh rerata volume lesi pada strok iskemik adalah 10,198
cc ( SD = ± 6,896 ), dan pada strok hemoragik rerata volume lesi adalah 21,204 cc ( SD
= ± 16,311 ) dan rerata volume lesi baik pada strok hemoragik maupun iskemik adalah
bermakna (p<0,05) antara jumlah leukosit (neutrofil ) dan volume lesi. Hasil ini tidak
jauh berbeda dengan penelitian Audebert, et. al., dimana terdapat hubungan yang
bermakna antara jumlah volume lesi dan leukosit selama tiga hari penilaian. Pada
penelitian tersebut didapatkan penderita dengan strok iskemik akut peningkatan leukosit
tiga hari pertama dan CRP dalam 5 hari pertama, secara bermakna berhubungan dengan
Dengan semakin tinggi jumlah leukosit darah, semakin besar volume lesi.. Hal ini
disebabkan pada leukosit teraktivasi menyebabkan kerusakan lebih jauh pada lesi
Dalamwaktu satu jam setelah strok iskemik, leukosit menjadi aktif dan menimbulkan
inflamasi( Djoenaidi,2002).Walaupun pada penelitian ini tidak dilakukan uji diagnostik, leukosit
dapat digunakan sebagai salah satu parameter laboratorik untuk membantu
menegakkandiagnosis jenis strok khususnya bila digabung dengan parameter klinisnya.
Keterbatasan penelitian ini adalah dalam pengambilan sampel ( pasien strok hemoragik
atau strok iskemik ) , riwayat infeksi tidak betul-betul secara optimal dapat
disingkirkan karena riwayat infeksi tersebut hanya diketahui melalui anamnesis, gejala
klinis, pemeriksaan foto thoraks dan urinalisa. Maka untuk penelitian selanjutnya
Kesimpulan : Mekanisme ini terjadi karena pada stroke hemoragik, daerah hematom dan
sekitarnya akan melepaskan berbagai mediator inflamasi seperti sitokin proinflamasi,
komplemen, dan leukosit, hal inilah yang menyebabkan kadar leukosit tinggi di dalam darah.
dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup.
(Goldstein dkk, 2006). Rasio insiden pria dan wanita adalah 1.25 pada kelompok usia 55-64
tahun, 1.50 pada kelompok usia 65-74 tahun, 1.07 pada kelompok usia 75-84 tahun dan
0.76 pada kelompok usia diatas 85 tahun (Lloyd dkk, 2009).
Faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya stroke hemoragik dijelaskan
dalam tabel berikut :
Umur Umur merupakan faktor risiko yang paling kuat untuk stroke.
Sekitar 30% dari stroke terjadi sebelum usia 65, 70% terjadi
pada mereka yang 65tahun keatas. Risiko stroke adalah dua
kali ganda untuk setiap 10 tahun di atas 55 tahun
Seks Infark otak dan stroke terjadi sekitar 30% lebih sering pada
laki-laki berbanding perempuan, perbedaan seks bahkan lebih
tinggi sebelum usia 65tahun.
Riwayat Keluarga Terdapat lima kali lipat peningkatan prevalensi stroke antara
kembar monozigot dibandingkan dengan pasangan kembar
laki-laki dizigot yang menunjukan kecenderungan genetik
untuk stroke.
Diabetes mellitus Setelah faktor risiko stroke yang lain telah dikendalikan,
Anmal Maryam
Penyakit jantung Individu dengan penyakit jantung dari jenis apa pun memiliki
lebih dari dua kali lipat risiko stroke dibandingkan dengan
mereka yang fungsi jantungnya normal.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6. Jakarta:
EGC.