Skripsi
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai
Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
i
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
ii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
iii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
iv
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
KATA PENGANTAR
v
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sehingga bisa
bermanfaat untuk pendidikan, rumah sakit dan masyarakat luas dan bisa
dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Penulis
vi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
RELATIONSHIP BETWEEN FAT INTAKE AND LIPID PROFILE ON
MALE CIVIL SERVANT IN DISTRICT OFFICES OF PADANG CITY
By
Nugra Daary Razsky Gunawan
ABSTRACT
vii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
ABSTRAK
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DENGAN PROFIL LIPID PADA LAKI-
LAKI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR KECAMATAN KOTA
PADANG
Oleh
Nugra Daary Razsky Gunawan
viii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan
Sampul Dalam i
Halaman Pernyataan Orisinalitas ii
Persetujuan Proposal oleh Pembimbing ii
Pengesahan Penguji iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Istilah xiii
Daftar Lampiran xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Lipid 6
2.1.1 Definisi 6
2.1.2 Lipid dan Lipoprotein 6
2.1.3 Metabolisme Lipoprotein
2.1.3.1 Jalur Metabolisme Eksogen 7
2.1.3.2 Jalur Metabolisme Endogen 8
2.1.3.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport 9
2.1.4 Komponen Profil Lipid
2.1.4.1 Trigliserida 10
2.1.4.2 Kolesterol Total 11
2.1.4.3 Kolesterol LDL 11
2.1.4.4 Kolesterol HDL 12
2.1.5 Profil Lipid Abnormal/ Dislipidemia 14
2.1.6 Faktor yang mempengaruhi Profil Lipid 15
2.2 Asupan Lemak
2.2.1 Definisi 18
2.2.2 Komponen Lemak 18
2.2.3 Klasifikasi Lemak 19
2.2.4 Pencernaan dan Penyerapan Lemak 24
2.2.5 Sumber Lemak 25
2.2.6 Kebutuhan Lemak 25
2.2.7 Pola Konsumsi Lemak 26
2.3 Hubungan Asupan Lemak dengan Profil Lipid 27
2.4 Kerangka Teori 29
ix
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual 30
3.2 Hipotesis Penelitian 31
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian 32
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 32
4.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
4.3.1 Populasi 32
4.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 32
4.3.3 Besar Sampel 33
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel 33
4.4 Variabel Penelitian 34
4.5 Definisi Operasional 34
4.6 Instrumen Penelitian 34
4.7 Prosedur Pengumpulan Data 35
4.8 Cara Pengolahan Data 35
4.9 Analisis Data
4.9.1 Analisis Univariat 36
4.9.2 Analisis Bivariat 36
4.10 Etika Penelitian 37
BAB V. HASIL PENELITIAN 38
BAB VI. PEMBAHASAN PENELITIAN 44
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 60
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 66
x
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kadar Trigliserida NCEP ATP III 10
Tabel 2.2 Kadar Kolesterol Total NCEP ATP III 11
Tabel 2.3 Kadar Kolesterol LDL NCEP ATP III 12
Tabel 2.4 Kadar Kolesterol HDL NCEP ATP III 13
Tabel 2.5 Contoh Asam Lemak Jenuh 20
Tabel 2.6 Contoh Asam Lemak Tidak Jenuh 22
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Asupan Lemak pada Subjek Penelitian 38
Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Profil Lipid pada Subjek Penelitian 40
Tabel 5.3 : Korelasi Asupan Lemak dengan Kolesterol Total 42
Tabel 5.4 : Korelasi Asupan Lemak dengan Trigliserida 42
Tabel 5.5 : Korelasi Asupan Lemak dengan Kolesterol HDL 43
Tabel 5.6 : Korelasi Asupan Lemak dengan Kolesterol LDL 43
xi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Jalur Metabolism Eksogen 8
Gambar 2.2 Jalur Metabolism Endogen 9
Gambar 2.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport 10
Gambar 2.4 Struktur Lemak 19
Gambar 2.5 Kerangka Teori 29
Gambar 3.1 Kerangka Konsep 30
Gambar 5.1 Distribusi Asupan Lemak 39
Gambar 5.2 Distribusi Kolesterol total berdasarkan kriterian NCEP 41
ATP III
xii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR ISTILAH
ATP : Adult Treatment Panel
FFA : Free Fatty Acid
HDL : High Density Lipoprotein
LDL : Low Density Lipoprotein
LPL : Enzim Lipoprotein lipase
MUFA : Mono Unsaturated Fatty Acid
NCEP : the United States National Cholesterol Education Program
PNS : Pegawai Negeri Sipil
PJK : Penyakit Jantung Koroner
PTM : Penyakit Tidak Menular
PUFA : Poly Unsaturated Fatty Acid
SC-A : Reseptor Scavenger-A
SFA : Saturated Fatty Acid
SPSS : Statistical Program for Social Science
TUFA : Trans Unsaturated Fatty Acid
VLDL : Very Low Density Lipoprotein
WHO : World Health Organization
xiii
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB I
PENDAHULUAN
1
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
sehingga aliran darah pada pembuluh darah koroner yang fungsinya memberi
oksigen ke jantung menjadi berkurang.9 Inilah sebab risiko terjadinya penyakit
jantung koroner.
Studi klinik dan epidemiologi seperti the Helsinki Heart Study10, Framingham
Study11, American Association Of Clinical Endocrinologist (AACE 2017)12
menyatakan dengan jelas hubungan dislipidemia dan penyakit jantung koroner.
Kolesterol darah yang tinggi terutama LDL , meningkatkan risiko PJK. Dengan
menurunkan kolesterol LDL akan mengurangi risiko tersebut. Oleh karena alasan
itu, the United States National Cholesterol Education Program (NCEP)
menerbitkan treatment guideline yang mengidentifikasikan LDL sebagai faktor
penyebab dari PJK dan menjadi target lipid lowering theraphy.13
Ini membuktikan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit
kardiovaskuler adalah lipid darah yang abnormal atau disebut dengan dislipidemia
berupa peningkatan kadar kolesterol total (hiperkolesterolemia), peningkatan kadar
low density lipoprotein (LDL), penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)
dan kenaikan kadar trigliserida (hipertrigliserida). Penyebab perubahan profil lipid
darah adalah asupan makan.14 Diet yang mengandung kolesterol tinggi
meningkatkan konsentrasi kolesterol terutama LDL dalam darah yang selanjutnya
akan menyebabkan dislipidemia. Peningkatan kadar kolesterol darah sangat
berperan terhadap aterosklerosis yang akan menyebabkan terjadinya penyakit
jantung koroner .15
Penyakit kardiovaskuler juga disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang telah
diketahui berperan sebagai penyebab penyakit kardiovaskuler adalah Asupan
karbohidrat dengan indeks glisemik tinggi, Homosistein, C-reaktif protein, Kurang
olahraga, Tekanan darah tinggi, Keturunan, Stres oksidatif, Merokok, Kegemukan,
Diabetes.16
Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas)
tahun 2013 menunjukkan ada 35.9 % dari penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15
tahun dengan kadar kolesterol abnormal (berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar
kolesterol ≥ 200 mg/dl) , 15.9 % populasi yang berusia ≥ 15 tahun mempunyai
proporsi LDL yang sangat tinggi (≥ 190 mg/dl), 22.9 % mempunyai kadar HDL
2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan kadar trigliserida yang sangat tinggi
(≥ 500 mg/dl).4
Prevalensi Penyakit Jantung Koroner pada etnik Minangkabau di Sumatera
Barat termasuk tinggi diperkirakan berhubungan dengan pola makan dan asupan
tinggi lemak hewani tetapi rendah sayur dan buah yang merupakan sumber serat
dan antioksidan. Konsumsi tinggi lemak, rendah serat, dan antioksidan merupakan
salah satu faktor risiko untuk PJK. Asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar
kolesterol, sedangkan serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak yang
secara tidak langsung membantu menurunkan kadar kolesterol.17 Di Kota Padang
sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat, prevalensi gangguan kardiovaskular juga
cenderung tinggi, terutama pada usia dewasa hingga usia lanjut.Gangguan tersebut
sebagian besar berkaitan dengan kadar lipid dalam darah. 17
Asupan makan mempengaruhi beberapa faktor risiko kardiovaskular, termasuk
faktor risiko yang ditetapkan (tekanan darah sistol, diastol, kadar kolesterol LDL,
kadar kolesterol HDL, kadar glukosa, dan obesitas) dan faktor risiko baru (misalnya
peradangan, aritmia jantung, fungsi sel endotel, kadar trigliserida, lipoprotein ,dan
detak jantung)18
Terjadinya pergeseran pola makan di kota-kota besar dari pola makan
tradisional ke pola makan Western, yang komposisinya tinggi kalori, tinggi lemak
jenuh dan rendah serat terutama kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol,
menimbulkan ketidakseimbangan asupan gizi dan menjadi faktor risiko
dislipidemia. Penelitian Kamso (2007) mendapatkan pola konsumsi masyarakat
Padang yang tinggi akan asupan lemak jenuh. 19
Pola makan pegawai negeri sipil diketahui tinggi akan asam lemak hewani
berdasarkan penelitian di Sulawesi Selatan. Asupan asam lemak tidak jenuh jamak
cenderung rendah pada masyarakat perkotaan, padahal asam lemak tidak jenuh
jamak dapat meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL), menurunkan kadar
kolesterol total dan meningkatkan elastisitas pembuluh darah yang dapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.20 Selain itu, studi yang dilakukan para
ahli menyebutkan bahwa asam lemak omega-3 dapat menurunkan kolesterol LDL,
mengurangi kadar trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL.21
3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan menganalisa hubungan
asupan lemak terhadap profil lipid pada laki-laki pegawai negeri sipil di kantor
kecamatan kota Padang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan asupan lemak (lemak total, lemak jenuh, lemak tidak jenuh
tunggal, lemak tidak jenuh jamak, omega 3) dengan profil lipid ( kolesterol total,
trigliserida, kolesterol LDL, kolesterol HDL) laki-laki pegawai negeri sipil di
kantor kecamatan kota Padang.
4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
1.4.2 Masyarakat
1. Memberikan pengetahuan mengenai dampak asupan lemak jenuh yang
menurunkan kolesterol baik
2. Mencegah terjadinya dislipidemia sebagai faktor risiko utama PJK
dengan asupan lemak yang terjaga.
1.4.3 Ilmu Pengetahuan
1. Diharapkan mampu menjadi bahan rujukan atau referensi untuk
penelitian bidang gizi di masa yang akan datang
2. Menambah pengetahuan praktisi kesehatan dalam upaya preventif
terjadinya dislipidemia
5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
c. Lipid kompleks lain: Lipid seperti sulfolipid dan aminolipid.
Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini.
3. Prekursor dan lipid turunan: Kelompok ini mencakup gliserol , asam
lemak, ,steroid, alkohol , aldehida lemak, dan badan keton hidrokarbon,
vitamin larut lemak, dan hormon. Karena tidak bermuatan, asilgliserol
(gliserida), ester kolesteril, dan kolesterol disebut lipid netral.
Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolestrol, trigliserida,
dan fosolipid. Oleh karena itu sifat lipid yang sulit dalam lemak, maka perlu dibuat
bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut yaitu suatu protein yang
dikenal dengan apoprotein atau apolipoprotein. Senyawa lipid dengan apoprotein
ini dikenal dengan nama lipoprotein. 14
Setiap lipoprotein akan terdiri atas kolestrol (ester atau bebas), trigliserida,
fosfolipid, dan apoprotein. Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas,
komposisi lemak, dan komposisi apoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifusi,
pada manusia dapat dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu high density lipoprotein
(HDL), low density lipoprotein (LDL), intermediate density lipoprotein (IDL), Very
low density lipoprotein(VLDL), kilomikron, dan lipoprotein a kecil (Lp(a).14
7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol
ester dan keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk
lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron.14
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya duktus torasikus
akan masuk kedalam aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam
lemak bebas (free fatty acid) = non-esterified fatty acid (NEFA). Asam lemak bebas
dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak, tetapi bila terdapat
dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk
pembentukan trigliserida hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar
trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester
dan akan dibawa ke hati.14
8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
plasma makin banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel
makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol
yang terkandung di LDL. 14
9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport14
99% lemak tubuh adalah trigliserida. Trigliserida terdiri dari gliserol dan
tiga asam lemak. Selain sebagai sumber energi, lemak terutama trigliserida, berguna
sebagai cadangan energi tubuh, isolator, pelindung organ dan menyediakan asam-
asam lemak esensial.23 Selain itu juga berfungsi dalam metabolisme zat gizi,
terutama penyerapan karoteniod, vitamin A, D, E dan K. 24 .
Pada orang dengan usia < 45 tahun yang memiliki kadar trigliserida dalam
darah >150 mg/dl mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena PJK
dibandingkan dengan orang yang memiliki kadar trigliserida dalam darahnya < 150
10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
mg/dl. Sehingga, trigliserida merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung
koroner pada usia < 45 tahun.7
11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
yang teroksidasi sempurna yang membuat makrofag menjadi sel busa (foam cells)
. Sel busa yang terbentuk akan berikatan membentuk gumpalan yang semakin besar
sehingga membentuk benjolan yang mengakibatkan penyempitan dinding
pembuluh darah. Keadaan ini akan semakin parah karena LDL akan teroksidasi
sempurna, juga membuat sel-sel otot lapisan pembuluh darah yang lebih dalam
untuk masuk ke lapisan dinding dan lalu akan membelah diri sehingga jumlahnya
semakin banyak. Timbunan lemak pada lapisan pembuluh darah (plak kolesterol)
membuat pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah terhambat. Plak
kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah,
meninggalkan "luka" pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan
pembentukan bekuan darah. Pembuluh darah sudah mengalami penyempitan dan
pengerasan akibat plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat
pembuluh darah secara total.25
12
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tabel 2.4 Kadar Kolesterol HDL NCEP ATP III 13
Kadar HDL-C (mm/dl) Klasifikasi
<40 Rendah
≥60 Tinggi
13
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kandung empedu sebagai cairan empedu. Protein utama yang membentuk HDL
adalah Apolipoprotein-A . HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan
mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.25
14
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Di Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat, prevalensi
gangguan kardiovaskular juga cenderung tinggi, terutama pada usia dewasa hingga
usia lanjut. Gangguan tersebut sebagian besar berkaitan dengan kadar lipid dalam
darah.17 Pada penelitian Kamso menemukan dislipidemia, yang didominasi oleh
peninggian kadar kolesterol total (>240 mg/dl sebesar 56,1%), kadar kolesterol
LDL (>160 mg/dl sebesar 64,6%).17 Sementara trigliserida memiliki angka
signifikan dibawah keduanya (>200 mg/dl sebesar 6,1%) dan kadar kolesterol HDL
yang rendah (<3,5 mg/dl sebanyak 3,7%).27
Profil lipid yang abnormal menyebabkan kerusakan di sel endotel.
Kerusakan ini mengakibatkan disfungsi endotelial, mengurangi kemampuan
vasodilatasi dan akhirnya lipid masuk ke lapisan endotelial. Hal ini akan
menginisiasi terjadinya oksidasi and inflamasi yang berujung pada pengbentukan
deposit plak. Selanjutnya, plak ini akan kalsifikasi dan semakin lama, menjadi
rentan dan pecah, fase yang seringkali berakibat pada bekuan darah yang mengarah
kepada penyakit jantung koroner. 28
b. Jenis Kelamin
Pria lebih berisiko memiliki kadar trigliserida yang lebih tinggi daripada
wanita dan lebih berisiko memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih rendah
dibandingkan wanita. 29
Menurut Framingham Heart Study pria mempunyai risiko lebih tinggi
terjadinya kolesterol total yang tinggi daripada wanita, hal ini dikarenakan
tingkat kolesterol HDL pada wanita lebih tinggi daripada pria. Tetapi
15
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
mempunyai risiko sama besar pada pria dan wanita pada usia 45 sampai 54
tahun.30
c. Aktivitas Fisik
Latihan jasmani aerobik yang teratur minimal 30-45 menit sebanyak 4
kali seminggu mempunyai pengaruh pada penurunan total plasma kolesterol
dan kolesterol LDL, terutama bila bersamaan dengan penurunan BB. 27
Aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur akan memperbaiki faktor-
faktor risiko yang berhubungan dengan kegemukan. Seorang individu
gemuk yang secara fisik aktif, mempunyai kemungkinan sakit dan kematian
yang lebih rendah dibanding seseorang yang berat badannya normal tetapi
rendah aktivitas fisiknya.27
Sebuah hasil penelitian mendapatkan bahwa intervensi olahraga selama
12 minggu (sepeda statis 30 menit, 3 kali seminggu), terbukti secara
signifikan memperbaiki kadar LDL, kadar HDL, kadar kolesterol total dan
rasio dari LDL/HDL.31
d. Asupan Makanan
Serat pangan (dietary fiber) secara fisik terdiri dari serat pangan yang
tidak larut air dan serat pangan yang larut air. Kedua serat pangan ini akan
memperlama masa transit makanan dalam organ pencernaan (memperlama
rasa kenyang) dan sebagian akan difermentasi oleh mikroba usus menjadi
asam lemak rantai pendek . Serat pangan larut air umumnya terdapat dalam
kacang, buah dan sereal yang berperan untuk memperlambat penyerapan
glukosa, kolesterol dan garam empedu di dalam usus halus, sehingga dapat
menurunkan kadar gula dan kolesterol darah. Sedangkan serat pangan yang
tidak larut air berfungsi untuk memperlambat pencernaan saripati,
membantu pergerakan usus dan melancarkan buang air besar.
Diet tinggi karbohirat dapat meningkatkan kadar trigliserida untuk
sementara dan sebaliknya akan menurunkan kadar kolesterol HDL. Diet
yang mengandung kolesterol tinggi pengaruhnya kurang dibandingkan
asupan makan yang banyak mengandung lemak jenuh, karena adanya
mekanisme reverse transport endogen yang diatur oleh sintesis kolesterol
16
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
hati. Tetapi pada beberapa individu, sistem ini kurang sensitif, sehingga
apabila asupan makanan mengandung tinggi kolesterol, secara langsung
meningkatkan kolesterol darah. 8
Penelitian lain menunjukkan bahwa pada vegetarian ditemui kadar LDL
yang rendah. Hal ini disebabkan karena serat yang terdapat dalam buah
segar, kacang-kacangan, sayuran dan jenis sereal yang bersifat menurunkan
lipid darah. 27
e. Diabetes Melitus
Pada penderita diabetes melitus cenderung untuk mengalami
aterosklerosis pada usia yang lebih muda dan penyakit yang ditimbulkan
lebih cepat dan lebih berat pada penderita diabetes dari pada nondiabetes.
Insulin memiliki peran utama dalam metabolisme lipid dan kelainan-
kelainan pada lipid seringkali ditemukan pada penderita diabetes. Kolesterol
serum dan kolesterol LDL sering lebih tinggi pada pasien diabetes dan juga
lipoprotein berdensitas tinggi lebih rendah pada pasien diabetetes. 7
Hiperinsulinemia akan meningkatkan síntesis LDL di hati dan
selanjutnya meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL. Resistensi
terhadap aksi insulin pada lipoprotein lipase di jaringan pembuluh perifer
juga berpengaruh terhadap peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol
LDL.8
g. Merokok
Pada perokok, memiliki kadar kolesterol LDL yang meningkat dan
HDL yang menurun. kadar LDL dalam darah, sebesar 45,1% responden
yang merokok memiliki nilai LDL > 130 mg/dl (LDL normal : < 130
17
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
mg/dl) dan kadar HDL yang turun dibawah 40 mg/dl yaitu sebanyak
51,9%. 7
18
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar 2.4 Struktur Lemak32
Komponen dasar lemak adalah tiga asam lemak dan gliserol yang diperoleh
dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak
pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau
tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap.33
Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh
(saturated fatty acid/SFA) yaitu asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap.
Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut sebagai asam lemak
tidak jenuh (unsaturated fatty acids), dibedakan menjadi monounsaturated Fatty
Acid (MUFA) memiliki 1 (satu) ikatan rangkap, dan polyunsaturated Fatty Acid
(PUFA) dengan 1 atau lebih ikatan rangkap.34
19
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Asam lemak jenuh terdapat dalam produk hewani seperti susu , krim,
keju, daging-daging berlemak seperti daging sapi, daging sapi muda, daging
babi . Terdapat juga pada beberapa produk nabati termasuk minyak kelapa,
minyak biji palm dan vegetable shortening. Asupan dalam jumlah banyak,
secara signifikan tidak hanya meningkatkan kolesterol LDL, akan tetapi
sekaligus meningkatkan kadar kolesterol HDL darah. 37
20
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Secara umum, MUFA dapat menguntungkan kadar kolesterol dalam
darah, terutama bila digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh.
MUFA lebih efektif menurunkan kadar kolesterol darah, daripada asam
lemak tak jenuh jamak (PUFA), sehingga asam oleat lebih populer
dimanfaatkan untuk formulasi makanan olahan menjadi populer.33
Salah satu jenis MUFA adalah Omega-9 (Oleat), memiliki sifat lebih
stabil dan lebih baik fungsinya dibandingkan PUFA (Polyunsaturated
Fatty Acid/asam lemak tak jenuh jamak). PUFA berfungsi menurunkan
kolesterol LDL, tetapi dapat menurunkan HDL. Sebaliknya MUFA dapat
menurunkan Kolesterol LDL dan meningkatkan Kolesterol HDL.38
21
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan retina
secara baik. 38
Asam lemak omega 3 adalah asam lemak tidak jenuh jamak yang
mempunyai ikatan rangkap banyak, ikatan rangkap pertama terletak pada
atom karbon ketiga dari gugus metil omega, ikatan rangkap berikutnya
terletak pada nomor atom karbon ketiga dari ikatan rangkap sebelumnya.
Gugus metilomega adalah gugus terakhir dari rantai asam lemak. Asam
lemak organ otak yaitu asam lemak esensial serta omega-3 merupakan
zat gizi yang harus terpenuhi kebutuhannya. Zat gizi berperan vital dalam
proses tumbuh kembang sel-sel saraf otak untuk kecerdasan bayi yang
dilahirkan. Asam lemak omega-3 ini turunan dari prekursornya, yakni
asam lemak esensial linoleat dan linolenat. Asam lemak esensial tidak
bisa dibentuk dalam tubuh dan harus dipasok langsung dari makanan.
Kemudian prekursor itu masuk dalam proses elongate dan desaturate
yang menghasilkan tiga bentuk asam lemak omega-3: LNA (asam alfa-
linolenat , EPA (eikosapentaenoat serta DHA (dokosaheksaenoat (C22:6,
n-3). Adapun 3 bentuk omega 3 yaitu : omega-3:LNA (asam alfa-
linolenat (CI8:3,n-3)), EPA (eikosapentaenoat (C20:5,n-3)),serta
DHA(dokosaheksaenoat (C22 : 6, n-3).39
Nabati
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H Lemak Hewani dan
Nabati
Linoleat (CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7 Lemak Hewani dan
CO2H
Nabati
22
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
c. Asam Lemak Tak Jenuh Trans (Transunsaturated Fatty
Acid/TUFA)
Isomer geometris asam lemak tidak jenuh sering disebut isomer
cis/trans, terbentuk ketika asam lemak tidak jenuh dengan konfigurasi cis
(struktur bengkok) mengalami isomerisasi (perubahan bentuk struktur
kimia/isomer) menjadi konfigurasi trans (struktur lebih linier), yang lebih
menyerupai asam lemak jenuh dibandingkan asam lemak tidak jenuh.
Sehingga diyakini bahwa perpaduan antara asam lemak jenuh dengan
asam lemak trans berpengaruh fisiologis yang lebih besar. Asam lemak
trans merupakan bentuk struktur kimia asam lemak dengan posisi trans
(berseberangan), diperoleh dari hasil perlakuan hidrogenasi (pemberian
atom hidrogen) pada asam lemak tidak jenuh (linoleat, linolenat,
arakidonat, oleat).33
Asam lemak trans berasal dari tiga sumber makanan, yaitu a),
produk lemak hewan pemamah biak (susu, daging, jaringan lemak), b).
minyak yang telah dihilangkan baunya terutama minyak yang
mengandung asam a -linolenik (misal : kacang kedelai dan repaseed oils)
dan c.) minyak yang dihidrogenasi sebagian (margarine, shortening,
cooking fats). Dari beberapa penelitian, diperoleh bahwa batas atas asam
lemak trans yang aman adalah sekitar 2 % kkal. Asam lemak trans tidak
hanya meningkatkan kadar LDL, tetapi juga menurunkan kadar HDL.
Tingginya kadar kolesterol total dalam plasma darah, kolesterol LDL,
kolesterol VLDL serta rendahnya kolesterol HDL berhubungan dengan
aterosklerosis koroner pada orang dewasa. 37
Sumber utama asam lemak trans adalah berbagai produk pangan
dari minyak nabati yang dihidrogenasi seperti margarin, shortening,
HVO (Hydrogenated Vegetable Oil) dan produk-produk lain yang diolah
menggunakan minyak yang telah terhidrogenasi (HVO), seperti chips,
sereal dan biskuit. Secara komersial tujuan dari proses hidrogenasi adalah
untuk mengurangi derajat ketidakjenuhan asam lemak sehingga
mengurangi kecepatan reaksi oksidasi, produk yang di- hasilkan lebih
23
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
jenuh/padat, memiliki daya oles prima serta tahan lama/stabil terhadap
pengaruh oksidasi.33
24
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
digunakan kembali untuk sintesis triasilgliserol melalui jalur asam fosfatidat normal
. Asam lemak rantai panjang mengalami esterifikasi untuk menghasilkan
triasilgliserol di sel mukosa dan bersama dengan produk lain pencernaan lipid yang
disekresikan sebagai kilomikron ke dalam pembuluh limfe, dan masuk ke aliran
darah melalui duktus torasikus. Asam lemak rantai-sedang dan pendek diserap
terutama ke dalam vena porta hepatika sebagai asam lemak bebas.41
25
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
upaya pencegahan penyakit kronik degeneratif sedini mungkin melalui pengaturan
komposisi lemak/minyak yang dikonsumsi. 43
26
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
satu faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Asam lemak jenuh dapat
meningkatkan kadar kolesterol, sedangkan serat dapat membantu menghambat
absorbsi lemak yang secara tidak langsung membantu menurunkan kadar
kolesterol.17
Berdasarkan penelitian dislipidemia pada lanjut usia di kota Padang oleh
Kamso,dkk, menunjukkan prevalensi dislipidemia tinggi, terutama untuk total
kolesterol dan LDL. Kelompok lanjut usia di kota Padang mempunyai prevalensi
tinggi 56,1 % untuk terjadinya kolesterol tinggi (total kolesterol > 240 mg/dl), dan
prevalensi LDL tinggi 64,6 % (LDL > 160 mg/dl).27 Salah satu faktor utama
penyebab kejadian tersebut adalah pola dan asupan makan.45
27
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
kenaikan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol, penimbunan lemak di arteri
yang disebut ”Plaque” yang menyebabkan darah yang mengandung oksigen sulit
mencapai jantung karena terjadi penghambatan pembuluh darah yang pada
akhirnya meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular.20
Kolesterol HDL berinteraksi dengan reseptor-reseptor seluler dan
pengangkut-pengangkut lipid. Interaksi HDL atau apolipoprotein A-I dengan
penangkap reseptor BI atau adenosine trifosfat yang mengikat komponen
pengangkut A1, G1 dan G4 memacu aliran kolesterol. Apolipoprotein dan enzim-
enzim dibawa oleh fungsi oksidatif HDL. Beberapa modifikasi yang bersifat
oksidatif dari apolipoprotein A-I, misalnya residu tirosin, dapat mengganggu
aktivitas anti-aterosklerotik. Interaksi HDL dengan lisosfingolipid diidentifikasi
sebagai pengaktivasi protein kinase Akt, yang secara bergantian merupakan
pengatur apoptosis dalam sel-sel beta, endothelial dan sel-sel otot polos, juga
sebagai pengatur produksi nitrat oksida dan ekspresi perlekatan molekul dalam sel-
sel endothelial. 16
Kolesterol HDL membantu proliferasi dan mengurangi pengguguran sel-sel
endotel. HDL juga berperan penting dalam vasorelaksasi dengan meningkatkan
pelepasan oksida nitrat dan prostasiklin melalui pemicuan ekspresi dan aktivitas
dari sintesa oksida nitrat endotel. Selain itu, HDL berpengaruh pada koagulasi,
fibrinolIsis, perlekatan platelet, molekul-molekul yang berlekatan dan ekspresi
protease. Hal tersebut mempengaruhi aktivitas antioksidan. 47
Umumnya dianggap bahwa lemak jenuh dan kolesterol merupakan lipid
yang tertirnbun dalam arteri sehingga semua asam lemak jenuh dalam makanan
harus dikurangi. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena kelebihan asupan asam
lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acid/PUFA) n-6 dari minyak nabati
yang dimurnikan, juga mempunyai dampak sebagai penyakit jantung. Bahkan plak
arteri sebagian besar mengandung lemak tak jenuh khususnya lemak tak jenuh
jamak dan bukan lemak jenuh. Walaupun asam lemak tak jenuh dapat melindungi
terhadap aterosklerosis. Penggantian asupan asam lemak tak jenuh tunggal dengan
asam lemak tak jenuh jamak kadar rendah serta makanan berkarbohidrat tinggi
terbukti merupakan awal dari efek merugikan yang diamati pada model hewan. Para
28
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
peneliti lain menyarankan bahwa asupan harian asam lemak tak jenuh jamak
sebaiknya tidak >10 % dari energi total. 37
Penelitian Daoud menunjukan bahwa diet rendah lemak jenuh secara
signifikan menurunkan kolesterol LDL, sedangkan asupan lemak jenuh yang tinggi
meningkatkan konsentrasi kolesterol LDL, ApoC-III yang dikandung didalam
LDL. Menggantikan asupan lemak jenuh dengan asam lemak tidak jenuh diketahui
mengurangi rasio kolesterol total dan HDL, dengan hasil Monounsurated fatty acid
(asam lemak tidak jenuh tunggal menurunkan lebih banyak kolesterol LDL.47
Asupan Lemak
Di Hati
Absorbsi lemak
Melalui Luminal
Endothelial cells Asetil CoA vLDL
Trigliserol Lipoprotein
Trigliserid Kolesterol
Reverse
Cholesterol
Transport
Gambar 2.5 Kerangka Teori
29
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Variabel Variabel
Independen Dependen
Variabel
Lainnya
Aktivitas Fisik
Asupan karbohidtrat : Diteliti
Genetik
Merokok : Tidak
Stress Diteliti
Usia dan jenis kelamin
Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari 3 komponen yaitu : variable
bebas (independent) , variable terikat (dependent) , dan variable lain (confounding
variable)
30
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3.2 Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kadar kolesterol
total
31
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB IV
METODE PENELITIAN
32
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Kriteria Eksklusi
a. Pegawai mengonsumsi obat penurun lipid (obat golongan statin, nicotinic
acid, fibrat, kolestiramin,dan ezetimib) selama satu bulan terakhir
b. Pegawai yang menderita diabetes mellitus tipe II
c. Pegawai merupakan perokok berat
d. Pegawai dengan aktifitas fisik kategori berat
Keterangan:
1,645 + 1,282 2
𝑛={ } +3
0,5 ln(1,857)
𝑛 = 92 (setelah pembulatan)
33
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
inklusi dan eksklusi dari 130 populasi yang tersedia, hingga didapatkan jumlah
sampel 92 responden.
2. Profil Lipid
Definisi operasional : Jumlah kadar kolestrol total, trigliserida, LDL-C ,
dan HDL-C yang diukur dalam satuan milligram
per desiliter 8
34
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3. Data profil lipid (kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL) hasil
pengukuran oleh laboratorium Prodia
4.7 Prosedur Pengumpulan Data
Data merupakan data primer yang diperoleh secara langsung dari responden
dengan wawancara dan pengukuran profil lipid (kolesterol total, trigliserida, LDL,
HDL).
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menggunakan data kuesioner FFQ yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disusun
sedemikian rupa agar dapat mencakup variabel-variabel yang berkaitan dengan
penelitian. Dengan wawancara diharapkan dapat memperoleh data yang
berhubungan dengan variable independen yaitu asupan lemak.
2. Pengukuran
Pengukuran bertujuan untuk memperoleh data profil lipid responden. Sampel
darah diambil langsung dari responden dan kemudian di bawa dan di ukur oleh
petugas laboratorium prodia Padang.
35
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2. Pengkodean Data (Coding)
Setelah data di edit, dilakukan pemgkodean data. Tujuan dari
pengkodean adalah agar mempermudah dalam melakukan data entry
nantinya.
4. Cleaning
Data yang telah di entry diperiksa kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang terjadi, seperti kesalahan
pengkodean, ketidak lengkapan data, dan lain-lain.
36
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.10 Etika Penelitian
Penelitian ini sudah lolos kaji etik dan disetujui oleh Tim Komite Etik
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dengan nomor registrasi
051/KEP/FK/2016 (terlampir)
37
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata asupan lemak total adalah 26,09
± 7,29 %kkal dengan nilai minimal 12,6 %kkal dan nilai maksimal 45,66 %kkal .
Rata-rata asupan lemak jenuh adalah 10,01 ± 3,35 %kkal dengan nilai minimal 2,73
dan nilai maksimal 25,95 . Rata-rata asupan lemak tidak jenuh tunggal adalah 4,01
± 1,63 %kkal dengan nilai minimal 1,07 dan nilai maksimal 10,01. Rata-rata asupan
lemak tidak jenuh jamak adalah 2,92 ± 1,27 %kkal dengan nilai minimal 0,76 dan
nilai maksimal 9,21 . Rata-rata asupan lemak omega 3 adalah 0,5 ± 0,3 %kkal
dengan nilai minimal 0,14 dan nilai maksimal 9,21 .
38
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Asupan Lemak Total
55.13% 44.16%
Optimal Tinggi
47.80% 52.17%
Optimal Tinggi
97.83%
Kurang Optimal
98.91%
Rendah Tinggi
39
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Asupan Omega 3
41.31%
58.69%
Rendah Optimal
Dari gambar 5.1 diatas dapat dilihat bahwa asupan lemak total pada pegawai
dikatakan tinggi dengan persentase 9,78 %. Pada asupan lemak jenuh terdapat
47,80 % pegawai dikatakan tinggi. Pada asupan lemak tidak jenuh tunggal
dikatakan sangat rendah yaitu sebesar 98,91 %. Pada asupan lemak tidak jenuh
jamak bahwa 97,83 % pegawai rendah. Pada asupan lemak omega 3 bahwa 58,69
% pegawai kurang dari yang dianjurkan.
40
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Kolesterol Total
38.00%
36.00%
34.00%
32.00%
30.00% 35.86%
33.69%
28.00% 30.43%
26.00%
Optimal Batas Normal Tinggi
Tinggi
Kolesterol LDL
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 41.30% 33.69%
10.00%
11.95% 11.95%
0.00% 1.08%
Optimal Mendekati batas tinggi sangat
optimal normal tinggi
tinggi
Trigliserida
80.00%
60.00%
40.00%
67.39%
20.00%
18.47% 14.13%
0.00% 0.00%
Optimal batas TInggi Sangat
normal tinggi
tinggi
Kolesterol HDL
80.00%
60.00%
40.00%
69.56%
20.00%
30.43%
0.00%
Rendah Tinggi
Gambar 5.2 Distribusi Profil Lipid berdasarkan kriteria NCEP ATP III
41
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Dari gambar 5.2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi kadar kolesterol total
pada pegawai dikatakan tinggi dengan persentase 30,43 %. Pada kolesterol LDL
terdapat 13,03 % pegawai dikatakan tinggi. Pada kolesterol HDL bahwa 69,56 %
pegawai tinggi dan trigliserida pegawai 14,13% dikatakan tinggi. Kesimpulannya
sebagian besar profil lipid pegawai sesuai dengan anjuran NCEP ATP III.
Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi positif tidak bermakna
antara asupan lemak total, lemak tidak jenuh tunggal , lemak tidak jenuh jamak,dan
omega 3 dengan kolestrol total (p>0,05) . Korelasi negatif tidak bermakna antara
asupan lemak jenuh dengan kolesterol HDL (p>0,05).
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi positif tidak bermakna
antara asupan lemak jenuh, lemak tidak jenuh jamak dan omega 3 dengan
42
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
trigliserida (p>0,05). Korelasi negatif tidak bermakna antara asupan lemak total,
lemak tidak jenuh tunggal dengan trigliserida (p>0,05).
Pada tabel 5.5 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi negatif dengan kekuatan
rendah dan bermakna antara asupan lemak jenuh dengan kolestrol HDL ( r = -0,211
, p= <0,05). Korelasi negatif tidak bermakna antara asupan lemak total, lemak tidak
jenuh tunggal , lemak tidak jenuh jamak,dan omega 3 dengan kolesterol HDL
(p>0,05).
Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa terdapat korelasi positif tidak bermakna
antara asupan lemak total, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh jamak dan
omega 3 dengan kolesterol LDL (p>0,05) . Korelasi negatif tidak bermakna antara
asupan lemak jenuh dengan kolesterol LDL (p>0,05).
43
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB VI
PEMBAHASAN
44
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
dan tinggi kalori. Masyarakat perkotaan yang hidup dengan mobilitas yang tinggi
dan sibuk, cenderung mengonsumsi makan siap saji dan tinggi kalori. Berbeda
dengan masyarakat pendesaan dengan pola makan rendah lemak, serta rendah
kalori.
Penelitian yang dilakukan oleh Rustika (2005) di Jakarta menunjukan
bahwa rata-rata asupan lemak total sebesar 26,52%. 48 Penelitian ini tidak berbeda
jauh dengan penelitian diatas. Penelitian tersebut meneliti masyarakat perkotaan di
Jakarta yang cenderung mengonsumsi makanan siap saji yang tinggi akan kalori,
rendah serat, tinggi lemak terutama kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol.
Menurut Riskesdas (2010) , kontribusi asupan lemak pada masyarakat yang
tertinggi adalah masyarakat yang bekerja sebagai pegawai dengan nilai sebesar
28,6% kkal , sedangkan kontribusi asupan lemak pada petani,nelayan atau buruh
sebesar 23,3% kkal.4 Hal ini disebabkan pada pegawai cenderung mengonsumsi
dengan pola masyarat perkotaan yang cenderung mengonsumsi lemak jenuh ,serta
tinggi kalori yang berasal dari lemak hewani. Pada petani, nelayan dan buruh
cenderung mengonsumsi makanan lemak nabati serta mengonsumsi ikan-ikanan.
Masyarakat pendesaan dengan tingkat ekonomi yang rendah tidak selalu
mengonsumsi sumber lemak setiap makan.
45
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
tinggi menyebabkan hambatan pada absorbsi lemak. Jika asupan rendah serat, maka
asupan lemak jenuh akan di absorbsi oleh usus akan mudah.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Yuliantini (2015) yang
mendapatkan rata-rata asupan lemak jenuh sebesar 21,9 %kkal.50 Perbedaan ini
disebabkan pengambilan populasi yang berbeda. Penelitian tersebut mengambil
populasi pada penderita penyakit jantung di poli penyakit jantung RSUD Dr. M
Yunus di Bengkulu . Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular disebabkan oleh
faktor risiko dislipidemia.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Rustika (2005) yang mendapatkan
rerata lemak jenuh sebesar 15,54 %kkal.48 Hal ini disebabkan pola makan populasi
tersebut yang mengonsumsi lemak dengan kontribusi terbesar lemak yang berasal
dari makanan gorengan sekitar 70%. Asupan makanan gorengan diketahui memiliki
kontribusi lemak jenuh yang tinggi. Pada proses penggorengan sebagian ikatan
rangkap akan menjadi jenuh karena terjadinya reaksi oksidasi antara oksigen
dengan ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemak. Kualitas minyak goreng
yang rendah juga mengakibatkan tejadinya hidrolisa dan pemutusan ikatan rangkap.
51
Pada penelitian ini, asupan lemak jenuh dikatakan tidak terlalu tinggi.
Asupan lemak jenuh sebagian besar pegawai dikatakan normal. Secara teori, asupan
lemak jenuh yang tinggi yaitu diatas 10% dapat mengakibatkan terjadinya
dislipidemia. Orang yang dislipidemia cenderung mengonsumsi lemak yang tinggi
terutama lemak jenuh dan kolesterol seperti ( udang, jeroan,dll) . Lemak jenuh yang
tinggi akan meningkatkan kolesterol LDL membuat terjadinya penimbunan di
dinding pembuluh darah. Kolesterol LDL ini melekat karena mengalami oksidasi,
sehingga timbulnya plak di dinding pembuluh darah atau disebut dengan
aterosklerosis. Aterosklerosis menjadi faktor risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular.
46
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
membuktikan bahwa sebagian besar responden kurang akan asupan lemak tidak
jenuh tunggal (MUFA).
Pada penelitian ini lebih rendah daripada yang diteliti oleh Delmi (2005)
bahwa didapatkan rata-rata nilai lemak tidak jenuh tunggal adalah 7,9 %kkal.
Asupan lemak tidak jenuh tunggal pada penelitian Delmi (2005) juga kurang dari
yang dianjurkan. Sumber dari lemak tidak jenuh tunggal adalah minyak zaitun,
kedelai, minyak tanah,dll merupakan berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
penelitian Delmi (2005) justru tinggi akan asupan lemak hewani yang mengandung
lemak jenuh. Masyarakat cenderung menggunakan minyak kelapa sawit yang
mengandung lebih banyak lemak jenuh.
Pada penelitian ini lebih rendah dari penelitian Panza (2004) yang meneliti
asupan lemak tidak jenuh tunggal di negara Italia. Pada penelitian tersebut
mendapatkan asupan lemak tidak jenuh tunggal yaitu sebesar 17,6% dari total
energi kalori. Penelitian tersebut mendapatkan populasi besar pada orang yang
berusia 65-84 tahun. Penyebab rerata asupan lemak tidak jenuh tunggal yang tinggi
pada penelitian tersebut disebabkan karena pola makanan masyarakat yang sering
mengonsumsi lemak tidak jenuh tunggal yang berasal dari minyak zaitun. 88%
asupan lemak tidak jenuh tunggal pada penelitian tersebut berasal dari minyak
zaitun.52 Minyak zaitun merupakan salah satu sumber dari lemak tidak jenuh
tunggal yang mengandung asam lemak oleat dan asam lemak palmatat.
Pada penelitian ini bahwa asupan lemak tidak jenuh tunggal dikatakan
rendah. Hal ini disebabkan pola dan kebiasaan masyarakat yang jarang
mengonsumsi makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh tunggal. Masyarakat
lebih menggunakan kelapa sawit yang kaya akan lemak jenuh. Berbeda dengan
daerah di mediteranian yang sering menggunakan minyak zaitun untuk memasak
masyarakat disana.
47
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Penelitian ini juga lebih rendah dibandingkan penelitian Delmi (2005)
bahwa didapatkan nilai rata-rata lemak tidak jenuh jamak yaitu 4,9 % dari total
kalori.46 Kedua penelitian ini sebagian besar asupan lemak tidak jenuh jamak
berada dalam batas rendah. Lemak tidak jenuh jamak banyak ditemukan pada
minyak nabati dan minyak ikan. Asupan lemak kedua penelitian diatas cenderung
rendah disebabkan diet tinggi lemak yang mengandung lebih banyak lemak jenuh
yang terdapat dalam makanan lemak hewani.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Yurika (2014) di Kota Pekanbaru
yang mendapatkan proporsi asupan lemak tidak jenuh jamak (PUFA) 97%
responden sesuai anjuran. Perbedaan ini disebabkan karena pola masyarakat yang
sering mengonsumsi tahu dan tempe. Tahu dan tempe merupakan sumber dari
lemak tidak jenuh jamak (PUFA).53 Pada penelitian ini pegawai kurang akan makan
bersumber lemak tidak jenuh jamak. Pegawai lebih banyak mengonsumsi makanan
bersumber lemak jenuh seperti daging, telur, dan makanan bersantan.
Penelitian ini lebih rendah juga dari penelitian Dilla (2011) mendapatkan
rerata asupan lemak tidak jenuh jamak yaitu 6,43 % dari total energi.54 Penelitian
tersebut menggunakan data sekunder pada 378 pegawai perusahaan minyak dan gas
di Kalimantan Timur. Pegawai tersebut diberikan menu makanan yang kaya akan
akan kedelai setiap harinya seperti tahu dan tempe serta pegawai yang dinas malam
diberikan menu tambahan yang mengandung minyak biji bunga matahari dan
minyak jagung. Sumber makanan tersebut diketahui merupakan sumber yang tinggi
akan lemak tidak jenuh jamak (PUFA).
Pada penelitian ini dikatakan bahwa asupan lemak tidak jenuh jamak nya
adalah rendah. Ini disebabkan pola dan kebiasaan masyarakat yang rendah dalam
mengonsumsi makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh jamak seperti olahan
kedelai, minyak jagung, dan lainnya. Masyarakat sudah terbiasa dengan
mengonsumsi lemak hewani dan mennggunakan minyak sawit digunakan dalam
memasak.
6.2.3 Omega 3
Rata-rata asupan lemak omega 3 adalah 0,5 ± 0,3 %kkal . Angka Kecukupan
Gizi Indonesia tahun 2013 untuk menganjurkan asupan omega 3 antara umur 50-64
tahun yaitu 0,5% kkal . 42 Laporan dari WHO di Geneva (2008), bahwa dilaporkan
48
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
omega 3 yang optimal sekitar 0,5 %- 2,0 % dari total kalori. 49 Dari data penelitian
ini , bahwa 58,6% pegawai kurang akan asupan omega 3 nya.
Pada penelitian Suzuki (2004) mendapatkan rata-rata asupan lemak omega
3 di Jepang adalah sebesar 1,52 % dari total energi. Tingginya asupan lemak di
Jepang disebabkan sumber asupan lemak omega-3 nya adalah 37% dari minyak
nabati, 35% dari lemak yang berasal dari ikan-ikan (seperti ikan salmon) , 11% dari
produk-produk kedelai, 4% dari sereal. 32
Pada penelitian Garneau (2012) mendapatkan rata-rata asupan lemak omega
3 di Prancis-Kanada adalah sebesar 2,57 % dari total energi.55 Tingginya asupan
lemak omega 3 di penelitian tersebut disebabkan kebiasaan mereka mengonsumsi
sumber asupan omega 3 yang berasal dari minyak nabati dan minyak ikan yang
dikonsumsi sehari-hari.
Pada penelitian ini asupan omega 3 pada laki-laki pegawai negeri sipil di
kantor kecamatan kota Padang masih dalam batas normal. Hal ini disebabkan
asupan lemak yang kaya omega 3 seperti ikan-ikan ternyata setiap minggunya
selalu di konsumsi oleh laki-laki PNS kota Padang. Omega 3 merupakan salah satu
asam lemak tidak jenuh jamak. Sumber dari omega-3 banyak ditemukan di minyak
nabati/sayur dan minyak ikan. 32 .
49
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
tahun keatas. Perbedaan usia ternyata berpengaruh terhadap perbedaan kolesterol
total, semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi kadar kolesterol nya.
Penelitian Kamso (2007) mendapatkan nilai rata-rata kolesterol total pada
19
lansia laki-laki di kota Padang sebesar 246 mg/dl . Perbedaan ini disebabkan
populasi yang diambil merupakan kelompok lansia umur 55-85 tahun. Perbedaan
usia akan mempengaruhi kolesterol di dalam darah.
Penelitian ini sejalan dengan studi di Jordania (2010) menunjukan, rata-rata
kadar total kolesterol usia 50-59 tahun sebesar 212,1 mg/dl lebih tinggi
29
dibandingkan rata-rata pada usia 25-29 tahun sebesar 154,8 mg/dl. Hal ini
disebabkan semakin tua seseorang aktifitas reseptor LDL akan semakin berkurang.
Sel reseptor LDL berfungsi sebagai hemostasis pengatur peredaran kolesterol
dalam darah dan banyak terdapat dalam hati,kelenjar gonad dan kelenjar adrenal.
Apabila sel reseptor ini terganggu maka kolesterol total akan meningkat dalam
sirkulasi darah.57
Pada usia semakin tua aktifitas fisik juga akan cenderung berkurang,
padahal untuk dapat mempertahankan kadar kolesterol normal pada pria dibutuhkan
sampai 2000-2500 kalori lemak yang dibakar sehari. Dengan aktifitas fisik dan
olahraga yang kurang dapat menyebabkan pada usia tua kolesterol yang ada tidak
dapat mengalami proses metabolisme dan pembakaran yang sempurna, dalam hal
ini kolesterol yang ada semakin menumpuk dalam pembuluh darah. 57
50
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
tersebut terletak pada usia populasi yang diambil. Penelitian tersebut mengambil
populasi dengan usia 40 tahun keatas. Perbedaan usia ternyata berpengaruh
terhadap perbedaan kolesterol LDL, semakin tinggi usia seseorang maka semakin
tinggi kadar kolesterol LDL nya. Penelitian ini sejalan dengan studi di Jordania
(2010) menunjukan, rata-rata kadar kolesterol LDL usia 50-59 tahun sebesar 131,9
mg/dl lebih tinggi dibandingkan rata-rata pada usia 25-29 tahun sebesar 95,5 mg/dl.
29
51
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
diambil. Penelitian tersebut mengambil populasi dengan usia 18 tahun keatas.
Penelitian tersebut tidak berbeda jauh dengan penelitian ini. Hal ini disebabkan
bahwa usia tidak mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Penelitian Michael (2013)
menyatakan bahwa yang mepengaruhi HDL seiring usia adalah aktifitas
antioksidatif yang terkandung dalam HDL tersebut, sehingga akan membuat
terjadinya peningkatan stress oksidatif didalam tubuh. 59
Pada penelitian Hatma (2011) rata-rata kolesterol HDL pada laki-laki diatas
56
40 tahun masyarakat sunda sebesar 34,37 mg/dl . Ini lebih rendah dari penelitian
ini. Diketahui bahwa etnis sunda tersebut memiliki porsi berat badan dan aktivitas
merokok yang lebih tinggi daripada etnis minang. Ini disebabkan karena berat
badan yang berlebih dan aktivitas merokok akan menurunkan kadar kolesterol
HDL. Akibat dari penyerapan nikotin yang terkandung dalam rokok sehingga
memicu pelepasan katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan. Pelepasan
hormon ini akan mengaktivasi adenil siklase pada jaringan adiposa, sehingga akan
meningkatkan lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas ke dalam plasma, yang
selanjutnya akan dimetabolisme di hepar. Peningkatan kadar hormon pertumbuhan
dan katekolamin menyebabkan peningkatan pelepasan insulin dalam darah,
sehingga aktivitas lipoprotein lipase (LPL) akan menurun. Hal ini menyebabkan
perubahan profil lipid serum, diantaranya peningkatan kadar kolesterol total,
VLDL, LDL, trigliserida dan penurunan kadar HDL. 7
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Delmi (2005) didapatkan nilai 44
46
mg/dl. Penelitian tersebut mengambil populasi pada pasien rawat jalan yang
mengunjungi poliklinik RSUP Dr. M Jamil Padang. Dengan usia yang dibawah 45
tahun. Penelitian Kamso (2007) mendapatkan nilai rata-rata kolesterol HDL pada
wanita di kota Padang sebesar 47 mg/dl . 19 Menurut Framingham Heart Study pria
mempunyai resiko lebih tinggi terjadi hiperkolesterolemia daripada wanita, hal ini
dikarenakan tingkat kolesterol HDL pada wanita lebih tinggi daripada pria.30
6.3.3 Trigliserida
Rata-rata kadar trigliserida adalah 139,11 ± 75,8 mg/dl dengan nilai
minimal 56 mg/dl dan nilai maksimal 447 mg/dl . Berdasarkan kategori NCEP ATP
III 13 bahwa 67,39 % pegawai berada kategori optimal yang sesuai dengan anjuran.
Rerata trigliserida pada penelitian ini tergolong dalam batas normal tertinggi.
52
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Dilihat dari asupan lemak total nya yang masih dalam batas normal tinggi.
Trigliserida pun akan sesuai dengan asupan lemak totalnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwantyastuti (2005) mendapatkan
nilai rata-rata trigliserida pada laki-laki berumur 55-85 tahun di Jakarta sebesar
58
147.84 mg/dl. Sampel penelitian tersebut terdapat berat badan berlebih dan
penderita diabetes . Penelitian di Korea oleh Euh Roh (2013) rata-rata kadar
trigliserida pada laki-laki di Korea yaitu sebesar 154,9 mg/dl.60 Penelitian tersebut
49,3 % responden menderita diabetes.
Peningkatan trigliserida, kolesterol total, LDL serta penurunan kadar HDL
sering berhubungan dengan kegemukan. 27 Orang yang mengalami diabetes akibat
terjadinya hiperinsulinemia mempengaruhi kadar lipid. Hiperinsulinemia
nampaknya akan meningkatkan síntesis LDL di hati dan selanjutnya meningkatkan
kadar trigliserida dan kolesterol LDL. Resistensi terhadap aksi insulin pada
lipoprotein lipase di jaringan perifer juga berpengaruh terhadap peningkatan
trigliserida dan kolesterol LDL.8
53
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Penelitian ini sesuai dengan penelitian epidemiologi oleh Arlene (1997)
bahwa didapatkan pada laki-laki bahwa terdapat korelasi positif tidak bermakna
pada lemak total (r = 0,08), korelasi negatif tidak bermakna pada lemak jenuh (r=
61
-0,05) dan lemak tidak jenuh jamak (r= -0,06) dengan kolesterol darah. Studi
cross sectional lainnya mencatat tidak ada atau hubungan yang sangat lemah antara
variabel diet lemak dengan kolesterol darah dan profil lipid. Tidak ada hubungan
yang signifikan antara variabel diet lemak dengan kolesterol total dalam sebuah
penelitian kecil terhadap pegawai bank pria Inggris. 61
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Caggiula AW (1997) yaitu penelitian
hubungan antara asam lemak dan konsentrasi kolesterol darah lainnya kurang
konsisten walaupun koefisien untuk PUFA biasanya positif dan kolesterol diet
positif. 61 Data untuk hubungan positif dengan PUFA tidak sesuai dengan data dari
penelitian eksperimental di mana PUFA terbukti mengurangi kolesterol total darah.
Penelitian tersebut menyatakan keterbatasan dalam rancangan penelitian mereka
yaitu dengan mengunakan ukuran sampel yang relatif kecil.
Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Banyak
faktor yang mempengaruhi profil lipid yaitu asupan karbohidrat, merokok, tingkat
stress, aktivitas fisik, genetik, asupan serat serta diet lemak yang tinggi. Penelitian
ini telah melakukan eksklusi pada faktor perokok berat, glukosa darah yang tinggi,
aktivitias fisik berat. Pada asupan lemak responden masih dikatakan normal sesuai
hasil penelitian, sehingga menyebabkan asupan lemak belum cukup meningkatkan
profil lipid. Pada asupan serat yang tinggi dapat menyebabkan efek hipokolestrol
melalui mekanisme peningkatan viskositas kandungan intestinal sehingga dapat
menurunkan reabsorbsi asam empedu serta memperlambat absorbsi lemak,
sehingga meningkatkan ekskresi asam empedu dan menurunkan asupan energi
secara keseluruhan. Pada penelitian ini tidak ditanyakan mengenai asupan serat dari
responden.
Meskipun ada bukti eksperimental yang substansial bahwa konsentrasi
kolesterol total dan LDL dapat diubah secara nyata dengan komposisi lemak diet,
kurangnya bukti epidemiologi yang tidak pasti dari penelitian populasi telah
mempertanyakan kontribusi lemak makanan dan kolesterol terhadap konsentrasi
lipid plasma. Salah satu masalah utama dalam menentukan hubungan ini adalah
54
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
bahwa proporsi varian dalam konsentrasi kolesterol yang dapat dikaitkan dengan
diet relatif rendah. Konsentrasi kolesterol plasma juga dipengaruhi oleh banyak
gaya hidup genetik dan gaya hidup yang dikendalikan secara hati-hati dalam
pengaturan eksperimental namun tidak mudah ditangani pada populasi umum. 61
Secara umum, lemak diet tidak berkorelasi dengan konsentrasi kolesterol
61
total, LDL, atau HDL pada peserta kulit hitam. Penelitian tersebut menjadi
pertimbangan bahwa terjadi perbedaan korelasi yang disebabkan ras dan etnik
tertentu. Faktor lainnya seperti pada proses pengolahan makanan dapat
mempengaruhi komposisi asam lemak yang terdapat dalam makanan. 46
55
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Triasilgliserol di hepar dan semakin tinggi kadar Trigliserida dalam darah.64
Peningkatan kadar trigliserida yang terjadi pada diet tinggi karbohidrat disebabkan
karena asupan makanan yang tinggi akan karbohidrat, akan meningkatkan kadar
fruktose 2,6 bifosfat sehingga fosfofruktokinase-1 menjadi lebih aktif dan terjadi
rangsangan terhadap reaksi glikolisis. Reaksi glikolisis yang meningkat ini akan
menyebabkan glukosa yang diubah menjadi asam lemak juga meningkat. Asam
lemak bebas inilah yang kemudian bersama-sama dengan gliserol membentuk
Triasilgliserol (TG). Sehingga sama halnya dengan diet tinggi lemak, semakin
tinggi karbohidrat yang dikonsumsi, akan semakin tinggi pula kadar Triasilgliserol
didalam darah .
Pada penelitian ini, asupan lemak pada responden dikatakan sesuai anjuran
ataupun masih rendah. Asupan lemak dan asupan pegawai belum dapat mendorong
terjadinya peningkatan profil lipid. Pada penelitian ini belum bisa menggambarkan
hubungan trigliserida oleh asupan lemak omega 3 disebabkan rendahnya sampel
dan sangat rendahnya asupan lemak omega 3 pada semua responden yang dapat
meningkatkan nilai dari profil lipid.
56
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
secara teratur, akan mengurangi kadar trigliserida plasma tanpa mempengaruhi
kadar kolesterol HDL.66
Penelitian ini sesuai dari penelitian lain yang menyatakan hubungan asupan
lemak jenuh dengan kolesterol HDL. Hal ini disebabkan diet asam lemak jenuh
akan menyebabkan penurunan pada Apolipoprotein A-1 yang merupakan penyusun
utama HDL, sedangkan pemberian diet tinggi asam lemak tidak jenuh tunggal akan
meningkatkan Apolipoprotein A-1. Apolipoprotein A-1 sebagai salah satu
komponen utama dari HDL berfungsi menurunkan pembentukan LDL teroksidasi.
LDL teroksidasi ini akan menyebabkan peningkatan risiko terjadinya aterosklerosis
sehingga semakin tinggi HDL, semakin melindungi LDL terhadap terjadinya
oksidasi karena pengaruh radikal bebas. 64
Pada penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian diatas, disebabkan
oleh beberapa faktor seperti asupan lemak yang belum dapat meningkatkan nilai dari
profil lipid karena asupan responden masih kurang dan beberapa dalam sesuai anjuran.
57
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
tersebut terdapat korelasi negatif walau tidak bermakna. Ini dapat disebabkan oleh
sedikitnya sampel yang belum bisa menggambarkan hubungan keduanya.
Penelitian Sartika (2008) menyatakan PUFA dapat menurunkan kolesterol LDL,
tetapi dapat menurunkan HDL, sebaliknya MUFA dapat menurunkan K-LDL dan
meningkatkan K-HDL.33 Korelasi dari penelitian ini sesuai dengan penelitian diatas
walaupun tidak signifikan. Ini disebabkan rendahnya asupan lemak responden yang
belum dapat meningkatkan kadar profil lipid.
Pada penelitian Goh YK dan clandinin MT (1997) , bahwa
kadar kolesterol LDL tidak terpengaruh oleh omega 3 . Disimpulkan bahwa asupan
asam lemak omega 3 sederhana, seperti yang bisa didapat dari mengkonsumsi ikan
secara teratur, akan mengurangi kadar trigliserida plasma tanpa mempengaruhi
kadar kolesterol LDL 66
Secara teori ,asupan tinggi lemak terutama lemak jenuh dapat meningkatkan
konsentrasi kadar LDL. Kandungan lemak jenuh (SFA) dapat meningkatkan kadar
LDL melalui mekanisme penurunan sintesis dan aktivitas reseptor LDL. Lemak
jenuh mempengaruhi kadar LDL dalam darah dengan memperlambat clearance
trigliserida pada mekanisme reverse cholesterol transport. Mekanisme ini
membawa kolesterol dari jaringan ke hati. Hati akan menghilangkan kilomikron,
dan kolesterol dikemas kembali untuk ditransport dalam darah dalam bentuk VLDL
dan berubah menjadi LDL. Lemak jenuh merupakan penyebab utama peningkatan
LDL, karenan peningkatan lemak jenuh akan menurunkan aktivitas pengambilan
LDL oleh reseptor LDL dan menurunkan ekskresi kolestrol dalam pembukuh darah.
Reseptor LDL yang kurang dapat menyebabkan LDL banyak yang tidak tertangkap
oleh reseptor LDL. Akibatnya kadar LDL akan meningkat dan akan lebih lama
berada dalam sirkulasi hingga kemungkinan teroksidasi lebih besar. LDL
teroksidasi inilah yang sangat aterogenik. 68
Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi
kadar LDL selain pola makan tinggi lemak juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik.
Aktivitas teratur akan meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase (LPL) dan
menurunkan aktivitas enzim hepatic lipase. Lipoprotein lipase membantu
memindahkan LDL dari darah ke hati, kemudian diubah menjadi empedu atau
58
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
disekresikan sehingga kadar LDL menurun. Asupan lemak pegawai pada penelitian
ini dikatakan belum dapat meningkatkan kadar dari profil lipid.
59
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan asupan lemak dengan
profil lipid pada laki-laki pegawai negeri sipil di kecamatan kota Padang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Rerata asupan lemak total , lemak jenuh dan omega 3 pada laki-laki
pegawai negeri sipil dikantor kecamatan dalam batas normal sedangkan
rerata asupan lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh jamak
termasuk rendah.
2. Rerata profil lipid pada laki-laki pegawai negeri sipil di kantor
kecamatan kota Padang termasuk dalam batas normal tertinggi.
3. - Tidak terdapat korelasi antara asupan lemak (asupan lemak total,
lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh jamak dan
omega 3 ) dengan kadar kolesterol
- Tidak terdapat korelasi antara asupan lemak (asupan lemak total,
lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh jamak dan
omega 3 ) dengan kadar trigliserida
- Tidak terdapat korelasi asupan lemak (asupan lemak total, lemak
jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, lemak tidak jenuh jamak dan omega
3 ) dengan kadar LDL
- Tidak terdapat korelasi asupan lemak total, lemak tidak jenuh
tunggal, lemak tidak jenuh jamak dan omega 3 dengan kadar HDL dan
terdapat hubungan bermakna dengan korelasi negatif kekuatan rendah
pada hubungan asupan lemak jenuh dengan kadar HDL.
60
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
7.1 Saran
61
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization . The top 10 causes of death. 2017.
http://www.who.int/mEdiacentre/factsheets/fs310/en/ - Diakses Oktober
2017
2. Nelson RH. Hyperlipidemia as a Risk Factor for Cardiovascular Disease
Robert. Prim Care. 2014;40(1):195–211.
3. Benjamin EJ, Blaha MJ, Chiuve SE, Cushman M DS. Heart Disease and
Stroke Statistics 2017 At-a Glance. Association, American Heart, American
Stroke Association. 2017.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI. Riset Kesehatan Dasar. 2010.
5. Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI. Data Riset Kesehatan Dasar.
Pusdatin Kementrian Kesehat RI. 2013.
6. Grundy SM, Cleeman JI, Bairey Merz CN, Brewer HB, Clark LT,
Hunninghake DB, et al. Implications of recent clinical trials for the National
Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III guidelines.
Circulation. 2004;110(2):227–39.
7. Supriyono M. Faktor-faktor Risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
Penyakit Jantung Koroner pada Kelompok Usia < 45 Tahun. Vol. 1,
Universitas Sumatera Utara. 2014.
8. MS Anam. Pengaruh Intervensi Diet dan Olahraga terhadap Indeks Massa
Tubuh, Kesegaran Jasmani, hsCRP dan Profil Lipid pada Anak Obesitas.
Universitas Dipenogoro; 2010.
9. Anwar TB. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Universitas Sumatera
Utara. 2004.
10. Manttari M, Elo O, Frick MH, Haapa K, heinonen OP, Heinsalmi P, et al.
The Helsinki Heart Study: basic design and randomization procedure. Eur
Hear J . 1987;Suppl I:1–29.
11. Gordon T, Castell WP, Hjortland MC, Kannel WB, Dawber TR. High
density lipoprotein as a protective factor against coronary heart disease: The
Framingham study. Am J Med .1977 ; 62(5) : 707–14.
12. Jellinger PS, Handelsmn Y, Rosenblit PD, Bloomgarden ZT, Fonseca VA,
Garber AJ, et al. American Association of Clinical Endocrinologists and
American College of Endocrinology Guidelines for Management of
Dyslipidemia and Prevention of Cardiovascular Disease. Endocr
Pract.2017;23(Supplement2):1–87.
13. National Institute of Health. ATP III Guidelines At-A-Glance Quick Desk
Reference. [NCEP] Natl Cholest Educ Progr ATP III. 2001;329(3):925–9.
14. MF.Adam J. Dislipidemia. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta
Pusat: Interna Publishing; 2014. p. 2549.
15. Enas EA, Senthilkumar A, Chennikkara H, Bjurlin MA. No Prudent diet
and preventive nutrition from pediatrics to geriatrics: current knowledge and
practical recommendations.Title. Indian Hear J. 2003;55(310–38).
16. Tuminah S. Peran Kolesterol HDL Terhadap Penyakit Kardiovaskular dan
Diabetes mellitus. Gizi Indon. 2009;32(1):69–76.
17. Feryadi R, Sulastri D, Kadri H. Hubungan Kadar Profil Lipid dengan
Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang
Tahun 2012. J Kesehat Andalas. 2014;3(2):206–11.
62
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
18. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ, Berry JD, Blaha MJ, et al.
Heart Disease and Stroke Statistics - 2014 Update: A report from the
American Heart Association. Vol. 129, Circulation. 2014.
19. Kamso S. Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota
Padang. J Kesehat Masy Nas. 2007;2:73–7.
20. Wiardani NK, Putu P, Sugiani S, Made N, Gumala Y. Konsumsi lemak total
, lemak jenuh , dan kolesterol sebagai faktor risiko sindroma metabolik pada
masyarakat perkotaan di Denpasar. 2011;7(3):107–14.
21. Mohebi-Nejad A, Bikdeli B. Omega-3 supplements and cardiovascular
diseases. Tanaffos. 2014;13(1):6–14.
22. K.Murray R, K.Granner D, Rodwell VW. Lipid yang Penting Secara
Fisiologis. In: Wulandari N, editor. Biokimia harper. EGC; 2009. p. 709.
23. Mahan LK, Escott-Stump S. Krause’s food & nutrition therapy. 12th ed. L.
Kathleen Mahan and Sylvia Escott-Stump., editor. United States: St. Louis,
Mo. Elsevier Saunders, c2008; 2008. 1352 p.
24. Hardinsyah, Riyadi H, Napitupulu V. Kecukupan energi, protein, lemak dan
karbohidrat. Dep Gizi FK UI. 2012;2004(Wnpg 2004):1–26.
25. Mamat. Fakto-faktor yang berhubungan Dengan Kadar Kolesterol HDL
pada keluarga di Indonesia (Analisis Data Sekunder IFLS 2007/2008).
2012.
26. Fathila L, Edward Z, Rasyid R. Gambaran Profil Lipid pada Pasien Infark
Miokard Akut di RSUP M . Djamil Padang Periode 1 Januari 2011 - 31
Desember 2012. J Kesehat Andalas. 2015;4(2):513–8.
27. Kamso S, Purwantyastuti J. Dislipidemia pada lanjut usia di kota Padang.
Makara Kesehat .2002;6(2):55–8.
28. Daoud E, Scheede-Bergdahl C, Bergdahl A. Effects of Dietary
Macronutrients on Plasma Lipid Levels and the Consequence for
Cardiovascular Disease. J Cardiovasc Dev Dis. 2014;1(3):201–13.
29. Khader YS, Bathieha A, El-Khateeb M, Omari MA, Aljouni K. Prevelance
of dyslipidemia and its associated factors among Jordanian adults. J Clin
Lipidol. 2010;4(1):53–8.
30. Wilson PWF, Abbott RD, Castelli WP. High Density Lipoprotein
Cholesterol and Mortality. 1988;8(6):737–41.
31. Tolfrey K, Campbell IG, Betterham AM. Exercise training induced
alterations in prepubertal children’s lipid-lipoprotein profile. Med Sci Sport
Exerc. 1998;30(12):1648–92.
32. Campbell NA, Reece JB. Biology. Eight Edition. Pearson Education Inc.;
2008. 486 p.
33. Sartika RAD. Pengaruh asam lemak jenuh, tidak jenuh dan asam lemak
trans terhadap kesehatan. Kesehat Masy Nas. 2008;2(4):154–60.
34. Fennema OR. Food Chemistry. Third. Marcel Dekker, Inc. Wisconsin:
Marcel Dekker, Inc; 1996. 321-429 p.
35. Hart H, Crainer L, Hart D, Hadad C. Organic Chemistry. 2011. 580 p.
36. Muller H, Lindman AS, Brantsaeter AL, Pedersen JI. The serum LDL/HDL
cholesterol ratio is influenced more favorably by exchanging saturated with
unsaturated fat than by reducing saturated fat in the diet of women. J Nutr.
2003;133(22):78–83.
63
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
37. Tuminah S. Efek Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak Tak Jenuh “Trans”
Terhadap Kesehatan. Media Penelit dan Pengembang Kesehat .
2009;XIX(SuplemenII):S13–20
38. K.Murray R, K.Granner D, Rodwell VW. Biosintesis Asam Lemak &
Eikosanoid. In: Wulandari N, editor. Biokimia harper. EGC; 2009. p. 709.
39. Diana FM. Omega 3. J Kesehat Masy .2012;6(2):113–7.
40. E.Hall J, C.Guyton A. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.
twelfth edition. Twelfth Ed. Singapore: Elsevier; 2014. 1151 p.
41. A.Bender D, A.Mayes P. Nutrisi, Pencernaan dan Penyerapan. In: Biokimia
harper. 2009. p. 496–503.
42. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman gizi seimbang. Jakarta Kementeri
Kesehat RI . 2014;44. gizi.depkes.go.id – Diakses Oktober 2017
43. Harinsyah, Tambunan V. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan
Serat Makanan. In: Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan
Globalisasi. Jakarta: LIPI; 2004. p. 317–29.
44. Martianto D, Ariani M. Analisis Perubahan Konsumsi dan Pola Konsumsi
pangan Masyarakat dalam dekade terakhir. In: Ketahanan Pangan dan Gizi
di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI; 2004. p. 183–207.
45. Sunarti, Iwangsiah S. Pengetahuan gizi, sikap dan pola makan dengan profil
lipid darah pada pegawai rumah sakit mata cicendo bandung. Pengetah gizi,
sikap dan pola makan dengan profil lipid darah pada pegawai rumah sakit
mata cicendo bandung. 2010;2(April):23–32.
46. Sulastri D, Rahayuningsih S. Pola Asupan Lemak, Serat, dan Antioksidan,
serta Hubungannya dengan Profil Lipid pada Laki-laki Etnik Minangkabau.
Maj Kedokt Indon. 2005;55(2):61–6.
47. Norata GD, Catapano AL. Molecular mechanisms responsible for the
antiinflammatory and protective effect of HDL on the endothelium. Vasc
Health Risk Manag. 2005;1(2):119–29.
48. Rustika. Asupan asam lemak jenuh dari makanan gorengan dan risikonya
terhadap kadar lipid plasma pada kelompok usia dewasa. [Disertasi].
Jakarta: 2005. Jakarta,Universitas Indones. 2005;38.
49. WHO (World Health Organization ). Interim Summary of Conclusions and
Dietary Recommendations on Total Fat & Fatty Acids Summary of Total
Fat and Fatty Acid Requirements for Adults , Infants ( 0-24 months ) and
Children(2-18years).WHOGeneva.2008.
http://www.who.int/nutrition/topics/FFA_summary_rec_conclusion.pdf -
Diakses Oktober 2017
50. Yuliantini E, Sari AP, Nur E. Hubungan Asupan Energi, Lemak dan Serat
dengan Rasio Kadar Kolesterol Total-HDL. 2015;38(2):139–47.
51. Abdullah. Pengaruh Gorengan Dan Intensitas Penggorengan Terhadap
Kualitas Minyak Goreng. 2007;6(2).
52. Panza F, Solfrizzi V, Colacicco A, D’Introno A, Capurso C, Torres F, et al.
Mediterranean diet and cognitive decline. Public Health Nutr .
2004;7(7):959–63.
53. Utami YM, Rosdiana D, Ernalia Y. Gambaran Asupan Gizi pada Penderita
Sindrom Metabolik di RW 04 Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru. Fak Kedokt Univ Riau. 2014;1(2).
64
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
54. Dilla C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada
Pekerja Onshore Pria Perusahaan Migas X Di Kalimantan Timur Tahun
2008. J Kesehat Masy Nas. 2011;6(3).
55. Garneau V, Rudkowska I, Paradis A, Godin G, Julien P, Pérusse L, et al.
Omega-3 fatty acids status in human subjects estimated using a food
frequency questionnaire and plasma phospholipids levels. Garneau al Nutr
J . 2012;11(1):1.
56. Hatma RD. Lipid profiles among diverse ethnic groups in Indonesia. Acta
Med Indones. 2011;43:4–11.
57. Listiana L, Purbosari TY. Kadar Kolesterol Total Pada Usia 25-60.
2000;36–40.
58. Purwantyastuti, Kamso S, Suyatna FD. Lipid peroxides level in the
Indonesian elderly. Med J Indones. 2005;14(2):71–7.
59. Holzer M, Trieb M, Konya V, Wadsack Ch, Heinemann A, Marsche G.
Aging Affects High-Density Lipoprotein composition and function.
Biochim Biophys Acta. 2013;1831(9):1442–1448.
60. Roh E, Ko S, Kwon H, Kim NH, Kim JH, Kim CS, et al. Prevalence and
Management of Dyslipidemia in Korea : Korea National Health and
Nutrition Examination Survey during 1998 to 2010. 2013;433–49.
61. Caggiula AW, Mustad VA. Effects of dietary fat and fatty acids on coronary
artery disease risk and total and lipoproteincholesterol concentrations :
epidemiologic. Am J Gun Nutr. 1997;65:1597s–610s.
62. Schwingshackl L, Hoffmann G. Monounsaturated fatty acids and risk of
cardiovascular disease: Synopsis of the evidence available from systematic
reviews and meta-analyses. Nutrients. 2012;4(12):1989–2007.
63. Harold E Bays; Ann P Tighe; Richard Sadovsky; Michael H Davidson.
Prescription Omega-3 Fatty Acids and Their Lipid Effects: Physiologic
Mechanisms of Action and Clinical Implications. Expert Rev Cardiovasc
Ther. 2008;6(3):391–409.
64. Tsalissavrina I, Wahono D, Handayani D. Pengaruh Pemberian Tinggi
Karbohdirat dibandingkan diet tinggi lemak terhadap kadar trigliserida dan
HDL Darah pada Rattus novergicus galur wistar. J Kedokt Brawijaya.
2006;XXII(2).
65. Yanai H, Katsuyama H, Hamasaki H, Abe S, Tada N, Sako A. Effects of
Dietary Fat Intake on HDL Metabolism. J Clin Med Res . 2015;7(3):145–9.
66. Goh YK, Jumpsen JA, Ryan EA CM. Effect of omega 3 fatty acid on plasma
lipids, cholesterol and lipoprotein fatty acid content in NIDDM patients.
Diabetologia. 1997;40(1):45–52.
67. Briggs M, Petersen K, Kris-Etherton P. Saturated Fatty Acids and
Cardiovascular Disease: Replacements for Saturated Fat to Reduce
Cardiovascular Risk. Healthcare .2017;5(2):29.
68. Kurniawati F khusnul. Hubungan konsumsi lemak dan aktivitas fisik
dengan kadar kolesterol darah dan kadar LDL pada pasein penyakit jantung
koroner rawat jalan di rumah sakit umum daerah Dr. Moewardi. Univ
Muhammadiyah Surakarta. 2015;
65
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 1.
JADWAL KEGIATAN
BULAN
NO KEGIATAN
9 10 11 12 1 2 3
1 PENGESAHAN JUDUL
2 PEMBUATAN PROPOSAL
3 UJIAN PROPOSAL
5 UJIAN SKRIPSI
66
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 2.
RINCIAN BIAYA
1 TRANSPORTASI Rp 50.000,00
67
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 3.
Kuesioner FFQ
68
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
No. Nama Bahan Makanan Frekuensi Porsi Intake
Hari Mng Bln Thn Urt Gr (Gram)
I. Sumber Karbohidrat
Beras
: : rebus
goreng
Jagung : rebus
goreng
Mie : rebus
goreng
Roti : +mentega
+meses
+selai
+susu kental
Singkong: rebus
goreng
Ubi Jalar : rebus
goreng
kolak
Sagu : lapek
lompong
Pisang batu : goreng
kolak
lapek
rebus
Pisang Jantan : goreng
rebus
Kentang : sup
rebus
goreng
perkedel
Permen
Coklat
Jam /selai
Daging sapi :
69
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
-goreng balado
-gulai
-sup
-soto
-sate/bakar
-semur
-rendang
-lain-lain
Hati :
-goreng/dendeng
-goreng balad
-gulai
-sup
-soto
-sate/bakar
-semur
-rendang
-lain-lain
Telur :
-goreng balado
-gulai
-rebus
-dadar/mata sapi
-teh telur
-telur puyuh : sup
tumis
-lain-lain
Ikan segar :
-goreng balado
-gulai
-rebus/asam padeh
-bakar
-kaleng
-lain-lain
Udang :
-tumis
-goreng balado
-gulai
-lain-lain
Protein Nabati
Tahu :
-goreng
70
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
-goreng balado
-gulai
-rebus (asam padeh)
-lain-lain
Tempe :
-goreng
-goreng balado
-tumis
-gulai
-rebus (asam padeh)
-lain-lain
Kacang Tanah :
-goreng
-goreng balado
-tumis
-lain-lain
Kacang-kacangan
-rebus
lain :
-goreng
-lain-lain
III. Sayuran
Kangkung :
-tumis
-rebus
-gulai
-pecal
-lain-lain
Bayam :
-tumis
-rebus
-lain-lain
Daun ubi :
-tumis
-rebus
-gulai
-lain-lain
Kol :
-tumis
-rebus
-mentah
71
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
-lain-lain
Bunga kol :
-tumis
-rebus
-mentah
-gulai
-lain-lain
Wortel :
-tumis
-rebus
-mentah
-lain-lain
Terong :
-tumis
-rebus
-gulai
-lain-lain
Ketimun :
-tumis
-mentah
Salada :
-tumis
-mentah
Tomat :
-goreng
-tumis
-gulai
-rebus
-lain-lain
Labu siam :
-tumis
-rebus
-gulai
-lain-lain
Sawi :
-tumis
-rebus
-gulai
-lain-lain
72
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tauge :
-tumis
-rebus
-mentah
-lain-lain
Kacang panjang
-tumis
-rebus
-gulai
-lain-lain
IV. Buah-buahan
-pisang
-pepaya
-jeruk
-mangga
-nenas
-rambutan
-duku
-durian
-apel
-anggur
-semangka
-salak
-jambu air
-sawo
-nangka
-lain-lain
VI Snack
-lontong
-pulut : rebus
: +santan/nasi
: +kelapa
: lemper
73
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
: lemang
: tape
-kerupuk ubi
-kue ubi
-tape
-nagasari
-pisang goring
-ubi goreng
-bakwan
-risoles
-biskuit
-gado-gado
-pical
-mie bakso
-siomay
-martabak mesir
-pangsit
-rempeyek
-kue bolu
-cake
-lain-lain
Tanggal : …………………………………………….
Jam mulai : …………………………………………….
Selesai : ……………………………………….........
Lama interview : …………………………………………….
Interviewer : …………………………………………….
74
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 3.
FORMULIR PERSETUJUAN
(Informed Consent)
75
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 4.
KUESIONER PENELITIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN
2. Nama Responden : …………………………………
3. Tanggal lahir : …………………………………
4. Umur : …………………………………
5. Institusi Pekerjaan : …………………………………
6. Tanggal Wawancara : …………………………………
7. Alamat : ………………………………….
8. Penyakit yang diderita sudah dikenal :
a. Hipertensi
b. DM
c. Kanker
d. PJK
e. Stroke
f. ……………………
9. Tekanan Darah : 1……….. 2……….. Rata-rata = ……….
10. Obat Penurun Lipid :
Kolesterol Total
Trigliserida
HDL
LDL
76
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 5.
77
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Lampiran 6.
Log_PSSOMEG
kolesterol total LDL Log_trigliserida Log_HDL PSFAT PSSAFA PSMUFA Log_PSSPUFA A3
N 92 92 92 92 92 92 92 92 92
Normal Parametersa,b Mean 218.0652 128.8043 2.0933 1.6393 26.0906 10.0178 4.0186 .4310 .0446
Std. Deviation 37.46729 26.71923 .20172 .08494 7.28979 3.35703 1.62945 .17639 .25059
Most Extreme Differences Absolute .038 .058 .059 .060 .063 .072 .084 .087 .062
Positive .032 .058 .059 .060 .063 .072 .084 .087 .058
Negative -.038 -.045 -.046 -.046 -.048 -.058 -.059 -.063 -.062
Test Statistic .038 .058 .059 .060 .063 .072 .084 .087 .062
c,d c,d c,d c,d c,d c,d c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .200 .200 .200 .200 .200 .200 .117 .082 .200c,d
78
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Hasil analisis korelasi pearson
Correlations
Log_PSSOMEGA
PSFAT PSSAFA PSMUFA Log_PSSPUFA 3
N 92 92 92 92 92
LDL Pearson Correlation .040 -.029 .137 .041 .059
Sig. (2-tailed) .704 .780 .192 .701 .576
N 92 92 92 92 92
Log_trigliserida Pearson Correlation -.039 .024 -.033 .086 .094
Sig. (2-tailed) .710 .817 .751 .416 .371
N 92 92 92 92 92
Log_HDL Pearson Correlation -.086 -.211* -.083 -.146 -.070
Sig. (2-tailed) .412 .043 .434 .165 .506
N 92 92 92 92 92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
79
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Scatter Plot Asupan Lemak dengan Kolesterol Total
80
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Scatter Plot Asupan Lemak dengan Kolesterol LDL
81
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Scatter Plot Asupan Lemak dengan Kolesterol HDL
82
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Scatter Plot Asupan Lemak dengan Trigliserida
83
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
84
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas