Anda di halaman 1dari 10

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas ( PTK ).

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat

dilakukan oleh guru sebagai pengelola program pendidikan. Sebagaimana

dikemukakan oleh Kasihani Kasbolah ( 1998 : 13 ) bahwa : “Penelitian tindakan

kelas merupakan salah satu upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas”. Dengan melakukan PTK berarti guru akan dapat melihat

kembali apa yang sudah dilakukan selama ini di kelasnya. PTK juga memberikan

keterampilan pada guru untuk segera dapat menanggulangi masalah-masalah kelas

yang dihadapi guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerjanya.

3.1.1. Model Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih Model Spiral Kemmis dan

Taggart ( Kasbolah 1998 : 112 ). Kemmis mengembangkan modelnya berdasarkan

konsep asli Lewin yang kemudian disesuaikan dengan beberapa pertimbangan.

Dalam perencanaan Kemmis menggunakan Sistem Spiral refleksi diri yang

dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali

merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Adapun alur

pelaksanaan tindakannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


26

Refleksi Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan
Tindakan

Rencana Tindakan
Refleksi

Observasi
Pelaksanaan
Tindakan

( Diadaptasi dari Kemmis dan Mc Tagart dalam

Bahan Penataran untuk Instruktur 2002 )

3.1.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri 1 Bangunharja

Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, dengan objek penelitiannya adalah siswa

kelas V.

3.1.3 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh peneliti yang juga sebagai praktisi

dengan mengikutsertakan guru yang lain sebagai observer agar pelaksanaan

tindakan benar-benar tepat sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Peran peneliti yang juga praktisi melaksanakan rancangan pembelajaran yang

telah disusun. Praktisi bertugas melaksanakan pemberian tindakan memahamkan


27

dan meningkatkan keterampilan siswa tentang struktur puisi (SP) dengan

prosedur pelaksanaan seperti yang telah ditetapkan. Sedangkan peran observer

adalah mengamati pelaksanaan pembelajaran apresiasi puisi dengan menggunakan

pendekatan objektif.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran apresiasi puisi ini dilakukan

selama dua siklus dengan pengaturan jsadwal sebagai berikut :

SIKLUS I

Tahap I : (Senin, 7 Juli 2008) pembelajaran apresiasi puisi “ Haiku” tahap

memahami struktur puisi haiku melalui kegiatan membaca model

puisi haiku dan pengerjaan LKS.

Tahap II : (Senin, 14 Juli 2008) pembelajaran apresisasi puisi “ Haiku” tahap

menulis puisi melalui kegiatan proses menulis sebagai bentuk hasil

aplikasi yang telah dilakukan pada tahap I.

SIKLUS II

Tahap I : (Senin, 21 Juli 2008) pembelajaran apresiasi puisi tahap

mengaplikasikan pemahaman struktur puisi melalui kegiatan menulis

puisi haiku lebih dari 2 bait.

Tahap II : (Senin, 28 Juli 2008) pembelajaran apresiasi puisi tahap

mengaplikasikan pemahaman struktur puisi melalui kegiatan menulis

puisi bebas.

3.1.3.1 Pemantauan
28

Peran peneliti yang juga sebagai praktisi dalam melaksanakan tindakan

didampingi oleh guru lain sebagai observer. Dalam hal ini observer berperan

sebagai pengarah dan memotivasi agar peneliti dapat menjalankan perannya

sesuai dengan rencana. Untuk mengetahui kesesuaian dengan perencanaan dengan

pelaksanaan yang dilakukan peneliti, observer melakukan pengamatan.

Pemantauan komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan ini

menggunakan instrumen pengumpul data yang telah ditetapkan sehingga

diperoleh seperangkat data tentang pelaksanaan tindakan, kendala-kendala yang

dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang ada berkaitan dengan pembelajaran

apresiasi puisi berdasarkan pendekatan objektif yang telah direncanakan dan

diaplikasikan di kelas. Pemantauan dilakukan secarra terus menerus dari siklus I

sampai II. Pemantauan yang dilakukan dalam satu siklus memberikan pengaruh

pada penyusunan perencanaan tindakan siklus berikutnya. Hasil pemantauan ini

kemudian didiskusikan bersama sehingga menghasilkan refleksi yang baik untuk

siklus berikutnya.

3.1.3.2 Perefleksian

Peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan kegiatan

pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, materi didiskusikan lewat kegiatan :

(1) Melakukan analisis tindakan yang telah dilaksanakan.

(2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan

tindakan yang telah dilakukan.


29

(3) Membahas kendala-kendala yang ditemukan berkaitan dengan tindakan

yang telah dilakukan.

(4) Melakukan interpretasi, pemaknaan, serta penyimpulan data yang

selanjutnya dilihat relevansinya dengan rencana yang telah ditetapkan.

Setelah satu siklus dilakukan, dari kegiatan pengamatan diperoleh data

yang menunjukan keharusan untuk melakukan perbaikan, maka perencanaan

siklus berikutnya merupakan perencanaan yang sudah direvisi dan akan menjadi

daur kedua sebagai daur ulang tindakan pertama. Sebagai contoh, setelah

dilakukan refleksi terhadap tindakan siklus I maka dilakukan pengubahan dari

menulis puisi haiku satu bait menjadi menulis puisi haiku lebih dari dua bait.

Hasil refleksi padsa siklus I ini dijadikan dasar perencanaan tindakan siklus II,

demikian seterusnya sampai siklus terakhir. Banyaknya tindakan bergantung pada

keluasan tema penelitian yang ditindaklanjuti demi perbaikan. Daur akan berhenti

bila sudah diperoleh suatu justufikasi dari gagasan umum, awal dan tema

penelitian yang ditindaklanjuti serta perbaikan sudah tercapai.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yakni

observasi (pengamatan), catatan lapangan, wawancara, jurnal dan dokumentasi.

Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas dan aktivitas belajar mengajar

yang dilakukan sehingga perilaku guru dan sisiwa terpantau. Observasi dilakukan

secara kolaboratif oleh peneliti dan observer. Catatan lapangan pada dasarnya

berisi deskripsi atau paparan tentang latar kelas dan aktivitas pembelajaran.
30

Catatan terutama tentang latar interaksi belajar mengajar baik guru maupun siswa-

siswa.

Untuk memperoleh kejelasan berkaitan dengan temuan-temuan yang

diperoleh pada saat observasi dan pencatatan di kelas, dilakukan kegiatan

wawancara sehinggga diperoleh konseptualisasi yang tepat. Wawancara dilakukan

peneliti kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa tentang struktur puisi

secara konsepsual. Selain itu untuk mencatat gagasan-gagasan dan kesan yang

timbul dari kegiatan pelaksanaan tindakan maka dilakukan pembuatan jurnal,

sedangkan umtuk mengkaji keberhasilan perencanaan tindakan, dilakukan

dokumentasi terhadap pelaksanaan tindakan.

3.3. Instrumen Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

beberapa instrumen yakni peneliti sebagai instrumen kunci, format observasi,

format catatan lapangan, format jurnal dan format wawancara. Salah satu ciri

penelitian kualitatif yakni berlatar alami dan adanya sumber data yang langsung.

Oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan mutlak diharuskan. Peneliti

sebagai instrumen pengumpul data yang utama dalam penelitian ini berperan

sebagai perencana tindakan, pelaksana dan pengumpul data, penafsir data, dan

pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.

3.4. Data dan Sumber data

Data penelitian diperoleh dari subjek terteliti siswa kelas V SDN 1

Bangunharja Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Data hasil penelitian berupa


31

data verbal dan nonverbal berupa bentuk pembelajaran apresiasi puisi berdasarkan

pendekatan objektif yang memiliki karakteristik berkaitan dengan (1) prosedur

pembelajaran apresiasi puisi ekspresif berdasarkan pendekatan objektif yang

mengalami perbaikan sampai hasil dan prosesnya optimal (2) format LKS yang

mengalami perbaikan sampai hasil dan penggunaannya optimal (3) model puisi

yang mengalami pengembangan sesuai dengan karakteristik dan strukturnya

(4) paparan proses menulis puisi dan (5) dokumentasi hasil membaca dan menulis

puisi siswa.

3.5. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengacu pada prinsip on-going

analysis. Data hasil pengamatan berupa perilaku empirik dan hasil kerja siswa

dikumpulkan, dipilah sesuai dengan fokus yang telah ditetapkan, data yang tidak

relevan direduksi, data didiskusikan, dimaknai dan digunakan sebagai dasar

melakukan tindakan. Selanjutnya dilakukan penafsiran data dan penarikan

simpulan. Data hasil kegiatan membaca puisi dan menulis puisi dianalisis

berdasarkan teknik penilaian yang disodorkan Morrow dalam Resmini (2002).

Bentuk produk tulisan siswa dinilai berdasarkan karakteristik kelengkapan

struktur puisi meliputi suku kata, larik atau baris, bait dan bentuk tipugrafinya.

Dengan demikian, teknik penyekoran didasarkan pada unsur - unsur yang

diutamakan berkaitan dengan struktur puisi.

Penganalisisan data dilakukan dengan menyusun rambu-rambu analisis

yang didasarkan pada indikator, ciri deskriptor, dan kualifikasi yang telah
32

ditetapkan seperti terlihat pada tabel 1 dan 2. Adapun penentuan kualifikasi hasil

apresiasi dan kemampuan menulis puisi didasarkan pada munculnya ciri

deskriptor. Kualifikasi sangat baik (SB) jika semua deskriptor 1 – 4 muncul, baik

(B) jika tiga dari deskriptor 2 – 4 muncul, dan Cukup (C) jika dua dari deskriptor

2 – 4 muncul, dan kurang (K) jika satu dari deskriptor 2 – 4 muncul.

Pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan mencatat

pembelajaran apresiasi puisi ekspresif yang dilakukan siswa, membandingkannya

dengan kriteria proses yang tercantum dalam rambu-rambu analisis dan

selanjutnya melakukan pemaknaan. Adapun pemeriksaan keabsahan data

dilakukan melalui verifikasi terhadap temuan data.


33

TABEL 3.1

Rambu-rambu Analisis Proses Pembentukan Kemampuan


Apresiasi Puisi Haiku Secara Ekspresif Melalui Pendekatan Objektif

Tahap Prosedur Pembentukan Klasifikasi


No Fokus Kemampuan
Pembelajaran Kemampuan SB B C K
1 Pembentukan Pemahaman : 1. Pemberian model
Pemahaman 1. Kata dalam puisi puisi haiku.
Struktur Puisi haiku. 2. Pembacaan puisi
Haiku 2. Larik/baris dalam haiku.
puisi haiku. 3. Pembahasan struktur
3. Bait dalam puisi. puisi haiku.
4. Bentuk/ tipografi 4. Pembahasan bentuk/
puisi haiku. tipografi puisi haiku.

2 Pembentukan 1. Kemampuan 1. Pengidentifikasian


kemampuan menentukan judul model puisi haiku.
memahami isi/ dan tema puisi 2. Pengidentifikasian
makna puisi haiku. kata dan baris yang
haiku 2. Kemampuan ada dalam model
memahami kata dan puisi haiku.
baris dalam puisi 3. Pengidentifikasian
haiku. bait yang ada dalam
3. Kemampuan model puisi haiku.
memahami bait 4. Pengidentifikasian
dalam puisi haiku. bentuk/tipografi yang
4. Kemampuan ada dalam model
menentukan isi / puisi haiku.
makna puisi haiku.
3 Pembentukan 1. Kesesuaian judul 1. Menetapkan judul
kemampuan dengan isi/makna puisi haiku.
menulis puisi puisi haiku. 2. Menetapkan kata
haiku 2. Kesesuaian kosakata dalam puisi haiku
pilihan kata dengan dengan jumlah suku
pesan yang akan kata yang tepat.
disampaikan. 3. Menguraikan kata
3. Kesesuaian larik / dengan menjadi bait
baris dengan dalam bentuk puisi
keseluruhan puisi haiku.
haiku. 4. Memadukan makna
4. Kesesuaian jumlah dalam puisi haiku.
suku kata.

Diadaptasi dari Resmini 1998


34

TABEL 3.2
Rambu-Rambu Analisis Proses Pembentukan Kemampuan
Apresiasi Puisi Haiku Secara Ekspresif Melalui Pendekatan Objektif

No Tahap Kriteria Indikator Deskriptor Klasifikasi


Pembelajaran
1 HPSPH KPSPH Baik/Tepat 1. Memahami adanya kesesua- SB B C K
(Ketetapan ian judul dengan isi puisi
Pemahaman haiku.
Struktur 2. Mengetahui jumlah suku
Puisi Haiku) kata dalam puisi haiku.
3. Mengetahui pembentukan
kata dan kalimat dalam puisi.
4. Memahami pembentuk bait
didasarkan pada kalimat yang
tersusun berdasarkan suku
kata tadi.
2 HKMPH KHPPH Tepat 1. Mampu menyebutkan judul
(Ketetapan dalam model puisi haiku.
Hasil 2. Mampu menjelaskan arti
Pemahaman setiap kata dalam model puisi
Puisi Haiku) haiku.
3. Mampu menyebutkan arti
kalimat dalam model puisi
haiku.
4. Mampu menjelaskan makna
keseluruhan dalam model
puisi haiku.
3 HKMnPH KHTPH Tepat 1. Membuat judul yang sesuai
(Ketetapan dengan isi.
Hasil 2. Membuat suku kata yang
Tulisan berjumlah 17.
Puisi Haiku) 3. Membuat kata dan kalimat
yang tersusun dari 17 suku
kata.
4. Membentuk bait yang
berjumlah 17 suku kata.

Ket :

1. HPSPH : Hasil Pemahaman Struktur Puisi Haiku

2. HKPMPH : Hasil Kemampuan Memahami Puisi Haiku

3. HKMnPH : Hasil Kemampuan Menulis Puisi Haiku

Diadaptasi dari Resmini 1998

Anda mungkin juga menyukai