Anda di halaman 1dari 18

GAYA ARSITEKTUR (Architectural styles)

Secara umum, Gaya atau style merupakan salah satu cara untuk
menyampaikan atau mengekspresikan sesuatu yaitu seperti karakteristik
seorang atau sekumpulan orang pada masa tertentu. Dalam dunia arsitektur,
gaya sendiri merupakan salah satu cara dalam menyampaikan tampilan
atau keberadaan akan suatu bangunan dalam satu periode tertentu. Gaya
arsitektur dapat mewakili karakteristik lingkungannya serta manusia yang
bertempat tinggal di sekitarnya. Gaya arsitektur pula dapat menyampaikan
sejarah perkembangan pada tempat tertentu.

Gaya arsitektur terbagi atas beberapa bagian tergantung pada masanya


yaitu sebagai berikut :

A. Arsitektur Klasik (600 SM -323 SM)

Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang


mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani
kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi.

Arsitektur klasik memberikan kesan yang anggun dan mewah. Ciri khas
arsitektur klasik yaitu pemakaian pilar-pilar, ornamen, dan profil-profil
yang muncul pada saat kerajaan Romawi atau Yunani kuno. Bangunan
gaya klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya dan
memiliki komposisi bangunan yang simetris dengan tata letak jendela yang
teratur.
Stoa of Attalos di di Athena (Sumber: aretestock.deviantart.com)

Saat kita berpikir mengenai arsitektur klasik, umumnya kita akan berpikir
mengenai sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam
beberapa contoh bangunan, hal tersebut memang benar. Namun,
arsitektur klasik juga banyak memiliki nafas modern dan desain gedung
yang rumit, misalnya pada atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer
yang dibuat dengan detail yang sempurna.

Ciri-ciri Arsitektur Klasik


Secara umum, ciri dari arsitektur klasik adalah sebagai berikut:

 Memiliki banyak sekali ornamen atau hiasan hampir di setiap sudut


bangunan.

 Penggunaan kolom dan balok (entablature) sebagai elemen utama.

 Biasanya berupa bangunan yang besar dan megah dengan waktu


pengerjaan yang cukup lama.
 Memanfaatkan efek distorsi mata untuk menciptakan kemegahan
dan keindahan bangunan-bangunan utamanya.

 Bahan utama menggunakan bahan yang langsung diambil dari


alam.

 Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian


integral dari keseluruhan struktur yang ada sehingga
peninggalannya (walau tidak sempurna) dapat direkonstruksi
menjadi suatu bangunan yang sebenarnya.

Contoh Arsitektur Klasik


Salah satu bangunan bergaya klasik yang paling terkenal adalah
Parthenon. Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di
puncak bukit tertinggi di kota Athena, yaitu di Akropolis (Kota Tinggi).
Setelah Zaman Kegelapan (Dark Ages), kota Athena tidak lagi dipimpin
oleh raja. Sebagai gantinya mereka menerapkan sistem oligarki. Dengan
demikian, Akropolis tak lagi menjadi tempat kediaman raja, tetapi
menjadi tempat suci bagi dewi Athena, dan orang Athena membangun
kuil untuk sang dewi di sana. Dewan kota Athena menyewa dua arsitek
ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta seorang pemahat terkenal, Pheidias,
untuk membangun Parthenon. Keseluruhan bangunan dibuat dari marmer
serta menampilkan gaya arsitektur terbaru dengan ukuran yang lebih
besar.
Ornamen arsitektur klasik (Sumber: templerome.wordpress.com)

B. Arsitektur Byzantine (1520 M)

Karakteristik Arsitektur Byzantine


Arsitektur Bizantium adalah arsitektur dari Kekaisaran Bizantium. Arsitektur
byzantium memiliki pengaruh yang besar dari kekristenan. Dan byzantium
merupakan lanjutan dari arsitektur romawi.
Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan,
intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap).

Arsitektur Byzantium adalah salah satu jenis arsitektur yang menarik, karena
merupakan simbiosis dari beragam kebudayaan, merupakan perpaduan seni
Eropa (barat) dan Timur (Asia), dan kebudayaan Mediterania, serta
pengaruh-pengaruh lain, baik karena letak maupun kondisi sosial politik
pada masa itu.

Penggunaan sistem kubah untuk konstruksi atap bertolak belakang dengan


gaya Kristiani kuno berupa penopang-penopang kayu dan juga gaya
lengkung batu Romawi. Cita-cita arsitektur Byzantine adalah mengkonstruksi
atap gereja dengan atap kubah, karena kubah dianggap symbol dari
kekuasaan yang Maha Esa.

Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah


yang merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantine yang
merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani
dan Romawi. Karena dominan bentuk dari seluruh bangunan menggunakan
bentuk lingkaran dan lengkung dengan bentang lebih lebar.

Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan


jendela kecil-kecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi
kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar atau polygonal.
Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau batu apung
yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan penunjang
sementara (bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga
menurut ajarannya, sedangkan kubah kubah sudut atau disebut Squinch
untuk menggambarkan ajarannya dalam bentuk mosaik antara Bema atau
bilik suci dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis
atau penyekat, sebagai screen of picture “tirai”. Bentuk Eksterior, kadang
tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk interiornya.
(Febrianita, dkk, 2014).

C. Arsitektur Gothic (1140-1520)


Gaya arsitektur Gotik muncul pada abad pertengahan. Gaya ini
berevolusi dari arsitektur Romanesque dan pada akhirnya diteruskan
oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gotik sering ditemukan di
katedral dan gereja-gereja Eropa. Pada masa itu gereja Katolik
memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Uskup-
uskup banyak yang ditunjuk menjadi tuan tanah.

Bagian depan gereja dibuat megah dan besar dengan tujuan untuk
memberikan kesan besarnya kekuatan Tuhan dan orang-orang yang
menyembahnya. Bangunan tinggi dan menjulang ke langit
menggambarkan aspirasi yang tinggi dan harapan untuk mencapai surga.

Leuven Town Hall di Belgia (Sumber:


1000wordsforfrance.blogspot.co.id)
Gaya arsitektur ini muncul akibat kebosanan atas arsitektur pada masa
abad pertengahan. Pada masa itu bangunan yang diciptakan sangat
terbatas dan bersifat fungsional. Beberapa bangunan Gotik, terutama
gereja dan katedral berhasil memberikan inspirasi kepada manusia dalam
hal ketaatan dan ketakwaan kepada Tuhan, karena desain yang dibuat
pada era Gotik sangat fenomenal.

Berikut adalah beberapa karakteristik yang paling mendasar dari


arsitektur Gotik:

1. Ujung lancip pada eksterior

Cologne Katedral di kota Cologne, Jerman (Sumber: www.yurtopic.com)


2. Flying buttress
Yang berfungsi sebagai penyangga bangunan juga dekorasi yang indah

3. Lengkungan Runcing

Durham Katedral di kota Durham, Inggris (Sumber:


commons.wikimedia.org)
4. Vault
Vault merupakan istilah arsitektur untuk bagian atap melengkung
yang digunakan dalam arsitektur Gotik.

Chartres Katedral di Perancis (Sumber: pinterest.com)


5. Pencahayaan dan interior luas

6. Rose window

Rose
Window di Durham Katedral, Inggris (Sumber:
www.durhamplaceoflight.com)

7. Penekanan pada dekorasi dan ornamen

8. Gargoyle

Gargoyle merupakan sebuah monster kecil yang biasanya diletakkan di


sepanjang atap atau benteng bangunan dan istana.
Gargoyle di Notre Dame, Paris (Sumber: gerenandchrissie.wordpress.com)

D. Arsitektur Rennaissance (1425-1600 M)

Arsitektur Renaisans adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15
sampai awal abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi kelahiran kembali
budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno.
yang disebut Renaisans.

Gaya ini pertama kali dikembangkan di Florence, dengan Filippo Brunelleschi


sebagai salah satu inovatornya. Gaya Renaisans dengan cepat menyebar ke
kota di Italia lainnya dan lalu ke Perancis, Jerman, Rusia, Inggris dan tempat
lainnya.

Ciri-ciri bangunan arsitektur renaissance :

 Elemen busur, garis horizontal


 Konsep simetri yang kuat

 Marmer pada interior


 Kaya akan dekorasi alam : flora dan fauna
 Bentuk khusus oada atap
 Penggunaan patung

E. Arsitektur Baroque

Arsitektur Baroque dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari arsitektur


Renaissance. Gaya arsitektur yang ada dari keduanya mempunyai
kesamaan, seperti penggunaan kubah dan pilar. Akan tetapi, pada masa
Renaissance, para arsitek dan seniman tidak memiliki kebebasan dalam
menciptakan karyanya, karena pada masa itu terdapat aturan-aturan
baku yang membatasi pergerakan mereka, sedangkan seniman dan
arsitek Baroque telah memiliki lebih banyak kebebasan. Gaya yang paling
membedakan dari gaya arsitektur Baroque adalah dynamism atau
pergerakan. Dinding-dinding cekung dan cembung
menciptakan motion atau pergerakan pada bangunan. Berbeda dengan
arsitektur Renaissance yang menggunakan arsitektur datar pada
permukaan bangunan, arsitektur Baroque memberikan efek tiga
dimensional dengan banyaknya pahatan di permukaannya.
Gereja Saint Nicholas di Prague, Republik Ceko (Sumber:
www.avantgarde-prague.com)

F. Arsitektur modern

Arsitektur Modern memiliki prinsip yaitu fungsional dan efisiensi.


Fungsional berarti bangunan tersebut benar-benar mampu mewadahi
aktifitas penghuninya, dan efisiensi harus mampu diterapkan ke
berbagai hal; efisiensi biaya, efisiensi waktu pengerjaan dan aspek free
maintenance pada bangunan.
Arsitektur Modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang
teknologi yang membuat manusia cenderung memilih sesuatu yang
ekonomis, mudah dan bagus.

Arsitektur Modern dimulai dengan adanya pengaruh Art Nouveau yang


banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan
pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia
terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian
dimanifestasikan ke dalam media Arsitektur dan seni, serta gaya hidup.
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah:
· Menolak gaya lama;

· Menolak bordiran atau ukiran dalam bangunan;

· Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak


perlu;

· Mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan


hasil bangunan;

· Memandang bagunan sebagai mesin.

Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern:

· Form follows function, yang dicetuskan oleh pemahat Horatio


Greenough (Louis Sullivan);

· Less is more, yang diumumkan oleh Arsitek Mies van der Rohe;

· Less is more only when more is too much, yang dikatakan oleh Frank
Llyod Wright;

· Less is a bore, yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur


Postmodern.

Pelopor Arsitektur Modern antara lain: Adolf Loos, Alvar Aalto, Frank
Lloyd Wright, I. M. Pei, Le Corbusier, Louis Kahn, Louis Sullivan, Ludwig
Mies van der Rohe, Oscar Niemeyer, Otto Wagner, Peter and Alison
Smithson, Philip Johnson, Ralph Tubbs,Walter Gropius.
G. Arsitektur post modern

Arsitektur pasca-modern adalah sebuah gaya atau gerakan yang timbul


pada 1960an sebagai reaksi melawan austeritas, formalitas, dan kekurangan
varietas arsitektur modern, terutama dalam gaya internasional yang
diadvokasikan oleh Le Corbusier dan Ludwig Mies van der Rohe. Gerakan
tersebut memberikan sebuah doktrin dari arsitek dan pakar teori
arsitektural Robert Venturi dalam buku tahun 1966 buatannya Complexity
and Contradiction in Architecture.

Ciri – ciri umum Arsitektur post modern:

 Ideological yaitu merupakan suatu konsep bersistem yang menjadi asas


pendapat untuk memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam pembahasan
Arsitektur post modern, ideological adalah konsep yang memberikan arah
agar pemahaman arsitektur post modern bisa lebih terarah dan sistematis.
 Double coding of Style yaitu bangunan post modern adalah suatu paduan dari
dua gaya atau style, yaitu Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
 Popular and pluralist yaitu Ide atau gagasan yang umum serta tidak terikat
terhadap kaidah tertentu, tetapi memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini
lebih baik dari pada gagasan tunggal.
 Semiotic form yaitu penampilan bangunan mudah dipahami. Karena bentuk-
bentuk yang tercipta menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.
 Tradition and choice, merupakan hal-hal tradisi dan penerapannya secara
terpilih atau disesuaikan dengan maksud atau tujuan perancang.
 Artist or client mengandung dua hal pokok yaitu Bersifat seni (intern) dan
Bersifat umum (extern), yang menjadi tuntutan perancangan sehingga
mudah dipahami secara umum.
 Elitist and participative yaitu Lebih menonjolkan pada suatu kebersamaan
serta mengurangi sikap borjuis seperti dalam arsitektur modern.
 Piecemal yaitu Penerapan unsur-unsur dasar, secara sub-sub saja atau tidak
menyeluruh. Unsur–unsur dasar seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi,
dan lain-lain.
 Architect as representative and activist yang berarti Arsitek berlaku sebagai
wakil penerjemah, perancangan dan secara aktif berperan serta dalam
perancangan.

Contoh bangunan post modern


 Aldo Rossi
 Michael Graves

Anda mungkin juga menyukai