Anda di halaman 1dari 50

Home Berlangganan Download Askep Tentang Saya Video Keperawatan Visi Misi Askep LBP October 11th, 2010 .

Askep LBP ( Low Back Pain ) .

Definisi Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yang aktual maupun potensial. Definisi keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang menyakitkan
tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun orang tersebut
mengatakannya .

Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.

Definisi Low Back Pain Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang
dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1.

Etiologi Low Back Pain Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah
muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot,
osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang
tungkai).

Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma
abdominal dan masalah psikosomatik.

Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri
akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .

Patofisiologi Low Back Pain Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif.
Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda diantara
individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama.
Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain Reseptor nyeri (nosiseptor)
adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial
merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi
arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan
cabangnya ke pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini
mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak
lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system
saraf dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau
persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang
dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi
sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang
kuat dalam system saraf pusat. Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori,
dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi
sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena
adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri. Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah
dalam hal ini kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak
unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai
ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas sementara
disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan
tulang belakang akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu
menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban.
Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur, masalah struktur
dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung. Diskus intervertebralis
akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur.
Degenerasi diskus intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan
L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau kerusakan
sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan
nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut. Manifestasi Klinis Low Back Pain Pasien biasanya mengeluh nyeri
punggung akut maupun nyeri punggung kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri,
sifatnya dan penjalarannya sepanjang serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang
belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat
ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri
menunjukkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang
postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada
deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan
deformitas yang diakibatkan oleh spasme akan menghilang. Kadang-kadang dasar organik nyeri punggung tak
dapat ditemukan. Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah
bisa merupakan anifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan.
Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan keluarga,
variable lingkungan dan situasi kerja.

Evaluasi Diagnostik Low Back Pain Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang menderita nyeri
punggung bawah.

Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi, osteoartritis atau scoliosis.

Computed Tomografi (CT) berguna untuk mengetahui penyakit yang mendasari, seperti adanya lesi jaringan
lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan masalah diskus intervertebralis.

USG dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.

MRI memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi tulang belakang.

Penatalaksanaan

Low Back Pain Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu dengan tirah
baring, pengurangan stress dan relaksasi.

Pasien harus tetap ditempat tidur dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari.

Posisi pasien dibuat sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada
serabut saraf lumbal.

Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit menekuk lututnya atau berbaring miring
dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan sebuah bantal diletakkan dibawah kepala.

Posisi tengkurap dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk
penanganan “konservatif aktif” dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi.
Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut. Fisioterapi perlu diberikan untuk
mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra
merah, kompres lembab dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan
trauma merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi pasien
dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi perifer massif yang timbul.
Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan
pada stadium akut. Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik digunakan
untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang digunakan untuk membuat relaks pasien dan otot
yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri. Obat antiinflamasi, seperti aspirin dan obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berguna untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat
mengurangi respons inflamasi dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan iskemia.

Pengkajian Keperawatan Low Back Pain Pasien nyeri pungung dibimbing untuk menjelaskan
ketidaknyamanannya (misal lokasi, berat, durasi, sifat, penjalaran dan kelemahan tungkai yang berhubungan).
Penjelasan mengenai bagaimana nyeri timbul dengan tindakan tertentu atau dengan aktifitas dimana otot yang
lemah digunakan secara berlebihan dan bagaimana pasien mengatasinya. Informasi mengenai pekerjaan dan
aktifitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk pendidikan kesehatan. Selama wawancara ini,
perawat dapat melakukan observasi terhadap postur pasien, kelainan posisi dan cara jalan. Pada pemeriksaan
fisik, dikaji lengkungan tulang belakang, Krista iliakan dan kesimetrisan bahu. Otot paraspinal dipalpasi dan
dicatat adanya spasme dan nyeri tekan. Pasien dikaji adanya obesitas karena dapat menimbulkan nyeri
punggung bawah.

Diagnosa Keperawatan Low Back Pain

1. Nyeri b.d masalah muskuloskeletal


2. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan

3. Kurang pengetahuan b.d teknik mekanika tubuh melindungi punggung

4. Perubahan kinerja peran b.d gangguan mobilitas dan nyeri kronik

5. Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh b. d obesitas

Intervensi dan Implementasi Low Back Pain

1. Meredakan nyeri Untuk mengurangi nyeri perawat dapat menganjurkan tirah baring dan pengubahan posisi
yang ditentukan untuk memperbaiki fleksi lumbal. Pasien diajari untuk mengontrol dan menyesuaikan nyeri yang
dilakukan melalui pernafasan diafragma dan relaksasi dapat membantu mengurangi tegangan otot yang
berperan pada nyeri punggung bawah. Mengalihkan perhatian pasien dari nyeri dengan aktifitas lain misal
membaca buku, menonton TV maupun dengan imajinasi (membayangkan hal-hal yang menyenangkan dengan
memusatkan perhatian pada hal tersebut). Masase jaringan lunak dengan lembut sangat berguna untuk
mengurangi spasme otot, memperbaiki peredaran darah dan mengurangi pembendungan serta mengurangi
nyeri. Bila diberikan obat perawat harus mengkaji respon pasien pada setiap obat.

2. Memperbaiki mobilitas fisik Mobilitas fisik dipantau melalui pengkajian kontinu. Perawat mengkaji bagaimana
pasien bergerak dan berdiri. Begitu nyeri punggung berkurang, aktifitas perawatan diri boleh dilakukan dengan
regangan yang minimal pada struktur yang cedera. Perubahan posisi harus dilakukan perlahan dan dibatu bila
perlu. Gerakan memutar dan melenggok perlu dihindari. Pasien didorong untuk berganti-ganti aktifiats berbaring,
duduk dan berjalan-jalan dalam waktu lama. Perawat perlu mendorong pasien mematuhi program latihan sesuai
yang ditetapkan, latihan yang salah justru tidak efektif.

3. Meningkatkan mekanika tubuh yang tepat Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan
mengangkat barang dengan benar.

4. Pendidikan kesehatan Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang
dengan benar

5. Memperbaiki kinerja peran Tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mungkin telah berubah sejak
terjadinya nyeri punggung bawah. Begitu nyeri sembuh, pasien dapat kembali ke tanggung jawab perannya lagi.
Namun bila aktifitas ini berpengaruh terhadap terjadinya nyeri pungung bawah lagi, mungkin sulit untuk kembali
ke tanggung jawab semula tersebut tanpa menanggung resiko terjadinya nyeri pungggung bawah kronik dengan
kecacatan dan depresi yang diakibatkan.

6. Mengubah nutrisi dan penurunan berat badan Penurunan BB melalui penyesuaian cara makan dapat
mencegah kekambuhan nyeri punggung, dengan melalui rencana nutrisi yang rasional yang meliputi perubahan
kebaisaaan makan untuk mempertahankan BB yang diinginkan.

Evaluasi

1. Mengalami peredaan nyeri – Istirahat dengan nyaman – Mengubah posisi dengan nyaman –
Menghindari ketergantungan obat

2. Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik – Kembali ke aktifitas secara bertahap – Menghindari posisi yang
menyebabkan yang menyebabkan ketidaknyamanan otot – Merencanakan istirahat baring sepanjang hari

3. Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung – Perbaikan postur – Mengganti posisi sendiri
untuk meminimalkan stress punggung – Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik –
Berpartisipasi dalam program latihan

4. Kembali ke tanggung jawab yang berhubungan dengan peran – Menggunakan teknik menghadapi masalah
untuk menyesuaikan diri dengan situasi stress – Memperlihatkan berkurangnya ketergantungan kepada orang
lain untuk perawatan diri – Kembali ke pekerjaan bila nyeri punggung telah sembuh – Kembali ke gaya hidup
yang produktif penuh

5. Mencapai BB yang diinginkan – Mengidentifikasi perlunya penurunan BB – Berpartisipasi dalam


pengembangan rencana penurunan BB – Setia dengan program penurunan BB

Daftar Pustaka :
1. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume
1, EGC, Jakarta, 2002

2. Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume
3, EGC, Jakarta, 2002

3. Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000

4. Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997

Related Posts Askep Amputasi Askep Amputasi ( Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi ) Pengertian
Amputasi Amputasi berasal dari kata… Askep Artritis Reumatoid Askep Artritis Reumatoid ( Asuhan Keperawatan
Klien Artritis Reumatoid ) Nursing Care Plan on… Askep Tumor Askep Tumor (Asuhan Keperawatan pada Klien
Tumor) Konsep Dasar Tumor Pengertian Tumor Tumor merupakan salah… Askep Fraktur Femur . Askep Fraktur
Femur . Definisi Fraktur Femur Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal… Askep Tumor Otak
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Tumor Otak A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian Tumor Otak… Tags:
Askep, askep LBP, Low Back Pain Leave a Reply Name Mail (will not be published) Website CAPTCHA Code *
Submit Comment × three = eighteen Artikel Lain Pengoperasian GKE Steri Record Incubator Protap Serah
Terima Alat Yang Akan Disteril Pengoperasian Automatic Cutting and Sealing Machine Protap Pengemasan Alat
Untuk Disterilkan Protap Penyimpanan Barang Steril Protap Sterilisasi Suhu Tinggi Protap Desinfeksi Tingkat
Tinggi Prosedur Pengemasan Alat Yang Akan Disteril Protap Uji Mesin Sterilisasi Bowie dan Dick Pengoperasian
Mesin Sterilisasi TUTTNAUER Kategori Analis (1) Anatomi Fisiologi (3) Askep (9) Askep Anak (12) Askep Bedah
(13) Askep Gerontik (1) Askep Interna (11) Askep Jiwa (5) Askep Kulit (5) Askep Mata (2) Askep Maternitas (3)
Askep Paru (2) Askep Saraf (5) cedera olahraga (3) CSSD (1) Diet (6) gawat darurat (16) Instruksi Kerja Alat (3)
Keperawatan (88) Kesehatan Balita (10) Manajemen Keperawatan (1) Pemeriksaan fisik (3) Pengkajian (10)
Protap (26) Satuan Acara Penyuluhan (1) Syok (6) THT (1) Tips Sehat (31) Tags air susu ibu alergi Askep asma
asuhan keperawatan asuhan keperawatan kanker avpu bab berat badan biomekanika trauma buang air besar
cuci tangan defekasi dehidrasi demam diabetes mellitus Diet diet sehat gcs hipertensi infeksi saluran pernafasan
akut ispa kateter kateterisasi urine kepuasan klien kompres hangat makp menu makanan anak model asuhan
keperawatan nadi o2 oksigen pengkajian keperawatan pireksia prinsip pemberian obat Rabies respirasi suhu
tubuh Syok terapi oksigen timbang terima tingkat kesadaran unit gawat darurat ureter urine Tukar Link ? Copy
kode dibawah ini, kemudian paste di blog Anda: Tampilan akan seperti ini : Langganan Artikel Enter your Email
Preview | Powered by FeedBlitz Menu Anak My Facebook Nursing Begin Create Your Badge Copyright © 2008 -
2018NursingBegin.com All Rights Reserved. Copyright © 2008 - 2018 NursingBegin.com.

Invested $100 in Cryptocurrencies in 2017...You would now have $524,215: https://goo.gl/efW8Ef

Homepage RSS
Search:

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI


PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK
PAIN / LBP)
 HOME
 ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
 PRIVACY AND POLICY
 ABOUT ME
 MOTTO
Monday, January 27, 2014

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK


PAIN / LBP)
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN NYERI
PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH


(LOW BACK PAIN / LBP)

A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono, 2000)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam
merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan
hanya pada laporan pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis
walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah
kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari
lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).
Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen
lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra
dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri
kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para
vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis
dilumbal sacral pada tulang belakang.

B. Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


 Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
o Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
o Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal,
spondilitis,osteoartritis.
 Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
 Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
 Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
 Kegemukan.
 Mengangkat beban dengan cara yang salah.
 Keseleo.
 Terlalu lama pada getaran.
 Gaya berjalan.
 Merokok.
 Duduk terlalu lama.
 Kurang latihan (oleh raga).
 Depresi /stress.
 Olahraga (golp,tennis,sepak bola).

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Faktor resiko secara fisiologi.
1. Umur ( 20 – 50 tahun ).
2. Kurangnya latihan fisik.
3. Postur yang kurang anatomis.
4. Kegemukan.
5. Scoliosis parah.
6. HNP.
7. Spondilitis.
8. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9. Osteoporosis.
10. Merokok.
Faktor resiko dari lingkungan.
1. Duduk terlalu lama.
2. Terlalu lama pada getaran.
3. Keseleo atau terpelintir.
4. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
5. Vibrasi yang lama.
Faktor resiko dari psikososial.
1. Ketidak nyamanan kerja.
2. Depresi.
3. Stress.

D. ANATOMI DAN FISIOLOGI


 Guna kerangka.
1. Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).
2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.
3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.
4. tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
5. Memberi bentuk pada bangunan tubuh.
 Ruas-ruas tulang belakang.
Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada bedanya sedikit
tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :
1. badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak disebelah depan.
2. Lengkung luas.
Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di sebelah belang
dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :
1. Prosesus spinosus / taju duri.
Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.
2. Prosesus tranversum / taju sayap.
Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.
3. Prosesus artikulasi / taju penyendi.
Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).
 Fungsi ruas tulang belakang.
1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain..
2. Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang).
3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul.
4. Menentukan sikap tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas
dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang bias
tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan
serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut
saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum tulang
belakang.
 Bagian-bagian dari ruas tulang belakang.
1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya
besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebut For Amentuam
Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis disebut Atlas yang
memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua disebut prosesus ke 7
mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak panjang.
2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju
durinya panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah atas,bawah,kiri dan
kanan ini membentuk persendian dengan tulang iga.
3. vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju
durinya agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut Promontorium.
4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrumatau tulang
kelangkang.
5. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah
tulang yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian
dengan sacrum.
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

Anatomi Lumbal

E. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam
1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut
mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal,
kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab
dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang
bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan
iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang
merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor
yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber
nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai
jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri
dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas
nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa
penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan
kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya
penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:
a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor
dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut
syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya
karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi
gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan
molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik
(aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion
baru di daerah lesi). Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi
menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan
mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga
pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu
memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik
yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya,
yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti
hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga
disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada
nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama
disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan
cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

Pathway LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /


LBP)

F. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


 Perubahan dalam gaya berjalan.
1. Berjalan terasa kaku.
2. Tidak bias memutar punggung.
3. Pincang.
 Persyarafan
1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua
anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.
 Nyeri.
1. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3. Nyeri otot dalam.
4. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6. Nyeri pada pertengahan bokong.
7. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Penata Laksanaan Keperawatan.
- Informasi dan edukasi.
- Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi
(untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung
kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan
kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan
aktivitas.
2. Medis
a. Formakoterapi.
- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid
(kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang
intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
- Defisit neurologik memburuk.
- Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
- Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan
radiologik.

H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1 Neurofisiologik
- Electromyography (EMG)
- Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4
minggu
- Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan.
- Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
2 Radiologik
- Foto polos.
- Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
- Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
- Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan
- Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3 Laboratorium
- Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid,
fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
- Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
- Likuor serebrospinal (atas indikasi)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

I. Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Data fokus yang perlu dikaji:
a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
b) Riwayat penyakit sekarang
 Diskripsi gejala dan lamanya
 Dampak gejala terhadap aktifitas harian
 Respon terhadap pengobatan sebelumnya
 Riwayat trauma
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya
 Immunosupression (supresis imun)
 Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
 Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau infeksi.
 Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau
pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)
 Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing
spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)
 Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot
paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis,
NPB-spesifik)
 Adanya demam (infeksi)
 Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
 Keluhan visceral (referred pain)
 Gangguan miksi
 Saddle anesthesia
 Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)
 Lokasi dan penjalaran nyeri.

b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap,
perasa)
4) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
 Pemeriksaan motorik
 Pemeriksaan sens sensorik.
 Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross
laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
 Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
 Pemeriksaan system otonom
 Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
 Tes Naffziger
 Tes valsava.
5) Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6) Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7) Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi)
8) Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9) Sistem Reproduksi
( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola aktifitas dan latihan
(Cara berjalan : pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan
neurologis))
3) Pola nutrisi dan metabolisme
4) Pola tidur dan istirahat
(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri
yang hebat)
5) Pola kognitif dan perceptual
(Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan
kelainan psikiatrik))
6) Persepsi diri/konsep diri
7) Pola toleransi dan koping stress
((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga
penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut
(kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur))
8) Pola seksual reproduksi
9) Pola hubungan dan peran
10) Pola nilai dan keyakinan

2. Diagnosa Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain
adalah
a. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan system syaraf vascular)
b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan sendi,
kontraktur)
c. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman
d. Defisit self care b.d nyeri
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

3. Rencana Keperawatan

Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri (1400)
agen injuri (fisik, tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
kelainan muskulo keperawatan secara kom-prehensif (lokasi,
skeletal dan selama … x 24 jam karateristik, durasi, frekuensi,
system syaraf nyeri berkurang / kualitas, dan faktor presipitasi).
vaskuler hilang dengan2. Observasi reaksi non verbal
kriteria : dari ketidaknyamanan.
Batasan 3. Gunakan teknik komunikasi
karakteristik : Tingkat nyeri terapetik untuk mengetahui
 Verbal (2102) pengalaman nyeri klien.
Menarik nafas
- Melaporkan nyeri 4. Kaji kultur / budaya yang
pan-jang, merintih ber-kurang / hilang mempengaruhi respon nyeri.
Mengeluh nyeri - Frekuensi nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri
 Motorik berku-rang / hilang masa lampau.
- Menyeringaikan - Lama nyeri
6. Evaluasi bersama klien dan tim
wajah. berkurang kesehatan lain tentang ketidak
- Langkah yang
- Ekspresi oral efektifan kontrol nyeri masa
ter-seok-seok berkurang / hilang lampau.
- Postur yang kaku - Ketegangan otot
7. Bantu klien dan keluarga untuk
/ tidak stabil berku-rang / hilang mencari dan menemukan
- Gerakan yang
- Dapat istirahat dukungan.
- Skala
amat lambat atau nyeri
8. Kontrol lingkungan yang dapat
terpaksa berkurang / mempe-ngaruhi nyeri (suhu
 Respon autonom menurun ruangan, pencahayaan, dan
- Perubahan vital kebisingan)
sign Kontrol Nyeri9. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
(1605) 10. Pilih dan lakukan penanganan
- Mengenal faktor- nyeri (farmokologi, non
faktor penyebab farmakologi dan inter-personal)
- Mengenal onset11. Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri untuk me-nentukan intervensi.
- Jarang / tidak
12. Ajarkan tentang teknik non
pernah melakukan farmakologi.
tindakan 13. Berikan analgetik untuk
pertolongan dengan mengurangi nyeri.
non analgetik 14. Evaluasi keefektifan kontrol
- Jarang / tidak nyeri
pernah 15. Tingkatkan istirahat
menggunakan 16. Kolaborasi dengan dokter jika
analgetik ada keluhan dan tindakan
- Jarang / tidak nyeri tidak berhasil.
pernah melaporkan17. Monitor penerimaan klien
nyeri kepa-da tim tentang mana-jemen nyeri.
kesehatan.
- Nyeri terkontrol Andministrasi Analgetik
- (2210)
Tingkat 1. Tentukan lokasi, karateristik
kenyamanan kualitas, dan derajat nyeri
(2100) sebagai pemberian obat.
- Klien melaporkan 2. Cek instruksi dokter tentang
kebu-tuhan istirahat jenis obat, dosis dan
tidur tercukupi fekkuensi.
- Melaporkan kondisi 3. Cek riwayat alergi
fisik baik 4. Pilih analgenik yang diperlukan
- Melaporkan kondisi atau kombinasi dari analgetik
psikis baik ketika pemberian lebih dari
satu.
5. Tentukan pilihan analgesik
 tergantung tipe dan beratnya
- nyeri.
- 6. Tentukan analgetik pilihan rute
pemberian dan dosis optimal.
7. Pilih rute pemberian secara iv-
im untuk pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat.
10. Evaluasi efektifitas analgesik
tanda dan gejala (efek
sampingan)
2 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Koreksi tingkat kemampuan
mobilitas fi-sik b.d tindakan mobilisasi de-ngan sekala 0-4 :
nyeri, kerusakan keperawatan  0 : Klien tidak tergantung pada
muskuloskeletal, selama … X 24 jam orang lain
keka-kuan sendi klien mampu  1 : Klien butuh sedikit bantuan
atau kon-traktur mencapai mobilitas  2 : Klien butuh bantuan
fisik dengan kri-teria sederhana
Batasan :  3 : Klien butuh bantuan banyak
karakteristik :  4 : Klien sangat tergantung
- Postur tubuh Mobility Level pada pemberian pelayanan
kaku tidak stabil. (0208) : 2. Atur posisi klien
- Jalan terseok-- Klien dapat 3. Bantu klien melakukan
seok melakukan mobilitas perubahan gerak.
- Gerak lambat secara bertahap 4. Observasi / kaji terus
- Membatasi dengan tanpa kemampuan gerak motorik,
perubahan ge-rak merasakan nyeri. keseimbangan
yang mendadak- Penampilan 5. Ukur tanda-tanda vital sebelum
atau cepat seimbang dan sesudah melakukan
- Sakit berbalik - Menggerakkan otot latihan.
dan sendi 6. Anjurkan keluarga klien untuk
- Mampu pindah melatih dan memberi motivasi.
tempat tanpa 7. Kolaborasi dengan tim
bantuan kesehatan lain (fisioterapi
- Berjalan tanpa untuk pemasangan korset)
bantuan 8. Buat posisi seluruh persendian
dalam letak anatomis dan
nyaman dengan memberikan
penyangga pada lekukan
lekukan sendi serta pastikan
posisi punggung lurus.
3. Gangguan pola Setelah dilakukan Peningkatan Tidur / Sleep
tidur b.d nyeri, tindakan Enhancement (1850)
tidak nyaman keperawatan 1. Kaji pola tidur / pola aktivitas
selama … X 24 jam 2. Anjurkan klien tidur secara
Batasan klien dapat teratur
karakteristik : terpenuhi kebutuhan 3. Jelaskan tentang pentingnya
- Pasien menahan tidurnya dengan tidur yang cukup selama sakit
sa-kit (merintih, criteria : dan terapi.
me-nyeringai) 4. Monitor pola tidur dan catat
- Pasien Tidur (0004) keadaan fisik, psykososial
mengungkapkan- Jumlah jam tidur yang mengganggu tidur
tidak bisa tidur cukup 5. Diskusikan pada klien dan
karena nyeri - Pola tidur normal keluarga tentang tehnik
- Kualitas tidur cukup peningkatan pola tidur
- Tidur secara teratur
- Tidak sering Manajemen lingkungan
terbangun (6480)
- Tanda vital dalam 1 Batasi pengunjung
batas normal 2 Jaga lingkungan dari bising
3 Tidak melakukan tindakan
Rest (0003) keperawatan pada saat klien
- Istirahat Cukup tidur
- Kualitas istirahat
baik Anxiety Reduction (5820)
- Istirahat fisik cukup1 Jelaskan semua prosedur
- Istirahat psikis termasuk pera-saan yang
cukup mungkin dialami selama men-
jalani prosedur
Anxiety control2 Berikan objek yang dapat
(1402) memberikan rasa aman
- Tidur adekuat 3 Berbicara dengan pelan dan
- Tidak ada tenang
manifestasi fisik 4 Membina hubungan saling
- Tidak ada percaya
manifestasi perilaku5 Dengarkan klien dengan
- Mencari informasi penuh perhatian
untuk mengurangi 6 Ciptakan suasana saling
cemas percaya
- Menggunakan 7 Dorong orang tua
teknik re-laksasi mengungkapkan pera-saan,
untuk mengu-rangi persepsi dan cemas secara
cemas verbal
- Berinteraksi sosial 8 Berikan peralatan / aktivitas
yang meng-hibur untuk
mengurangi ketegangan
9 Anjurkan untuk menggunakan
teknik re-laksasi
10 Berikan lingkungan yang
tenang
11 Batasi pengunjung

4. Defisit srlf care Seteleh dilakukan Self care assistance ;


b.d nyeri tindakan 1. Monitor
keperawatan pada kemampuan klien untuk
pasien selama 3 x perawatan diri yang
24 jam diharapkan mandiri
kebutuhan 2. Monitor
perawatan diri kebutuhan klien untuk
pasien dapat alat-alat bantu
terpenuhi, dengan 3. Sediakan
kriteria hasil : bantuan sampai klien
1. klien terbebas dari mampu secara utuh
bau badan untuk memenuhi
2. Menyatakan perawatan dirinya
kenyamanan 4. Dorong klien
terhadap untuk melakukan
pemenuhan aktivitas yang mandiri
kebutuhan sesuai kemampuan
perawatan diri

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
__________. Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei
2012.http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
__________.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada
tanggal 12 Februari 201. http://sedetik.multiply.com/journal
Share this article :
Dipakai Bersama137

Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap


Title: LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP); Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 11:43 AM
Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap

0 Comments

2 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Popular Posts


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS


LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)


LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Blog Archive
 ► 2017 (1)
 ▼ 2014 (47)
o ► March (11)
o ► February (3)
o ▼ January (33)
 LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA
 LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU
 LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
 INFEKSI NOSOKOMIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
 LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK...
 LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI
 LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ...
 LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS
 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
 LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
 LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
 LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
 LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLAS...
 LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U...
 PITTING EDEMA
 LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
 PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ...
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
 LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
 LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA
 SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE)
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1
 INDUKSI PERSALINAN
 LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
 CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING...
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3
 ► 2013 (43)

Search here..

Author
 Benksquarz
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns

Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP


Homepage RSS
Search:
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI
PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK
PAIN / LBP)
 HOME
 ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )
 PRIVACY AND POLICY
 ABOUT ME
 MOTTO
Monday, January 27, 2014

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK


PAIN / LBP)
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN NYERI
PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH


(LOW BACK PAIN / LBP)

A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki. (Harsono, 2000)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam
merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan
hanya pada laporan pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis
walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah
kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari
lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).
Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen
lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra
dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri
kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para
vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis
dilumbal sacral pada tulang belakang.

B. Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


 Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
o Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
o Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal,
spondilitis,osteoartritis.
 Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
 Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
 Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
 Kegemukan.
 Mengangkat beban dengan cara yang salah.
 Keseleo.
 Terlalu lama pada getaran.
 Gaya berjalan.
 Merokok.
 Duduk terlalu lama.
 Kurang latihan (oleh raga).
 Depresi /stress.
 Olahraga (golp,tennis,sepak bola).
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Faktor resiko secara fisiologi.
1. Umur ( 20 – 50 tahun ).
2. Kurangnya latihan fisik.
3. Postur yang kurang anatomis.
4. Kegemukan.
5. Scoliosis parah.
6. HNP.
7. Spondilitis.
8. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9. Osteoporosis.
10. Merokok.
Faktor resiko dari lingkungan.
1. Duduk terlalu lama.
2. Terlalu lama pada getaran.
3. Keseleo atau terpelintir.
4. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
5. Vibrasi yang lama.
Faktor resiko dari psikososial.
1. Ketidak nyamanan kerja.
2. Depresi.
3. Stress.

D. ANATOMI DAN FISIOLOGI


 Guna kerangka.
1. Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).
2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.
3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.
4. tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
5. Memberi bentuk pada bangunan tubuh.
 Ruas-ruas tulang belakang.
Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada bedanya sedikit
tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :
1. badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak disebelah depan.
2. Lengkung luas.
Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di sebelah belang
dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :
1. Prosesus spinosus / taju duri.
Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.
2. Prosesus tranversum / taju sayap.
Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.
3. Prosesus artikulasi / taju penyendi.
Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).
 Fungsi ruas tulang belakang.
1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain..
2. Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang).
3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul.
4. Menentukan sikap tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas
dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang bias
tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan
serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut
saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum tulang
belakang.
 Bagian-bagian dari ruas tulang belakang.
1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya
besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebut For Amentuam
Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis disebut Atlas yang
memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua disebut prosesus ke 7
mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak panjang.
2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju
durinya panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah atas,bawah,kiri dan
kanan ini membentuk persendian dengan tulang iga.
3. vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju
durinya agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut Promontorium.
4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrumatau tulang
kelangkang.
5. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah
tulang yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian
dengan sacrum.

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

Anatomi Lumbal

E. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam
1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut
mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal,
kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab
dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang
bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan
iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang
merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor
yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber
nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai
jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri
dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas
nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa
penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan
kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya
penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:
a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor
dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut
syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya
karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi
gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan
molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik
(aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion
baru di daerah lesi). Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi
menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan
mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga
pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu
memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik
yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya,
yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti
hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga
disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada
nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama
disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan
cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

Pathway LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /


LBP)

F. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


 Perubahan dalam gaya berjalan.
1. Berjalan terasa kaku.
2. Tidak bias memutar punggung.
3. Pincang.
 Persyarafan
1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua
anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.
 Nyeri.
1. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3. Nyeri otot dalam.
4. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6. Nyeri pada pertengahan bokong.
7. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Penata Laksanaan Keperawatan.
- Informasi dan edukasi.
- Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan,
posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi
(untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung
kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan
kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan
aktivitas.
2. Medis
a. Formakoterapi.
- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin,
karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid
(kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang
intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
- Defisit neurologik memburuk.
- Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
- Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan
radiologik.

H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1 Neurofisiologik
- Electromyography (EMG)
- Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4
minggu
- Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan.
- Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
2 Radiologik
- Foto polos.
- Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
- Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
- Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan
- Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3 Laboratorium
- Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid,
fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
- Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
- Likuor serebrospinal (atas indikasi)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

I. Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1. Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Data fokus yang perlu dikaji:
a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
b) Riwayat penyakit sekarang
 Diskripsi gejala dan lamanya
 Dampak gejala terhadap aktifitas harian
 Respon terhadap pengobatan sebelumnya
 Riwayat trauma
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya
 Immunosupression (supresis imun)
 Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
 Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau infeksi.
 Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau
pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)
 Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing
spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)
 Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot
paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis,
NPB-spesifik)
 Adanya demam (infeksi)
 Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
 Keluhan visceral (referred pain)
 Gangguan miksi
 Saddle anesthesia
 Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)
 Lokasi dan penjalaran nyeri.

b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum
2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap,
perasa)
4) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
 Pemeriksaan motorik
 Pemeriksaan sens sensorik.
 Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross
laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
 Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
 Pemeriksaan system otonom
 Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
 Tes Naffziger
 Tes valsava.
5) Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6) Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7) Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi)
8) Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9) Sistem Reproduksi
( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola aktifitas dan latihan
(Cara berjalan : pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan
neurologis))
3) Pola nutrisi dan metabolisme
4) Pola tidur dan istirahat
(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri
yang hebat)
5) Pola kognitif dan perceptual
(Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan
kelainan psikiatrik))
6) Persepsi diri/konsep diri
7) Pola toleransi dan koping stress
((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga
penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut
(kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur))
8) Pola seksual reproduksi
9) Pola hubungan dan peran
10) Pola nilai dan keyakinan

2. Diagnosa Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain
adalah
a. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan system syaraf vascular)
b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan sendi,
kontraktur)
c. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman
d. Defisit self care b.d nyeri
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

3. Rencana Keperawatan

Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajemen nyeri (1400)
agen injuri (fisik, tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
kelainan muskulo keperawatan secara kom-prehensif (lokasi,
skeletal dan selama … x 24 jam karateristik, durasi, frekuensi,
system syaraf nyeri berkurang / kualitas, dan faktor presipitasi).
vaskuler hilang dengan2. Observasi reaksi non verbal
kriteria : dari ketidaknyamanan.
Batasan 3. Gunakan teknik komunikasi
karakteristik : Tingkat nyeri terapetik untuk mengetahui
 Verbal (2102) pengalaman nyeri klien.
Menarik nafas
- Melaporkan nyeri 4. Kaji kultur / budaya yang
pan-jang, merintih ber-kurang / hilang mempengaruhi respon nyeri.
Mengeluh nyeri - Frekuensi nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri
 Motorik berku-rang / hilang masa lampau.
- Menyeringaikan - Lama nyeri
6. Evaluasi bersama klien dan tim
wajah. berkurang kesehatan lain tentang ketidak
- Langkah yang
- Ekspresi oral efektifan kontrol nyeri masa
ter-seok-seok berkurang / hilang lampau.
- Postur yang kaku - Ketegangan otot
7. Bantu klien dan keluarga untuk
/ tidak stabil berku-rang / hilang mencari dan menemukan
- Gerakan yang
- Dapat istirahat dukungan.
- Skala
amat lambat atau nyeri
8. Kontrol lingkungan yang dapat
terpaksa berkurang / mempe-ngaruhi nyeri (suhu
 Respon autonom menurun ruangan, pencahayaan, dan
- Perubahan vital kebisingan)
sign Kontrol Nyeri9. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
(1605) 10. Pilih dan lakukan penanganan
- Mengenal faktor- nyeri (farmokologi, non
faktor penyebab farmakologi dan inter-personal)
- Mengenal onset11. Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri untuk me-nentukan intervensi.
- Jarang / tidak
12. Ajarkan tentang teknik non
pernah melakukan farmakologi.
tindakan 13. Berikan analgetik untuk
pertolongan dengan mengurangi nyeri.
non analgetik 14. Evaluasi keefektifan kontrol
- Jarang / tidak nyeri
pernah 15. Tingkatkan istirahat
menggunakan 16. Kolaborasi dengan dokter jika
analgetik ada keluhan dan tindakan
- Jarang / tidak nyeri tidak berhasil.
pernah melaporkan17. Monitor penerimaan klien
nyeri kepa-da tim tentang mana-jemen nyeri.
kesehatan.
- Nyeri terkontrol Andministrasi Analgetik
- (2210)
Tingkat 1. Tentukan lokasi, karateristik
kenyamanan kualitas, dan derajat nyeri
(2100) sebagai pemberian obat.
- Klien melaporkan 2. Cek instruksi dokter tentang
kebu-tuhan istirahat jenis obat, dosis dan
tidur tercukupi fekkuensi.
- Melaporkan kondisi 3. Cek riwayat alergi
fisik baik 4. Pilih analgenik yang diperlukan
- Melaporkan kondisi atau kombinasi dari analgetik
psikis baik ketika pemberian lebih dari
satu.
5. Tentukan pilihan analgesik
 tergantung tipe dan beratnya
- nyeri.
- 6. Tentukan analgetik pilihan rute
pemberian dan dosis optimal.
7. Pilih rute pemberian secara iv-
im untuk pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat.
10. Evaluasi efektifitas analgesik
tanda dan gejala (efek
sampingan)
2 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Koreksi tingkat kemampuan
mobilitas fi-sik b.d tindakan mobilisasi de-ngan sekala 0-4 :
nyeri, kerusakan keperawatan  0 : Klien tidak tergantung pada
muskuloskeletal, selama … X 24 jam orang lain
keka-kuan sendi klien mampu  1 : Klien butuh sedikit bantuan
atau kon-traktur mencapai mobilitas  2 : Klien butuh bantuan
fisik dengan kri-teria sederhana
Batasan :  3 : Klien butuh bantuan banyak
karakteristik :  4 : Klien sangat tergantung
- Postur tubuh Mobility Level pada pemberian pelayanan
kaku tidak stabil. (0208) : 2. Atur posisi klien
- Jalan terseok-- Klien dapat 3. Bantu klien melakukan
seok melakukan mobilitas perubahan gerak.
- Gerak lambat secara bertahap 4. Observasi / kaji terus
- Membatasi dengan tanpa kemampuan gerak motorik,
perubahan ge-rak merasakan nyeri. keseimbangan
yang mendadak- Penampilan 5. Ukur tanda-tanda vital sebelum
atau cepat seimbang dan sesudah melakukan
- Sakit berbalik - Menggerakkan otot latihan.
dan sendi 6. Anjurkan keluarga klien untuk
- Mampu pindah melatih dan memberi motivasi.
tempat tanpa 7. Kolaborasi dengan tim
bantuan kesehatan lain (fisioterapi
- Berjalan tanpa untuk pemasangan korset)
bantuan 8. Buat posisi seluruh persendian
dalam letak anatomis dan
nyaman dengan memberikan
penyangga pada lekukan
lekukan sendi serta pastikan
posisi punggung lurus.
3. Gangguan pola Setelah dilakukan Peningkatan Tidur / Sleep
tidur b.d nyeri, tindakan Enhancement (1850)
tidak nyaman keperawatan 1. Kaji pola tidur / pola aktivitas
selama … X 24 jam 2. Anjurkan klien tidur secara
Batasan klien dapat teratur
karakteristik : terpenuhi kebutuhan 3. Jelaskan tentang pentingnya
- Pasien menahan tidurnya dengan tidur yang cukup selama sakit
sa-kit (merintih, criteria : dan terapi.
me-nyeringai) 4. Monitor pola tidur dan catat
- Pasien Tidur (0004) keadaan fisik, psykososial
mengungkapkan- Jumlah jam tidur yang mengganggu tidur
tidak bisa tidur cukup 5. Diskusikan pada klien dan
karena nyeri - Pola tidur normal keluarga tentang tehnik
- Kualitas tidur cukup peningkatan pola tidur
- Tidur secara teratur
- Tidak sering Manajemen lingkungan
terbangun (6480)
- Tanda vital dalam 1 Batasi pengunjung
batas normal 2 Jaga lingkungan dari bising
3 Tidak melakukan tindakan
Rest (0003) keperawatan pada saat klien
- Istirahat Cukup tidur
- Kualitas istirahat
baik Anxiety Reduction (5820)
- Istirahat fisik cukup1 Jelaskan semua prosedur
- Istirahat psikis termasuk pera-saan yang
cukup mungkin dialami selama men-
jalani prosedur
Anxiety control2 Berikan objek yang dapat
(1402) memberikan rasa aman
- Tidur adekuat 3 Berbicara dengan pelan dan
- Tidak ada tenang
manifestasi fisik 4 Membina hubungan saling
- Tidak ada percaya
manifestasi perilaku5 Dengarkan klien dengan
- Mencari informasi penuh perhatian
untuk mengurangi 6 Ciptakan suasana saling
cemas percaya
- Menggunakan 7 Dorong orang tua
teknik re-laksasi mengungkapkan pera-saan,
untuk mengu-rangi persepsi dan cemas secara
cemas verbal
- Berinteraksi sosial 8 Berikan peralatan / aktivitas
yang meng-hibur untuk
mengurangi ketegangan
9 Anjurkan untuk menggunakan
teknik re-laksasi
10 Berikan lingkungan yang
tenang
11 Batasi pengunjung

4. Defisit srlf care Seteleh dilakukan Self care assistance ;


b.d nyeri tindakan 1. Monitor
keperawatan pada kemampuan klien untuk
pasien selama 3 x perawatan diri yang
24 jam diharapkan mandiri
kebutuhan 2. Monitor
perawatan diri kebutuhan klien untuk
pasien dapat alat-alat bantu
terpenuhi, dengan 3. Sediakan
kriteria hasil : bantuan sampai klien
1. klien terbebas dari mampu secara utuh
bau badan untuk memenuhi
2. Menyatakan perawatan dirinya
kenyamanan 4. Dorong klien
terhadap untuk melakukan
pemenuhan aktivitas yang mandiri
kebutuhan sesuai kemampuan
perawatan diri

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000
__________. Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei
2012.http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
__________.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada
tanggal 12 Februari 201. http://sedetik.multiply.com/journal
Share this article :
Dipakai Bersama137

Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap


Title: LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP); Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 11:43 AM
Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap

0 Comments

2 Comments
nt.fb admin wiwing setiono
Newer PostOlder PostHome

Subscribe to: Post Comments (Atom)


Popular Posts


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS


LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)


LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

Blog Archive
 ► 2017 (1)
 ▼ 2014 (47)
o ► March (11)
o ► February (3)
o ▼ January (33)
 LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA
 LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/ KANKER PARU
 LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
 INFEKSI NOSOKOMIAL
 LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)
 LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK...
 LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI
 LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ...
 LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS
 LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM
 LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO
 LAPORAN PENDAHULUAN COMBUSTIO/ LUKA BAKAR
 LAPORAN PENDAHULUAN ASMA
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID
 LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLAS...
 LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U...
 PITTING EDEMA
 LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
 PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ...
 LAPORAN PENDAHULUAN STROKE NON HEMORAGIK
 LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS
 LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
 LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA
 LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA
 SGB (SINDROMA GUILLAIN BARRE)
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 1
 INDUKSI PERSALINAN
 LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
 CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING...
 DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 3
 ► 2013 (43)

Search here..

Author
 Benksquarz
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns
Hak Cipta Oleh LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP
ShareThis Copy and Paste

Share to Facebook
, Number of shares28
Share to TwitterShare to Google BookmarkShare to FavoritShare to Lagi...
, Number of shares137

Homepage RSS Search: LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK
PAIN / LBP) HOMEALL ARTICLE ( DAFTAR ISI )PRIVACY AND POLICYABOUT MEMOTTO Monday,
January 27, 2014 LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)
Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang
bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000) Nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun
potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata,
meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada
laporan pasien. Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun
sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti
fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya
disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999). Low back pain dapat terjadi
pada siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral
akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada
sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang. Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan
trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang. B. Etiologi Nyeri Punggung
Bawah (Low Back Pain / LBP) § Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder. o
Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan. o Trauma sekunder seperti :
Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis. § Ketidak stabilan
ligamen lumbosacral dan kelemahan otot. § Prosedur degenerasi pada pasien lansia. § Penggunaan hak
sepatu yang terlalu tinggi. § Kegemukan. § Mengangkat beban dengan cara yang salah. § Keseleo. §
Terlalu lama pada getaran. § Gaya berjalan. § Merokok. § Duduk terlalu lama. § Kurang latihan (oleh
raga). § Depresi /stress. § Olahraga (golp,tennis,sepak bola). LAPORAN PENDAHULUAN NYERI
PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back
Pain / LBP) Faktor resiko secara fisiologi. 1. Umur ( 20 – 50 tahun ). 2. Kurangnya latihan fisik. 3.
Postur yang kurang anatomis. 4. Kegemukan. 5. Scoliosis parah. 6. HNP. 7. Spondilitis. 8.
Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ). 9. Osteoporosis. 10. Merokok. Faktor resiko dari
lingkungan. 1. Duduk terlalu lama. 2. Terlalu lama pada getaran. 3. Keseleo atau terpelintir. 4.
Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ). 5. Vibrasi yang lama. Faktor resiko dari psikososial.
1. Ketidak nyamanan kerja. 2. Depresi. 3. Stress. D. ANATOMI DAN FISIOLOGI · Guna
kerangka. 1. Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh). 2. Melindungi alat tubuh
yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru. 3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh
dengan perantaraan otot. 4. tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah. 5. Memberi
bentuk pada bangunan tubuh. · Ruas-ruas tulang belakang. Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang
pada umumnya sama,hanya ada bedanya sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya. Ruas-ruas ini
terdiri atas beberapa bagian : 1. badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan
kuat,terletak disebelah depan. 2. Lengkung luas. Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas
tulang belakang terletak di sebelah belang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu : 1. Prosesus
spinosus / taju duri. Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang. 2. Prosesus
tranversum / taju sayap. Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas. 3. Prosesus artikulasi / taju
penyendi. Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis). · Fungsi ruas tulang
belakang. 1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain.. 2. Melindungi alat halus yang ada
didalamnya (sum-sum belakang). 3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul. 4.
Menentukan sikap tubuh. Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-
masing ruas dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang
bias tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabut-
serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang. Ditengah-tengah bagian ruas-ruas
tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut saluran sum-sum belakang (kanalis medulla
spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum tulang belakang. · Bagian-bagian dari ruas tulang
belakang. 1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya
besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebut For Amentuam Versalis
(Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis disebut Atlas yang memungkinkan kepala
berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua disebut prosesus ke 7 mempunyai taju yang disebut Prosesus
Prominan,taju ruiasnya agak panjang. 2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12
ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju durinya panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran
sendi sebelah atas,bawah,kiri dan kanan ini membentuk persendian dengan tulang iga. 3. vertebra
lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju durinya agak picak
bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut Promontorium. 4. vertebra sakralis (ruas tulang
kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum atau tulang kelangkang. 5. vertebra Koksigius
(tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang yang disebut Os Koksigialis
dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sacrum. LAPORAN
PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) Anatomi Lumbal E.
Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low
Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam 1 Nyeri Nosiseptif 2 Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan luar annulus
fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot.
Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal,
kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai
mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia
maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses
penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot
yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan
munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga,
kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber
nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi
akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia.
Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif. 2. Mekanisme Nyeri
Neurepatik Pada LBP Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa penekanan
atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis,
pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis),
penekanan oleh tumor dan sebagainya. Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan: a.
Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari nervi nervorum, yang
menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat
peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan. b. Penekanan sampai mengenai serabut
syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan
molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik
(aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion baru di daerah lesi).
Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt
yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal).
Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu memperberat
nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia,
disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun
yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik
juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif,
inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di
neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)
Pathway LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) F.
Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) · Perubahan dalam gaya berjalan.
1. Berjalan terasa kaku. 2. Tidak bias memutar punggung. 3. Pincang. · Persyarafan 1.
Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota
badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang. 2. Tidak terkontrol
Bab dan Bak. · Nyeri. 1. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan. 2. Nyeri
saat berjalan dengan menggunakan tumit. 3. Nyeri otot dalam. 4. Nyeri menyebar kebagian bawah
belakang kaki. 5. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis. 6. Nyeri pada pertengahan
bokong. 7. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat. G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah
(Low Back Pain / LBP) 1. Penata Laksanaan Keperawatan. - Informasi dan edukasi. -
Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh dan
aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang),
latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat) -
NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan kondisi otot,
rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas. 2. Medis a.
Formakoterapi. - NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi
epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler - NPB kronik : antidepresan trisiklik
(amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin,
prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan) b. Invasif non bedah - Blok saraf dengan anestetik
lokal (radikulopati) - Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang
intractable) c. Bedah HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi : - Skiatika dengan terapi
konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable / menetap / progresif. - Defisit
neurologik memburuk. - Sindroma kauda. Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil -
Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologik. H.
Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1 Neurofisiologik -
Electromyography (EMG) - Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih
dari 3-4 minggu - Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan. - Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk
stenosis kanal dan mielopati spinal. 2 Radiologik - Foto polos. - Tidak direkomendasikan
untuk evaluasi rutin penderita NPB. - Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan
tulang. - Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI) - Diindikasikan
untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan - Discography tidak
direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive 3 Laboratorium - Laju endap darah, darah
perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi) -
Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri - Likuor
serebrospinal (atas indikasi) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN
/ LBP) I. Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1. Pengkajian
Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Data fokus yang perlu dikaji: a. Riwayat
kesehatan 1) Riwayat Penyakit a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian) b) Riwayat penyakit sekarang · Diskripsi gejala dan lamanya · Dampak gejala
terhadap aktifitas harian · Respon terhadap pengobatan sebelumnya · Riwayat trauma c)
Riwayat Penyakit Sebelumnya · Immunosupression (supresis imun) · Penurunan berat badan
tanpa penyebab yang jelas (kangker) · Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker
atau infeksi. · Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau pengurangan
nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP) · Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati
seronegatif: ankylosing spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)
· Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot paraspinal,
kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik) · Adanya
demam (infeksi) · Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause) · Keluhan
visceral (referred pain) · Gangguan miksi · Saddle anesthesia · Kelemahan motorik
ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina) · Lokasi dan penjalaran nyeri. b.
Pemeriksaan fisik 1) Keadaan Umum 2) Pemeriksaan persistem 3) Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa) 4) Sistem
persarafan (Pemeiksaan neurologik) · Pemeriksaan motorik · Pemeriksaan sens sensorik.
· Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross laseque(HNP median)
Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas) · Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus) ·
Pemeriksaan system otonom · Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka) ·
Tes Naffziger · Tes valsava. 5) Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan
nafas.) 6) Sistem kardiovaskuler (Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi) 7) Sistem
Gastrointestinal (Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi) 8) Sistem
Integumen (Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien ) 9) Sistem Reproduksi ( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan (Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume ) c. Pola fungsi kesehatan 1) Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan 2) Pola aktifitas dan latihan (Cara berjalan : pincang, diseret,
kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis)) 3) Pola nutrisi dan metabolisme 4) Pola
tidur dan istirahat (Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri yang
hebat) 5) Pola kognitif dan perceptual (Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
(kemungkinan kelainan psikiatrik)) 6) Persepsi diri/konsep diri 7) Pola toleransi dan koping stress
((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga penderita berjalan sangat
hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur)) 8)
Pola seksual reproduksi 9) Pola hubungan dan peran 10) Pola nilai dan keyakinan 2. Diagnosa
Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada klien dengan Low Back Pain adalah a. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan
system syaraf vascular) b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan
sendi, kontraktur) c. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman d. Defisit self care b.d nyeri
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) 3. Rencana
Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi 1. Nyeri akut b/d agen injuri (fisik, kelainan
muskulo skeletal dan system syaraf vaskuler Batasan karakteristik : · Verbal Menarik nafas pan-jang,
merintih Mengeluh nyeri · Motorik - Menyeringaikan wajah. - Langkah yang ter-seok-seok -
Postur yang kaku / tidak stabil - Gerakan yang amat lambat atau terpaksa · Respon
autonom - Perubahan vital sign Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam nyeri
berkurang / hilang dengan kriteria : Tingkat nyeri (2102) - Melaporkan nyeri ber-kurang / hilang -
Frekuensi nyeri berku-rang / hilang - Lama nyeri berkurang - Ekspresi oral berkurang / hilang -
Ketegangan otot berku-rang / hilang - Dapat istirahat - Skala nyeri berkurang / menurun
Kontrol Nyeri (1605) - Mengenal faktor-faktor penyebab - Mengenal onset nyeri - Jarang /
tidak pernah melakukan tindakan pertolongan dengan non analgetik - Jarang / tidak pernah
menggunakan analgetik - Jarang / tidak pernah melaporkan nyeri kepa-da tim kesehatan. -
Nyeri terkontrol - Tingkat kenyamanan (2100) - Klien melaporkan kebu-tuhan istirahat tidur
tercukupi - Melaporkan kondisi fisik baik - Melaporkan kondisi psikis baik Ø
- - Manajemen nyeri (1400) 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kom-prehensif (lokasi,
karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi). 2. Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan. 3. Gunakan teknik komunikasi terapetik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien.
4. Kaji kultur / budaya yang mempengaruhi respon nyeri. 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
6. Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau.
7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. 8. Kontrol lingkungan yang
dapat mempe-ngaruhi nyeri (suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan) 9. Kurangi faktor presipitasi
nyeri. 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmokologi, non farmakologi dan inter-personal) 11. Kaji
tipe dan sumber nyeri untuk me-nentukan intervensi. 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi. 13.
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil. 17. Monitor penerimaan
klien tentang mana-jemen nyeri. Andministrasi Analgetik (2210) 1. Tentukan lokasi, karateristik kualitas,
dan derajat nyeri sebagai pemberian obat. 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan
fekkuensi. 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgenik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu. 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri. 6.
Tentukan analgetik pilihan rute pemberian dan dosis optimal. 7. Pilih rute pemberian secara iv-im untuk
pengobatan nyeri secara teratur 8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat. 10. Evaluasi efektifitas analgesik tanda
dan gejala (efek sampingan) 2 Kerusakan mobilitas fi-sik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, keka-kuan
sendi atau kon-traktur Batasan karakteristik : - Postur tubuh kaku tidak stabil. - Jalan terseok-
seok - Gerak lambat - Membatasi perubahan ge-rak yang mendadak atau cepat - Sakit
berbalik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien mampu mencapai mobilitas
fisik dengan kri-teria : Mobility Level (0208) : - Klien dapat melakukan mobilitas secara bertahap dengan
tanpa merasakan nyeri. - Penampilan seimbang - Menggerakkan otot dan sendi - Mampu pindah
tempat tanpa bantuan - Berjalan tanpa bantuan 1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi de-ngan
sekala 0-4 : Ø 0 : Klien tidak tergantung pada orang lain Ø 1 : Klien butuh sedikit bantuan Ø 2 : Klien
butuh bantuan sederhana Ø 3 : Klien butuh bantuan banyak Ø 4 : Klien sangat tergantung pada
pemberian pelayanan 2. Atur posisi klien 3. Bantu klien melakukan perubahan gerak. 4. Observasi /
kaji terus kemampuan gerak motorik, keseimbangan 5. Ukur tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan latihan. 6. Anjurkan keluarga klien untuk melatih dan memberi motivasi. 7. Kolaborasi
dengan tim kesehatan lain (fisioterapi untuk pemasangan korset) 8. Buat posisi seluruh persendian
dalam letak anatomis dan nyaman dengan memberikan penyangga pada lekukan lekukan sendi serta
pastikan posisi punggung lurus. 3. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman Batasan karakteristik : -
Pasien menahan sa-kit (merintih, me-nyeringai) - Pasien mengungkapkan tidak bisa tidur
karena nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien dapat terpenuhi kebutuhan
tidurnya dengan criteria : Tidur (0004) - Jumlah jam tidur cukup - Pola tidur normal - Kualitas
tidur cukup - Tidur secara teratur - Tidak sering terbangun - Tanda vital dalam batas normal
Rest (0003) - Istirahat Cukup - Kualitas istirahat baik - Istirahat fisik cukup - Istirahat
psikis cukup Anxiety control (1402) - Tidur adekuat - Tidak ada manifestasi fisik - Tidak
ada manifestasi perilaku - Mencari informasi untuk mengurangi cemas - Menggunakan teknik
re-laksasi untuk mengu-rangi cemas - Berinteraksi sosial Peningkatan Tidur / Sleep Enhancement
(1850) 1. Kaji pola tidur / pola aktivitas 2. Anjurkan klien tidur secara teratur 3. Jelaskan tentang
pentingnya tidur yang cukup selama sakit dan terapi. 4. Monitor pola tidur dan catat keadaan fisik,
psykososial yang mengganggu tidur 5. Diskusikan pada klien dan keluarga tentang tehnik peningkatan
pola tidur Manajemen lingkungan (6480) 1 Batasi pengunjung 2 Jaga lingkungan dari bising 3 Tidak
melakukan tindakan keperawatan pada saat klien tidur Anxiety Reduction (5820) 1 Jelaskan semua
prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-jalani prosedur 2 Berikan objek yang
dapat memberikan rasa aman 3 Berbicara dengan pelan dan tenang 4 Membina hubungan saling
percaya 5 Dengarkan klien dengan penuh perhatian 6 Ciptakan suasana saling percaya 7 Dorong
orang tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal 8 Berikan peralatan / aktivitas
yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan 9 Anjurkan untuk menggunakan teknik re-laksasi 10
Berikan lingkungan yang tenang 11 Batasi pengunjung 4. Defisit srlf care b.d nyeri Seteleh dilakukan
tindakan keperawatan pada pasien selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan perawatan diri pasien dapat
terpenuhi, dengan kriteria hasil : 1. klien terbebas dari bau badan 2. Menyatakan kenyamanan terhadap
pemenuhan kebutuhan perawatan diri Self care assistance ; Monitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu Sediakan bantuan sampai klien mampu
secara utuh untuk memenuhi perawatan dirinya Dorong klien untuk melakukan aktivitas yang mandiri
sesuai kemampuan DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002 Brunner & Suddarth, Alih Bahasa
Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002 Ruth
F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000 __________. Askep
LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012. http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
__________.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12 Februari
201. http://sedetik.multiply.com/journal Share this article : Dipakai Bersama137
Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap Title: LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP); Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 11:43 AM Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap
0 Comments 2 Comments nt.fb admin wiwing setiono Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post
Comments (Atom) Popular Posts LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS LAPORAN
PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA) LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI LAPORAN
PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) LAPORAN
PENDAHULUAN APENDISITIS Blog Archive ► 2017 (1) ▼ 2014 (47) ► March (11) ► February (3) ▼
January (33) LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/
KANKER PARU LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA INFEKSI NOSOKOMIAL LAPORAN
PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH (LOW BACK... LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ... LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS LAPORAN
PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN
COMBUSTIO/ LUKA BAKAR LAPORAN PENDAHULUAN ASMA LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA
PROSTAT HIPERPLAS... LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U... PITTING EDEMA LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ... LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE NON HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS LAPORAN PENDAHULUAN
PPOK LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA SGB
(SINDROMA GUILLAIN BARRE) DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN NANDA versi 1 INDUKSI PERSALINAN LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING... DIAGNOSA KEPERAWATAN
NANDA versi 3 ► 2013 (43) Author Benksquarz wiwing setiono wiwing setiono.skep.ns Hak Cipta Oleh
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP Homepage RSS Search: LAPORAN
PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) HOMEALL ARTICLE ( DAFTAR
ISI )PRIVACY AND POLICYABOUT MEMOTTO Monday, January 27, 2014 LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) Browse » Home » Laporan Pendahuluan Asuhan
Keperawatan Lengkap » LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /
LBP) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) A.
Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Nyeri punggung bawah adalah
perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran
ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000) Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam
merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak
diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. Low Back
Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma
secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi
(Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para
vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang
belakang (Brunner,1999). Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan
otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut
didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau
tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada
tulang belakang. B. Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) § Perubahan postur tubuh
biasanya karena trauma primer dan sekunder. o Trauma primer seperti : Trauma secara spontan,
contohnya kecelakaan. o Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis,
stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis. § Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot. §
Prosedur degenerasi pada pasien lansia. § Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi. § Kegemukan. §
Mengangkat beban dengan cara yang salah. § Keseleo. § Terlalu lama pada getaran. § Gaya berjalan. §
Merokok. § Duduk terlalu lama. § Kurang latihan (oleh raga). § Depresi /stress. § Olahraga
(golp,tennis,sepak bola). LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /
LBP) C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Faktor resiko secara fisiologi.
1. Umur ( 20 – 50 tahun ). 2. Kurangnya latihan fisik. 3. Postur yang kurang anatomis. 4.
Kegemukan. 5. Scoliosis parah. 6. HNP. 7. Spondilitis. 8. Spinal stenosis ( penyempitan tulang
belakang ). 9. Osteoporosis. 10. Merokok. Faktor resiko dari lingkungan. 1. Duduk terlalu lama.
2. Terlalu lama pada getaran. 3. Keseleo atau terpelintir. 4. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan
sepak bola ). 5. Vibrasi yang lama. Faktor resiko dari psikososial. 1. Ketidak nyamanan kerja. 2.
Depresi. 3. Stress. D. ANATOMI DAN FISIOLOGI · Guna kerangka. 1. Menahan seluruh
bagian-bagian badan (Menopang tubuh). 2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan
paru-paru. 3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot. 4.
tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah. 5. Memberi bentuk pada bangunan tubuh.
· Ruas-ruas tulang belakang. Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya
ada bedanya sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya. Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :
1. badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak disebelah depan.
2. Lengkung luas. Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di
sebelah belang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu : 1. Prosesus spinosus / taju duri. Terdapat
ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang. 2. Prosesus tranversum / taju sayap. Terdapat
disamping kiri dan kanan lengkung luas. 3. Prosesus artikulasi / taju penyendi. Membentuk persendian
dengan ruas tulang belakang (vertebralis). · Fungsi ruas tulang belakang. 1. Menahan kepela dan
alat-alat tubuh yang lain.. 2. Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang). 3.
Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul. 4. Menentukan sikap tubuh. Ruas-ruas tulang
belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas dihubungkan oleh tulang rawan
yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang bias tegak dan membungkuk. Disamping itu
disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat
kedudukan ruas tulang belakang. Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu
saluran yang disebut saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-
sum tulang belakang. · Bagian-bagian dari ruas tulang belakang. 1. Vertebra sedrvikalis (tulang
leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang
tempat lalunya syarap yang disebut For Amentuam Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama
vertebra servikalis disebut Atlas yang memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua
disebut prosesus ke 7 mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak panjang. 2.
Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju durinya
panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah atas,bawah,kiri dan kanan ini
membentuk persendian dengan tulang iga. 3. vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan
ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju durinya agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut
Promontorium. 4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum
atau tulang kelangkang. 5. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan
menjadi sebuah tulang yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian
dengan sacrum. LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)
Anatomi Lumbal E. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1. Mekanisme
terjadinya nyeri pada Low Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam 1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula
artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai
stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab
dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya
persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan
berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat
adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus
menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus
syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan
sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis
rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi
menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau
disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan
pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP,
penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya
penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya. Penanganan pada radiks saraf, terdapat
2 kemungkinan: a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor
dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri
bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan. b. Penekanan
sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan neuron
sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi
abnormal, timbul aktifitas ektopik (aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan
saluran ion baru di daerah lesi). Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi menyebabkan
timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun
termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan
stress psikologi yang mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri
neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang
membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya
hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan
perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama
disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK)
yang menghambat kerja reseptor opioid. LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) Pathway LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) F. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
· Perubahan dalam gaya berjalan. 1. Berjalan terasa kaku. 2. Tidak bias memutar punggung.
3. Pincang. · Persyarafan 1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien
merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah
yang tidak dirangsang. 2. Tidak terkontrol Bab dan Bak. · Nyeri. 1. Nyeri punggung akut
maupun kronis lebih dari dua bulan. 2. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit. 3. Nyeri
otot dalam. 4. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki. 5. Nyeri panas pada paha bagian
belakang atau betis. 6. Nyeri pada pertengahan bokong. 7. Nyeri berat pada kaki semakin
meningkat. G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1. Penata Laksanaan
Keperawatan. - Informasi dan edukasi. - Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung
kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin)
masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus),
alat Bantu (antara lain korset, tongkat) - NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur,
modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan
aktivitas. 2. Medis a. Formakoterapi. - NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant,
opioid (nyeri berat), injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler - NPB kronik :
antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha
blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan) b. Invasif non bedah - Blok saraf
dengan anestetik lokal (radikulopati) - Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik
punggung bawah yang intractable) c. Bedah HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi : -
Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable / menetap /
progresif. - Defisit neurologik memburuk. - Sindroma kauda. Stenosis kanal : setelah terjadi
konservatif tidak berhasil - Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan
neurofisiologik dan radiologik. H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1 Neurofisiologik - Electromyography (EMG) - Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila
dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4 minggu - Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara
pemeriksaan klinis, pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan. - Somatosensory Evoked
Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati spinal. 2 Radiologik - Foto polos.
- Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB. - Direkomendasikan untuk
menyampingkan adanya kelainan tulang. - Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance
Imaging (MRI) - Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan -
Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive 3 Laboratorium -
Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid, fosfatase alkali / asam,
kalsium (atas indikasi) - Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri -
Likuor serebrospinal (atas indikasi) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) I. Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain /
LBP) 1. Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Data fokus yang perlu
dikaji: a. Riwayat kesehatan 1) Riwayat Penyakit a) Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan
pasien saat dilakukan pengkajian) b) Riwayat penyakit sekarang · Diskripsi gejala dan lamanya
· Dampak gejala terhadap aktifitas harian · Respon terhadap pengobatan sebelumnya ·
Riwayat trauma c) Riwayat Penyakit Sebelumnya · Immunosupression (supresis imun) ·
Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker) · Nyeri yang menetap merupakan
pertimbangan untuk kangker atau infeksi. · Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal
atau infeksi) atau pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP) · Nyeri yang paling berat di
pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif,
sindroma fibromialgia) · Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan
otot paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik) ·
Adanya demam (infeksi) · Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause) ·
Keluhan visceral (referred pain) · Gangguan miksi · Saddle anesthesia · Kelemahan
motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina) · Lokasi dan penjalaran nyeri. b.
Pemeriksaan fisik 1) Keadaan Umum 2) Pemeriksaan persistem 3) Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa) 4) Sistem
persarafan (Pemeiksaan neurologik) · Pemeriksaan motorik · Pemeriksaan sens sensorik.
· Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross laseque(HNP median)
Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas) · Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus) ·
Pemeriksaan system otonom · Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka) ·
Tes Naffziger · Tes valsava. 5) Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan
nafas.) 6) Sistem kardiovaskuler (Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi) 7) Sistem
Gastrointestinal (Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi) 8) Sistem
Integumen (Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien ) 9) Sistem Reproduksi ( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan (Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume ) c. Pola fungsi kesehatan 1) Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan 2) Pola aktifitas dan latihan (Cara berjalan : pincang, diseret,
kaku (merupakan indikasi untuk pemeriksaan neurologis)) 3) Pola nutrisi dan metabolisme 4) Pola
tidur dan istirahat (Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur dikarenakan menahan nyeri yang
hebat) 5) Pola kognitif dan perceptual (Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya
(kemungkinan kelainan psikiatrik)) 6) Persepsi diri/konsep diri 7) Pola toleransi dan koping stress
((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga penderita berjalan sangat
hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut (kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur)) 8)
Pola seksual reproduksi 9) Pola hubungan dan peran 10) Pola nilai dan keyakinan 2. Diagnosa
Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada klien dengan Low Back Pain adalah a. Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal) dan
system syaraf vascular) b. Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan
sendi, kontraktur) c. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman d. Defisit self care b.d nyeri
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP) 3. Rencana
Keperawatan No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi 1. Nyeri akut b/d agen injuri (fisik, kelainan
muskulo skeletal dan system syaraf vaskuler Batasan karakteristik : · Verbal Menarik nafas pan-jang,
merintih Mengeluh nyeri · Motorik - Menyeringaikan wajah. - Langkah yang ter-seok-seok -
Postur yang kaku / tidak stabil - Gerakan yang amat lambat atau terpaksa · Respon
autonom - Perubahan vital sign Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam nyeri
berkurang / hilang dengan kriteria : Tingkat nyeri (2102) - Melaporkan nyeri ber-kurang / hilang -
Frekuensi nyeri berku-rang / hilang - Lama nyeri berkurang - Ekspresi oral berkurang / hilang -
Ketegangan otot berku-rang / hilang - Dapat istirahat - Skala nyeri berkurang / menurun
Kontrol Nyeri (1605) - Mengenal faktor-faktor penyebab - Mengenal onset nyeri - Jarang /
tidak pernah melakukan tindakan pertolongan dengan non analgetik - Jarang / tidak pernah
menggunakan analgetik - Jarang / tidak pernah melaporkan nyeri kepa-da tim kesehatan. -
Nyeri terkontrol - Tingkat kenyamanan (2100) - Klien melaporkan kebu-tuhan istirahat tidur
tercukupi - Melaporkan kondisi fisik baik - Melaporkan kondisi psikis baik Ø
- - Manajemen nyeri (1400) 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kom-prehensif (lokasi,
karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi). 2. Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan. 3. Gunakan teknik komunikasi terapetik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien.
4. Kaji kultur / budaya yang mempengaruhi respon nyeri. 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
6. Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa lampau.
7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. 8. Kontrol lingkungan yang
dapat mempe-ngaruhi nyeri (suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan) 9. Kurangi faktor presipitasi
nyeri. 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmokologi, non farmakologi dan inter-personal) 11. Kaji
tipe dan sumber nyeri untuk me-nentukan intervensi. 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi. 13.
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. 14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil. 17. Monitor penerimaan
klien tentang mana-jemen nyeri. Andministrasi Analgetik (2210) 1. Tentukan lokasi, karateristik kualitas,
dan derajat nyeri sebagai pemberian obat. 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan
fekkuensi. 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgenik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu. 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri. 6.
Tentukan analgetik pilihan rute pemberian dan dosis optimal. 7. Pilih rute pemberian secara iv-im untuk
pengobatan nyeri secara teratur 8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama
kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat. 10. Evaluasi efektifitas analgesik tanda
dan gejala (efek sampingan) 2 Kerusakan mobilitas fi-sik b.d nyeri, kerusakan muskuloskeletal, keka-kuan
sendi atau kon-traktur Batasan karakteristik : - Postur tubuh kaku tidak stabil. - Jalan terseok-
seok - Gerak lambat - Membatasi perubahan ge-rak yang mendadak atau cepat - Sakit
berbalik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien mampu mencapai mobilitas
fisik dengan kri-teria : Mobility Level (0208) : - Klien dapat melakukan mobilitas secara bertahap dengan
tanpa merasakan nyeri. - Penampilan seimbang - Menggerakkan otot dan sendi - Mampu pindah
tempat tanpa bantuan - Berjalan tanpa bantuan 1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi de-ngan
sekala 0-4 : Ø 0 : Klien tidak tergantung pada orang lain Ø 1 : Klien butuh sedikit bantuan Ø 2 : Klien
butuh bantuan sederhana Ø 3 : Klien butuh bantuan banyak Ø 4 : Klien sangat tergantung pada
pemberian pelayanan 2. Atur posisi klien 3. Bantu klien melakukan perubahan gerak. 4. Observasi /
kaji terus kemampuan gerak motorik, keseimbangan 5. Ukur tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan latihan. 6. Anjurkan keluarga klien untuk melatih dan memberi motivasi. 7. Kolaborasi
dengan tim kesehatan lain (fisioterapi untuk pemasangan korset) 8. Buat posisi seluruh persendian
dalam letak anatomis dan nyaman dengan memberikan penyangga pada lekukan lekukan sendi serta
pastikan posisi punggung lurus. 3. Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman Batasan karakteristik : -
Pasien menahan sa-kit (merintih, me-nyeringai) - Pasien mengungkapkan tidak bisa tidur
karena nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … X 24 jam klien dapat terpenuhi kebutuhan
tidurnya dengan criteria : Tidur (0004) - Jumlah jam tidur cukup - Pola tidur normal - Kualitas
tidur cukup - Tidur secara teratur - Tidak sering terbangun - Tanda vital dalam batas normal
Rest (0003) - Istirahat Cukup - Kualitas istirahat baik - Istirahat fisik cukup - Istirahat
psikis cukup Anxiety control (1402) - Tidur adekuat - Tidak ada manifestasi fisik - Tidak
ada manifestasi perilaku - Mencari informasi untuk mengurangi cemas - Menggunakan teknik
re-laksasi untuk mengu-rangi cemas - Berinteraksi sosial Peningkatan Tidur / Sleep Enhancement
(1850) 1. Kaji pola tidur / pola aktivitas 2. Anjurkan klien tidur secara teratur 3. Jelaskan tentang
pentingnya tidur yang cukup selama sakit dan terapi. 4. Monitor pola tidur dan catat keadaan fisik,
psykososial yang mengganggu tidur 5. Diskusikan pada klien dan keluarga tentang tehnik peningkatan
pola tidur Manajemen lingkungan (6480) 1 Batasi pengunjung 2 Jaga lingkungan dari bising 3 Tidak
melakukan tindakan keperawatan pada saat klien tidur Anxiety Reduction (5820) 1 Jelaskan semua
prosedur termasuk pera-saan yang mungkin dialami selama men-jalani prosedur 2 Berikan objek yang
dapat memberikan rasa aman 3 Berbicara dengan pelan dan tenang 4 Membina hubungan saling
percaya 5 Dengarkan klien dengan penuh perhatian 6 Ciptakan suasana saling percaya 7 Dorong
orang tua mengungkapkan pera-saan, persepsi dan cemas secara verbal 8 Berikan peralatan / aktivitas
yang meng-hibur untuk mengurangi ketegangan 9 Anjurkan untuk menggunakan teknik re-laksasi 10
Berikan lingkungan yang tenang 11 Batasi pengunjung 4. Defisit srlf care b.d nyeri Seteleh dilakukan
tindakan keperawatan pada pasien selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan perawatan diri pasien dapat
terpenuhi, dengan kriteria hasil : 1. klien terbebas dari bau badan 2. Menyatakan kenyamanan terhadap
pemenuhan kebutuhan perawatan diri Self care assistance ; Monitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu Sediakan bantuan sampai klien mampu
secara utuh untuk memenuhi perawatan dirinya Dorong klien untuk melakukan aktivitas yang mandiri
sesuai kemampuan DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002 Brunner & Suddarth, Alih Bahasa
Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002 Ruth
F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000 __________. Askep
LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 12 Februaei 2012. http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
__________.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12 Februari
201. http://sedetik.multiply.com/journal Share this article : Dipakai Bersama137
Artikel Terkait : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap Title: LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP); Written by wiwing setiono; Rating: 5 dari 5
Diposkan oleh wiwing setiono Jam 11:43 AM Label: Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Lengkap
0 Comments 2 Comments nt.fb admin wiwing setiono Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post
Comments (Atom) Popular Posts LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS LAPORAN
PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA) LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI LAPORAN
PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) LAPORAN
PENDAHULUAN APENDISITIS Blog Archive ► 2017 (1) ▼ 2014 (47) ► March (11) ► February (3) ▼
January (33) LAPORAN PENDAHULUAN AMELOBLASTOMA LAPORAN PENDAHULUAN CA PARU/
KANKER PARU LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA INFEKSI NOSOKOMIAL LAPORAN
PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD) LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG
BAWAH (LOW BACK... LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI LAPORAN PENDAHULUAN CA
MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ ... LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS LAPORAN
PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO LAPORAN PENDAHULUAN
COMBUSTIO/ LUKA BAKAR LAPORAN PENDAHULUAN ASMA LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTIROID LAPORAN PENDAHULUAN BPH (BENIGNA
PROSTAT HIPERPLAS... LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELITUS (DM) DENGAN U... PITTING EDEMA LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS
PENGKAJIAN NEUROLOGI (SARAF KRANIAL, GLASGOW COMA ... LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE NON HEMORAGIK LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS LAPORAN PENDAHULUAN
PPOK LAPORAN PENDAHULUAN EFUSI PLEURA LAPORAN PENDAHULUAN DEMENSIA SGB
(SINDROMA GUILLAIN BARRE) DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA versi 2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN NANDA versi 1 INDUKSI PERSALINAN LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN DISCHARGE PLANNING... DIAGNOSA KEPERAWATAN
NANDA versi 3 ► 2013 (43) Author Benksquarz wiwing setiono wiwing setiono.skep.ns Hak Cipta Oleh
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LENGKAP ShareThis Copy and Paste Share to
Facebook , Number of shares28 Share to Twitter Share to Google Bookmark Share to Favorit Share to
Lagi... , Number of shares137 Share to Facebook , Number of shares28 Share to Twitter Share to Google
Bookmark Share to Favorit Share to Lagi... , Number of shares137

Share to Facebook
, Number of shares28
Share to TwitterShare to Google BookmarkShare to FavoritShare to Lagi...
, Number of shares137

Anda mungkin juga menyukai