Anda di halaman 1dari 29

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

PENCEGAHAN INFEKSI CUCI TANGAN DAN ETIKA BATUK


DI UNIT GRAHA AMERTA LANTAI 4
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:
Erna Susanti, S. Kep Nip. 19721024 200701 2 010
Puji Martanti, Amd.Kep. Nip. 19800303 200801 2 024
Agus Wibowo, Amd.Kep. Nip. 19800827 200801 1 010
Febri Wibowo, Amd..Kep. Nik.301 20021993 012017 8682
Ribut Setiawan, Amd. Kep Nik.301 21041983 052011 4293

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN KESEHATAN


INSTALASI GRAHA AMERTA LANTAI 4
RSUD DR.SOETOMO
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah


Tema : Pencegahan infeksi
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Bedah Teratai
Tempat : Ruang Bedah Teratai, RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 35 menit
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Februari 2018

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengerti tentang
pencegahan infeksi, meliputi pentingnya cuci tangan, etika batuk, penggunaan
masker , pemenuhan nutrisi serta beberapa ketentuan di rumah sakit untuk
mencegah infeksi.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit tentang Pencegahan
infeksi, diharapkan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang
pencegahan infeksi di rumah sakit yang meliputi
1. Tujuan dan langkah-langkah cuci tangan
2. Etika Batuk
3. Pentingnya penggunaan masker
4. Pemenuhan Nutrisi dengan Gizi Seimbang
5. Menaati ketentuan/ tata tertib di rumah sakit
III. Metode
1. Demonstrasi
2. Tanya Jawab

IV. Media
1. Leaflet dan LCD
V. Materi
Pencegahan infeksi di rumah sakit dengan cara :
1. Cuci tangan.
2. Etika batuk
3. Penggunaan masker
4. Pemenuhan Nutrisi
5. Menaati Tata tertib di rumah sakit
VI. Pelaksanaan
KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PESERTA
PENYULUHAN
1. 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam
1. Membalas salam
2. Menjelaskan tujuan
2. Mendengarkan
penyuluhan
3. Menyebutkan 3. Mendengarkan
materi/pokok bahasan
yang akan 4. Mendengarkan
disampaikan 5. Mendengarkan dan
menyetujui
2. 25 menit Penyajian materi
Pencegahan infeksi di rumah
sakit dengan :

1. Cuci tangan
1. Mengemukakan
pendapat,
memperhatikan dan
mendengarkan

2. Mengemukakan
2. Etika Batuk
pendapat,
memperhatikan dan
mendengarkan
3. Mengemukakan
3. Pentingnya
pendapat,
penggunaan masker
memperhatikan dan
mendengarkan
4. Pemenuhan nutrisi 4. Mengemukakan
pendapat,
memperhatikan dan
mendengarkan
5. Ketentuan dan tata 5. Mengemukakan
tertib rumah sakit pendapat,
memperhatikan dan
mendengarkan
6. Diskusi (tanya jawab) 6. Bertanya dan
mengemukakan pendapat
3. 10 menit Evaluasi
1. Mengevaluasi kembali 1. Menjawab pertanyaan dan
pengetahuan peserta mengisi kuisioner
mengenai materi yang
telah disampaikan dengan
memberikan kuisioner
pada awal dan akhir
penyuluhan
2. Meminta peserta 2. Mempraktekkan cuci
mempraktekkan cara cuci tangan
tangan
3. Meminta peserta 3. Mempraktekkan etika
mempraktekkan etika batuk
batuk
4. Meminta peserta 4. Mempraktekkan
mempraktekkan cara penggunaan masker
penggunaan masker

5. Meminta peserta
5. Menjelaskan kembali
menjelaskan pemenuhan
pemenuhan nutrisi
nutrisi untuk mencegah
untuk mencegah
infeksi
infeksi

6. Meminta peserta 6. Menyebutkan kembali

kembali menyebutkan tata tertib rumah sakit

tata tertib rumah sakit

4. 3 menit Terminasi
1. Menyimpulkan hasil 1. Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
2. Mengucapkan terima kasih 2. Memperhatikan dan
3. Mengakhiri dengan salam mendengarkan
3. Menjawab salam

VII. Pengorganisasian
1. Koordinator Instalasi : Nurul Rachmaningsih, S.Kep.,Ns
2. Penanggung Jawab Unit : Wulan Prihantini, S.Kep.,Ns
2. Moderator : Puji Martanti, Amd. Kep
3. Penyaji : Erna Susanti, S. Kep
4. Fasilitator : Agus Wiyono, Amd. Kep
5. Observer I : Ribut Setiyawan, Amd. Kep ,
6. Observer II : Febri Wibowo, Amd. Kep

VIII. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator
: Penyuluh : Audiens
: Observer : Fasilitator
IX. Uraian tugas
Moderator : Membuka dan memimpin jalanya acara dimulai dari
pembukaan, penyampaian materi, evaluasi, dan yang
terakhir terminasi.
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan yang dimulai dari
menggali pengetahuan peserta tentang etika batuk dan
sesi diskusi (tanya jawab).
Fasilitator : Memfasilitasi jalanya acara penyuluhan agar dapat
berjalan dengan baik.
Observer : Mengobservasi jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir, mengobservasi performa penyuluh,
mencatat pertanyaan dan mengobservasi keantusiasan
peserta penyuluhan.

X. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media: Leaflet
d. Penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa
e. Tempat dan alat tersedia sesuai
perencanaan
f. Peserta hadir ditempat
penyuluhan
g. Penyelenggaraan penyuluhan
dilaksanakan di Ruang Graha Amerta lantai 4, RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
h. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap
materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Peserta terlibat aktif dalam
kegiatan penyuluhan
d. Peserta mengajukan pertanyaan
dan menjawab pertanyaan secara benar
e. Suasana penyuluhan tertib
f. Tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang hadir sesuai
jumlah absensi kehadiran
b. Peserta memahami materi yang
telah disampaikan oleh penyaji
c. Ada umpan balik positif dari
peserta seperti dapat menjawab pertanyaan dengan benar yang
diajukan penyaji serta mempraktekkan dengan benar berbagai cara
pencegahan infeksi yang meliputi cuci tangan, etika batuk dan
penggunaan masker
MATERI PENYULUHAN

A. Cuci Tangan
1. Definisi Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah cara mencuci tangan menggunakan sabun
(khususnya sabun cair) untuk membersihkan jari-jari hingga ke sela-sela,
telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman serta bakteri jahat
penyebab penyakit.
Menurut Kamaruddin (2009) tangan merupakan bagian tubuh yang
lembab yang paling sering berkontak dengan kuman yang menyebabkan
penyakit dan menyebarnya. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan
membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun. Mencuci tangan
adalah teknik yang sangat mendasar dalam mencegah dan mengendalikan
infeksi, dengan mencuci tangan dapat menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme yang ada di kulit(Panduan CTPS DepKes RI,2009). Cuci
tangan dengan sabun memang terlihat sesuatu yang sepele. Tapi apabila
dilakukan dengan baik hal tersebut memiliki dampak yang luar biasa, karena
dengan mencuci tangan bisa terhindar dari berbagai penyakit. (Panduan CTPS
DepKes RI,2009).
2. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan bertujuan untuk:
a. Mencegah terjadinya infeksi melalui tangan.
a. Membantu menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan.
3. Prinsip Mencuci Tangan
Cuci tangan yang benar memerlukan sabun cair dan air mengalir. Air
mengalir dari kran bukan keharusan, yang penting air mengalir dari
sebuah botol, gentong, jerigen.
4. Manfaat dari Kebiasaan Cuci Tangan
a. Dapat mencegah penyakit dan bahan berbahaya lainnya agar tidak masuk
tubuh yang dapat menimbulkan sakit.
b. Membersihkan tangan dari bakteri penyakit, bahan kimia dan kotoran
lainnya.
c. Membiasakan diri untuk selalu hidup bersih dan sehat guna keuntungan
diri sendiri dan orang lain.
5. Waktu Mencuci Tangan
Berikut waktu mencuci tangan yang disarankan :
a. Cucilah tangan SEBELUM :
1) Menyiapkan makanan atau sebelum makan
2) Mengobati luka, memberikan obat, merawat orang yang terluka
3) Memasang pampers
4) Menyentuh tubuh pasien

b. Cucilah tangan SESUDAH :


1) Menyiapkan makanan, dan setelah makan
2) Buang air di toilet
3) Menyentuh binatang atau sampah
4) Membuang tisu atau kain yang telah terkena cairan (muntah/ darah
pasien
5) Membuang ingus, bersin, atau batuk yang mengenai tangan
6) Mengobati luka dan bermain
7) Menyentuh tubuh pasien
8) Melepas pampers pasien
9) Mengganti baju pasien
6. Alat dan bahan
a. Air mengalir.
b. Sabun cuci tangan.
c. Handuk kecil.
7. Langkah-langkah mencuci tangan adalah :
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah
dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan
gayung, menggunakan sabun yang cair standar, setelah itu keringkan dengan
handuk yang bersih atau menggunakan tisu (Umar, 2009). Cuci tangan yang
baik dengan waktu :
1) Menggunakan air mengalir : 40-60 detik
2) menggunakan cairan antiseptik : 20-30 detik

6 Langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut WHO adalah :


a. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut.
b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
c. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih.
d. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan ke

B.

Etika Batuk
1. Pengertian
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di
dunia, termasuk di negara-negara berkembang seperti Indonesim (Gupta
& Guin, 2010). Kondisi lingkungan dan budaya yang ada di negara ini
sangat mempengaruhi tingginya kejadian infeksi. Dalam kehidupan
sehari-hari tanpa sadar reflek batuk sering terjadi, hal ini sangatlah
normal. Tetapi efeknya menjadi tidak normal apabila Anda tidak
menyadari atau mengetahui akibat yang ditimbulkan dari batuk yang
dapat mengeluarkan spora dari mulut. Penting untuk Anda mengetahui
etiket batuk yang harus Anda patuhi setiap kali batuk.
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme
pertahanan tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau
reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya
lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya (Wang, 2014).
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang
dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika
Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain. Salah satu yang
rentan akan terserang yaitu anak- anak. Pada dasarnya, rumah sakit
memang bukan tempat untuk anak-anak. Maka, jangan heran bila
peraturan yang ditetapkan cukup ketat. Ada beberapa alasan utama
mengapa anak sebaiknya tidak ikut berkunjung ke rumah sakit selain
dapat mengganggu pasien, salah satunya penularan penyakit. Tak seperti
orang dewasa, sistem daya tahan tubuh anak-anak di bawah 12 tahun
belum cukup kuat. Meskipun dari luar anak tampak sehat, Anda mungkin
tak tahu kalau sebenarnya daya tahan tubuhnya sedang melemah. Belum
lagi anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan diri
dari penyakit dibandingkan orang dewasa (Simon, Hollander, &
McMichael, 2015).

2. Tujuan Etika Batuk


Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets
tersebut dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke
orang lain disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit
melalui media udara pernafasan disebut “air borne disease” (Wu, Lu,
Zhou, Chen, & Xu, 2016). Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar
reflek batuk bersin sering terjadi, hal ini fisiolgis/normal. Tetapi efeknya
menjadi tidak normal apabila kita tidak menyadari atau mengetaui akibat
yang ditimbulkan dari sebuah batuk/bersin yang dapat mengeluarkan
spora dari mulut kita.

3. Penyebab terjadinya Batuk


a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan
(Martin & Harrison, 2015). Misal : flu, bronchitis,dan penyakit yang
cukup serius meskipun agak jarang pneumoni, TBC, Kanker paru-
paru.
b. Alergi
- Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran
pernapasan.Misal : debu,asap,makanan dan cairan.
- Mengalirnya cairan hidung kearah tenggorokan dan masuk ke
saluran pernapasan. Misal : rhinitis alergika, batuk pilek.
- Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal : Asma
4. Kebiasaan batuk yang salah
- Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau
hidung saat batuk dan bersin.
- Membuang ludah batuk disembarang tempat.
- Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang
tempat.
- Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
5. Dampak dari Batuk
- Rasa lelah
- Gangguan tidur
- Perubahan pola hidup
- Nyeri musculoskeletal
- Suara serak
- Mengganggu nafas,dll.
6. Cara Batuk yang Baik dan Benar (Kemenkes RI, 2017)
Hal-hal perlu anda perlukan:
- Lengan baju
- Tissue
- Sabun dan air
- Gel pembersih tangan
- Masker
a) Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung
dan mulut anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau
lengan dalam baju anda setiap kali anda merasakan dorongan untuk
batuk atau bersin.
b) Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
c) Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau
menggunakan gel pembersih tangan (hand sanitizer).
d) Langkah 4
Gunakan masker.
C. Pentingnya penggunaan Masker

Masker digunakan untuk mengurangi paparan debu, virus atau bakteri


penyebab infeksi saluran pernapasan maupun partikel-paretikel lainnya yang bisa
masuk ke dalam saluran pernapasan. Organ pernafasan terutama paru harus
dilindungi untuk mencegah terjadinya penyakit yang bisa menginfeksi paru-paru
dan menurunkan daya tahan tubuh. Masker yang biasa digunakan sering disebut
dengan masker wajah yang penggunaannya hampir menutupi seluruh wajah (face
mask) atau biasa juga disebut masker bedah (surgical mask) karena biasanya
digunakan sebagai alat pelindung diri oleh petugas kesehatan dirumah sakit ketika
melakukan operasi atau tindakan medis lainnya. Masker ini merupakan salah satu
alat utama untuk melindungi serta mencegah penyebaran penyakit seperti
influenza, tuberculosis dan penyakit lainnya. Biasanya masker ini mempunyai ciri
berupa adanya tali pengikat yang dapat diikatkan pada bagian belakang kepala
atau karet penggantung yang dikaitkan ke telinga. Selain itu pada permukaan luar
biasanya berwarna (tergantung merk) dan pada sisi dalamnya berwarna putih
serta pada bagian atas terdapat kawat hidung (nose piece) yang dapat ditekuk
sesuai lekuk hidung.
Gambar 1 : masker biasa / masker bedah

Penggunaan masker ini sangat dianjurkan pada orang sakit dengan gejala
batuk atau flu agar tidak dapat menularkan penyakit, serta untuk orang sehat yang
berada disekitar orang sakit (keluarga/ kerabat pasien serta tenaga medis ) agar
tidak mudah tertular dari penyakit tersebut.
Masker ini didesain sangat sederhana sehingga hanya dapat menjaga dari
percikan cairan saat batuk atau bersin tetapi kurang efektif dalam menyaring
partikel asap maupun polutan yang dapat melewati celah pada sisi atas maupun
samping masker ketika digunakan. Jadi sebenarnya masker ini kurang efektif
dalam melindungi dari asap, namun demikian masih tetap lebih baik daripada
tanpa perlindungan sama sekali.
Perlu diingat bahwa masker ini hanya boleh dipergunakan sekali pakai.
Anda harus menggantinya dengan yang baru ketika sudah mulai kotor atau
berdebu. Beberapa sumber menyatakan bahwa masker ini hanya efektif
dipergunakan 3-4 jam pemakaian atau maksimal 1 hari.
Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar dikutip
dari San Fransisco Department of Public Health(2015) :
1. Sebelum menyentuh masker, cuci tangan dengan air dan sabun atau hand
sanitizer
2. Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau
lubang/sobekan pada setiap sisi masker.
3. Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung
(nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.
4. Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya
ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang
lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam
biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.
5. Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet
dibelakang telinga.
Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas
hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala.
6. Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung
Anda.
7. Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah
pada belakang leher.
8. Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu
Anda.

D. Pemenuhan Nutrisi untuk Mencegah Infeksi dengan Gizi Seimbang


1. Pengertian gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi (energy, protein, vitamin dan mineral) dalam jenis dan jumlah yang sesuai
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekagaraman pangan,
aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal
untuk mencegah masalah gizi maupun infeksi.
2. Prinsip gizi seimbang
Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) pilar yang pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang
keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor berat badan secara teratur.
Empat Pilar tersebut adalah:
1. Mengonsumsi makanan beragam.
Tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan
mempertahankan kesehatannya,jadi diperlukan makanan yang beragam
demi terpenuhinya gizi.
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
Perilaku hidup bersih sangat terkait dengan prinsip Gizi Seimbang :
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
status gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang
menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan
sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.
Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih
banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang
menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Demikian pula
sebaliknya, seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko
terkena penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh
seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan
berkembang.
Contoh membiasakan perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang
dari keterpaparan terhadap sumber infeksi.:
a. Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum
makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan
minuman, dan setelah buang air besar dan kecil
b. Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan
dihinggapi lalat dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai
kuman penyakit
c. Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan
kuman penyakit
d. Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.
3. Melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk
olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara
pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh,
aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh
termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan
dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam
tubuh.
4. Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal
Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa
telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya Berat
Badan yang normal, yaitu Berat Badan yang sesuai untuk Tinggi Badannya.
Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT). Oleh karena
itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari
‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi Seimbang’, sehingga dapat mencegah
penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila terjadi penyimpangan dapat
segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganannya.
3. Pesan gizi seimbang yang bersifat umum
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan
yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi. Cara
menerapkan pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima kelompok pangan
setiap hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut
adalah makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman.
Mengonsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap kelompok makanan
(makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan) setiap kali makan
akan lebih baik. Setiap orang diharapkan selalu bersyukur dan menikmati
makanan yang dikonsumsinya. Bersyukur dapat diwujudkan berupa berdoa
sebelum makan. Dengan bersyukur dan menikmati makan anekaragam
makanan akan mendukung terwujudnya cara makan yang baik – tidak
tergesa-gesa. Dengan demikian makanan dapat dikunyah, dicerna dan
diserap oleh tubuh lebih baik.
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Secara umum sayuran dan buah-buahan merupakan sumber
berbagai vitamin, mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral
yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai
antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Berbeda dengan
sayuran, buah-buahan juga menyediakan karbohidrat terutama berupa
fruktosa dan glukosa. Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat, seperti
wortel dan kentang sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan
lemak tidak jenuh seperti buah alpokat dan buah merah. Oleh karena itu
konsumsi sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu bagian penting
dalam mewujudkan gizi seimbang. Berbagai kajian menunjukkan bahwa
konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam
menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah,
mengendalikan tekanan darah. Konsumsi sayur dan buah yang cukup juga
menurunkan risiko sulit buang air besar (BAB/sembelit) dan kegemukan.
Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular kronik.
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani dan pangan
sumber protein nabati. Kelompok pangan lauk pauk sumber protein
hewani meliputi daging ruminansia (daging sapi, daging kambing, daging
rusa dll), daging unggas (daging ayam, daging bebek dll), ikan termasuk
seafood, telur dan susu serta hasil olahnya. Kelompok Pangan lauk pauk
sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan hasil olahnya seperti
kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang
hitam, kacang tolo dan lain-lain.
Meskipun kedua kelompok pangan tersebut (pangan sumber
protein hewani dan pangan sumber protein nabati) sama-sama
menyediakan protein, tetapi masing-masing kelompok pangan tersebut
mempunyai keunggulan dan kekurangan.namun intinya, keduanya
mengandung zat protein yang sangat berperan penting untuk membantu
perbaikan sel-sel yang telah rusak atau dalam artian mempercepat proses
penyembuhan. Pangan hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap
dan mempunyai mutu zat gizi yaitu protein, vitamin dan mineral lebih
baik, karena kandungan zat-zat gizi tersebut lebih banyak dan mudah
diserap tubuh. Tetapi pangan hewani mengandung tinggi kolesterol
(kecuali ikan) dan lemak. Lemak dari daging dan unggas lebih banyak
mengandung lemak jenuh. Kolesterol dan lemak jenuh diperlukan tubuh
terutama pada anak-anak tetapi perlu dibatasai asupannya pada orang
dewasa. Pangan protein nabati mempunyai keunggulan mengandung
proporsi lemak tidak jenuh yang lebih banyak dibanding pangan hewani.
Juga mengandung isoflavon, yaitu kandungan fitokimia yang turut
berfungsi mirip hormon estrogen (hormon kewanitaan) dan antioksidan
serta anti-kolesterol. Konsumsi kedele dan tempe telah terbukti dapat
menurunkan kolesterol dan meningkatkan sensitifitas insulin dan produksi
insulin. Sehingga dapat mengendalikan kadar kolesterol dan gula darah.
Namun kualitas protein dan mineral yang dikandung pangan protein nabati
lebih rendah dibanding pangan protein hewani. Oleh karena itu dalam
mewujudkan gizi seimbang kedua kelompok pangan ini (hewani dan
nabati) perlu dikonsumsi bersama kelompok pangan lainnya setiap hari,
agar jumlah dan kualitas zat gizi yang dikonsumsi lebih baik dan
sempurna.
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
Makanan pokok adalah pangan mengandung karbohidrat yang
sering dikonsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai
etnik di Indonesia sejak lama. Contoh pangan karbohidrat adalah beras,
jagung, singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut, sagu dan produk
olahannya. Disamping mengandung karbohidrat, dalam makanan pokok
biasanya juga terkandung antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin)
dan beberapa mineral. Mineral dari makanan pokok ini biasanya
mempunyai mutu biologis atau penyerapan oleh tubuh yang rendah.
Serealia utuh seperti jagung, beras merah, ketan hitam, atau biji-bijian
yang tidak disosoh dalam penggilingannya mengandung serat yang tinggi.
Serat ini penting untuk melancarkan buang air besar dan pengendalian
kolesterol darah. Selain itu serealia tersebut juga memilki karbohidrat yang
lambat diubah menjadi gula darah sehingga turut mencegah gula darah
tinggi. Beberapa jenis umbi-umbian juga mengandung zat non-gizi yang
bermanfaat untuk kesehatan seperti ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning
yang mengandung antosianin dan lain-lain.
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan
Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji menyebutkan
bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium/garam
lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan lemak/minyak total lebih dari 67 g
(5 sendok makan) per orang per hari akan meningkatkan risiko hipertensi,
stroke, diabetes, dan serangan jantung.
6. Biasakan Sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara
bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan gizi
harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat,
aktif, dan produktif. Tidak sarapan akan berdampak buruk terhadap proses
belajar di sekolah bagi anak sekolah, menurunkan aktifitas fisik,
menyebabkan kegemukan pada remaja, orang dewasa, dan meningkatkan
risiko jajan yang tidak sehat. Sebaliknya, sarapan membekali tubuh dengan
zat gizi yang diperlukan untuk berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas
fisik secara optimal setelah bangun pagi.Bag anak sekolah, sarapan yang
cukup terbukti dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan stamina.
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air merupakan salah satu zat gizi makro esensial, yang berarti
bahwa air dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak untuk hidup sehat,
dan tubuh tidak dapat memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan ini.
Sekitar dua pertiga dari berat tubuh kita adalah air. Bagi tubuh, air
berfungsi sebagai pengatur proses biokimia, pengatur suhu, pelarut,
pembentuk atau komponen sel dan organ, media tranportasi zat gizi dan
pembuangan sisa metabolisme, pelumas sendi dan bantalan organ. Proses
biokimiawi dalam tubuh memerlukan air yang cukup. Gangguan terhadap
keseimbangan air di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai
gangguan atau penyakit, antara lain: sulit ke belakang (konstipasi), infeksi
saluran kemih, batu saluran kemih, gangguan ginjal akut dan obesitas.
Sebagian besar (dua-pertiga) air yg dibutuhkan tubuh dilakukan melalui
minuman yaitu sekitar dua liter atau delapan gelas sehari bagi remaja dan
dewasa yang melakukan kegiatan ringan pada kondisi temperatur harian di
kantor/rumah tropis. Pekerja yang berkeringat, olahragawan, ibu hamil dan
ibu menyusui memerlukan tambahan kebutuhan air selain dua liter
kebutuhan dasar air.
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, komposisi zat gizi,
tanggal kadaluarsa dan keterangan penting lain yang dicantumkan pada
kemasan. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas
sangat membantu konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang
terkandung dalam makanan tersebut. Selain itu dapat memperkirakan
bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang berisiko tinggi karena
punya penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan untuk membaca label
pangan yang dikemas terutama keterangan tentang informasi kandungan
zat gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum membeli atau mengonsumsi
makanan tersebut.
9. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan
pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi. Aktivitas fisik
dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan latihan fisik atau olah
raga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu.
Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain aktivitas fisik
sehari-hari seperti berjalan kaki, berkebun, menyapu, mencuci, mengepel,
naik turun tangga dan lain-lain. Latihan fisik adalah semua bentuk
aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dan terencana, dengan
tujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Beberapa latihan fisik yang
dapat dilakukan seperti jalan pagi, senam, bersepeda dan lain-lain.
E. Tata tertib/ ketentuan dirumah sakit dalam pencegahan infeksi
Selain beberapa hal yang telah disebutkan dalam poin-poin diatas, rumah
sakit sendri telah membuat beberapa peraturan demi mencegah terjadinya kejadian
infeksi, beberapa diantaranya yaitu :
1. Larangan membawa anak dibawah usia 5 tahun
Berbeda seperti orang dewasa, sistem daya tahan tubuh anak-anak
di bawah 12 tahun belum cukup kuat. Meskipun dari luar anak tampak
sehat, terkadang kita tidak mengetahui daya tahan tubuhnya sedang
melemah. Belum lagi anak-anak membutuhkan waktu lebih lama untuk
memulihkan diri dari penyakit dibandingkan orang dewasa.
Sementara itu, rumah sakit adalah sarang bagi berbagai jenis
organisme penyebab penyakit. Mulai dari bakteri, virus, kuman, hingga
toksin. Organisme-organisme tersebut bisa menular pada anak-anak
dengan mudah
Selain karena berkunjung ke rumah sakit berisiko bagi anak,
kehadiran anak-anak di rumah sakit juga mungkin mengganggu pasien
yang sedang dirawat. Pasalnya, anak kecil cenderung lebih antusias ketika
berada di sebuah tempat dan suasana baru, yaitu di rumah sakit.
2. Jangan makan disembarang tempat
Untuk menjaga kebersihan, dilarang makan disembarang tempat ketika
dirumah sakit. Hendaknya makan di ruang tunggu pasien atau diluar.
Makan dsekitar pasien akan meningkatkan keterpaparan makanan dengan
agen infeksi. Selain itu, dengan makan disembarang tempat akan
menambah kotornya lingkungan yang akan memperberat kondisi dari
pasiennya sendiri.
3. Jangan tidur di sembarang tempat
Tidur di sembarang tempat dirumah sakit akan membuat kesan
kumuh, padahal diperlukan tempat yang bersih untuk menunjang
perawatan pasien dan pencegahan infeksi akibat lingkungan yang kotor.
4. Ganti baju pasien secara rutin
Pasien Selama sakit terkadang memerlukan bantuan untuk
memenuhi kebutuhannya khususnya kebutuhan untuk mengganti pakaian.
Jika pakaian tidak diganti, hal ini akan menimbulkan penyakit lain seperti
gatal-gatal dan menimbulkan kesan bau tidak sedap. Jika halk ini
dibiarkan maka infeksi akan mudah menjangkitnya. Ganti ketika baju
basah, sehabis seka atau mandi agar pasien merasa nyaman.
5. Kuku bersih
Perlu ditekankan bahwa kuku pasien maupun penunggu diharuska
bersih dan tidak panjang, karena pada kuku bnayak terdapat kuman yang
bisa menyebabkan penyakit maupun infeksi
6. Kurangi barang yang tidak perlu
Rumah sakit berusaha menjamin kenyamanan pasien maupun
pengunjung, oleh karena itu kurangi barang-barang bawaan yang tidak
perluy untuk menghindari kesan kumuh. Lingkungan yang kumuh selain
membuat orang tidak nyaman, juga dikhawatirkan dapat mendatangkan
penyakit baru seperti munculnya infeksi akibat barang-barang kotor
didekat pasien

DAFTAR PUSTAKA
A.Poter, Patricia, Pery, 2002, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby:Elsevier
Science.
Anugerah dan Hendra. 2009. Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia
Sekolah.http://anugerah.hendra.or.id/pasca-nikah/3-anak-
anak/permasalahan-umum-kesehatan-anak-usia-sekolah/. Diakses tanggal
10 Agustus 2012.
Dirjen Bina Gizi dan KIA.(2014).Pedoman Gizi Seimbang. Dirjen Bina Gizi dan
KIA Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Djiwandono, Wuryani, Esti, sri. 2009. Konseling dan Terapi dengan Anak dan
Orangtua. Jakarta: Grasindo
FDA, US. 2015. Masks and N95 Respirators. Diakses dari
https://www.fda.gov/MedicalDevices/ProductsandMedicalProcedures/Gen
eralHospitalDevicesandSupplies/PersonalProtectiveEquipment/ucm05597
7.htm 4 Januari 2018 pukul 10.00
SFCDCP. 2015. How to Put on and Remove a Face Mask. Diakses dari
https://www.sfcdcp.org/communicable-disease/healthy-habits/how-to-put-
on-and-remove-a-face-mask/ 4 Januari 2018 pukul 12.00
Gupta, I., & Guin, P. (2010). Communicable diseases in the South-East Asia
Region of the World Health Organization: towards a more effective response.
Bulletin of the World Health Organization, 88(3), 199–205.
https://doi.org/10.2471/BLT.09.065540
Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Martin, M. J., & Harrison, T. W. (2015). Causes of chronic productive cough: An
approach to management. Respiratory Medicine, 109(9), 1105–1113.
https://doi.org/10.1016/j.rmed.2015.05.020
Simon, A. K., Hollander, G. A., & McMichael, A. (2015). Evolution of the
immune system in humans from infancy to old age. Proceedings of the Royal
Society B: Biological Sciences, 282(1821), 20143085.
https://doi.org/10.1098/rspb.2014.3085
Wang, D. Y. (2014). Upper airway cough syndrome. Medical Journal of Chinese
People’s Liberation Army, 39(5), 354–357.
https://doi.org/10.11855/j.issn.0577-7402.2014.05.04
Wu, X., Lu, Y., Zhou, S., Chen, L., & Xu, B. (2016). Impact of climate change on
human infectious diseases: Empirical evidence and human adaptation.
Environment International, 86, 14–23.
https://doi.org/10.1016/j.envint.2015.09.007
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Tempat: Ruang Graha Amerta Lantai 4, RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari/tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Jam/Waktu : 09.00 - 09.35 / 35 menit

No Nama peserta Alamat TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur √ Kriteria Proses √ Kritera Hasil √


a. Kontrak waktu dan Pembukaan: a. Peserta hadir
b. Acara dimulai
tempat diberikan a. Mengucapkan salam dan
tepat waktu
satu hari sebelum memperkenalkan diri
c. Peserta mengikuti
acara dilakukan b. Menyampaikan tujuan dan
acara sesuai
b. Pengumpulan SAP maksud penyuluhan
dengan aturan
dilakukan satu hari c. Menjelaskan kontrak waktu dan
yang disepakati
sebelum mekanisme d. Peserta
pelaksanaan d. Menyebutkan materi penyuluhan memahami
penyuluhan materi yang telah
c. Peserta hadir pada Pelaksanaan: disampaikan dan
tempat yang telah a. Menggali pengetahuan dan menjawab
ditentukan Pengalaman sasaran penyuluhan pertanyaan
d. Pengorganisasian tentang Pencegahan infeksi dengan benar
penyelenggaraan perawatan di rumah
penyuluhan b. Menjelaskan materi penyuluhan
dilakukan sebelum tentang pencegahan infeksi
dan saat penyuluhan dirumah sakit dengan cara :
dilaksanakan 1. Cuci tangan
2. Etika Batuk
Pengorganisasian 3. Penggunaan masker
penyelenggaraan 4. Pemenuhan Nutrisi
penyuluhan dilakukan 5. Menaati ketentuan/ tata tertib
sebelum dan saat rumah sakit
penyuluhan c. Memberikan kesempatan kepada
dilaksanakan sasaran penyuluhan untuk
mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang disampaikan
d. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peserta penyuluhan
e. Peserta antusias dalam mengikuti
penyuluhan
f. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan penyuluhan
dengan seksama
Catatan Evaluasi :

Surabaya, 16 Maret 2018


Observer

(..................................................)
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan infeksi


Topik : Pencegahan infeksi di Rumah Sakit
Hari, Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018
Tempat: Ruang Graha Amerta lantai 4, RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 35 menit

Kegiatan Diskusi
1. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Nama Penanya
................................................................................................................................................
Pertanyaan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
Jawaban
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Surabaya, 16 Maret 2018


Notulen

(..................................................)

Anda mungkin juga menyukai