Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Air

1. Pengertian Air

Air adalah cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa

dengan rumus molekul H2O dan bersifat polar sehingga merupakan pelarut

yang baik untuk bermacam-macam zat. Molekul air terikat oleh ikatan

hidrogen satu sama lain, mempunyai titik beku 0℃. Seseorang yang sehat

dalam keadaan tanpa ada kegiatan yang berarti, badannya akan

mengeluarkan air sebanyak 2,5 liter per hari. Pada udara yang tropis,

kehilangan cairan tentu saja akan lebih besar lagi. Karena itu merupakan

hal yang normal bagi manusia untuk minum 2 sampai 3 liter per hari.

Jumlah kehilangan cairan juga meningkat pada daratan tinggi dan udara

kering, karena laju penguapan juga meningkat. Bila seseorang yang sedang

bekerja keras secara fisik, berolahraga atau pada udara panas yang

mencekam, dengan mudah mereka kehilangan air 2 liter/jam. Pada orang

yang sakit dimana suhu badan meningkat 2°C saja pengeluaran meningkat

50% apalagi bila ditambah muntah dan mencret (Winarno,2010).

2. Sifat – Sifat Air

Air di dunia ini didapat dalam tiga wujud yakni sifat fisik, kimiawi,

dan biologis. Sifat fisika, air di dunia didapatkan dalam tiga wujud bentuk

padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air.

5
6

Kepadatan air dalam hal ini wujudnya tergantung dari temperatur dan

tekanan barometris (Puudjaatmaka,2010).

Sifat kimia air merupakan pelarut universal, karena hampir semua

jenis zat dapat larut dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni

terdapat di dalam tubuh semua organisme. Di dalam suatu lingkungan air

terdapat berbagai benda hidup yang khas bagi lingkungan tersebut. Setiap

perubahan kualitas air, maka akan mengubah ekosistem yang ada(Ronny,

2009).

3. Sirkulasi Air

Air di bumi jumlahnya relativ konstan, tetapi juga tidak diam

melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca sehingga terjadi suatu siklus

yang disebut siklus hidrologis. Siklus tersebut sangat penting karena inilah

yang mensuplai air di daratan. Secara singkat siklus hidrologi adalah dengan

adanya penyinaran matahari maka air yang ada di permukaan bumi akan

menguap dan membentuk uap air. Karena adanya angin maka uap air ini

akan bersatu dan masuk ke dalam atmosfir, di dalam atmosfir uap air ini

akan menjadi awan dan pada kondisi tertentu dapat mendingin dan berubah

bentuk menjadi tetesan-tetesan air dan jatuh ke permukaan bumi sebagai

hujan. Air hujan ini ada yang langsung meresap ke dalam tanah dan menjadi

air tanah baik yang dangkal maupun yang dalam, jika air ini keluar ke

permukaan bumi maka inilah yang disebut mata air, ada yang diserap oleh

tumbuhan, ada pula yang mengalir masuk ke dalam air permukaan, yang

mengalir di permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika


7

melalui tempat yang lebih rendah maka air akan berkumpul dan membentuk

sebuah danau atau telaga. Tetapi banyak pula yang mengalir kembali ke laut

dan kemudian mengikuti siklus hidrologi kembali (Ronny,2009).

4. Pembagian Air

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi(Sumber: Ahira, 2011).

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi

kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh

tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi

terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

a. Evaporasi / transpirasi – Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di

tanaman, dsb. Akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan

menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi

bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam

bentuk hujan, salju, es.

b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah – Air bergerak ke dalam tanah

melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air
8

tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak

secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air

tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

c. Air Permukaan – Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan

aliran utama dan danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori

tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah

dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu

sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air

permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan,

baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan

sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk

sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi

dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten

Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan

relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya (Ahira, 2011).

5. Sumber-Sumber Air

Air merupakan zat yang paling dibutuhkan bagi kehidupan

manusia. Air yang dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan

secara langsung dapat dipakai di kehidupan. Batasan air bersih adalah air

yang dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang


9

memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air

bersih dapat berasal dari air hujan, air permukaan, air tanah, dan air mata air

(Yogi, 2011). Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air

dalam kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram

tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-

hari secara umum harus memenuhi standar kualitas air bersih (Yogi, 2011).

Sumber Air dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Air Hujan

Air hujan berasal dari air permukaan bumi yang diuapkan oleh sinar matahari.

Air permukaan tersebut berupa air sungai, air danau dan air laut. Sinar matahari

menguapkan air permukaan tanpa membawa kotoran yang terdapat di dalam

air. Setelah proses penguapan, air mengalami proses kondensasi, dimana air

yang menguap tersebut berubah menjadi air hingga terbentuklah awan. Lama

kelamaan, awan tersebut menjadi jenuh dan turunlah titik-titik air hujan (Yogi,

2011).

b. Air Permukaan

Air Air permukaan adalah semuaair yang terdapat pada permukaan tanah.

Contoh-contoh yang bisa disebutkan antara lain adalah air di dalam sistem

sungai, air didalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk,

danau, kolam retensi. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya

untuk kebutuhandomestik, irigasi atau pertanian, pembangkit listrik, pelayaran,

industri, wisata dan lain -lain (Roestam, 2014).


10

Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai

digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,

mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran

yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum

pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan

oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna

kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada

kedalaman tertentu di tengah-tengah (Santoso, 2007).

c. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berada di dalam tanah. Air tanah dibagi menjadi dua,

air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal merupakan air yang

berasal dari air hujan yang diikat oleh akar pohon. Air tanah ini terletak tidak

jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air. Sedangkan air

tanah dalam adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah lebih dalam lagi

melalui proses adsorpsi serta filtrasi oleh batuan dan mineral di dalam tanah.

Sehingga berdasarkan prosesnya air tanah dalam lebih jernih dari air tanah

dangkal. Air tanah ini bisa didapatkan dengan cara membuat sumur (Yogi,

2011).

Sebagian air hujan yang mencapaipermukaan bumi akan menyerap

kedalam tanah akan menjadi air tanah. Air tanah terbagi atas tiga yaitu air

tanah dangkal yang terjadi karena proses peresapan air permukaan tanah, air

tanah dalam yang terdapat pada lapisan100-300m, dan mata air yang ke luar ke

permukaan tanah (Ronny, 2009).


11

d. Air Mata Air

Pada dasarnya air mata air adalah air hujan yang meresap ke dalam tanah

melalui proses filtrasi dan adsorpsi oleh batuan dan mineral dalam tanah. Air

mata air yang baik berasal dari pegunungan vulkanik karena mineral-mineral

yang terkandung didalamnya dapat mengadsorpsi kandungan logam dalam air

dan bakteri. Selain itu, kandungan mineralnya baik untuk kesehatan tubuh, dan

mengandung kadar O2 yang tinggi. Oleh karena itu, air dari mata air terasa

lebih segar dikonsumsi dari pada air yang berasal dari sumber lainnya (Yogi,

dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik dan memenuhi standar


2011).

6. internasinonal namun
Standar Kualitas terjangkau oleh masyarakat.
Air

Berbicara
Standarmengenai standar
air minum air minum,
adalah saat ini dikenal
suatu peraturan yang beberapa
memberi

jenis standar air


petunjuk minumkonsentrasi
tentang baik yang bersifat
berbagainasional maupun
parameter internasional.
yang sebaiknya

Standar kualitas yang


diperbolehkan ada dibersifat nasional
dalam air minumhanya berlakupenyediaan
agar tujuan bagi suatuairNegara
bersih

yang menetapkan
dapat tercapai, standar
standar tersebut. Sedangkan
tersebut akan yangtiap
berlainan bersifat
negarainternasional
tergantung

berlaku pada berbagai


pada keadaan Negaratermasuk
sosio cultural yang belum memiliki
kemajuan atau
teknologi menetandar
suatu negara.

kualitas airnya sendiri.


Negara dengan keadaan ekonomi lebih rendah dan teknologi

Akan maka
juga rendah tetapi biasanya
dimanapun asalnya
derajat suatu standar,
kesehatannya parameteselalu
pun rendah. Di negara

dibagi ke dalambiasanya
sedemikian beberapa standar
bagian diantaranya:
air minumnya tidak terlalu ketat, karena

a. Parameter Fisik mengolah air belum canggih. Negara berkembang


kemampuannya

sepertiDalam standar persyaratan


di Indonesia air minum
perlu di dapatkan secarapengolahan
cara-cara fisik ada beberapa
ataupun

unsur yang dapat


pengelolaan mempengaruhi
air yang kualitas
relativ murah air minum
(teknologi tepattersebut
guna), yakni:
sehingga air

1) Temperatur
dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik dan memenuhi standar

internasinonal namun terjangkau oleh masyarakat.


12

temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan

tujuan penggunaan, pengolahan dan pengangkutannya. Temperatur air

sebaiknya sejuk (berkisar antara 5℃ sampai 10℃) atau tidak panas

agar tidak terjadi pelarutan zat yang ada pada saluran/pipa,

mikroorganisme pathogen tidak mudah berkembangbiak dan bila

diminum dapat menghilangkan dahaga.

2) Warna

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estesis dan

mencegah keracunan berbagai zat kimia maupun mikroorganisme

yang berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material

yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral memungkinkan

untuk mengambil warna material tersebut. Sinar matahari secara alami

mempunyai sifat desinfeksi dan menggelantang pada bahan pewarna

air tetapi pengaruhnya hanya pada kedalaman beberapa centimeter

saja dari permukaan air keruh.

3) Bau dan Rasa

Air minum idealnya tidak berbau dan tidak berasa. Rasa dalam air

biasanya disebabkan adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang

timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral,

gas terlarut dan bahan-bahan organik. Polusi juga dapat menimbulkan

bau dan rasa yang tidak dikehendaki. Menghilangkan bau dan rasa

yang tidak dikehendaki dapat dilakukan dengan aerasi, pemakaian


13

potassium permanganat, pemakaian karbon aktif, koagulasi,

sedimentasi atau filtrasi.

4) Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang

bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik berasal dari

lapukan logam atau batuan tanah dan lumpur. Sedangkan zat organik

dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Zat organik tersebut

dapat menjadi makanan bakteri sehingga mendukung pertambahannya

dan akan menambah pula kekurangannya. Kekurangan tergantung

konsentrasi zat-zat, partikel-partikel yang ada di dalam air. Tingkat

kekeruhan air biasanya diukur dengan alat turbidimetri. Kekeruhan

untuk air minum dibatasi tidak lebih dari 10 mg/L lebih baik tidak

melebihi 5 mg/L (Puudjaatmaka, 2010).

b. Parameter Kimia

Parameter kimia adalah parameter air berdasarkan zat kimia yang

terlarut dan perubahan pH. Dalam pengawasan kualitas air secara

kimia parameter air yang harus diperiksa laboratorium terbagi atas dua

yakni:

1) Parameter kimia anorganik yang terdiri atas berbagai unsur kimia

diantaranya: Air raksa, Aluminium, Arsen, Barium, Besi, Kadmium,

Flourida, Kesadahan, Klorida, Kromium, Mangan, Natrium, Nitrit,

Nitrat, Perak, pH, Selenium, Sulfida, Tembaga dan timbal.


14

2) Parameter organic yang terdiri atas unsure-unsur diantaranya:

Golongan pestisida, Phenol, Chloroform dan Zat-zat organik.

c. Parameter Biologis

Air merupakan tempat hidup berbagai macam organisme, baik tidak

pathogen. Informasi mengenai kondisi dan kesehatan organisme di

dalam air dapat dipakai sebagai parameter dalam memecahkan

masalah pencemaran air.

d. Parameter Radioaktif

Zat radioaktif yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan

(0,1 Bq/I untuk gross alpha activity dan 1 Bq/I untuk gross beta

activity) akan menimbulkan efek terhadap kesehatan, begitupun dalam

jumlah yang sedikit dapat pula menimbulkan masalah apabila terjadi

biogmagnifisikan dalam organisme akuatik. Adapun bentuk

radioaktifefeknya adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada

sel yang terpapar, kerusakan, dapat berupa kematian dan perubahan

komposisi genetic dan dapat pula menimbulkan berbagai penyakit

kanker dan mutasi gen (Nia, 2012).

1. Syarat Mutu Air Minum

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

907/MenKes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas

air minum menerangkan bahwa air minum yang dikonsumsi langsung oleh

manusia harus memenuhi empat parameter sebagai persyaratan parameter

bakteriologis, kimia, radioaktifitas serta fisika.


15

Tabel 2.1

Daftar Persyaratan Kualitas Air Bersih

Maksimum
No Parameter Satuan yang Keterangan
diperbolehkan
Fisika
1 Bau - Tidak berbau
2 TDS (Total mg/l 1.500 -
Disolved Solid)
3 Kekeruhan Skala NTU 25 -
4 Rasa - - Tidak berasa
o
5 Suhu C Suhu udara 3 oC -

6 Warna Skala TCU 50

Kimia
A Kimia Anorganik

1 Air raksa
2 Arsen mg/L 0,01
3 Besi mg/L 0,05
4 Fluoride mg/L 1,0
5 Kadnium mg/L 1,5
6 Kesadahan mg/L 0,005
7 (CaCO3) mg/L 500
8 Klorida mg/L 600
9 Kromium, Valensi mg/L 0,05
10 6 mg/L 0,5 Merupakan
11 Mangan mg/L 10 batas
12 Nitrat mg/L 1,0 minimum
13 Nitrit - 6,5 – 9,0 dan
pH mg/L 0,01 maksimum,
khusus air
14 Selenium hujan pH
15 Seng mg/L 15 minimum 5,5
16 Sianida mg/L 0,1
17 Sulfata mg/L 400
Timbal mg/L 0,05
16

B Kimia Organik

1 Aldrin Dan mg/L 0,0007


2 Dieldrin mg/L 0,01
3 Benzena mg/L 0,00001
4 Benzo (a) pyrene mg/L 0,007
5 Chlordane (total mg/L 0,03
6 Isomer) mg/L 0,10
7 Coloroform mg/L 0,03
8 2,4 D mg/L 0,5
9 DDT mg/L 0,01
10 Detergent mg/L 0,0003
11 1,2 Discloroethane mg/L 0,003
12 1,1 Discloroethane mg/L 0,00001
13 Heptaclor dan mg/L 0,004
14 heptaclor epoxide mg/L 0,10
15 Hexachloro mg/L 0,01
benzena
Gamma-HCH
(lindane)
16 Methaxylor mg/L 0,10
17 Pentachlorophanol mg/L 0,01
18 Pestisida total mg/L 10
2,4,6
urichlorophenol
Zat organik
(KMnO4)

Keterangan :
mg = miligram
ml = mililiter
L = liter
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
17

2.2 Tinjauan Umum Tentang Air Minum Isi Ulang

Air minum isi ulang merupakan salah satu jenis air minum dalam

kemasan (AMDK) yang bisa diperoleh di depot-depot. Biasanya air minum isi

ulang harganya bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang

bermerek. Karena itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini.

Hal ini menyebabkan depot-depot air minum air minum isi ulang

bermunculan. Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan

dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman

untuk dikonsumsi. Meski lebih murah karena tidak semua depot air minum isi

ulang terjamin keamanan produksi (Kusnaedi, 2010).

Hasil pengujian Laboratorium yang dilakukan Badan Pengawas Obat

Makanan (BPOM) atas kualitas depot air minum isi ulang menunjukkan

adanya cemaran mikroba dan logam berat pada sejumlah contoh.

1. Sumber Air Minum Isi Ulang

Sumber air baku yang digunakan oleh usaha Air minum isi ulang itu

berasal dari PDAM. Namun masih ada yang mengandalkan air sumur bor.

Proses pengolahan PDAM Kota Makassar hanya mengurangi kadar zat

organikbukan menghilangkannya. Hal ini dimaksudkan karena zat organik

dalam air juga dibutuhkan oleh tubuh dalam konsentrasi yang rendah.

Namun jika konsentrasi organik dalam air untuk dikonsumsi melebihi

standar baku yang ditetapkan yaitu 10 mg/L dan dikonsumsi terus-menerus

dan dalam jangka yang lama akan berakibat fatal bagi manusia sendiri

(Anonim, 2007).
18

2. Proses AMDIU

Secara umum proses AMDIU (Anonim, 2007) adalah sebagai berikut:

a. Pertama air akan melewati filter dari bahan silika untuk menyaring

partikel kasar. Setelah itu memasuki lubang karbon aktif untuk

menghilangkan bau. Tahap berikutnya adalah air disaring dengan mata

saringan berukuran 10 mikron untuk menahan bakteri.

b. Dari situ air yang terbebas dari bakteri yang berbau dan bau ditampung di

tabung khusus yang berukuran lebih kecil dibanding tabung penampung

air baku. Selanjutnya adalah tahap mematikan kuman yang mungkin

yang tersisa.

c. Untuk mematikan kuman instalasi air minum isi ulang banyak

menggunakan sistem lampu sinar UV yang daya radiasinya efektif

membasmi bakteri. Sinaritu berfungsi mengoksidasi unsur organik dalam

air sehingga rusak. Bila berupa kuman, maka organisme itu akan mati.

Namun saat iniberkembang proses air minum isi ulang yang lebih

modern, yakni RO, UV, Ozone dan Biosfer. Sistem RO dengan membran

yang selektif dapat memisahkan air murni dari kotoran bahan

pencemarnya. Membran yang berukuran 0,0001 mikron mampu bekerja

hingga memurnikan air dari berbagai aspek pencemaran seperti fisika,

kimia dan mikrobiologis. Sistem ini bukan saja sudah teruji secara

kualitatif tetapi juga kuantitatif sehingga telah digunakan untuk berbagai

pengembangan.
19

Teknologi disinfeksi UV dalam pengolaan air minum dan air

limbah telah banyak digunakan di Amerik Utara, Eropa dan sejumlah

negara di asia untuk membunuh dan menyingkirkan kuman-kuman

patogen dari air minum dan air limbah. Teknologi UV terutama

digunakan untuk mematikan segala bakteri patogen dalam air minum

seperti Cryptosporidium maupun virus (Palar, 2008).

Ozone dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan

senyawa disekitarnya). Ozone dengan kemampuan oksidasinya dapat

menguraikan berbagai senyawa organik beracun yang terkandung dalam

air limbah, seperti benzene, atrazine, dioxin dan berbagai zat pewarna

organik.

2.3 Tinjauan Umum Tentang Permanganatometri

Nilai kalium permanganat didefinisikan sebagai jumlah mg

KMnO4 yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat di

dalam satu liter contoh air dengan pemanasan hingga mendidih. Proses

oksidasi untuk penetapan nilai kalium permanganate dapat dilakukan dalam

kondisi asam atau kondisi basa, akan tetapi oksidasi dalam kondisi asam adalah

lebih kuat, dengan demikian ion-ion klorida yang terdapat pasda sampel air

akan ikut teroksidasi. Oleh karena itu oksidasi kalium permanganat dalam

kondisi basa dianjurkan untuk pemeriksaan sampel air yang mengandung kadar

klorida lebih dari 300 mg/L. Zat-zat organik lain yang dapat mengganggu

penetapan nilai kalium permanganat adalah ion-ion reduktor seperti ferro,

sulfida dan nitrit. Gangguan dan reduktor bila terdapat dalam contoh air dapat
20

di cegah dengan penambahan beberapa teteslarutan KMnO4 sebelum dianalisis,

sulfida-sulfida dapat dihilangkan dengan mendidihkan sampel air setelah

ditambah beberapa tetes asam sulfat (H2SO4), sehingga terdapat bau H2S. Bila

terdapat nitrit maka dapat dikoreksi dengan analisis blanko(Harjadi, 2011).

Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut

telah tercemar oleh kotoran manusia, hewan atau sumber lain. Zat organik

merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Makin tinggi

kandungan zat organik di dalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut

telah tercemar (Cotton, 2014).

Reaksi zat organik dapat dioksidasi dengan reaksi :

C2H2O + On CO2 + H2O

Reaksi titrasi :

2MnO42- + 5H2C2O4 + 6H+2Mn+ 2CO2 + 10 CO2+ 8H2O

Prinsip Kerja zat organik dalam sampel air dioksidasi dengan KMnO4,

sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat

dititrasi kembali dengan KMnO4(Harjadi,2011).

Titrasi permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil

oksidasi dengan kalium permanganat KMnO4. Titrasi permanganometri

merupakan salah satu titrasi redoks. Metode permanganometri didasarkan pada

reaksi oksidasi pada ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam

suasana asam, netral dan alkalis.Titrasi permanganometri dilakukan dengan

bantuan pemanasan (70ºC) untuk memperceepat reaksi. Pada awal reaksi

titrasi, warna merah mantap untuk beberapa saat yang menandakan reaksi
21

berlangsung lambat. Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang

makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis

untuk mempercepat reaksi Selanjutnya titran ddapat ditambahkan lebih cepat

sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan dimana warna

merah menjadi warna merah jambu(Harjadi,2011).

Meskipun KMnO4 dapat diperoleh dalam keadaan murni, tetapi

larutan titernya tidak dapat dibuat langsung dengan menimbang secaraseksama.

Ini disebabkan waktu dilarutkan dalam air, akan bereaksi dengan pengotoran

yang mungkin ada dalam air atau pada dinding wadah. Karena itu mula-mula

dibuat larutan kira-kira sama dengan yang kemudian dibakukan, misalnya

dengan menggunakan natrium oksalat. Larutan permanganat yang akan

disimpan dibuat dengan pemanasan kemudian disaring dengan glasswall, krus

atau penyaring asbes. Bila larutan ini akan dipakai hanya untuk hari itu saja,

maka pemanasan ini tidak perlu.

Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan endapan MnO2 yang

dapat mempercepat penguraian larutan. Sejumlah baku primer tersedia untuk

pembakuan larutan kalium permanganat antara lain asam oksalat dihidrat dan

natrium oksalat. Larutan permanganat apabila larutan encer tidak stabil karena

adanya reaksi berikut:

4 KMnO4 + 2H2O 4 MnO2 + 4 OH- + 3O2

Sifat-sifat kalium permanganat :

Kalium pemanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen

pengoksidasiselama lebih dari 100tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan


22

mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator kecuali untuk larutan

yang amat encer. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah

muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam

sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengidentifikasi kelebihan

reagen tersebut. Permanganatmenjadi beragam reaksi kimia, karena mangan

dapat hadir dalam kondisi-kondisioksidai +2,+3,+4,+6 dan +7.

Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah

reaksi yang terjadidalam larutan-lrutan yang bersifat amat asam 0,1 N atau

lebih besar (Harjadi,2011).

Permanganat merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh

kalium permanganat KMnO4. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan

reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Kebanyakan

titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti

Fe3+, asam atau garam oksalat yang dapatlarut dan sebagainya. Beberapa ion

logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan

permanganometri,seperti:

1. Ion-ion Ca, Ba,Sr, Pb, Zn, dan Hg yang dapat diendapkan sebagai oksalat.

Setelah endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4 berlebih

sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah

yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat di hitung banyaknya ion

lagam yang bersangkutan.

2. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam kromat. Setelah

disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan


23

baku FeSO4 dioksidasi oleh kromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan

banyaknya dengan KMnO4.

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain:

a. Larutan pentiter KMnO4 pada buret.

Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada

buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir

titrasi akan diperoleh pembentukan presipilat coklat yang seharusnya adalah

larutan yang berwarna merah rosa.

b. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4.Pemberian

KMnO4yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4

dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan

Mn2+.

MnO4-+3Mn++2H2O 5MnO2+4H+

c. Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang

telah ditambahkan asam sulfat dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi

kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai

menjadi air.

H2C2O4+O2 H2O2+2CO2

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi

berdasarkan pereaksi ini, namaun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan

atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan

karena fakta bahwa banyak pereaksi permanganat berjalan, akan lebih banyak

kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini, sebagai
24

contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida yang cukup kuat

(Harjadi,2011).

2.4 Kerangka Berpikir

Air minum isi ulang merupakan salah satu jenis air minum dalam

kemasan (AMDK) yang bisa diperoleh di depot-depot. Biasanya air minum isi

ulang harganya bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang

bermerek. Karena itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini.

Meskipun air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia,

tetapi air juga berpotensi sebagai media penularan penyakit. Banyak negara

saat ini menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan

degradasi kualitas air. Mahalnya air bersih menyebabkan banyak penduduk

sulit memenuhi kebutuhan air bersih. Menurunnya kualitas air dapat

menyebabkan penyebaran berbagai penyakit baik yang menular maupun yang

tidak menular. Air yang tercemar dapat menyebabkan keracunan pada manusia,

misalnya akibat logam berat industri. Logam tersebut dikeluarkan melalui

saluran pencernaan, tetapi sebagian akan terakumulasi dalam ginjal dan hati.

Adanya zat organik dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah

tercemar oleh kotoran manusia, hewan atau sumber lain. Zat organik

merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya. Makin tinggi

kandungan zat organik di dalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut

telah tercemar.
25

Faktor pencemaran zat Konsumen air


organik : Air minum isi minum isi ulang
ulang yang kadar zat
1. Sumber air baku
2. Pengolahan air organiknya tinggi
baku menjadi air
minum
Analisis
Permanganat
Gangguan
Kesehatan

Kadar zat
organik

Gambar 2.1: skema kerangka pikir

Anda mungkin juga menyukai