Anda di halaman 1dari 16

ANEMIA

waode astria sahrani


D3 Analis Kesehatan
Mata Kuliah Hematologi III
Tahun ajaran 2016/2017
ANEMIA
Suatu keadaan dimana jumlah eritrosit atau hemoglobin tidak dapat berfungsi
menyediakan oksigen bagi tubuh

Secara laboratorik, terjadi penurunan jumlah eritrosit,


kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit.
• Eritrosit: < 2,8 juta/mm3
• Hemoglobin: <10 g/dL
• Hematokrit: <30 %

D3 Analis Kesehatan
Mata Kuliah Hematologi III
Tahun ajaran 2016/2017
Kriteria Anemia

Dinyatakan anemia, jika:


Laki-laki dewasa Hb < 13 g/dL
Perempuan Hb < 12 g/dL
Perempuan hamil Hb <11 g/dL
Anak umur 6 bulan – 6 tahun Hb < 11 g/dL
Anak umur 6 – 14 tahun Hb < 12 g/dL
Cut off point kriteria WHO
Klasifikasi Derajat Anemia

1. Ringan sekali Hb 10 g/dL- cut off point


2. Ringan Hb 8 g/dL
3. Sedang Hb 6 g/dL
4. Berat Hb <6 g/dL

D3 Analis Kesehatan
Mata Kuliah Hematologi III
Tahun ajaran 2016/2017
Klasifikasi Anemia

1. Klasifikasi morfologik
• Berdasarkan morfologi eritrosit, pada pemeriksaan apusan darah tepi.
• Melihat morfologi eritrosit maka dapat diduga penyebab anemia

2. Klasifikasi etiopatogenesis
• Berdasarkan etiologi dan patogenesis terjadinya anemia
• Dapat ditentukan jenis anemia yang terjadi
1. Berdasarkan Morfologi Eritrosit
a. Anemia hipokromik b. Anemia normokromik
c. Anemia makrositik
mikrositik normositer
• MCV <80 fl, MCH • MCV 80-95 fl, MCH • MCV > 95 fl
<27 pg 27-34 pg • Anemia
• Anemia defisiensi • Anemia pasca megaloblastik,
besi, thalassemia, perdarahan, aplastik, anemia non
anemia akibat hemolitik, akibat megaloblastik (pada
penyakit kronik, penyakit kronik, pada penyakit hati kronik,
anemia sideroblastik gagal ginjal kronik, hipotiroid, sindroma
mielofibrosis, mielodisplastik)
leukimia akut, dll
2. Berdasarkan etiologi dan
patogenesis
c. Peningkatan
a. Produksi eritrosit b. Kehilangan eritrosit dari
penghancuran eritrosit
menurun tubuh
(hemolisis)
• Kekurangan bahan • Anemia paska • Faktor ekstrakorpuskular
pembentuk eritrosit (besi, perdarahan akut atau (hipersplenisme, bahan
vit.B12, asam folat) kronik kimia, infeksi
• Gangguan utilisasi besi bakteri/parasit)
(anemia akibat penyakit • Faktor intrakorpuskular
kronik, anemia (gangguan membran,
sideroblastik) gangguan enzim,
• Kerusakan jaringan sum- gangguan hemoglobin)
sum tulang (atrofi,tumor,
anemia aplastik)
• Terganggu fungsi sum-
sum tulang tanpa
penyebab (sindrom
mielodisplastik)
Patofisiologi Anemia

Eritrosit/hb menurun

Kapasitas angkut oksigen


menurun

Anoksia organ • Menimbulkan gejala tergantung pada organ


yang terganggu
target
• Penurunan afinitas Hb terhadap oksigen sehingga meningkatkan
Mekanisme enzim 2,3 DPG
• Meningkatkan curah jantung
kompensasi • Redistribusi aliran darah
tubuh • Menurunkan tekanan oksigen vena

Gejala
ANEMIA
Gejala Anemia
Terbagi 3 yaitu
a. Gejala umum anemia (anemic 1. Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah,
syndrome) palpitasi, angina pectoris, gagal jantung
Gejala yang timbul pada semua jenis anemia 2. Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga
berdenging, mata berkunang-kunang,
(anoksia organ dan mekanisme kompensasi
kelemahan otot, lesu dan perasaan dingin
tubuh terhadap penurunan Hb) 3. Sistem urogenital: gangguan haid dan libido
menurun
4. Epitel: warna pucat pada kulit dan
mukosa,elastisitas kulit menurun, rambut tipis
b. Gejala khas masing-masing anemia 1. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil
Gejala yang menjadi ciri-ciri dari masing- lidah, stomatitis angularis
masing anemia 2. Anemia defisiensi as.folat: lidah merah
3. Anemia hemolitik: icterus dan
hepatosplenomegali
4. Anemia aplastik: perdarahan kulit
c. Gejala akibat penyakit dasar Contohnya: anemia defisiensi besi yang disebabkan
Gejala yang timbul akibat penyakit-penyakit oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulkan
yang menyebabkan anemia gejala, seperti: pembesaran parotis dan telapak
tangan berwarna kuning
GEJALA
ANEMIA
Pendekatan Diagnostik Anemia
1. Anamnesis
(riwayat penyakit, riwayat gizi, kondisi lingkungan, pemaparan bahan
kimia dan riwayat pemakain obat)

3. Pemeriksaan laboratorium hematologik


(pemeriksaan Hb; indeks eritrosit: MCV, MCH, MCHC; 2. Pemeriksaan fisik
apusan darah tepi; LED; hit.retikulosit; pem.sumsum a. Warna kulit: pucat,
tulang; serum iron; transferrin; ferritin serum; vit.B12; sianosis, icterus
as.folat darah; elektroforesis Hb
b. kuku: kuku sendok
4. Pemeriksaan non- 5. Pemeriksaan c. mata: ikterus, pucat
hematologic penunjang d. mulut: hipertrofi gusi,
(pemeriksaan faal ginjal, (histopatologi, radiologi, perdarahan gusi, ulserasi
endokrin, as.urat, faal sitogenetik, biologi e. hepatomegali, dll
hati, biakan kuman, dll) molekuler)
Anemia

Pemeriksaan apusan darah tepi dan


indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

Anemia
Anemia hipokromik
normokromik Anemia Makrositik
makrositik
mormositik
TERIMAKASIH

D3 Analis Kesehatan
Mata Kuliah Hematologi III
Tahun ajaran 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai