Indonesia
Ade Fitria Ningsih
Jurusan Administrasi Niaga – Politeknik Negeri Bandung
Abstract
1
Pengertian perdagangan internasional
Dalam perdagangan internasional tentunya tidak terlepas dengan kegiatan ekspor dan
impor, karena kedua hal ini merupakan nadi dalam perdagangan internasional. Adapun
pengertian Ekspor yang dikemukan oleh Mankiw (2004:240) adalah suatu barang dan
atau jasa yang diproduksi didalam negara dan dijual diluar negeri. Pendapat lain
dikemukan pula oleh Djauhari (2002:1) ekspor adalah perdagangan yang dilakukan
dengan cara mengirim barang keluar negeri dari dalam negeri dan telah melintasi
wilayah pabean.
2
Ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih
dari sekadar membeli serta menjual barang antar pengusaha-pengusaha yang
bertempat di negara yang berbeda. Namun dalam konteks pertukaran barang serta jasa
yang menyeberangi laut dan darat tidak jarang timbul berbagai masalah yang cukup
kompleks antar pengusaha yang mempunyai kebudayaan, adat istiadat, bahasa, dan
cara yang berbeda-beda” Hutabarat (1989:1). Sedangkan pengertian impor dikemukan
oleh Sutedi (2014:7) ialah memasukkan barang dari luar negeri kedalam Indonesia.
Menurut Sutedi (2014:3) mengemukakan pada hakekatnya ekspor dan impor adalah
suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari sekadar membeli serta menjual barang
antar pengusaha- yang bertempat tinggal atau berdomisili di negara yang berbeda.
Memperoleh devisa
Manfaat ini tentu akan diperoleh oleh Negara karena jika Negara mengekspor suatu
komoditas keluar negeri tentu Negara akan memperoleh pembayaran menggunakan
mata uang asing baik dollar maupun mata uangan lainnya. Dan mata uang asing ini
disebut devisa.
Memperluas kesempatan kerja
Hal ini dapat terjadi jika komoditas ekspor memerlukan tenaga kerja yang cukup
banyak, contohnya untuk ekspor gerabah atau rotan tentunya diperlukannya tenaga
kerja pengrajin pada bidang tersebut, sehingga secara otomatis dapat menyerap
tenaga kerja cukup banyak.
Menstabilkan harga-harga
Jika harga barang dalam negeri mengalami kenaikan atau mahal dan jumlah
barang atau jasa terbatas sehingga hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya
3
permintaan pasar, maka barang mau tidak mau tersebut harus diimpor. Hal ini
bertujuan untuk menstabilkan harga barang tersebut kembali normal.
Meningkatkan kualitas konsumsi
Melalui perdagangan internasional, penduduk mampu membeli barang yang belum
dapat dihasilkan didalam negeri atau mutunya belum sebaik produk dalam negeri.
Perdagangan internasional dapat memacu industry dalam negeri untuk
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar
internasional. Di Indonesia barang seperti itu beragam, antara lain televise, pakaian,
sepatu, dan perabotan.
Mempercepat alih teknologi
Agar dapat menggunakan barang impor dari luar negeri yang dirasa cukup asing
bagi masyarakat, maka diperlukannnya pengetahuan atau keterampilan dalam
penggunaan barang tersebut. Sehingga penjual perlu untuk mengadakan pelatihan
penggunaan barang tesebut. Hal ini akan mempercepat alih teknologi dengan
demikian memungkinkan untuk suatu Negara mempelajari teknolgi baru.
Pertumbuhan ekonomi
4
Factor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi
Perkembangan IPTEK yang semakin maju saat ini memberikan dorongan yang
cukup kuat terhadap percepatan pembangunan, perubahan pola kerja dari
tradisional (menggunakan tenaga manusia) mengarah kepada pola yang lebih
modern (menggunakan mesin-mesin). Sehingga hal ini berpengaruh pula pada
percepatan pertumbuhan ekonomi bangsa.
Faktor Budaya
5
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolah
SDA serta meningkatkan kemujuan dalam bidang IPTEK. Hal ini menjadi
penting karena sumber daya modal dapat meningkatkan produktivitas.
Ada begitu banyak teori tentang pertumbuhan ekonomi yang dikemukan oleh para
pakar ekonomi. Berikut ini merupakan teori-teori pertumbuhan ekonomi
(Ahman:2007)
6
Dalam teorinya Karl Bucher membagai tahap pertumbuhan ekonomi
masyarakat berdasar pada hubungan antar produsen serta konsumen dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Karl
Bucher dibagi sebagai berikut:
- Rumah tangga tertutup, yaitu kehidupan masyarakat pada tahap ini masih
dalam keadaan yang sangat sederhana dan tertutup. Pada masa ini
masyarakat memproduksi barang hanya untuk kebutuhan pribadi. Dalam
pada masa ini juga belum dikenal adanya transaksi jual beli. Atau dalam
bahasa yang lebih sederhana apa yang mereka hasilkan adalah untuk
kebutuhan pribadi.
- Rumah tangga kota, yaitu bertambahnya jumlah penduduk akan
berimplikasi pada peningkatan kebutuhan masyarakat dan akan terjadi
secara berkelanjutan dan hal ini kebutuhan pribadi atau antarkelompok
mulai sulit untuk terpenuhi sendiri. Ssehingga hal ini menyebabkan mau
tidak mau mereka harus saling berhbungan satu dengan lainnya dalam satu
kota. Pada masa ini pertukaran barang antarkelompok sudah mulai dikenal.
Dan mereka pada masa ini telah menyepakati suatu tempat untuk dijadikan
tempat bertransaksi atau saat ini sering dikatakan sebagai pasar.
- Rumah tangga bangsa, yaitu rumah tangga kota yang telah berkembang
sehingga pertukaran yang terjadi antar penduduk satu kota tidak dapat
saling memenuhi. Hal ini akan menuntut pertukaran antarkota dalam satu
Negara. Dengan demikian, akan terbentuk kesatuan masyarakat yang akan
melakukan pertukaran antar kota dalam satu Negara. Pertukaran itu
mengakibatkan ruang lingkup pertukaran mencakup bagian pasar yang
lebih luas yaitu pasar nasional.
- Rumah tangga dunia, pada tahap ini katakana sebagai rumah tangga dunia
karena kegiatan ekonomi yang semakin berkembang bahkan telah melewati
batas Negara, dan sistem pertukaran pun sudah tidak terbatas.
7
Werner Sombart (1863-1947)
Werner Sombart membagi pertumbuhan ekonomi menjadi empat tahap, yaitu
sebagai berikut:
- Prakapitalisme (vorkapitalismus), pada tahap ini disebut bahwa
pertumbuhan ekonomi kapitalis purba. Pada zaman ini, belum dikenal
adanya kamu kapitals. Dan kehidupan masyarakat terbilang statis.
Dimasa ini mereka hanya terpaku pada pemenuhan kebutuhan sendiri
dan dalam masa ini pula merka hidupa dengan rasa kekeluargaan yang
tinggi dan mereka juga hanya mengandalkan pertanian sebagai media
pemenuhan kebutuhannya.
- Zaman kapitalis madya (Fruhkapitalismus), tahap ini kehidupan
masyarakat mulai memikirkan keuntungan serta keinginan untuk
memiliki kekayaan. Kehidupan pada era ini sudah mulai dinami,
individualis, dan telah mengenal alat tukar uang.
- Zaman kapitalis raya (Hochkapitalismus), saat ini kehidupan
masyarakat telah mengarah untuk mencari laba setinggi-tinginya (Pure
profit motive). Dimana setiap usaha yang dilakukan ditujuakan untuk
memperoleh keuntungan. Ciri-ciri masyarakat pada masa ini ditandai
dengan kemunculan kaum kapitalis yang mulai beruhasa untuk
menguasai alat produksi serta mulai munculnya perburuhan.
- Zaman kapitalis akhir (Spatkapitalismus) pada zaman ini, mulai muncul
kaum sosialis yang berkeiinginan untuk sejahtera bersama-sama. Ciri
perekonomian pada masa ditandai dengan adanya campur tangan atau
peran serta pemerintah dalam kegiatan perekonomian dan setiap usaha
yang dijalankan merupakan kepentingan bersama sehingga tidak ada
8
lagi peran majikan besar. Hal ini menyebabkan tidak terpinggirkannya
kaum kapitalis.
9
keadaan perekonomian yang sudah tidak terpengaruh oleh keadaan atau
peristiwa perekonomian yang terjadi di belahan Negara lain. Sehingga
sering disebutkan bahwa masa perekonomian dewasa merupakan
keadaan ekonomi yang paling stabil. Dan ciri lain dari perekonomian
dewasa ialah struktur kerja dari keahlian tenaga kerja mulai bergeser
kearah tengah profesional.
- ekonomi konsumsi tinggi (High mass consumption), berdasarkan teori
ekonomi yang diungkapkan oleh Rostow masa ekonomi konsumsi
tinggi merupakan masa pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi.
Kaena pada masa ini pola fikir masyarakat cenderung sudah
memikirkan konsumsi dan memikirkan cara untuk mengalokasikan
uang yang dimiliki dari penghasilan yang mereka peroleh. Dan ciri dari
perekonomian ini yaitu dengan munculnya tingkat konsumsi yang
cukup tinggi hal ini diimbangi pula oleh tingkat perndapatan perkapita
rill yang cukup tinggi pula.
10
Terdorongnya kegiatan ekonoi dalam negeri.
Inflasi
Pada bulan April 2016 terjadi deflasi sebesasr 0,45 % yang terdiri dari 82 kota,
dan tercatat 77 kota mengalami deflasi dan 8 (delapan) kota mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi dialami oleh kota Sibolga sebesar 1,79 % dan deflasi terendah
dialami oleh kota Singaraja yang hanya sebesar 0,06 %. Namun meskipun
demikian tingkat deflasi pada tahun 2016 sebesar 0,45% lebih rendah
disbanding tahun sebelumnya yaitu pada 2015 yang mengalami inflasi sebesar
0,36%. Dan untuk inflasi di tahun kalender 2016 sebesar 0,16% dan tingkat
inflasi tahun ke tahun (april 2016 terhadap terhadapt 2015) sebesar 3,60%. Dan
untuk tingkat inflasi bulan ke bulan, tahun kalender, dan tahun ke tahun dapat
dilihat pada grafik berikut:
11
Sumber: Laporan bulanan data sosial ekonomi BPS
PDB dan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2016
Jika dilihat dari triwulan I-2016 dibandingan dengan triwulan I-2015 (y-on-y)
terjadi pertumbuhan sebesar 2,92 persen namun jika dibandingkan degnan
triwulan IV-2015 q-to-q) mengalami kontraksi 0,34 %. Dan dilihat dari sisi
produksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2016 hampir terjadi diseluruh
lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian yang mengalami
kontraksi 0,66 persen, dan untuk pertumbuhan ekonomi tertinggi berada pada
lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi yang mengalami pertumbuhan
sebesar 9,10 persen.
Bila dibandingkan degnan triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi yang
dilihat dari sisi produksi dipengaruhi oleh factor musiman lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan, khususnya pada komoditas padi yang
berada pada tahap panen raya hal ini menyebabkan tumbuhnya ekonomi
mencapai 14,43 persen. Selain itu pertumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa
lapangan usaha lainnya seperti Real estate, jasa keuangan dan penyediaan
akomodasi dan makan minum.
12
Ekspor maret 2016 naik mencapai US$11,79 miliar, naik 4,25%
Nilai ekspor pada maret 2016 mengalami kenaikan sebesar 4,25% namun
dibandinkan maret tahun sebelumnya , ekspor turun 13,51%.
Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor non migas maaret 2016 terhadap
februari 2016 yang terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$105,9 juta
(10,10%). Hal ini tentunya memberikan dampak pada perekonomian Indonesia
karena dangan adanya peningkatan ekspor terhadap beberapa komoditi tertentu
akan memberikan devisa Negara. Tentunya secara otomatis perekonomian akan
tumbuh kearah yang jauh lebih baik, seperti yang dilangsir oleh Badan Pusat
Statistik bahwa ditahun 2016 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen.
Selain IHPB non migas naik pertumbuhan ekonomi 2016 juga di pengaruhi oleh
IHPB umum yang naik sebesar 2,16% di banding bulan sebelumnya.
13
KESIMPULAN
14
Daftar Pustaka
Ahman, Eeng & Epi Indriani. 2007. Membina Kompetensi Ekonomi. Bandung:
Alam, S, Drs. 2007. Ekonomi jilid 2 untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: ESIS Imprint
Erlangga
Amir, M.S. 2003. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri Seri Umum No.
2. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
BPS.2016. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi edisi 72 Mei 2016. Jakarta: Badan
Pusat Statistik
Djauhari Ahsar, Amirullah. 2002. Teori dan Praktek Ekspor Impor, Yogja: Graha Ilmu
https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi
https://m.tempo.co/read/news/2016/05/04/092768397/ekonomi-indonesia-triwulan-i-
tumbuh-4-92-persen
Putong, Iskandar & Andjaswati, Nuring, Dyah. 2010. Pengantar Ekonomi Makro.
Jakarta: Mitra Wacana Media
Sutedi, Adrian SH. 2014. Hukum Ekspor Impor. Cetakan kesatu. Raih Asa Sukses
(Penerbar Swadaya Grup): Jakarta Timur
15