Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM V

HUKUM MENDEL II
A. JUDUL
Hukum Mendel II
B. TUJUAN
Agar mahasiswa dapat menyusun persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid)
C. DASAR TEORI
Hukum kedua mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai
dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak
bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat
yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga satu tanaman, tidak saling
mempengaruhi.
Hukum Mendel kedua (2) disebut juga Hukum berpasangan bebas atau
Hukum Asortasi bebas atau Hukum Independent Assortment. Jika hukum mendel
1 didasarkan pada pemisahan gen (Segregasi) maka hukummendel 2 ini
berdasarkan pada berpasanga bebas. Yang maksudnya adalah: “bila dua individu
mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara
bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel
dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan
bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu
tanaman, tidak saling memengaruhi.
Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari sepasang alel memisah secara
bebas ketika berlangsung pembelahan reduksi ( meiosis ) pada waktu
pembentukan gamet-gamet. Oleh karena itu pada contoh dihibrid itu terjadilah 4
macam pengelompokan dari dua pasang gen yaitu:
a. Gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK
b. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet Bk
c. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bK
d. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bk
Dalam percobaan Mendel, dikenal beberapa macam perkawinan, yaitu
sebagai berikut.
a. Perkawinan respirok adalah perkawinan dimana induk jantan dan betina
mempunyai kesempatan yang sama dalam pewarisan sifat, atau merupakan
perkawinan kebalikan dari yang semula dilakukan.
b. Perkawinan balik (Back Cross) adalah perkawinan antara individu F1 dengan
salah satu induknya. Back cross berguna untuk mencari genotip induk.
c. Uji silang (Test Cross) adalah perkawinan antara individu F1 dengan
induknya yang bersifat homozigot resesif. Test cross berguna untuk
mengetahui suatu individu bersifat homozigot atau heterozigot.

Mekanisme Persilangan Dihibrid


Pada persilangan dihibrid dibentuk empat gamet yang secara genetik
berbeda dengan frekuensi yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari
pasangan kromosom nonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama. Bila
dua dihibrida disilangkan, akan dihasilkan 4 macam gamet dalam frekuensi yang
sama baik pada jantan maupun betina. Suatu papan-periksa genetik 4 x 4 dapat
digunakan untuk memperlihatkan ke-16 gamet yang dimungkinkan. Rasio
fenotipe klasik yang dihasilkan dari perkawinan genotipe dihibrida adalah 9:3:3:1.
Rasio ini diperoleh bila alel

Penyimpangan semu hukum mendel


Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh
merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Macam penyimpangan hukum Mendell adalah sebagai berikut:
1. Polimeri
Polimeri adalah suatu gejala dimana terdapat banyak gen bukan alel tetapi
mempengaruhi karakter/sifat yang sama.
2. Kriptomeri
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak
pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor
lain yang menyertainya.
3. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi
disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis.
4. Komplementer
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling
melengkapi untuk memunculkan suatu karakter.
5. Interaksi alel
Interaksi alel merupakan suatu peristiwa dimana muncul suatu karakter akibat
interaksi antar gen dominan maupun antar gen resesif.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Wadah 2 buah
2. Kancing genetika
E. PROSEDUR KERJA

Ada dominasi penuh

Setiap orang praktikan menerima duah buah kantong


masing-masing berisi 16 kancing genetika

Mengambil dengan menggunakan tangan kiri di kantong


kiri, dan dengan tangan kanan di kantong kanan pada
waktu yang bersamaan sebuah kombinasi kancing.
Pertemuan dari kedua kombinasi kancing dikedua belah
tangan anda merupakan zigot.

Mencatatat hasil yang anda peroleh itu dikertas buram.


Setelah di catatat hasilnya, kembalikan kombinasi kancing
itu kedalam kantong hasilnya kemudian kocoklah agar
kombinasi dari kantong itu tercampur kembali.

Mengulangi pengambilan kombinasi kancing seperti


diterangkan dimuka sampai bejumlaj 100 kali. Akan tetapi
harus selalu diingat bahwa sebelum mengambil kombinasi
kancing dari kantong, kembalikan terlabih dahulu
kombinasi kancing yang telah anda ambil itu kedalam
kantong asalnys, dan kocoklah. Catatlah hasil anda peroleh
setiap kali.

Membuatlah tabel dari hasil percobaan 100 kali


Tabel hasil pengamatan

Penngambilan R-B- R-bb RrB- Putih rrbb Putih


Merah Merah Bulat Oval
Ke Bulat Oval

Dst

Jumlah

Keterangan : Tanda ( - ) pada genotif dapat ditempati oleh huruf besar atau huruf
kecil

1. Dominasi tidak penuh.


1. Percobaan diatas dilakukan lagi tetapi dengan memperhatikan bahwa
dominasi tidak tampak sepenuhnya
Arti dari kombinasi kancing sbb :

Kombinasi Kancing Genotif Fenotif

Merah
Biru
Merah RRBB BUNGAN MERAH,
Biru BUAH BULAT

Merah
Biru
Merah RRBb BUNGAN MERAH,
Abu-abu BUAH AGAK BULAT
Merah
Biru
Putih RrBB BUNGA MERAH JAMBU,
Biru BUAH BULAT

Merah
Biru
Putih RrBb BUNGA MERAH JAMBU,
Abu-abu BUAH AGAK BULAT

Merah
Abu-abu
Merah RRbb BUNGA MERAH,
Abu-abu BUAH OVAL

Merah
Abu-abu
Putih Rrbb BUNGA MERAH JAMBU,
Abu-abu BUAH OVAL

Putih
Biru
Putih rrBB BUNGA PUTIH,
Biru BUAH BULAT

Putih
Biru
Putih rrBb BUNGA PUIH,
Abu-abu BUAH AGAK BULAT

Putih
Oval
putih Rrbb BUNGA PUTIH,
Oval BUAH OVAL
2. Setelah anda selesai melakukan pengambilan kancing sampai 100 kali,
buatlah tabel seperti dibawah ini untuk mencatat data hasil percobaan
anda.
Tabel Hasil Pengamatan

Fenotif Genotif Rasio Fenotif Jumlah Berdasarkan


Seharusnya Kenyataan

Merah, Bulat RRBB 1


Merah, RRBb 2
Agak Bulat

Merah, Oval RRbb 1


Merah Jambu, RrBB
Bulat 2

Merah Jambu, RrBb 4


Agak Bulat,
Merah Jambu Rrbb 2
Oval

Putih, Bulatb rrBB 1


Putih, Agak Bulat rrBb
2

Putih, Oval Rrbb 1

Jumlah

3. Masinng-masing praktikan melapor kepada asisten mengenai hasil


percobaan yang diperolehnya
F. HASIL PENGAMATAN

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, kami menggunakan 4 kancing berwarna
(merah-hijau, merah-hitam, putih-hijau dan putih-hitam) yang
menunjukkan individu dihibrid. Dalam hal ini warna kancing genetika
dengan simbol (RB) untuk merah-hijau, (Rb) untuk merah-hitam, (Rb)
untuk putih-hijau, dan (rb) putih-hitam.
Ketika kancing-kancing dimasukkan ke dalam kantung dan diambil
secara acak sebanyak 100 kali, maka kami mendapatkan rasio
perbandingan yaitu 46 : 24 : 20 : 10 atau kira-kira 4,6 : 2,4 : 2: 1. Hasil
percobaan ini terjadi penyimpangan karena adanya interaksi gen dan tidak
sesuai dengan hukum Mendel II yang mengindetifikasin rasio
perbandingan yaitu 9 : 3 : 3 : 1.

H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Hukum Mendel II dapat membuktikan perbandingan
genotip dan fenotip pada persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid),
walaupun terjadi penyimpangan karena adanya interaksi gen.

I. TUGAS
1. Apa yang dimaksuddengandominasipenuhdandominasitidakpenuh ?
2. JikagenotipAaBbmelakukan gametogenesis, maka
- Berapamacamgamet yang dapatdihasilkandalam proses
spermatogenesis ?tunjukandengangambar.
- Berapamacamgamet yang dapatdihasilkandalam proses oogenesis
?tunjukandengangambar.

JawabanTugas

1. dominan penuh adalah persilangan dua individu sejenis yang


memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen dominan. Dominasi tak
penuh maksudnya adalah persialangan yang salah satu tetuanya tidak
mendominasi tetua yang lainnya, atau salah satu tetua tidak mewariskan
secara total sifat yang dimiliki kepada keturunannya.
2.
DAFTAR PUSTAKA
A, Paul. 1988. Hukum mendel II. (online)
(http://www.Review.com/doc/10389295/Hukum-mendelII)
diakses 25 November 2016
Idel, Antoni dkk. 1999. Persilangan dihibrid.
Surabaya : Gitamedi Press
Nelkons, M. 2004. Hukum mendel II.
Bandung : Hart-davis edukasi
Penuntun praktikum . 2016. Modul praktikum biologi keperawatan.
Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai