SKRIPSI
Oleh
Safitri Ahbabuna
Nim : 841416063
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING
ARTIKEL
Oleh
Safitri Ahbabuna
Nim : 841416063
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
2
HUBUNGAN PERILAKU CARING DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
PASIEN OLEH PERAWAT DI RUANGAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT TANI DAN
NELAYAN KABUPATEN BOALEMO
Jurusan Keperawatan
Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Safitri Ahbabuna, 2016. Hubungan Perilaku Caring dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Pasien oleh Perawat di Ruangan Rawt Inap Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten
Boalemo. Skripsi , Program Studi Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Rhein R. Djunaid, S.Kep, Ners, M.Kes dan
Pembimbing II Ridha Hafid, S.ST, M.Kes.
Keperawatan merupakan bagian intergal dari pelayanan kesehatan meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual. Perilaku caring perawat sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
spiritual. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap
manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perilaku caring dengan
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien oleh perawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Tani
dan Nelayan Kabupaten Boalemo.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain cross sectional dengan
sampel 30 responden. Teknik sampling yang menggunakan koesioner dan dianalisisi
menggunakan uji alternatif chi square yaitu Fisher exact test.
Hasil uji alternatif chi square didapatkan nilai p value 0,032 (p value<0,05) sehingga H
ditolak yang yang berarti ada hubungan perilaku caring dengan pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien oleh perawat diruangan rawat inap Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten
Boalemo.
Diharapkan bagi instansi Rumah Sakit dapat menjadi bahan masukan dalam membentuk
suatu pedoman pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Rumah sakit dapat pula melakukan
pelatihan kepada perawat terkait perilaku caring perawat maupun membentuk pedoman
perilaku caring perawat Rumah Sakit.
Kata Kunci : Caring Perawat, Kebutuhan Spiritual
Daftar Pustaka : (31 Referensi) 2005-2015
3
BAB I
PENDAHULUAN
prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan tidak hanya memperhatikan aspek biologis
Keperawatan memandang manusia merupakan mahluk yang unik dan kompleks yang
terdiri atas berbagai dimensi. Dimensi yang komprehensif pada manusia itumeliputi dimensi
lain (Barbara,2008),
Pelayanan keperawatan sering disebut sebagai ujung tombak dari pelayanan yang ada
di rumah sakit maupun Puskesmas rawatg inap,sebagai pelaksana asuhan keperawtan perawat
selama 24 jam berada di dekat pasien,sehingga perawat memegang peranan yang cukup
dominan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pasien. Pelayanan
spritual. Dalam kepuasan hal terpenting adalah persepsi pelanggan, bukan hal-hal yang aktual
seperti yang dipikirkan atau pemberi jasa,sehingga masyarakat sering menilai baik buruknya
Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia, merawat pasien yang sedang sakit
adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam
melayani orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulain sosial yang besar. Untuk itu perawat
4
intelektual, tekikal dan interpersonal yang tercemin dalam perilaku caring atau kasih sayang
Caring adalah esensi keperawatan yaitu inti nilai-nilai moral keperawatan yang
berdasarkan nilai kemanusiaan dan mendahulukan kesehjateraan orang lain,dalam hal ini
adalah klien dan keluarganya. Caring dapat mempengaruhi kehidupan seeorang dalam cara
secara komprehensif kepada pasien. Asuhan keperawatan merupakan kebutuhan dasar yang
holistik yang sangat di perlukan oleh pasien. Hal ini di dasarkan pada status pasien yang
merupakan mahluk bio-psiko-sosio kultural dan spritual yang dapat merespon secara holistk
an unik terhadap keadaan kritis. Bagi perawat pelayanan atau asuhan keperawatan sangat
karaena pearawat kurang memahami tentang kebutuhan spritual dan manffatnya terhadap
kesehatan dan penyembuhan penyakit pasien. Hal yang pertama harus diperhatikan perawat
adalah peningkatan persepsi dan sikap tentang perawat spiritual manfaatnya sehingga dalam
Keterkaitan antara dimensi agama dan kesehatan menjadi sesuatu yang sangat
penting. Pada tahun 1994 organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menambahkan dimensi
agama sebagai salah satu dari empat pilar kesehatan ; yaitu kesehatan manusia seutuhnya
secara spritual (kerohanian/agama). Bila sebelumnya pada tahun 1947 WHO memberikan
batasan dari sehat dalam hanya dari 3 aspek saja yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologi),
sehat dalam arti mental (psikologi/psikiatri) dan sehat dalam arti sosial, maka sejak 1984
5
batasan tersebut sudah di tambah dengan aspek agama (spiritual) yang oleh American
Kebutuhan spritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Apabila seseorang dalam keadaan sakit, makahubungan dengan tuhannya pun semakin dekat,
mengingat seorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, ada yang mampu
perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utam dalam memenuhi kebutuhan
memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf dan pengampunan,
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan tuhan (Hamid, Achir, & yani,
2008).
sebagai pengalaman hubungan personal dengan yang tertinggi (Tuhan) atau transendensi diri
sendiri. Spiritualitas jiga mencakup perasaan dan pikiran yang membawa arti dan bertujuan
keberadaan manusia atau perjalanan hidup seseorang. Ketika penyakit atau kehilangan
menimpah seseorang, hal tersebut dapat mengancam dan menantang proses perkembangan
terutama bagi perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam bersama pasien
penting kiranya tanggap dan peduli terhadap kebutuhan pasien, kepedulian dalam pemenihan
kebutuhan pasien dapat dilakukan perawat dengan menerapkan perilaku caring. Caring
merupakan tindakan konkrit yang muncul dengan sendirinya dari keinginan, maksud, atau
komitmen sehingga dengan perawat melakukan perilaku caring dapatkan meningkatkan dan
6
melindungi kemanusian dengan membantu pasien menemukan hikmah dari penyakit,
pasien. Penelitian yanh dilakukan oleh Purwaningsih menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara perilaku caring perawat dengan pemenuhan perilaku caring perawat baik
sebagai suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual
yang bersifat komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat yang sehat
maupun sakit mencakup keseluruhan proses hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan
optimal. Sebagai suatu bentuk pelayanan profesional, pelayanan dan praktik keperawatan
yang dilukakan hendaknya dilandasi oleh beberapa prinsip yang salah satunya adalah
Salah satu kiat keperawatan (nursing arts) adalah kiat caring perawat (nursing is
caring). Seorang perawat yang profesional hendaknya mampu menerapkan kiat caring
perawat di dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Bila kiat caring perawat tersebut tidak
diterapkan dengan baik, misalnya perawat yang kurang peduli kepada pasien, membela-
bedakan pasien, ataupun pelayanan yang lambat dan tidak sesuai standar, maka akan
menimbulkan dampak yang merugikan bagi pihak pasien, pihak perawat dan juga pihak
rumah sakit di mana asuhan keperawatan itu diberikan (Suhaemi & Emi, 2005).
Seorang perawat yang profesional hendaknya mampu berbenah diri untuk mengetahui
belajar dari teori keperwatan yang telah diterimanya ketika menempuh jenjang pendidikan
keperawatan sehingga mampu memahami makna penting dari kiat keperawatan (nursing
7
arts). Sala satunya adalah kiat caring perawat (nursing is caring). dengan demikian perawat
Rumah Sakit Tani dan Nelayan merupakan salah satu rumah sakit yang ada di
Rumah Sakit Tani dan Nelayana Kabupaten Boalemo Tahun 2014, proposal kasus rawat inap
yaitu sebanyak 22,3% pasien dengan penyakit menular, 44,7% pasien dengan penyakit tidak
Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo adalah rumah sakit yang
RSTN Boalemo merupakan bimbingan reguler bagi pasien rawat inap, pasien yang akan
dilukakan operasi, pasien dengan sakit berat dan pasien dalam keadaan sakaratul maut. Terapi
spiritual ini merupakan bentuk kepedulian kepada pasien yang sedang mendapat ujian dari
tuhan yang maha esa. Dalam terapi tersebut bagaimana seorang rohaniawan dapat
memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa
memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakal dan tetap menjalangkan
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan
cros sectional. Dimana dalam penelitian ini peneliti mengetahui hubungan perilaku caring
perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap Rumah Sakit dan Nelayan
Kabupaten Boalemo.
Instrumen penelitian adala alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang terdiri atas pertanyaan dan pertanyaan yang mengacu pada panduan.
Responden tersebut dibagikan kuesioner yang akan mereka isi untuk mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan perilaku caring perawat dengan pemenuhan spiritual
pasien rawat inap. Sebelum dibagikan kuesioner responden diberikan penjelasan singkat
dijadikan responden dalam penelitian ini. Kuesioner dibagikan kepada responden untuk diisi
Kuesioner dalam penelitian ini mencakup tentang “ Hubungan Perilaku caring dengan
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual oleh perawat diruang interna dan Bedah’’ yang
menggunakan skala likert. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara peneliti
membagikan kuesioner langsung pada responden, dan data sekunder adalah pasien rawat inap
9
BAB IV
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden pasien yang rawat diruangan inap
Usia N Presentase
16-25 Tahun 3 10.0
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap, usia
responden terbanyak adalah usia 26-35 tahun sebanyak 7 responden (23,3%), 46-55 tahun
dan 56-65 tahun masing-masing sebanyak 6 responden (20,0%), kemudian 36-45 sebanyak 5
responden (16.7%) dan sisanya adalah usia 16-25 dan diatas 65 tahun masing-masing
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden pasien diruangan rawat
10
Pendidikan N Presentasi
Tidak Tamat SD 4 13.3
SD 13 43.4
SMP 6 20.0
SMA 5 16.7
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap,
sebanyak 6 responden (20,0%), kemudian SMA sebanyak 5 responden (16,7%), Tidak Tamat
(6,7%).
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden pasien rawat inap yang
Pria 19 63.3
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi caring Perawat pada pasien di Ruangan rawat inap RSTN
Boalemo.
Buruk 8 26.7
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016
11
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap,
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien oleh Perawat di
Spiritual
Baik 21 70.0
Buruk 9 30.0
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawt inap,
Analisis Bivariat
Tabel 4.6 Analisis Hubungan Perilaku Caring dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Pemenuhan Kebutuhan
00,32
12
Sumber : Pengolahan Data SPSS 16, 2016
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nila chi kuadrat hitung adalah sebesar 5,487 nilai
sig (2-sided) sebesar 0,032. Sementara nilai chi kuadrat tabel dengan degree of freedom (df)
sebesar 1 yakni 3,841. Nilai chi kuadrat hitung ini masih lebih kecil dengan nilai alpha yang
digunakan (0,05) sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada
tingkat kepercayaan 95% terdapat Hubungan yang signifikan Perilaku caring Perawat dengan
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien oleh Perawat di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit
Pembahasan
Berdasarkan analisa data univariat pada tabel 4.4 menunjukkn bahwa total 30
responden pasien rawat inap menilai perilaku caring perawat baik sebanyak 22 orang atau
sebesarnya 73,3%.
Perilaku caring merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat dan menghargai orang
lain, artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan bagaimana seseorang itu
bertindak. Perilaku caring yang sangat penting untuk mengembangkan, memperbaiki, dan
meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia. Perilaku caring sangat penting dalam
pelayanan keperawatan karena akan memberikan kepuasan kepada klien dan perawat akan
lebih memahami konsep caring, khususnya perilaku caring dan mengaplikasikan dalam
orang lain, keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku caring atau kasi sayang (Dwidiyanti, 2007 dalam Nurbiyanti, 2013). Caring dalam
keperawatan hal yang sangat mendasar, caring merupakan jantung dari profesi, artinya
sebagai komponen yang unik, fundamental dan menjadi fokus sentral dari keperawatan. Salah
satu bentuk pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat yang merupakan inti
dalam praktek keperawatan profesional (Sobirin, 2013). Seorang perawat dalam memberikan
13
asuhan keperawatan harus mencerminkan perilaku caring dalam setiap tindakan
keperawatan, sejak dulu keperawatan selalu meliputi empat konsep yang merupakan
paradigma dalam sasaran dari apa yang kita lakukan (kepada siapa kita melakukannya).
Kesehatan adalah tujuan dari tindakan perawatan dal lingkungan adalah melakukan dan
menguraikan empat konsep tersebut, tetapi sekarang merawat juga didefinisikan sebaga’’,
BAB V
PENUTUP
Simpulan:
berikut :
1. Periluka caring perawat dipersepsikan baik oleh hampir seluruh pasien (81.8%).
2. Pemenuhan kebutuhan spiritual yang dirasakan pasien dirasa baik (62,5%).
3. Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual
pada pasien oleh perawat diruangan rawat inap Rumah Sakit Tani dan Nelayan
14
Saran:
antara caring perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap,
peneliti menyarakan agar perawat tidak hanya memenuhi kebutuhan pasien dari aspek
biologis tetapi juga dalam spiritual kemudian penelitian ini diharapakan dapat menjadi
pasien. Rumah Sakit dapat pula melakukan pelatihan kepada perawat terkait perilaku
caring perawat maupun membentuk pedoman perilaku caring perawat Rumah Sakit.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A.A. (2010). Kesehatan Jiwa, Kajian Korelatif Pemikiran Ibnu Qoyyim dan
Al-Qur’an.(2010). Al-Qur’an ku dengan Tajwid Blok Warna. Jakarta & New Delhi: Lautan
16
Dwidiyanti, M (2008), Keperawatan dasar : konsep caring, komunikasi, etik dan aspek
Hamid, Yani, & Achir. (2008). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Aplikasi Konsep dan Proses
Hidayat, N. (2013). Hubungan Perilaku Caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien
Kasule, O. H. (2005). Spiritual, Ruuh, Nafs, Qalb, and Care in Islamic Perspective. Personal
Correspoodence.
Kozier, Erb, Berman, & Snyde. ( 2010).Buku ajar Fundamental Keperawatan Ed.7 vol.2.
Jakarta: EGC.
Kumpula, R. 2011. Petterns under Construction : Nurses Lived Experiences shaping Spiritual
17
Matie, 2005 Spiritual Needs Within Nirsing : Spiritual Needs as Perceived by Selevenian
Nurses
Melinda, R. (2014). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat
Merrison, P & Burnard, P 2008, caring & communicating: Hubungan Interpersonal dalam
Nizami, A. (2008). Belajar Islam Iman dan Ihsan. Jakarta: Robbani Pres
Potter, & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ed.4 vol,1. Jakarta: EGC
Priharjo, & Robert. (2008) Perspektif Praktif Keperawatan Profesional ed. 2. Jakarta: EGC.
Spiritual Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kaliwates PT Rolas Nusantara
Medika Jember
Sobirin, (2012). Hubungan Beban Kerja dan Motivasi dengan Penerpan perilaku caring.
18