Anda di halaman 1dari 18

ARTIKEL

HUBUNGAN PERILAKU CARING DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

SPIRITUAL PASIEN OLEH PERAWAT DIRUANGAN RAWAT INAP RUMAH

SAKIT TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO

SKRIPSI

Oleh

Safitri Ahbabuna

Nim : 841416063

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTAL

2016

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

ARTIKEL

Skripsi yang berjudul : HUBUNGAN PERILAKU CARING DENGAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN OLEH PERAWAT DIRUANGAN RAWAT INAP

RUMAH SAKIT TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO

Oleh

Safitri Ahbabuna

Nim : 841416063

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Pembimbing I Pembimbing II

Rhein R Djunaid, S.Kep, Ners, M.Kes Ridha Hafid, S.ST, M.Kes

NIP. 19750112 199403 1 003 NIP. 19700121 199001 2 002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes

NIP. 19771028 200812 2 00

2
HUBUNGAN PERILAKU CARING DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
PASIEN OLEH PERAWAT DI RUANGAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT TANI DAN
NELAYAN KABUPATEN BOALEMO

Jurusan Keperawatan
Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK
Safitri Ahbabuna, 2016. Hubungan Perilaku Caring dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Pasien oleh Perawat di Ruangan Rawt Inap Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten
Boalemo. Skripsi , Program Studi Jurusan Keperawatan, Fakultas Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Rhein R. Djunaid, S.Kep, Ners, M.Kes dan
Pembimbing II Ridha Hafid, S.ST, M.Kes.
Keperawatan merupakan bagian intergal dari pelayanan kesehatan meliputi bio-psiko-sosio-
spiritual. Perilaku caring perawat sangat erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
spiritual. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap
manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan perilaku caring dengan
pemenuhan kebutuhan spiritual pasien oleh perawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Tani
dan Nelayan Kabupaten Boalemo.
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan desain cross sectional dengan
sampel 30 responden. Teknik sampling yang menggunakan koesioner dan dianalisisi
menggunakan uji alternatif chi square yaitu Fisher exact test.
Hasil uji alternatif chi square didapatkan nilai p value 0,032 (p value<0,05) sehingga H
ditolak yang yang berarti ada hubungan perilaku caring dengan pemenuhan kebutuhan
spiritual pasien oleh perawat diruangan rawat inap Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten
Boalemo.
Diharapkan bagi instansi Rumah Sakit dapat menjadi bahan masukan dalam membentuk
suatu pedoman pemenuhan kebutuhan spiritual pasien. Rumah sakit dapat pula melakukan
pelatihan kepada perawat terkait perilaku caring perawat maupun membentuk pedoman
perilaku caring perawat Rumah Sakit.
Kata Kunci : Caring Perawat, Kebutuhan Spiritual
Daftar Pustaka : (31 Referensi) 2005-2015

3
BAB I

PENDAHULUAN

Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan memandang manusia

sebagai mahluk holistik yang meliputi bio-psiko-sosial-spritual-kultural. Halini merupakan

prinsip keperawatan bahwa asuhan keperawatan tidak hanya memperhatikan aspek biologis

tetapi juga aspek-aspek yang lain (Asmadi,2008).

Keperawatan memandang manusia merupakan mahluk yang unik dan kompleks yang

terdiri atas berbagai dimensi. Dimensi yang komprehensif pada manusia itumeliputi dimensi

biologis (fisik), psikologis,sosial,kultural dan spritual. Sehingga dalam melakukan hubungan

professinalisme perawat klien sepertinya dilakukan secara keseluruhan bagian-bagian yang

lain (Barbara,2008),

Pelayanan keperawatan sering disebut sebagai ujung tombak dari pelayanan yang ada

di rumah sakit maupun Puskesmas rawatg inap,sebagai pelaksana asuhan keperawtan perawat

selama 24 jam berada di dekat pasien,sehingga perawat memegang peranan yang cukup

dominan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pasien. Pelayanan

keperawtan bersifat komprenhensif,mencakup pelayanan bio-psiko-sosio-kultural dan

spritual. Dalam kepuasan hal terpenting adalah persepsi pelanggan, bukan hal-hal yang aktual

seperti yang dipikirkan atau pemberi jasa,sehingga masyarakat sering menilai baik buruknya

pelayanan di Rumah Sakit tergantung bagaimana kinerja perawat (Nursalam, 2008).

Perawat merupakan salah satu profesi yang mulia, merawat pasien yang sedang sakit

adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tak semua orang bisa memiliki kesabaran dalam

melayani orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama

memerlukan kemampuan khusus dan kepedulain sosial yang besar. Untuk itu perawat

memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan

4
intelektual, tekikal dan interpersonal yang tercemin dalam perilaku caring atau kasih sayang

(Johnson 1989 dalam Dwidiyanti 2007,h 4).

Caring adalah esensi keperawatan yaitu inti nilai-nilai moral keperawatan yang

berdasarkan nilai kemanusiaan dan mendahulukan kesehjateraan orang lain,dalam hal ini

adalah klien dan keluarganya. Caring dapat mempengaruhi kehidupan seeorang dalam cara

bemakna dan memicu eksitensi yang lebih memuaskan ( Morrison 2009,h.9).

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan besar

untuk memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan ataua asuhan keperawatan

secara komprehensif kepada pasien. Asuhan keperawatan merupakan kebutuhan dasar yang

holistik yang sangat di perlukan oleh pasien. Hal ini di dasarkan pada status pasien yang

merupakan mahluk bio-psiko-sosio kultural dan spritual yang dapat merespon secara holistk

an unik terhadap keadaan kritis. Bagi perawat pelayanan atau asuhan keperawatan sangat

berkaitan erat dengan aspek spritual (Hamid,Achir,& Yani,2008).

Dalam praktik keperawatan,perawat kurang memperhatikan kebutuhan spritual

karaena pearawat kurang memahami tentang kebutuhan spritual dan manffatnya terhadap

kesehatan dan penyembuhan penyakit pasien. Hal yang pertama harus diperhatikan perawat

adalah peningkatan persepsi dan sikap tentang perawat spiritual manfaatnya sehingga dalam

praktik pemberian asuhan keperawatan spiritual dapat terpenuhi.

Keterkaitan antara dimensi agama dan kesehatan menjadi sesuatu yang sangat

penting. Pada tahun 1994 organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menambahkan dimensi

agama sebagai salah satu dari empat pilar kesehatan ; yaitu kesehatan manusia seutuhnya

meliputi : sehat jasmani/fisik(biologi), sehat secara kejiwaan (spikiatrik/psikologi), sehat

secara spritual (kerohanian/agama). Bila sebelumnya pada tahun 1947 WHO memberikan

batasan dari sehat dalam hanya dari 3 aspek saja yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologi),

sehat dalam arti mental (psikologi/psikiatri) dan sehat dalam arti sosial, maka sejak 1984

5
batasan tersebut sudah di tambah dengan aspek agama (spiritual) yang oleh American

Psychiatric Assosiation (APA) dikenal dengan rumusan “bio-psiko-sosio-spiritual’’ (Priharjo

& Robert, 2008).

Kebutuhan spritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.

Apabila seseorang dalam keadaan sakit, makahubungan dengan tuhannya pun semakin dekat,

mengingat seorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, ada yang mampu

membangkitkannya dari kesembuhan,kecuali sang pencipta. Dalam pelayanan kesehatan,

perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utam dalam memenuhi kebutuhan

spiritual. Kebutuhan spiritual mempertahankan atau mengambalikan keyakinan dan

memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf dan pengampunan,

mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan tuhan (Hamid, Achir, & yani,

2008).

Spiritual adalah inti dari keberadaan seseorang dan biasanya dikonseptualisasikan

sebagai pengalaman hubungan personal dengan yang tertinggi (Tuhan) atau transendensi diri

sendiri. Spiritualitas jiga mencakup perasaan dan pikiran yang membawa arti dan bertujuan

keberadaan manusia atau perjalanan hidup seseorang. Ketika penyakit atau kehilangan

menimpah seseorang, hal tersebut dapat mengancam dan menantang proses perkembangan

spiritualitas (Potter & Perry, 2005).

Pemberi pelayanan kesehatan berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan pasien

terutama bagi perawat. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang 24 jam bersama pasien

penting kiranya tanggap dan peduli terhadap kebutuhan pasien, kepedulian dalam pemenihan

kebutuhan pasien dapat dilakukan perawat dengan menerapkan perilaku caring. Caring

merupakan tindakan konkrit yang muncul dengan sendirinya dari keinginan, maksud, atau

komitmen sehingga dengan perawat melakukan perilaku caring dapatkan meningkatkan dan

6
melindungi kemanusian dengan membantu pasien menemukan hikmah dari penyakit,

penderitaan, nyeri dan keberadaan (Blais, 2006).

Caring dalam lingkungan praktik keperawatan akan membawah kepuasan kepada

pasien. Penelitian yanh dilakukan oleh Purwaningsih menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara perilaku caring perawat dengan pemenuhan perilaku caring perawat baik

dan menunjukkan kepuasan terhadap pelayanan keperawatan. (Purwaningsih, 2013).

Hasil Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983, keperawatan didefinisikan

sebagai suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual

yang bersifat komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat yang sehat

maupun sakit mencakup keseluruhan proses hidup manusia untuk mencapai derajat kesehatan

optimal. Sebagai suatu bentuk pelayanan profesional, pelayanan dan praktik keperawatan

yang dilukakan hendaknya dilandasi oleh beberapa prinsip yang salah satunya adalah

berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan (dalam Hidayat, 2008).

Salah satu kiat keperawatan (nursing arts) adalah kiat caring perawat (nursing is

caring). Seorang perawat yang profesional hendaknya mampu menerapkan kiat caring

perawat di dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Bila kiat caring perawat tersebut tidak

diterapkan dengan baik, misalnya perawat yang kurang peduli kepada pasien, membela-

bedakan pasien, ataupun pelayanan yang lambat dan tidak sesuai standar, maka akan

menimbulkan dampak yang merugikan bagi pihak pasien, pihak perawat dan juga pihak

rumah sakit di mana asuhan keperawatan itu diberikan (Suhaemi & Emi, 2005).

Seorang perawat yang profesional hendaknya mampu berbenah diri untuk mengetahui

kekurangan atau kesalahan ketika memberikan asuhan keperawatan. Perawat hendaknya

belajar dari teori keperwatan yang telah diterimanya ketika menempuh jenjang pendidikan

keperawatan sehingga mampu memahami makna penting dari kiat keperawatan (nursing

7
arts). Sala satunya adalah kiat caring perawat (nursing is caring). dengan demikian perawat

akan menjadi lebih mudah mengaplikasikannya ketika memberikan asuhan keperawatan.

Rumah Sakit Tani dan Nelayan merupakan salah satu rumah sakit yang ada di

Provinsi Gorontalo Yang terletak dikabupaten Boalemo. Berdasarkan Sistem Informasi

Rumah Sakit Tani dan Nelayana Kabupaten Boalemo Tahun 2014, proposal kasus rawat inap

yaitu sebanyak 22,3% pasien dengan penyakit menular, 44,7% pasien dengan penyakit tidak

menular, 26,7% dengan penyakit maernal/perinatal, dan 6,3% dengan cedera.

Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo adalah rumah sakit yang

merupakan pelayanan spiritual dalam proses pelayanan kesehatan. Pelayanan spiritual di

RSTN Boalemo merupakan bimbingan reguler bagi pasien rawat inap, pasien yang akan

dilukakan operasi, pasien dengan sakit berat dan pasien dalam keadaan sakaratul maut. Terapi

spiritual ini merupakan bentuk kepedulian kepada pasien yang sedang mendapat ujian dari

tuhan yang maha esa. Dalam terapi tersebut bagaimana seorang rohaniawan dapat

memberikan ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi untuk tetap bersabar, tawakal dan tetap menjalangkan

kewajibannya sebagai hamba Tuhan (Jamal, 2015).

8
BAB III

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan

cros sectional. Dimana dalam penelitian ini peneliti mengetahui hubungan perilaku caring

perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap Rumah Sakit dan Nelayan

Kabupaten Boalemo.

Instrumen penelitian adala alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang terdiri atas pertanyaan dan pertanyaan yang mengacu pada panduan.

Responden tersebut dibagikan kuesioner yang akan mereka isi untuk mengumpulkan

informasi yang berhubungan dengan perilaku caring perawat dengan pemenuhan spiritual

pasien rawat inap. Sebelum dibagikan kuesioner responden diberikan penjelasan singkat

tentang tujuan penelitian. Responden disarankanuntuk mengisi surat pernyataan untuk

dijadikan responden dalam penelitian ini. Kuesioner dibagikan kepada responden untuk diisi

dan dijadikan cara pengisiannya.

Kuesioner dalam penelitian ini mencakup tentang “ Hubungan Perilaku caring dengan

Pemenuhan Kebutuhan Spiritual oleh perawat diruang interna dan Bedah’’ yang

menggunakan skala likert. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner sudah di uji validitas dan sudah pernah digunakan sebelumnya.

Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara peneliti

membagikan kuesioner langsung pada responden, dan data sekunder adalah pasien rawat inap

yang diperoleh dari data rumah sakit

9
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden pasien yang rawat diruangan inap

RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo.

Usia N Presentase
16-25 Tahun 3 10.0

26-35 Tahun 7 23.3

36-45 Tahun 5 16.7

46-55 Tahun 6 20.0

56-65 Tahun 6 20.0

65 Tahun > 3 10.0


Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap, usia

responden terbanyak adalah usia 26-35 tahun sebanyak 7 responden (23,3%), 46-55 tahun

dan 56-65 tahun masing-masing sebanyak 6 responden (20,0%), kemudian 36-45 sebanyak 5

responden (16.7%) dan sisanya adalah usia 16-25 dan diatas 65 tahun masing-masing

sebanyak 3 responden (10,0).

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden pasien diruangan rawat

inap RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo.

10
Pendidikan N Presentasi
Tidak Tamat SD 4 13.3

SD 13 43.4

SMP 6 20.0

SMA 5 16.7

Perguruan Tinggi 2 6.7


Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap,

pendidikan terakhir terbanyak responden adalah SD sebanyak 13 reponden (43,3%), MP

sebanyak 6 responden (20,0%), kemudian SMA sebanyak 5 responden (16,7%), Tidak Tamat

SD sebanyak 4 responden (13,3), dan sisanya Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden

(6,7%).

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden pasien rawat inap yang

Dirawat diruangan rawat inap RSTN Boalemo.

Jenis Kelamin N Presentase


Wanita 11 36.7

Pria 19 63.3
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap,

presentasi terbanyak adalah berjenis kelamin pria sebanyak 19 responden (63.3%).

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi caring Perawat pada pasien di Ruangan rawat inap RSTN

Boalemo.

Caring perawat N Presentase


Baik 22 73.7

Buruk 8 26.7
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016

11
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawat inap,

sebanyak 22 responden (73.3%) menyatakan caring perawat baik.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien oleh Perawat di

Ruangan Inap RSTN Boalemo.

Pemenuhan Kebutuhan N Presentase

Spiritual
Baik 21 70.0

Buruk 9 30.0
Total 30 100%
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden pasien rawt inap,

sebanyak 21 responden (70,0%) menyatakan pemenuhan kebutuhan spiritual baik.

Analisis Bivariat

Tabel 4.6 Analisis Hubungan Perilaku Caring dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Pasien Rawt Inap di RSTN Kabupaten Boalemo.

Pemenuhan Kebutuhan

Caring Spiritual Total p


Baik Buruk
N % N % N % Volue
Baik 18 60.0% 4 13.3% 22 73.3%

Buruk 3 10.0% 5 16.7% 8 26.7%


Total 21 70.0% 9 30.0% 30 100%

00,32

12
Sumber : Pengolahan Data SPSS 16, 2016

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nila chi kuadrat hitung adalah sebesar 5,487 nilai

sig (2-sided) sebesar 0,032. Sementara nilai chi kuadrat tabel dengan degree of freedom (df)

sebesar 1 yakni 3,841. Nilai chi kuadrat hitung ini masih lebih kecil dengan nilai alpha yang

digunakan (0,05) sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

tingkat kepercayaan 95% terdapat Hubungan yang signifikan Perilaku caring Perawat dengan

Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien oleh Perawat di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit

Tani dan Nelayan Boalemo.

Pembahasan

Berdasarkan analisa data univariat pada tabel 4.4 menunjukkn bahwa total 30

responden pasien rawat inap menilai perilaku caring perawat baik sebanyak 22 orang atau

sebesarnya 73,3%.

Perilaku caring merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat dan menghargai orang

lain, artinya memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan bagaimana seseorang itu

bertindak. Perilaku caring yang sangat penting untuk mengembangkan, memperbaiki, dan

meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia. Perilaku caring sangat penting dalam

pelayanan keperawatan karena akan memberikan kepuasan kepada klien dan perawat akan

lebih memahami konsep caring, khususnya perilaku caring dan mengaplikasikan dalam

pelayanan keperawatan. Seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan

orang lain, keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang tercermin dalam

perilaku caring atau kasi sayang (Dwidiyanti, 2007 dalam Nurbiyanti, 2013). Caring dalam

keperawatan hal yang sangat mendasar, caring merupakan jantung dari profesi, artinya

sebagai komponen yang unik, fundamental dan menjadi fokus sentral dari keperawatan. Salah

satu bentuk pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat yang merupakan inti

dalam praktek keperawatan profesional (Sobirin, 2013). Seorang perawat dalam memberikan

13
asuhan keperawatan harus mencerminkan perilaku caring dalam setiap tindakan

(Sukmawati,2009). Perilaku caring telah memerankan bagian penting dalam dunia

keperawatan, sejak dulu keperawatan selalu meliputi empat konsep yang merupakan

paradigma dalam sasaran dari apa yang kita lakukan (kepada siapa kita melakukannya).

Kesehatan adalah tujuan dari tindakan perawatan dal lingkungan adalah melakukan dan

menguraikan empat konsep tersebut, tetapi sekarang merawat juga didefinisikan sebaga’’,

yang kini sudah menjadi konep paradigma yang kelima (Waton,2007).

BAB V

PENUTUP

Simpulan:

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti berkesimpulan sebagai

berikut :

1. Periluka caring perawat dipersepsikan baik oleh hampir seluruh pasien (81.8%).
2. Pemenuhan kebutuhan spiritual yang dirasakan pasien dirasa baik (62,5%).
3. Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual

pada pasien oleh perawat diruangan rawat inap Rumah Sakit Tani dan Nelayan

Kabupaten Boalemo berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji

alternatif fisher exact test 5% (0,05).

14
Saran:

1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitain yang telah dilakukan dimana terdapat hubungan

antara caring perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien rawat inap,

peneliti menyarakan agar perawat tidak hanya memenuhi kebutuhan pasien dari aspek

biologis tetapi juga dalam spiritual kemudian penelitian ini diharapakan dapat menjadi

bahan masukan dalam membentuk suatu pedoman pemenuhan kebutuhan spiritual

pasien. Rumah Sakit dapat pula melakukan pelatihan kepada perawat terkait perilaku

caring perawat maupun membentuk pedoman perilaku caring perawat Rumah Sakit.

2. Bagi Instansi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian ini harapkan bisa dijadikan sebagai referensi

untuk kesempurnaan penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penelitian selanjutnya

Penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya. Peneliti

selanjutnya dapat mengembangkan dari penelitian ini dengan menilai perilaku

caring perawat dengan instrumen yang lainnya, meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi pemenuhan kebutuhan spiritual, dan persepsi pasien mengenai

perilaku caring dan pemenuhan kebutuhan spiritual secara kualitatif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A.A. (2010). Kesehatan Jiwa, Kajian Korelatif Pemikiran Ibnu Qoyyim dan

psikologi modern. Jakarta: Pustaka Azzam.

Al-Qur’an.(2010). Al-Qur’an ku dengan Tajwid Blok Warna. Jakarta & New Delhi: Lautan

Lestari & Islamic Book Service.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Blais. e. a. (2009). Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Budiana. (2014). Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Knker do RSUP H. Adam Malik Medan.

Dossey, B. M. (2005). Pemenuhan Kebutuhan dengan Tingkat Kecemasan

16
Dwidiyanti, M (2008), Keperawatan dasar : konsep caring, komunikasi, etik dan aspek

spiritual dalam pelayanan keperawatan, Hasani, Semarang.

Dwidiyanti, M. (2007). Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Semarang: Akademik

Keperawatan Departemen Kesehatan Semarang.

Hamid, Yani, & Achir. (2008). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hasan, A. B (2006). Psikologi Perkembangan Islami: Menyingkap Rentang Kehidupan

Manusia dari Prakelahiran hingga Pascakematian. Dalam P.D. Jalaludin, Psikologi

Agama (hal, 330). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hawwa, S. B. (2005). Intisari ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali Mensucikan Jiwa, diterjemahkan

oleh Aunur Rafiq Shaleh Tahmid. Jakarta: Robbani Press.

Hidayat, A. A. (2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia (Aplikasi Konsep dan Proses

Keperawatan). Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, N. (2013). Hubungan Perilaku Caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien

rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surkarta.

Jamal, d. M. (2015). Padauan Pelayanan Bimbimgan Kerohanian Boalemo: Rumah Sakit

Tani dan Nelayan

Kasule, O. H. (2005). Spiritual, Ruuh, Nafs, Qalb, and Care in Islamic Perspective. Personal

Correspoodence.

Kozier, Erb, Berman, & Snyde. ( 2010).Buku ajar Fundamental Keperawatan Ed.7 vol.2.

Jakarta: EGC.

Kumpula, R. 2011. Petterns under Construction : Nurses Lived Experiences shaping Spiritual

Care. Doctoral Disertation. University Of ST. Thoma Minnesota

17
Matie, 2005 Spiritual Needs Within Nirsing : Spiritual Needs as Perceived by Selevenian

Nurses

Melinda, R. (2014). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat

Inap Kelas III Rumah Sakit Paru Jember

Merrison, P & Burnard, P 2008, caring & communicating: Hubungan Interpersonal dalam

Keperawatan, EGC, Jakarta.

Nizami, A. (2008). Belajar Islam Iman dan Ihsan. Jakarta: Robbani Pres

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan ed.4 vol,1. Jakarta: EGC

Petter, & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7. Jakarta: EGC.

Priharjo, & Robert. (2008) Perspektif Praktif Keperawatan Profesional ed. 2. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, (2013). Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Pemenuhan Kebutuhan

Spiritual Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kaliwates PT Rolas Nusantara

Medika Jember

Romadona S, (2012). Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Oleh Perawat di GICU RSHS

Bandung. Thesis Unpod

Sobirin, (2012). Hubungan Beban Kerja dan Motivasi dengan Penerpan perilaku caring.

Sukmawati A.S (2009). Konsep caring, Jakarta : EGC

Suhaeni, & Emi, M. (2005). Etika Keperawatan, Jakarta EGC.

Umar, H. A. (2014). Sistem Kedokteran Nabi, Jakarta AQ I slam Center.

18

Anda mungkin juga menyukai