93
Nama pasien :A
I. IDENTITAS PASIEN
Nama :A
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 2 Oktober 1977
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Muslim
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Blok dukuh, Rawa Kuda, Yayasan Inhaji
Sobarin, RT13/ RW10 Cibubur, Jakarta Timur
1
A. Keluhan Utama
Pasien merasa mendengar suara bisikan-bisikan di kedua
telinganya, mudah emosi, serta merasa seperti dibicarakan orang –
orang banyak.
2
yang diberikan dengan teratur, tetapi keluhan pasien tetap ada. Pasien
pun mulai merasakan ketakutan dengan orang banyak. Pasien merasa
seperti ada orang yang ingin mencelakai pasien. Bahkan pasien takut
dengan suara ayam. Pasien merasa seperti mendengar suara setan.
Pasien lebih sering dirumah daripada bersosialisasi diluar. Setelah
berobat di RS Pasar Rebo pasien melanjutkan berobat di RSKO Jakarta.
grafik gejala
3
C. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Orang tua pasien mengatakan saat masa kehamilannya ibu pasien tidak
mengalami masalah atau sakit. Pasien dilahirkan dengan cara normal
ditolong bidan. Pasien tidak pernah mengalami masalah pertumbuhan
dan perkembangan.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan pendidikan SMAnya pada tahun 1997
4. Riwayat Pekerjaan
Pasien berdagang warung di lapangan dekat rumah.
5. Kehidupan Beragama
Pasien rajin beribadah ke masjid dan mendengarkan ceramah.
4
D. Riwayat Keluarga
Pohon Keluarga
Keterangan :
Perempuan
Laki - laki
Pasien
5
E. Situasi Kehidupan Sosial Sekarang
Pasien mengaku tinggal di rumah bersama istri dan anak - anaknya.
6
Sesudah Wawancara : Pasien mengajak bersalaman dan
langsung keluar.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan.
a. Cara Berbicara
Pasien cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan. Pasien berbicara lancar, spontan tapi dengan suara yang
pelan.
b. Gangguan Berbicara
Tidak terdapat gangguan bicara.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutimia
2. Afek
Arus : Normal
Stabilitas : Stabil
Kedalaman : Dapat diraba-rasakan
Keserasian : Serasi
Pengendalian Impuls : Terkendali
Ekspresi : Serasi
Dramatisasi : Tidak ada
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada (auditorik dan visual), audiotorik berupa
bisikan – bisikan negative seperti “bunuh orang”,”copot semua pakaian
kamu”,dll. lalu pasien pernah dibisiki untuk disuruh bunuh diri, namun
7
pasien berhasil melawan bisikkan tersebut. Visual berupa gambaran
wujud bayangan sering lewat di hadapan pasien.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Pasien menjawab sesuai pertanyaan,
ide-ide pikir cukup.
b. Kontinuitas Pikir : Koheren.
8
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikir : Terdapat waham Paranoid
F. Pengendalian Impuls
Terkendali. Selama wawancara pasien dapat berlaku dengan tenang dan
tidak menunjukkan gejala agresif.
H. RTA : Terganggu
I. Tilikan : Derajat 6
9
Thoraks : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : DBN
8. Sistem Kardiovaskular : DBN
9. Sistem Respirasi : DBN
10. Sistem Gastrointestinal : DBN
11. Sistem Musculoskeletal : DBN
12. Sistem Urogenital : DBN
B. Status Neurologis
a. Saraf Kranial (I-XIII) : DBN
b. Gejala Rangsang Meningeal : DBN
c. Mata : DBN
d. Pupil : DBN
e. Ofthalmoscopy : DBN
f. Motorik : DBN
g. Sensibilitas : DBN
h. Sistem Saraf Vegetatif : DBN
i. Fungsi Luhur : DBN
j. Gangguan Khusus : tidak ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
b. Rontgen Foto Thorax : Tidak dilakukan
10
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki usia 41 tahun datang dengan keluhan mendengar suara bisikan
– bisikan di kedua telinganya. Suara yang pasien dengar merupakan suara orang
mengancam dan menjerumuskan pasien. Bisikkan tersebut banyak menyuruh
pasien untuk melakukan hal – hal yang tidak baik, seperti mencelakai orang,
meludahi orang, dan bahkan menyuruh pasien untuk bunuh diri. Tahun 2009
pasien mengalami bisikkan – bisikkan tersebut dari remaja, pasien dari kecil
terisolasi dirumah oleh orang tuanya sehingga tidak dapat bersosialisasi dengan
baik, dan akhirnya pasien menjauh dari orang – orang banyak dan lingkungan
sekitarnya. Pasien juga merasakan bahwa ada seperti orang – orang
membicarakan pasien. Pasien diberi obat ramuan tetes oleh orang tuanya dan
pasien merasa ada perbaikkan dari keluhan pasien. Setelah itu pasien berobat
ke poli psikiatri RSUD Pasar Rebo dan menjalani pengobatan rawat jalan. Pada
bulan Desember 2017 pasien pindah berobat ke poli psikaitri RSKO Jakarta
untuk mendapatkan perawatan tentang gangguan jiwa yang dialaminya . Hal ini
dapat termasuk sebagai gangguan kejiwaan, dilihat dari gejala – gejala yang
dialami pasien.
11
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Gangguan jiwa ini sebagai Gangguan Mental Non – Organik (GMNO), karena
:
1. Tidak ada gangguan jiwa yang disebabkan oleh penyakit organik
2. Tidak ada gangguan kesadaran
12
4. Aksis IV :
Masalah pekerjaan
Keadaan ekonomi yang sulit
5. Aksis V : GAF 70. Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari masalah harian yang biasa.
IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :
a. Faktor yang mendukung prognosis baik
2. Kesimpulan prognosis :
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad malam
13
X. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologi
Tidak ada
2. Psikiatri / psikologi
Halusinasi auditorik dan visual
3. Pekerjaan / Ekonomi
Masalah pekerjaan
Masalah ekonomi
XI. TERAPI
1. Farmakoterapi
Sikzonoat 1 ampul IM
Risperidon 2 x 1mg
Haloperidol 2 x 1mg
Trihexylpenidil 2 x 2 mg
Clozapine 1 x 12,5 mg (Bila perlu )
2. Psikoterapi
Memotivasi pasien supaya minum obat secara teratur
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalah
dan meyakinkan pasien bahwa ia dapat mengatasi masalah tersebut.
3. Sosioterapi
Memotivasi pasien untuk terus mencoba bergaul dengan orang lain.
14
4. Terapi keluarga
Memberitahukan pentingnya keteraturan pasien dalam melakukan
kontrol dan mengkonsumsi obat secara teratur
Memotivasi keluarga agar keluarga dapat membantu pasien untuk
kembali bergaul dengan orang lain.
15
16