Oleh :
Kelompok 6
1. Alfan Maulana (130810201213)
2. Ali Saba Al Ahmad (130810201173)
3. Diski Fajar Sasongko (130810201216)
4. Marga Area R. (130810201200)
5. Masruri Sholehan (130810201144)
6. Muhammad Habibi (130810201216)
7. Nur Aulia Safitri (130810201195)
8. Cahyo Bawono (130810201159)
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa. Karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-NYA dan kesempatan yang ia
berikan, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Manusia Moralitas
dan Hukum “. Makalah ini dibuat sebagai bagian dari tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya Dasar.
1|Page
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR…………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………… …………………………....... 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………...……………………………… 3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………. 3
BAB II. PEMBAHASAN
1. Manusia,Nilai,Moralitas,dan Hukum……………………………………….. 4
1.1 Manusia…………………………………………………………………. 4
1.1.1 Pengertian Manusia………………………………………………4
1.1.2 Teori Eksistensialisme…………………………………………... 4
1.2 Nilai……………………………………………………………………....5
1.2.1 Pengertian Nilai………………………………………………......5
1.2.2 Ciri-ciri dan Macam-macam Nilai………………………………..6
1.3 Moralitas…………………………………………………………………. 7
1.3.1 KonsepMoral……………………………………………………... 7
1.3.2 Etika Moral……………………………………………………….. 7
1.4 Hukum……………………………………………………………………..8
1.4.1 Pengertian Hukum………………………………………………... 8
1.4.2 Tujuan Hukum…………………………………………………... 9
2. Proses Terbentuknya Nilai, Moral dan Hukum dalam Kehidupan Manusia… 10
3. Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara…….....11
4. Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan Masyarakat Sebagai Wujud
Masyarakat yang Bermoral dan Mentaati Hukum............................................13
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………... 14
3.2. Penutup......………………………………………………………………... 14
3.3 Daftar Pustaka.……………………………………………………………... 14
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam pengertian tentang manusia
2. Mengetahui lebih dalam pengertian dan pemahaman tentang nilai dalam
kehidupan manusia beserta macam-macam nilai dan ciri-cirinya
3. Mengetahui lebih dalam konsep moral serta etika moral dalam diri
manusia
3|Page
PEMBAHASAN
4|Page
Kierkegaard menyatakan bahwa manusia mempunyai 3 taraf, yaitu estetis,
etis dan religius. Pada taraf kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia
lingkungan sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkannya
kembali dalam karya lukisan, tarian dan nyanyian yang indah.
Pada taraf kehidupan etis, manusia meningkatkan taraf kehidupan estetis ke
dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan
pertanggungjawaban pada taraf Sang Pencipta. Semakin dekat seseorang dengan
Tuhan, semakin sekat pula dia menuju kesempuranaan dan semakin jauh dia
dibebaskan dari rasa kekhawatiran.
1.2 Nilai
1.2.1 Pengertian Nilai
Nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Bagi manusia nilai dijadikan
sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku, baik
disadari maupun tidak.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan
berguna bagi manusia dan berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan dan hal-
hal lain yg bersifat batiniah sebagai pedoman manusia bertingkah laku. Perumusan
Pancasila sebagai ideologi terbuka terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke
4 sesuai penegasan ideologi terbuka yang terdiri dari nilai dasar dan nilai
instrumental.
Nilai dasar tidak dapat diubah dan berubah betapapun pentingmya nilai dasar
yg tercantum dalam pembukaan UUD ‘45 itu sifatnya belum operasional. Karena
nilai-nilai dasar yang terkandung didalamnya memerlukan penjabaran lebih lanjut,
maka penjabaran itulah yang dinamakan Nilai Instrumental. Nilai instrumental
tetap mengacu pada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya.
5|Page
1.2.2 Ciri – Ciri dan Macam – Macam nilai
Ciri-ciri Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia misalnya
kejujuran.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan cita-cita, dan
suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah
pendukung nilai.
Macam-macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a. Nilai logika adalah nilai benar atau salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai naik buruk.
6|Page
1.3 Moralitas
1.3.1 Konsep Moral
Moral berasal dari kata bahasa Latin “mores” yang berarti adat kebiasaan.
Kata mores ini mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners,
morals. Dalam bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (bahasa Arab) atau
kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang
menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa
Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis, etika adalah
ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum tentang
sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Jadi, moral adalah tata
aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan manusia untuk
melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia
untuk menjadi manusia yang baik.
7|Page
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikemukakan 2 jenis sumber etika/moral.
Kedua jenis sumber etika/moral tersebut adalah:
a. Tuhan Sang Pencipta
Yang menurunkan etika/moral kepada manusia mahluk budaya ciptaan-Nya.
Etika/Moral yang bersumber dari Tuhan Sang Pencipta disebut etika/moral
kodrat.
b. Manusia
Yang menurunkan etika/moral kepada kelompoknya dalam bentuk
kesepakatan (produk budaya) yang dipatuhi oleh semua individu anggota
kelompoknya (masyarakat). Etika /Moral yang bersumber dari manusia
(masyarakat) disebut etika/moral Budaya.
Etika/moral kodrat adalah kebiasaan berperilaku atau berbuat baik dan
benar bermanfaat bagi semua orang karena kodrat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Apa yang dilakukan diharapkan hasilnya
adalah nilai kebaikan, dan kebenaran, nilai kemanfaatan bagi diri sendiri dan
orang lain (masyarakat). Etika/moral kodrat bersifat asasi dan berlaku umum
(universal).
1.4 Hukum
1.4.1 Pengertian Hukum
Disamping adat istiadat tadi, ada kaidah yang mengatur kehidupan
manusia yaitu hukum, yang biasanya dibuat dengan sengaja dan mempunyai
sanksi yang jelas. Hukum dibuat dengan tujuan untuk mengatur kehidupan
masyarakat agar terjadi keserasian diantara wrga masyarakat dan system social
yang dibangun oleh suatu masyarakat.Pada masyarakat modern hukum dibuat
oleh lembaga – lembaga yang diberikan wewenang oleh rakyat.
8|Page
Pola-pola perilaku merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau
berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat
tersebut.Setiap tindakan manusia dalam masyarakat selalu mengikuti pola-pola
perilaku masyarakat tadi.Pola perilaku berbeda dengan kebiasaan. Kebiasaan
merupakan cara bertindak seseorang yang kemudian diakui dan mungkin diikuti
oleh orang lain. Pola perilaku dan norma-norma yang dilakukan dan dilaksanakan
pada khususnya apabila seseorang berhubungan dengan orang lain, dinamakan
social organization.
9|Page
2. Proses Terbentuknya Nilai, Moral dan Hukum dalam Kehidupan
Manusia
Dalam artian moralitas dan hukum sebagai satu kesatuan maka di kenal suatu
istilah yang dinamakan Hukum Moral. Hukum moral ini berbeda dengan hukum-
hukum yang lainnya. Umumnya, hukum moral dimengerti sebagai “tatanan
pengarah” kegiatan manusia untuk mencapai tujuan yaitu ketertiban dan keadilan.
Hukum moral sendiri meliputi rangkaian aturan permanen, seperti kewajiban
menghormati kontrak antar pribadi (kontrak sosial), peraturan hidup, larangan
untuk melakukan tindakan yang merugikan orang-orang lain.
10 | P a g e
Secara sosial, hukum ini membantu tatanan hidup masyarakat untuk
menghadapi kekuatan-kekuatan “khaotik” dan “anarkis”. Ketiga, membantu
manusia dalam pengambilan keputusan dan mencegah terjadinya “paralisis moral”.
Keempat, membantu manusia untuk mengenal kekurangan-kekurangan dan
kegagalan-kegagalan sehingga manusia dapat memperbaiki diri. Kelima,
Membagikan pengalaman supaya bisa tercipta tingkah laku personal dan sosial.
Hukum moral ada untuk melayani cinta kasih dan berada di bawah cinta kasih dan
membantu untuk menuntun manusia menuju kebaikan secara otentik.
11 | P a g e
B. Identification
C. Internalization.
Pada tahap ini seseorang mematuhi kaidah-kaidah hukum dikarenakan
secara intrinsik kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isi kaidah-kaidah tersebut
adalah sesuai dengan nilai-nilainya dari pribadi yang bersangkutan atau oleh karena
dia mengubah nilai-nilai yang semula dianutnya. Hasil dari proses tersebut adalah
suatu konformitas yang didasarkan pada motivasi secara intrinsik. Titik sentral dari
kekuatan proses ini adalah kepercayaan orang tadi terhadap tujuan dari kaidah-
kaidah yang bersangkutan, terlepas dari pengaruh atau nilai-nilainya terhadap
kelompok atau pemegang kekuasaan maupun pengawasannya.
D. Society Interest.
Maksudnya ialah kepentingan-kepentingan para warga masyarakat
terjamin oleh wadah hukum yang ada.Kesadaran hukum berkaiatan dengan nilai-
nilai yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat. Dengan demikian
masyarakat menaati hukum bukan karena paksaan, melainkan karena hukum itu
sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
12 | P a g e
Dalam hal ini telah terjadi internalisasi hukum dalam masyarakat yang
diartikan bahwa kaidah-kaidah hukum tersebut telah meresap dalam diri
masyarakat.Terdapat 4 (empat) indikator kesadaaran hukum, yang masing-masing
merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya, yaitu :
1. Pengetahuan Hukum.
2. Pemahaman Hukum.
3. Sikap Hukum.
4. Pola Perilaku Hukum.
13 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Demikianlah penjelasan mengenai manusia,moral dan hukum, dari semua
itu dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia merupakan makluk yang sempurna
yang di beri anugrah oleh tuhan berupa kemampuan untuk berpikir dan akal untuk
menentukan seseuatu baik atau tidak baik bagi mereka.
Selain itu manusia juga harus menjalin hubungan baik dengan dua hal.
Hubungan tersebut adalah hubungan dengan TuhanNya dan hubungan dengan
manusia lainya,hal ini yang menyebabkan manusia disebut makhluk sosial.
Karena untuk menjalin hubungan yang baik setiap manusia harus memiliki
nilai-nilai yang dijadikan landasan untuk bertindak, serta moral yang baik agar
tujuan hubungan yang harmonis juga tercapai.
Selain nilai dan moral, manusia harus menaati peraturan yang berlaku atau
yang biasa kita sebut dengan hukum. Tujuanya agar semua berjalan sesuai dengan
aturan dan tidak menyalahi hak manusia lainnya. Manusia yang tidak bisa
menyeimbangkan ketiga hal ini baik nilai,moral dan hukum berarti belum bisa
menobatkan dirinya sebagai manusia yang baik bagi dirinya atau orang lain.
3.2 PENUTUP
Semoga makalah ini bisa berguna bagi penulis atau pembaca. Kami mohon
maaf jika ada kesalahan baik dalam pemilihan kata atau penulisan makalah.
Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT dan kekurangan
merupakan milik hambaNya.
14 | P a g e