Anda di halaman 1dari 6

Berikut beberapa jenis biomassa dan karakteristiknya.

1. Biomassa kayu
Penggunaan energi biomassa kayu telah berkembang kegunaannya sebagai salah satu usaha
mengurangu kebergantungan terhadap sumber energi tak terbarukan seperti bahan bakar fosil.
Bahan bakar kayu meliputi 53% dari jumlah kayu yang diproduksi di dunia. Banyak spesies yang
bisa tumbuh dengan cepat dan sudah ditanam untuk menghasilkan bahan energi biomassa seperti
willow (salix), poplar (populous) dan birch (retula). Meskipun biomassa kayu melepaskan karbon
ke atmosfer saat ia dibakar untuk menghasilkan energi, pohon yang ditanam kembali akan
menyerap jumlah karbon yang sama dari atmosfer kedalam ekosistem hutan melalu fotosintesis
dimana proses ini setara dengan laju pertumbuhan spesies pohon
Pertumbuhan bimassa hutan menunjukkan laju yang tinggi pada tahap awal dan menurun
ketika ia mulai dewasa. Hutan tanaman di Negara-negara tropis pada umumnya terdiri atas spesies-
spesies dengan laju pertumbuhan tanaman 15-50 m3 per tahun untuk Eucalypus grandis, 14-25
m3 untuk Acacia mearnsii, dan 12-35 m3 untuk Pinus radiate. Hutan tanaman di Negara tropis
memiliki potensi yang besar untuk menyediakan biomassa kayu dengan rotasi yang pendek dan
biaya yang rendah. Meskipun hutan tanaman berskala besar terkadang dikritik karena
biodiversitasnya kurang, akan tetapi hutan tanaman dapat menyeimbangkan operasi produksi kayu
dan fungsi serta layanan hutan jika ia dikelola secara baik dibawah konsep pengelolaan hutan
berkelanjutan.
2. Biomassa herba
Biomassa herba termasuk rumput dan legume yang tumbuh di padang rumput. Secara umum,
tanaman pangan seperti padi, gandum, jagung dan tebu mewakili sumber daya biomassa herba.
Hasil samping atau residu seperti jerami padi juga dianggap sebagai biomassa herba, akan tetapi
penggunaannya sebagai biomassa herba bergantung pada persoalan kualitas. Bambu dan sasas juga
dinaggap sebagai biomassa berkayu jenis rumput. Rumput tropis tumbuh lebih cepat dari pohon
dan menghasilkan lebih banyak biomassa dalam waktu yang relatif singkat.
Legume terdiri atas semak. Salah satu komponen penting legume Adalah kemampuannya
untuk mengikat nitrogen melalui simbiosis dengan bakteri Rhizobium yang ada di nodul-nodul
akar. Hal ini penting dari segi ekonomi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia nitrogen
sebagai komponen dalam produksi biomassa. Dengan cara rotasi atau penaburan campuran kultur
hijau dan spesies legume di padang penggembalaan produksi biofuel, aplikasi pupuk kimia
nitrogen dapat diminimalkan.
Rumput switch (Pinacum birgatum L) adalah rumput tropis tahunan (spesies C4) berasal
dari amerika serikat. Ketinggian rumput ini bisa mencapai 60-150 cm, panjang daun antara 15-45
cm, lebar anatara 0,6-1,3 cm dan rizoma yang pendek. Rumput switch memiliki kemampuan untuk
mengadaptasikan ke kondisi tanah yang basah dan subur serta juga toleran terhadap kondisi banjir
dan kekeringan. Di amerika, rumput ini mendapatkan perhatian khusus sebagai bahan baku untuk
produksi bioethanol melalui fermentasi selulosa.

3. Tanaman gula dan pati


Tanaman pati dan gula dapat difermentasi menjadi biofuel seperti etanol, tetapi sakarida
berserat seperti selulosa dan hemiselulosa didalam limbah residu tidak dapat dihidrolisiskan secara
mudah menjadi karbohidrat yang dapat difermentasi seperti glukosa. Beberapa tanaman yang
termasuk tanaman pati primer adalah padi (oryza sativa dan Oryza glaberrima), kentang (Solanum
tuberosum), ubi jalar (Ipomoea batatas), jagung (Zea mays), gandum (Trinicum L), ubi kayu
(Manihot esculenta) dan sagu (Metroxilon sagu Rottb). Sedangkan tanaman gula primer adalah
tebu (Saccharum officinarum L) dan gula bit (Beta vulgaris).
Ubi kayu (Manihot esculenta) juga termasuk tanaman pati primer merupakan perdu berkayu
yang ditanam secara luas di daerah tropis dan subtropis. Ubi kayu ditanam melalui pemotongan
kayu, dimana ia ditanam pada tanah dengan posisi vertikal dan miring. Ia bisa tumbuh dengan baik
meskipun pada tanah yang tidak subur dan juga tahan terhadap kekeringan. Ubi dari kebanyakan
varietas mengandung sianida dan ia harus dibuang dengan cara merendam tepung ubi kayu. Ubi
kayu telah digunakan sebagai sumber pokok karbohidrat untuk konsumsi manusia, untuk makanan
ternak dan juga sebagai sumber pati serta produksi bahan bakar.
Tebu yang merupakan tanaman gula primer dari golongan tanaman C4 dengan kemampuan
fotosintesis yang tinggi. Tebu ditanam secara luas untuk memproduksi gula. Hasil samping pabrik
gula adalah ampas tebu, kerak filter (residu cairan gula) dan molase. Ampas tebu adalah residu
serat setelah diperah dan diumpan kembali kedalam ketel kukus untuk menghasilkan uap dalam
proses pembuatan gula sehingga pabrik gula mampu mencukupi energinya sendiri dalam proses
tersebut. Kerak filter digunakan sebagi pupuk. Hasil samping yang paling berharga adalah molase
yang bisa diproses lebih lanjut menjadi etanol atau monosodium glutamat. Di brazil, tidak hanya
molase yang bisa diolah menjadi etanol, tetapi cairan gula pun bisa dimanfaatkan untuk
menhasilkan etanol yaitu dengan mencampur cairan gula dengan gasoline (gasohol) sebagai bahan
bakar transportasi. Saat ini, tebu merupakan tanaman paling ekonomis dan ramah lingkungan
untuk produksi bioethanol.
4. Biomassa penghasil minyak
Biomassa penghasil minyak menghasilkan dan mengumpulkan lemak dan minyak dalam biji
atau buah. Komponen utama lemak dan minyak adalah asam lemak trimester dan gliserin. Lemak
dan minyak digunakan secara luas sebagi makanan, bahan baku industri dan produksi biodiesel
sebagai alternatif minyal diesel mineral. Beberapa contoh biomassa penghasil minyak adalah
sebagai berikut :
a. Kacang kedelai (Glycine max Merrill)
Minyak kedelai mengandung asam oleat 20-35%, asam linoleat 50-57% dan asam linolenat 3-8%.
Sekarang ini, selain untuk minyak makan, minyak kedelai juga digunakan sebagai bahan mentah
untuk cat dan vernis. Negara penghasil utama kacang kedelai adalah USA, Brazil, Argentina dan
Cina.
b. Sesawi (Brassica campetris L)
Sesawi banyak ditanam di Asia dan Eropa. Negara produsen utama adalah Cina, Kanada, Jerman
dan Perancis. Minyak biji sesawi diekstrak dari biji sesawi yang mengandung asam oleat 55-59%,
asam linoleat 21-32% dan asam linoleat 9-15%. Minyak ini digunakan sebagai makanan seperti
minyak goring dan minyak salad.
c. Kelapa sawit ( Elaeis guineenis Jacq)
Negara produsen utama kelapa sawit adalah Malaysia dan Indonesia. Kelapa sawit memiliki
produktivitas minyak tertinggi diantara biomassa penghasil minyak lainnya karena buah sawit
dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Minyak sawit diambil dari buah sawit yang
mengandung asam lemak jenuh seperti asam palmitat 35-38% dan asam stearate 3-7%. Ia tidak
hanya digunakan dalam industri makanan tetapi juga dalam industri detergen. Kelapa sawit
menghasilkan 2 jenis minyak yaitu minyak sawit mentah dari mesokarp dan minyak inti sawit
berasal dari inti sawit atau biji.
d. Kelapa (Cocos nucifera)
Pengolahan kelapa menghasilkan produk diantaranya seperti detergen, sabun mandi, shampoo,
kosmetik, margarin, minyak gorengm cuka dan nata de coco. Salah satu zat antara kelapa adalah
oleokimia seperti asam lemak dan alkohol lemak. Saat ini, minyak kelapa mentah diubah menjadi
ester kokometil atau lebih popular disebut dengan koko biodiesel. Selama proses konversi,
dihasilkan pula dua produk sampingan yaitu tepung kopra dan gliserin. Hasil sampingan dari
kelapa yang utama adalah tempurung kelapa, sabut kelapa dan pelepah kelapa. Tempurung kelapa
bisa diubah menjadi karbon aktif karena menghasilkan kalor yang tinggi, sabut kelapa dapat diolah
menjadi arang dan pelepah kelapa digunakan sebagai bahan bakar untuk pengeringan kopra dan
lain-lain.
e. Jarak pagar (Jatropha curcas)
Merupakan tanaman tahunan kecil yang dapat mencapai ketinggian hingga 6 meter. Tanaman ini
berasal dari amerika tengah. Bijinya beracun untuk manusia dan kebanyakan hewan, tanaman ini
resisten terhadap tingkat kekeringan yang tinggi sehingga ia tidak bersaing dengan tanaman
pangan. Jarak pagar menghasilkan biji dengan kadar minyak sebesar 37%. Jika bijinya
dihancurkan, minyak yang diperoleh dapat diproses menjadi bahan bakar biodiesel yang
berkualitas tinggi tanpa perlu di saring terlebih dahulu dan bisa diaplikasikan pada mesin disel
standar. Hasil samping pengolahan minyak adalah berupa bungkil jarak yang merupakan pupuk
organi dan menghasilkan gliserin.
Minyak biji, minyak kedelai dan minyak sawit sudah digunakan sebagai bahan baku untuk
produksi biodiesel. Asam lemak meti ester yang diproduksi melalui transesterifikasi lemak dan
minyak dengan methanol memiliki sifat fisis yang serupa dengan minyak disel mineral dari segi
nilai kalor dan viskositas sehingga mampu menjadi energi alternatif diesel.
Untuk pemisahan lemak dan minyak dari biji atau buah menggunakan proses pemerasan dan
proses ekstraksi pelarut.
a. Proses pemerasan, digunakan untuk biji/buah dengan kadar minyak yang tinggi seperti biji sesawi.
Proses ini dilakukan secara tumbukan kasar dengan menggunakan penggilingan, pengelupasan,
pemanasan pada 75-85oC dan pemerasan perah asak.
b. Proses ekstraksi pelarut, digunakan untuk biji/buah dengan kadar minyak yang rendah seperti
kedelai. Ekstraksi menggunakan heksana.
5. Biomassa tumbuhan air
Biomassa tumbuhan air diproduksi di lingkungan air tawar dan laut serta memiliki beberapa
potensi untuk digunakan oleh manusia. Biomassa tumbuhan air saat ini termasuk tumbuhan berbiji,
ganggang laut dan mikroalga, kebanyakan diproduksi secara alami dan juga melalui produksi
kultur yangd ibuat oleh manusia. Alga termasuk makroalga multisel (ganggang laut) dan mikroalga
satu sel (fitoplankton). Spesies yang paling berpotensi dijadikan biomassa saat ini diantaranya
adalah berasal dari alga hijau yaitu Chlorella, Scenedesmus dan Dunaliella. Sedangkan dari alga
hijau yaitu Spirulina yang hidup di air tawar. Galur yang terpilih dibiakkan secara tiruan untuk
kegunaan biomassa dan beberapa galur air tawar dibiakkan di air laut setelah perlakuan aklimasi.
Mikroalga mengandung protein dengan prosentase yang tinggi. Berbagai pemanfaatan
mikroalga telah tersedia seperti suplemen untuk perawatan kesehatan, bahan baku untuk
mengekstrak pigmen seperti karetenoid dan fikobilin, vitamin dan sebagi ternak untuk organisme
air. Karena ukuran mikroalga yang kecil dan konsentrasi biomassa yang rendah, secara alami
mikroalga tersedia melalui kultivasi tiruan.
6. Residu pertanian
Residu pertanian mengacu pada residu yang diproduksi di area pertanian saat panen dan
aktivitas lainya. Sebagai sumber energi, residu pertanian yang ada termasuk residu yang berasal
dari biji-bijian, tanaman rizom dan tebu. Terdapat banyak varietas residu lain yang dapat
diproduksi akan tetapi tidak dipertimbangkan sebagai sumber energi karena sulit untuk
mengumpulkan residu tersebut dalam skala besar.
Kelompok biji-bijian yaitu padi. Residu padi sebagian besar adalah berupa sekam dan jerami.
Sekam padi memiliki struktur yang keras dan kurang cocok untuk fermentasi karena kadar lignin
dan silika yang tinggi. Kebanyakan sekam padi digunakan sebagai bahan bakar untuk pembakaran.
Sedangkan jerami selain dapat digunakan sebagai bahan bakar saat pembakaran, ia juga bisa di
fermentasi karena kadar lignin dan silikanya lebih rendah daripada sekam.
Residu jagung tidak hanya menghasilkan residu di lading (seperti daun dan batang) akan
tetapi juga menghasilkan tongkol jagung setelah pemrosesan. Biji jagung memiliki kadar pati yang
tinggi dan digunakan untuk produksi etanol melalui fermentasi. Sedangkan tanaman rizom
menghasilkan residu berupa dedaunan dan batang.
7. Residu kayu
Jenis dan kadar air residu kayu dari pabrik pengolahan kayu seperti kilang gergaji dan pabrik
kayu lapis adalah berbeda satu sama lain. Residu yang lebih besar akan dijadikan kepingan kayu
dan dijual untuk bubur kayu atau komposit kayu seperti kepingan kayu dari kilang gergaji atau inti
kayu yang telah dikupas dari pabrik kayu lapis. Residu yang lebih kecil seperti kulit kayu, serbuk
gergaji, serbuk kayu atau residu venir digunakan sebagai alas hewan ternak, sebagai bahan bakar
boiler di pabrik atau sebagai kompos.
8. Limbah hewan
Kotoran dan air kencing hewan ternak merupakan produk utama limbah hewan. Kotoran dan
urin tersebut mengandung banyak bahan organic yang dapat terurai dan juga bahan nutrisi seperti
nitrogen dan fosfor. Kuantitas dan kualitas kotoran dan urin sangat berebda bergantung pada jenis
hewan ternak, bobot, pakan ternak, jumlah air minumnya, sistem reproduksinya, musim dan
kondisi hewan ternak. Jumlah kotoran dan urin daris etiap jenis hewan dihitung berdasarkan
ketentuan keadaan standar pakan ternak menurut jenis hewan dan berat badan.
Kotoran sapi memiliki kadar karbon yang tinggi akan tetapi mengandung banyak bahan
organik yang relatif sulit untuk diuraikan. Kotoran unggas mengandung bahan kimia nutrisi
dengan konsentrasi yang tinggi seperti nitrogen, fosfor dan kalium juga mengandung banyak jenis
bahan organik yang relatif mudah untuk diuraikan.

Anda mungkin juga menyukai