Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Elektroforesis

Dosen pengampu : Fenti Adonia Tupanwael, S.Si

Disusun oleh :

Luria Marcelina Hutahaean (201705005)

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
2017-2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
ini, dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Macam-
macam Media. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan

Sorong, 23 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..………………. 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang……………………………………………………………………….. 3
 Rumusan Masalah………...………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Elektroforesis……………………………………………………………….. 4
2. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Migrasi Molekul…………………………...…….. 5
3. Jenis-jenis Elektroforesis………………………………………………………….…. 6
4. Elektroforesis Kertas…………………………………………………………………. 6
5. Elektroforesis Gel atau Gel Kanji………………………………………………….… 7
6. Elektroforesis Kapiler………………………………………………………………. 10

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………….... 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..……14
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Partikel-partikel koloid umumnya bermuatan sehingga dapat dipengaruhi oleh medan listrik.
Apabila ke dalam sistem koloin dimasukkan sepasang elektroda yang dihubungkan dengan
sumber arus listrik searah maka partikel-partikel koloid akan bergerak ke elektroda-elektroda
tersebut. Partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju katoda (elektroda negatif) dan
partikel yang bermuatan negatif akan menuju anoda (elektroda posotif). Pada kedua elektroda
ini partikel koloid akan dinetralkan.

Peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik
disebur elektroforesis. Elektroforesis merupakan sifat daripada koloid, koloid itu sendiri
adalah campuran antara dua fase yaitu fase terdispersi (partikel-partikel berukuran tertentu)
dengan medium pendispersi.

 Rumusan Masalah

1. Apa definisi elektroforesis?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengarui migrasi molekul?
3. Apa saja jenis-jenis elektroforesis?

 Tujuan

4. Mengetahui tentang elektroforesis


5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengarui migrasi molekul
6. Mengetahui jenis-jenis dari elektroforesis
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Elektroforesisi

Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan


suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat berdasarkan perbedaan
ukuran. Elektroforesis merupakan metode yang paling banyak dipakai saat ini dalam
percobaan biokimia dan biologi molekuler (Magdeldin, 2012).

Elektroforesis gel agarosa adalah teknik paling baik yang pernah dibuat dan secara
rutin digunakan di laboratorium klinis untuk analisis protein dan DNA pada berbagai
cairan biologis (serum, urin, CSF). Teknik ini merupakan teknik yang menggunakan
prinsip elektroforesis zona. Seperti yang diketahui, molekul protein bermigrasi pada
medium padat/gel yang direndam dengan suatu larutan penyangga di bawah pengaruh
medan listrik. Migrasi ini tergantung pada muatan listrik, titik isoelektrik bersih dan
massa molekul protein (Jean and Francois G., 2010)

Prinsip kerja elektroforesis gel dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik
ditempatkan pada medium berisi tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut akan
bermigrasi menuju kutub positif atau kutub negatif berdasarkan muatan yang
terkandung di dalamnya (Magdeldin, 2012). Molekul-molekul yang bermuatan negatif
(anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan molekul-molekul yang
bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (katoda) (Klug and
Cummings, 1994).

Elektroforesis digunakan untuk menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi


dan muatan dari protein dan asam nukleat. Elektroforesis dalam skala besar
memungkinkan untuk digunakan sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan
untuk menentukan komponen dari protein atau asam nukleat setiap individu
(Fairbanks & Andersen, 1999).
Hasil yang didapatkan dari elektroforesis adalah elektroforegram yang memberikan
informasi mengenai seberapa cepat perpindahan komponen atau biasa disebut
kecepatan migrasi. Besaran yang digunakan sama dengan proses kromatografi.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan fase gerak dan
fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.

Teknik elektroforesis dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada
pada makromolekul misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan malalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari
suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif.Pergerakaninidapatdijelaskandengangaya
Lorentz:
Keterangan :

F : Gaya Lorentz
q : Muatan yang dibawaolehobjek
E : Medanlistrik

2. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Migrasi Molekul

 Ukuran Molekul : Migrasi molekul yang berukuran besar lebih lambat daripada
migrasi molekul yang berukuran kecil.

Konsentrasi Gel : Migrasi molekul pada gel berkonsentrasi rendah lebih cepat
daripada migrasi molekul yang sama pada gel berkonsentrasi tinggi.

 Buffer (penyangga) : Kekuatan ion yang tinggi dalam buffer akan meningkatkan
panas sehingga aliran listrik menjadi maksimal. Hal ini dapat mempercepat
gerakan molekul protein. Sebaliknya jika kekuatan ion rendah dalam buffer
akan menurunkan panas sehingga aliran listrik akan sangat minimal dan
migrasi molekul protein sangat lambat.

Larutan buffer berfungsi sebagai jembatan konduksi antara dua elektroda sehingga
memungkinkan terjadinya aliran listrik. Selain itu buffer dapat berperan sebagai
penstabil medium pendukung dan dapat membengarui kecepatan gerak senyawa
karena ion sebagai pembawa protein yang bermuatan. Kekuatan ion yang tinggi dalam
buffer akan meningkatkan panas sehingga aliran listrik menjadi maksimal. Hal ini
dapat mempercepat gerakan molekul.

 Medium penyangga : Jika ukuran pori dari medium kira-kira sama dengan
molekul, maka molekul yang lebih kecil akan berpindah lebih bebas di dalam
medan listrik, sedangkan molekul yang lebih besar akan dibatasi dalam
migrasinya.
 Temperatur Medium : Jika temperatur pada medium tinggi maka akan
mempercepat proses bermigrasinya prootein dan sebaliknya jika temperatus
rendah maka akan mengurangi kekuatan bermigrasinya protein.
 Kekuatan voltase : Jika voltase yang dipakai rendah (100-500) V, maka
kecepatan migrasi molekul sebanding dengan tingginya voltase yang digunakan.
Jika voltase yang dipakai tinggi (500-10000) V, maka mobilitas molekul
meningkat secara lebih tajam.

3. Jenis-Jenis Elektroforesis dan Cara Kerja

1. Elektroforesis Kertas

Kisah teknik pemisahan DNA/RNA ini berawal dari sekelompok ilmuwan biokimia di
awal tahun 1950-an yang sedang meneliti mekanisme molekular DNA/RNA hidrolisis.
Saat itu, tepatnya tahun 1952, Markham dan Smith mempublikasikan bahwa hidrolisis
RNA terjadi melalui mekanisme pembentukan zat antara (intermediate) posfat siklik,
yang kemudian menghasilkan nukleosida 2′-monoposfat dan 3′-monoposfat. Ternyata
mereka menggunakan suatu peralatan yang dapat memisahkan komponen campuran
reaksi hidrolisis tadi, salah satunya yaitu nukleotida ‘siklik’ yang membawa pada
kesimpulan bahwa hidrolisis RNA terjadi melalui pembentukan intermediate posfat
siklik. Peralatan itu dinamakan ‘elektroforesis‘, yang dibuat dari kertas saring
Whatman nomor 3, sebuah tangki kecil dan berbagai larutan penyangga (buffer).
Nukleotida yang sudah terhidrolisis ditaruh di atas kertas saring, kemudian arus listrik
dialirkan melalui kedua ujung alat elektroforesis.

Arus listrik yang dialirkan ini ternyata dapat memisahkan campuran kompleks reaksi
tadi menjadi komponen-komponennya, ini akibat adanya perbedaan minor antara
struktur molekul RNA yang belum terhidrolisis, zat antara (intermediate) dan hasil
reaksi (nukleosida 2′-monoposfat dan nukleosida 3′-monoposfat) yang menyebabkan
mobilitas alias pergerakan mereka pada kertas saring berbeda-beda kecepatannya.
Karena pada akhir proses elektroforesis komponen tersebut terpisah-pisah, sehingga
dapat mengisolasi dan mengidentifikasi setiap komponen tersebut.
Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase
diam dan partikel yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ion-ion kompleks.
Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang system pemisahan.
Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau valensi zat terlarut,
luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit, kekuatan ion, pH,
viskositas, dan adsorbsivitas zat terlarut.

2. Elektroforesis Gel Kanji

Selanjutnya teknik elektroforesis dikembangkan untuk memisahkan biomolekul yang


lebih besar. Tahun 1955 Smithies mendemonstrasikan bahwa gel yang terbuat dari
larutan kanji dapat digunakan untuk memisahkan protein-protein serum manusia.
Caranya yaitu dengan menuangkan larutan kanji panas ke dalam cetakan plastik,
setelah dibiarkan mendingin kanji tersebut akan membentuk gel yang padat namun
rapuh. Gel kanji berperan sebagai fasa diam (stationary phase) menggantikan kertas
saring Whatman pada teknik terdahulu. Ternyata elektroforesis gel yang
diperkenalkan Smithies memicu para ilmuwan untuk menemukan bahan kimia lain
yang dapat digunakan sebagai bahan gel yang lebih baik, seperti agarosa dan polimer
akrilamida. Dan penemuan elektroforesis gel kanji di awal karir Smithies membawanya
menerima hadiah nobel bidang kedokteran tahun 2007.

Teknik elektroforesis gel makin berkembang dan disempurnakan, hingga 12 tahun


kemudian ditemukan gel poliakrilamida (PAGE = Polyacrilamide Gel Electrophoresis)
yang terbentuk melalui proses polimerisasi akrilamida dan bis-akrilamida. PAGE ini
sanggup memisahkan campuran DNA/RNA atau protein dengan ukuran lebih besar.
Meskipun aplikasi elektroforesis makin berkembang luas, namun ternyata teknik ini
masih menyerah jika digunakan untuk memisahkan DNA dengan ukuran yang super
besar, misalnya DNA kromosom. Campuran DNA kromosom tidak dapat dipisahkan
meskipun ukuran mereka berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai