Pendahuluan
atau jika bisa menghilangkan kemiskinan ini diperlukan usaha keras yang harus
didukung oleh seluruh komponen bangsa. Dalam Islam salah satu dari usaha untuk
melainkan lebih dari itu. Dari sinilah pola pemberian zakat kepada para mustahiq
tidak hanya bersifat konsumtif saja, namun dapat pula bersifat produktif.
kepada fakir miskin untuk dijadikan modal usaha yang dapat menjadi mata
pencaharian mereka, dengan usaha ini diharapkan mereka akan mampu memenuhi
kebutuhan hidup mereka sendiri. Tujuan lebih jauhnya adalah menjadikan mustahiq
kehidupan ekonominya menjadi lebih baik. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut
saja, model distribusi zakat produktif untuk modal usaha akan lebih bermakna,
karena akan menciptakan sebuah mata pencaharian yang akan mengangkat kondisi
ekonomi mereka, sehingga diharapkan lambat laun mereka akan dapat keluar dari
1
Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008, 63.
1
jerat kemiskinan, dan lebih dari itu mereka dapat mengembangkan usaha sehingga
produktifitas zakat, maka dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
B. Rumusan Masalah
Mandiri?
2
A. Pengertian Zakat
Adapun Zakat menurut etimologi berasal dari akar kata ( زكا – زكاءzaka –
zakaa) yang berarti tumbuh, berkembang atau bertambah, kata yang sama
Ash-Shiddieqy makna zakat menurut bahasa berasal dari kata ( نامnama) yang
Dari pengertian secara bahasa dapat diketahui bahwa zakat secara bahasa bisa
sebagian harta atau bahan makanan utama sesuai dengan ketentuan Syariat yang
diberikan kepada orang-orang tertentu, pada waktu tertentu dengan kadar tertentu.5
B. Definisi Pemberdayaan
berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama
seringkali di kaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan
2
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progresif, Surabaya, 577.
3
Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, 24.
4
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press,
2000, 128.
5
Anonimus, Pedoman Manajemen Zakat, BAZISKAF PT TELKOM Indonesia, 1997,
30.
3
apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial
Pengertian ini mengasumsikan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat
dirubah.
senantiasa dari dalam konteks relasi sosial antar manusia. Kekuasaan tercipta dalam
relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah.
Pertama, jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi
dengan cara apapun. Kedua, bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekan
benda yang Allah berikan kepada manusia yang digunakan untuk kepentingan
bersama, demikian halnya dengan aspek ekonomi. Zakat mengajak pada muara
6
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial, Bandung: Alfabeta, 2005, 58.
7
https://www.kompasiana.com/hanaafi/pendistribusian-dan-pemberdayaan-dana-
zakat_58496447b793733815d634db diakses pada tanggal 14 April 2018 pukul 08.00 wib.
4
C. Prosedur Pemberdayaan Zakat
tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan
Zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada fakir miskin berupa
modal usaha atau yang lainnya yang digunakan untuk usaha produktif yang mana
hal ini akan meningkatkan taraf hidupnya, dengan harapan seorang mustahiq akan
bisa menjadi muzakki jika dapat menggunakan harta zakat tersebut untuk usahanya.
Hal ini juga pernah dilakukan oleh Nabi, dimana beliau memberikan harta zakat
untuk digunakan shahabatnya sebagai modal usaha.9 Hal ini berlandaskan dengan
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu ketika Rasulullah SAW memberikan
uang zakat kepada Umar bin Al-Khatab yang bertindak sebagai amil zakat seraya
bersabda :
صلى هللا عليه- ِّللَا سو َل َ ه ُ َع ْن أ َ ِبي ِه; { أ َ هن َر,ع َم َر سا ِل ِم ب ِْن َع ْب ِد َ ه
ُ ّللَاِ ب ِْن َ َو َع ْن
ُ " ُخ ْذه:ُ فَ َيقُول,ْط ِه أ َ ْفقَ َر ِم ِني
ِ أَع:ُ فَ َيقُول,طا َء َ ع َم َر ا َ ْل َع
ُ َكانَ يُ ْع ِطي- وسلم
8
Ahmad Rofiq, Kompilasi Zakat, Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama,
2010, 25.
9
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, 133.
5
َ َوأ َ ْن, َو َما َجا َء َك ِم ْن َهذَا ا َ ْل َما ِل,صد ْهق ِب ِه
ت َغي ُْر ُم ْش ِرفٍ َو ََل َ َ أ َ ْو ت,ُفَت َ َم هو ْله
} َر َواهُ ُم ْس ِلم."س َك َ َو َما ََل فَ َال تُتْ ِب ْعهُ نَ ْف,ُسائِ ٍل فَ ُخ ْذه َ
Dari Salim Ibnu Abdullah Ibnu Umar, dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu
kepada Umar Ibnu Khattab. Lalu ia berkata: Berikanlah pada orang yang lebih
bersedekahlah dengannya. Dan apa yang datang kepadamu dari harta semacam ini,
padahal engkau tidak membutuhkannya dan tidak meminta, maka ambillah. Jika
bahwa harta zakat dapat digunakan untuk hal-hal selain kebutuhan konsumtif,
sejak dahulu. Masjfuk Zuhdi mengatakan bahwa Khalifah Umar bin Al-Khatab
selalu memberikan kepada fakir miskin bantuan keuangan dari zakat yang bukan
sekadar untuk memenuhi perutnya berupa sedikit uang atau makanan, melainkan
sejumlah modal berupa ternak unta dan lain-lain untuk mencukupi kebutuhan
10
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Penterjemah: Muh. Sjarief Sukandi, Cet.
Ke-20, Bandung: PT. Al-Ma’rif, 1996, H 483.
11
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, Penerbit PT. Gunung Agung Jakarta, 1997, 246.
6
Demikian juga seperti yang dikutip oleh Sjechul Hadi Permono yang
mampu tenaganya diberi alat kerja, yang mengerti dagang diberi modal dagang,
roti, tukang jual minyak wangi, penjahit, tukang kayu, penatu dan lain sebagainya
diberi uang untuk membeli alat-alat yang sesuai, ahli jual beli diberi zakat untuk
tetap.12
Awal mula berdirinya LAZ Yatim Mandiri pada tanggal 31 Maret 1994
dan Anak Purna Asuh (YP3IS), yayasan ini terlahir dari sebuah ide beberapa aktivis
anak yang peduli terhadap kondisi panti asuhan di Surabaya. Mereka adalah Drs.
Hasan Sadzili, Syahid Haz, Bimo Wahyu Wardoyo dan Nur Hidayat yang ingin
berbagai catatan perjalanan telah terhimpun. Baik yang berkaitan dengan legalitas
nomor 16 tahun 2000 tentang yayasan batas toleransi penyesuaiannya adalah tahu
12
Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional,
Jakarta : Pustaka Firdaus, 1993, 58-59.
7
YP3IS terlalu panjang, kurang bisa memberikan fungsi branding yang marketable
menjadi nama yang sederhana dan sarat akan makna, yaitu Yayasan Yatim Mandiri,
dengan akronim Yatim Mandiri. Dan, dengan nama ini, telah terdaftar di
Visi:
Misi:
Pendidikan
13
Yatim Mandiri, Annual Report, Surabaya: Yatim Mandiri, 2016, 4.
14
Ibid., 11.
8
ICMBS (Insan Cendekia Mandiri Boarding School)
Pemberdayaan
Rumah Kemandirian
Supercamp
Duta Guru
Genius
Kesehatan
Gizi
Sosial Kemanusiaan
9
Ramadhan
Bercahaya
Sedekah Al-Qur’an
Zakat Lingkungan
pengetahuan dasar akan suatu bidang tertentu. Tujuan dari pendayagunaan zakat,
infaq dan shadaqah dalam pemberdayaan anak yatim adalah untuk kemandirian.
ekonomi. Adapun hasil dari pemberdayaan tersebut adalah anak yatim sebagai
diterapkan melalui program MEC mengacu pada dunia usaha dan dapat
ibadah.
10
3. Kemandirian kewirausahaan yaitu anak yatim mendapatkan pelatihan
berwirausaha.
Indikator dari program MEC adalah lulusan yang mampu bersaing di dunia
usaha dan dunia kerja dengan tidak meninggalkan kewajiban sebagai seorang
muslim.
program BISA (Bunda Mandiri Sejahtera), dimana program ini berupa pembinaan
usaha dan operasional usaha. Dengan program ini diharapkan keluarga anak yatim
11
KESIMPULAN
1. Zakat adalah sebuah aktifitas (ibadah) mengeluarkan sebagian harta atau bahan
makanan utama sesuai dengan ketentuan Syariat yang diberikan kepada orang-
2. Pemberdayaan zakat berarti ibadah maliyah yaitu pemberdayaan harta benda yang
demikian halnya dengan aspek ekonomi. Sedangkan Zakat produktif adalah zakat
yang diberikan kepada fakir miskin berupa modal usaha atau yang lainnya yang
digunakan untuk usaha produktif yang mana hal ini akan meningkatkan taraf
hidupnya, dengan harapan seorang mustahiq akan bisa menjadi muzakki jika dapat
3. Pemberdayaan dana di LAZ Yatim Mandiri khususnya untuk anak yatim yaitu
zakat di LAZ Yatim Mandiri dapat disalurkan melalui program BISA (Bunda
12
DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik: Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta, 2005.
Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyyah. Penerbit PT. Gunung Agung Jakarta, 1997.
https://www.kompasiana.com/hanaafi/pendistribusian-dan-pemberdayaan-dana-
zakat_58496447b793733815d634db diakses pada tanggal 14 April 2018
pukul 08.00 wib.
13
14