TRANSPIRASI”
NAMA KELOMPOK:
DISUSUN OLEH:
NIM. 12030244024
JURUSAN BIOLOGI
SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh intensitas cahaya terhadap kecepatan transpirasi
tanaman pacar air (Impatiens balsamina)?
C. Tujuan
B. Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan dalam bentuk
uap dari jaringan, ini dapat saja terjadi tumbuhan melalui stomata.
Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian-bagian
tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat
kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh karena itu,
dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang umumnya difokuskan
pada air yang hilang melalui stomata (Lakitan, 2000).
1. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kecepatan transpirasi
tersebut disebabkan oleh kondisi tanaman itu sendiri:
a. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula
secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi
apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak
pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit
untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata.Faktor utama
yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi
lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembaban.
b. Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan
lingkungan. Jumlah dan ukuran stomata mempunyai pengaruh yang lebih
sedikit terhadap transpirasi total dari pada pembukaan dan penutupan
stomata. Pada tanaman nonakuatik, stomata umumnya terletak di
permukaan abaksial (bagian bawah).Meskipun demikian, pada beberapa
spesies, stomata juga dapat ditemukan di permukaan adaksial daun.
c. Jumlah dan kondisi morfologis daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi.Kondisi
morfologis, seperti luas daun, ketebalan, ada tidaknya lapisan lilin atau
kutikula, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun, juga mempengaruhi
kecepatan transpirasi suatu tanaman.
d. Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang
menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
e. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya
sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang
lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per
satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner, et.al., 1991).
2. Faktor eksternal
D. Intensitas Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan,
tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada (Pearse,1939 set
Wilsie, 1962). Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain
ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya (Hari Suseno,
1976).
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya
yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan
sudut.Satuan SI dari intensitas cahaya adalah Candela (Cd).Dalam bidang
optika dan fotometri (fotografi), kemampuan mata manusia hanya sensitif dan
dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu (spektrum cahaya
nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini.
Intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi
tanaman.Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang
tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu
lebih sempurna, internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi
ukurannya lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung (Wilsie,
1962).Beberapa efek dari cahaya matahari yang penuh (yang melebihi)
kebutuhan optimum dapat menyebabkan layu, fotosistesi lambat, laju respirasi
meningkat tetapi cenderung mempertinggi daya tahan tanaman.
Intensitas cahaya yang tinggi di daerah tropis tidak seluruhnya dapat
digunakan oleh tanaman (Curtis & Clark, 1950, Suseno, 1974). Energi cahaya
matahari yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar
antar 0,5 – 2,0 % dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil
fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas optimum
yang dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada jenis tanaman (Leopold
& Kriedemann, 1975). Pemberian naungan pada tanaman baik secara alami &
buatan, akan berarti mengurangi intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman
tersebut, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan maupun hasil tanaman
(Daubenmire, 1962).
Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai
akar yang pendek, hal ini diperkuat oleh pendapat Shirley sit Wilsie (1962)
bahwa cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan lebih
bercabang. Bila cahaya matahari kurang, karena tanaman berada dalam
keadaan terlalu teduh, maka proses asimilasi akan berkurang, sehingga
hidratarang sebagai hasil proses tersebut juga kurang jumlahnya.
Hidrat arang ini akan diangkut melelui pembuluh tapis dan diakar di
respirasi untuk menghasilkan energi. Bila tanaman kurang dapat menghasilkan
hidratarang maka energipun hanya dihasilkan sedikit saja, sedangkan energi
perlu untuk akar menyerap air berikut zat hara dan mendorong ke bagian
tanaman lainnya.Dalam keteduhan, sel dibentuk oleh tanaman adalah sel yang
besar, tetapi gembos, karena encernya protoplasma didalam sel tanamannya.
Tanaman akan panjang ruas ruasnya (karena beretiolasi) karena tanaman ingin
mengejar matahari dengan cepat, tanaman anggrek terlihat pucat, lemah.
Tanaman akan lebih mudah menguapkan air karena kutikula/lapisan lilin pada
permukaan daun sangat tipis.
Menurut Smit (1975) mengemukakan bahwa pengaruh morfogenik
paling umum dari pertumbuhan dalam kegelapan (intensitas cahaya sangat
rendah) adalah pertumbuhan ruas (internodia) menjadi sangat lambat dan
perkembangan daun menjadi tertekan secara lemah dan pucat (etiolasi).
Menurut Williams et al, (1976) mengemukakan bahwa pengurangan
sinar dari suatu tanaman yang telah optimal sinarnya, suhunya dan
kelembabbannya akan menyebabkan pengurangan pertumbuhan akar dan
tanaman menunjukkan gejala etiolasi. Daniel et al, (1979) menerangkan
bahwa proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas dan
lamanya penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya. Hal ini
didukung oleh Soekkotjo (1977) menerangkan bahwa intensitas cahaya
berpengaruh terhadap pembesaran dan differensiasi sel. Sehubungan dengan
laju fotosisntesi, intensitas cahaya yang semakin tinggi (naik) mengakibatkan
kecepatan fotosisntesis semakin tidak bertambah lagi walaupun intensitas
cahaya terus bertambah.Batas ini disebut titik saturasi cahaya atau titik jenuh
cahaya (ligh saturation point).Pada keadaan ini cahaya bukan sebagai sumber
energi maupun sebagai bentuk, tetapi sebagai perusak (foto
destruktif).Intensitas cahaya yang tinggi mengakibatkan temperatur daun
meningkat, sebagai akibat menutupnya stomata, sehingga sebagaian klorofil
menjadi pecah dan rusak (fotodestruktif). Menurut Kramerdan Kozlowski
(1979) menerangkan bahwa kecepatan fotosintesis tersebut diakibatkan oleh
meningkatnya temperatur daun yang mengakibatkan penutupan stomata dan
rusaknya klorofil, sehingga konsentrasi klorofil berkurang.Sedangkan pada
intensitas cahaya yang semakin menurun sampai batas tertentu jumlah O2 yang
dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan jumlah O2 yang diperlukan
oleh proses respirasi. Batas ini disebut titik kompensasi cahaya (light
compensation point). Oleh karena itu setiap jenis tanaman mempunyai batas
titik kompensasi cahaya dan titik saturasi cahaya yang tidak sama.
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan
langsung dengan udara, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun, batang,
cabang, ranting, buah, dan bahkan akar. Cepat lambatnya proses transpirasi
ditentukan oleh faktor-faktor yang mampu merubah wujud air sebagai cairan
ke wujud air sebagai uap atau gas dan faktor-faktor yang mampu
menyebabkan pergerakan uap atau gas.
Mekanisme transpirasi dimulai ketika air diangkut dari akar.Air
diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar
bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem.Air dalam pembuluh
xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam
kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian
atas.Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke
xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Kecepatan transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2,
cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-
faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya
dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan
kadar ionkalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran
gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer.
Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer.
Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat
dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan
menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui
stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih
sedikit.Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara
sebagai uap air.Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan
tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah.Transpirasi
menimbulkan arus transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari
akar ke daun melalui xilem.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental,
karena yang diselidiki adalah pengaruh intensitas cahaya (suhu) terhadap
kecepatan transpirasi pada tanaman pacar air (Impatiens balsamina).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel kontrol: waktu, jenis tanaman (Impatiens balsamina), kondisi
tumbuhan, panjang tanaman, volume air.
2. Variabel manipulasi: intensitas cahaya
3. Variabel respon: kecepatan transpirasi (berkurangnya berat keseluruhan)
2. Bahan
Erlenmeyer A + Erlenmeyer B +
150 ml air 150 ml air
Timbang Erlenmeyer
beserta isinya, catat
hasilnya
Letakkan
Erlenmeyer A di Erlenmeyer B di
tempat terang tempat gelap
Mengukur
suhu, intensitas cahaya, dan
kelembaban di sekitar.
A. Hasil
0,00164 =
1028 36 74 318,5 311,0 310,9 310,3 7,5 7,6 8,2 7,7
16,4 x 10-4
0,00128 =
5 34 84 313,0 313,0 310,5 310,1 2 4,5 4,9 3,8
12,8 x 10-4
-
Kecepatan transpirasi pada cahaya terang atau 1028 d/m2
=
Transpirasi pada cahaya terang = ("318,5gram" /"30menit" )/"153 cm2"
313,0
Tranpirasi pada cahaya gelap = ("313,0gram" /"30menit" )/"99 cm2 = 12,8 x 10-
4
8x10-5
Tabel 2. Tabel luas permukaan daun pacar air yang digunakan untuk
percobaan
14
12
10
8
Y-Values
6
0
5 1028
Intensitas cahaya (d/m2)
B. Analisis Data
Berdasarkan tabel dan grafik hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa
terjadi perbedaan kecepatan transpirasi antara tanaman pacar air (Impatiens
balsamina) yang diletakkan pada cahaya terang dengan bantuan lampu 100
watt, yaitu dengan intensitas sebesar 1028d/m2, dengan tanaman pacar air
yang diletakkan pada cahaya gelap dengan intensitas sebesar 5 d/m2.
Pada awal pengamatan, yaitu sebelum dilakukan perbedaan perlakuan,
berat keseluruhan erlenmeyer pertama adalah 318,5 gram, sedangkan berat
keseluruhan erlenmeyer kedua adalah 315,0 gram. Erlenmeyer pertama
kemudian diletakkan pada tempat pada tempat terang dengan intensitas cahaya
1028d/m2 dengan suhu 36C dan kelembaban 74% sementara erlenmeyer
kedua berada dalam ruangan dengan intensitas cahaya 5 d/m2 dengan suhu
34C dan kelembaban 84%.
Pengukuran berat atau penimbangan setiap 30 menit dengan pengulangan
sebanyak 3 kali membuktikan adanya perubahan berat pada kedua
erlenmeyer.Erlenmeyer pertama yang diletakkan pada intensitas cahaya
1028d/m2 mengalami penurunan berat menjadi 311,0 gram pada 30 menit
pertama, 310,9 gram pada 30 menit kedua, dan 310,3 gram pada 30 menit
ketiga, sehingga mengalami penurunan berat rata-rata sebesar 7,7 gram.
Erlenmeyer kedua yang diletakkan pada intensitas cahaya 5 d/m2mengalami
penurunan berat menjadi 313,0 gram pada 30 menit pertama, 310,5 gram pada
30 menit kedua, dan 310,1 gram pada 30 menit ketiga, sehingga mengalami
penurunan berat rata-rata sebesar 3,8 gram. Berdasarkan hal ini, maka
penurunan berat erlenmeyer pada intensitas cahaya terang lebih besar dari
pada penurunan berat perangkat erlenmeyer pada intensitas cahaya gelap.
Pada akhir eksperimen, dilakukan pengukuran terhadap luas daun pada
masing-masing tanaman pacar air (Impatiens balsamina) pada perangkat
erlenmeyer.pada tanaman pacar air di Erlenmeyer 1 memiliki 10 helai daun
sedangkan pad Erlenmeyer kedua 8 helai daun. Total luas daun pada
perangkat erlenmeyer pertama, atau intensitas cahaya terang (1028d/m2),
adalah153 cm2. Luas daun pada perangkat erlenmeyer kedua, atau intensitas
cahaya gelap (5 d/m2), adalah 99 cm2.
Setelah dikalkulasi menurut perubahan berat rata-rata, waktu, dan luas
total daun, maka kecepatan transpirasi pada erlenmeyer pertama di tempat
dengan intensitas cahaya terang sebesar 1028d/m2 adalah 16,4x10-4
gram/menit/cm2, sementara kecepatan transpirasi pada erlenmeyer kedua di
tempat dengan intensitas cahaya gelap sebesar 5 d/m2 adalah 12,8x10-4
gram/menit/cm2.
C. Pembahasan
A. Kesimpulan
Tanaman mengalami proses fisiologis berupa hilangnya air dalam bentuk
uap air dari jaringannya yang disebut transpirasi. Berdasarkan eksperimen
terhadap tanaman pacar air (Impatiens balsamina) melalui metode
penimbangan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lingkungan, khususnya intensitas cahaya, berpengaruh terhadap kecepatan
transpirasi.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya, semakin tinggi kecepatan transpirasi.
Sebaliknya, semakin rendah intensitas cahaya, semakin rendah pula kecepatan
transpirasi.
B. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum pengaruh cahaya
terhadap kecepatan tranpirasi air pada tumbuhan Antara lain ketelitian pada
saat menimbang berat awal Erlenmeyer dan perangkatnya dan berat
Erlenmeyer setelah 30 menit beserta pengulangannya. Karena penimbangan
yang tidak teliti akan menyebabkan tidak akuratnya perhitungan kecepatan
transpirasi pada tanaman yang diteliti. Selain itu, hendaknya tanaman yang
digunakan tidak terlalu tua dan masih segar, agar proses transpirasi yang
dilakukan dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Http://indonesiaindonesia.com/f/35100-manfaat-sehat-tanaman-pacar-air/.
Diakses pada tanggal 8 Maret 2014.
Lampiran 1
Gambar 1. Tanaman pacar air yang Gambar 2. Tanaman pacar air yang
digunakan dalam percobaan ini
telah dipotong dan di masukkan
kedalam lubang penutup erlenmeyer