MODUL V
Oleh :
Henidar Islami Winarningtyas 062115 4000 0011
Anindya Shafira Putri 062115 4000 0058
Asisten dosen :
M. Alifian Nuriman 062114 4000 0041
Dosen:
Dr. Muhammad Mashuri, M.T.
Diaz Fitra Aksioma S.Si., M.Si.
Pengendalian kualitas merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh
produsen gula kelapa kristal dalam menghasilkan kualitas gula yang baik dan diterima di
pasaran. Salah satu produsen gula kelapa home industry yang cukup terkenal yaitu
terletak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dalam pengendalian mutu gula kelapa
kristal terdapat beberapa variabel yang diamati meliputi kadar air, kadar gula total,
kadar sukrosa, kadar gula reduksi, kadar abu dan bahan tidak larut. Dalam penelitian
ini, akan dilakukan pengendalian kualitas terhadap kadar sukrosa yang terkandung
dalam gula kelapa kristal. Untuk mengetahui rata-rata proses pembuatan gula kelapa
kristal nerdasarkan kadar sukrosa (%bk) digunakan analisis dengan peta kendali
CUSUM dan EWMA . Sebelum membuat peta kendali tersebut, terlebih dahulu dilakukan
uji keacakan serta uji normalitas data. Dari penelitian ini diketahui bahwa data kadar
sukros (%bk) telah memenuhi asumsi acak, dan juga memenuhi asumsi normal sehingga
data terambil secara acak dan berdistribusi normal. Karena data telah memenuhi asumsi
acak dan normal, kemudian dibuat peta kendali CUSUM. Namun, perlu ditentukan
terlebih dahulu nilai target dari kadar sukrosa yang diharapkan yaitu 79,705%. Pada
peta kendali CUSUM, tidak terdapat data kadar sukrosa yang keluar batas kendali
dengan pergeseran rata-rata proses yang sangat kecil. Pada peta kendali CUSUM, rata-
rata proses pembuatan gula kelapa kristal berdasarkan kadar sukrosa telah terkendali
secara statistik dan sesuai dengan terget yang diharapkan. Pada peta kendali EWMA,
dilakukan percobaan 9 kali dengan 𝜆 = 0,1 − 0,9. Hasilnya, peta kendali EWMA
untuk kadar sukrosa (%bk) optimum pada 𝜆 = 0,1. Dimana, tidak terdapat titik
yang out of control sehingga proses pembuatan gula kelapa kristal di kawasan
home industry gula kelapa di Kabupaten Banyumas telah stabil.
Kata kunci: Peta Kendali CUSUM, Peta Kendali EWMA, Sukrosa, Uji Keacakan,Uji
Normalitas
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................. 3
1.5 Batasan Masalah ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1 Statistika Deskriptif ........................................................................... 4
2.2 Uji Keacakan ...................................................................................... 4
2.3 Uji Normalitas .................................................................................... 5
2.4 Peta Kendali CUSUM ........................................................................ 5
2.5 Peta Kendali EWMA .......................................................................... 7
2.6 Sukrosa............................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 9
3.1 Sumber Data ...................................................................................... 9
3.2 Variabel Penelitian ............................................................................. 9
3.3 Struktur Data ...................................................................................... 9
3.4 Langkah Analisis ............................................................................... 9
3.5 Diagram Alir .................................................................................... 10
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 12
4.1 Statistika Deskriprif ......................................................................... 12
4.2 Uji Keacakan Data Kadar Sukrosa .................................................. 12
4.3 Uji Normalitas Data Kadar Sukrosa ................................................ 13
4.4 Identifikasi Pengendalian Kualitas Data Kadar Sukrosa Pada
Gula Kelapa Kristal dengan Peta Kendali CUSUM......................... 13
4.5 Identifikasi Pengendalian Kualitas Data Kadar Sukrosa Pada
Gula Kelapa Kristal dengan Peta Kendali EWMA ........................... 15
ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 17
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Struktur Data Penelitian ....................................................................9
Tabel 4.1 Output Statistika Deskriptif Data Kadar Sukrosa ...........................12
Tabel 4.2 Output Run Test Data Kadar Sukrosa ............................................12
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Peta Kendali EWMA Weight Beda .......................15
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................... 10
Gambar 4.1 Normality Plot Data Kadar Sukrosa (%bk) .................................. 13
Gambar 4.2 Peta Kendali CUSUM Data Kadar Sukrosa (%bk) ..................... 14
Gambar 4.3 Peta Kendali EWMA Data Kadar Sukrosa (%bk) ........................ 16
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gula merupakan salah satu dari kebutuhan pokok yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan “Daily Economic and Market”
oleh Bank Mandiri, kebutuhan gula jumlahnya terus mengalami peningkatan
sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan
masyarakat, serta semakin berkembangnya usaha industri makanan dan minuma
bahan baku gula. Kementrian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi gula
nasional berkisar 2,70-2,80 juta ton di tahun 2018 atau meningkat 800 ribu ton
dari target 2017. Peningkatan target produksi tersebut membuka peluang besar
bagi produsen gula untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas dari gula agar
dapat diterima di pasaran.
Jenis gula yang sering dijumpai di pasaran adalah gula dari bahan dasar
tebu dan kelapa. Gula dari bahan dasar kelapa dinilai memberikan rasa manis
yang rendah kalori, mengandung garam mineral, dan kaya nutrisi serta vitamin A.
Salah satu produsen gula kelapa home industry yang cukup terkenal yaitu terletak
di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Banyaknya penggunaan gula kelapa untuk
makanan dikarenakan aroma serta rasa yang khas karamel kelapa yang cocok
untuk menambah citarasa pada makanan. Bentuk inovasi terbaru yang
dikembangkan oleh produsen home industry di Kabupaten Banyumas adalah
dengan memproduksi gula dalam bentuk serbuk atau dikenal dengan nama gula
kelapa kristal (gula semut). Pemasaran gula kelapa kristal selain untuk memenuhi
kebutuhan pasar domestik juga sudah merambah ke pasar internasional.
Pengendalian kualitas merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan
oleh produsen gula kelapa kristal dalam menghasilkan kualitas gula yang baik dan
diterima di pasaran. Variabel yang diamati pada gula kelapa kristal meliputi kadar
air, kadar gula total, kadar sukrosa, kadar gula reduksi, kadar abu dan bahan tidak
larut. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengendalian kualitas terhadap kadar
sukrosa yang terkandung dalam gula kelapa kristal. Salah satu bentuk
pengendalian kualitas adalah dengan membuat peta kendali yang berguna untuk
mengetahui pergerseran rata-rata proses yang terjadi, salah satunya yaitu dengan
peta kendali cusum dan peta kendali EWMA.
1
Sebelum dilakukan analisis, data terlebih dahulu harus memenuhi asumsi
keacakan dan distribusi normal. Analisis dilakukan dengan dua peta kendali, yaitu
peta kendali cusum dan peta kendali EWMA. Analisis terhadap data kadar sukrosa
(%bk) pada gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi produsen dalam pembuatan
gula kelapa kristal dalam setiap produksi .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, timbul permasalahan diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik data kadar sukrosa pada produksi gula kelapa kristal
di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten Banyumas?
2. Bagaimana pengujian asumsi keacakan dan distribusi normal data kadar
sukrosa pada produksi gula kelapa kristal di kawasan home industry gula
kelapa Kabupaten Banyumas?
3. Bagaimana pengendalian kualitas statistik data kadar sukrosa pada produksi
gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas untuk peta kendali cusum?
4. Bagaimana pengendalian kualitas statistik data kadar sukrosa pada produksi
gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas untuk peta kendali EWMA?
1.3 Tujuan
Dari perumusan permasalahan yang ada, maka diperoleh tujuan dari
penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui karakteristik data kadar sukrosa pada produksi gula kelapa kristal
di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten Banyumas.
2. Mengetahui uji asumsi keacakan dan distribusi normal data kadar sukrosa
pada produksi gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa
Kabupaten Banyumas.
3. Mengetahui pengendalian kualitas statistik data kadar sukrosa pada produksi
gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas untuk peta kendali cusum.
2
4. Mengetahui pengendalian kualitas statistik data kadar sukrosa pada produksi
gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas untuk peta kendali EWMA.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa mampu
mengetahui penerapan teori dari pengendalian proses statistika dengan
menggunakan peta kendali cusum dan peta kendali EWMA dalam permasalahan
sehari-hari guna mengetahui suatu proses sudah berjalan sebagaimana mestinya
atau tidak. Manfaat yang didapatkan bagi pembaca adalah penelitian ini dapat
dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya, sedangkan manfaat bagi
produsen gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas yaitu dapat dijadikan bahan evaluasi dalam produksi gula kelapa kristal
agar lebih baik ke depannya.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah apabila tidak diketahui nilai
target proses produksi gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa
Kabupaten Banyumas, maka digunakan nilai median penggantinya. Selain itu,
peta kendali EWMA yang dibahas pada BAB IV merupakan peta kendali EWMA
produksi gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten
Banyumas dengan nilai λ yang optimum. Pada data yang dianalisis hanya
menggunakan satu variabel saja yaitu kadar sukrosa (%bk) dengan jumlah data
yaitu 40 data.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Keterangan :
r = banyaknya runtun data
4
n1 = banyaknya data bertanda (+)
n2= banyaknya data bertanda (-)
Daerah kritis :
1. Untuk data < 20
Tolak H0 jika,r<𝑟𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ atau r>𝑟𝑎𝑡𝑎𝑠 , dimana 𝑟𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ dan 𝑟𝑎𝑡𝑎𝑠 diperoleh dari tabel
nilai kritis untuk runtun r dengan n1 dan n2.
2. Untuk data > 20
Tolak H0 jika, −𝑍1−𝛼 > 𝑍 > 𝑍1−𝛼 atau p-value < 𝛼⁄2.
2 2
(Daniel, 1989)
2.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Jika data yang dianalisis berdistribusi
tidak distribusi normal maka akan terjadi kesulitan dalam menurunkan distribusi
sampling X dan S. Untuk melakukan pengujian normalitas dapat dilakukan
dengan beberapa cara salah satunya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
karena data tersebut digunakan bersifat kontinyu. (Walpole, 1995)
Perumusan Hipotesis
Ho: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
Statistik Uji : D sup | S ( x) F0 ( x) | (2.2)
5
grafik ini menggunakan informasi dari semua sampel sebelumnya dengan
menunjukkan jumlah kumulatif deviasi nilai sampel dari nilai target yang dirinci.
Untuk situasi di mana ukuran sampel 𝑛 = 1, grafik CUSUM lebih sesuai daripada
grafik pengendali Shewhart untuk menentukan perubahan dalam mean proses.
Misalkan Xt adalah variabel acak proses berdistribusi Normal, dengan
rata-rata ketika proses in control µ0, dan varians 𝜎 2 . Parameter µ0 akan dikontrol
oleh statistik CUSUM yang didefinisikan sebagai berikut.
𝐶𝑖 = ∑𝑖𝑗=1(𝑥̅𝑗 − 𝜇0 ) = (𝑥𝑖 − 𝜇0 ) + 𝐶𝑖−1 , i = 1,2,...,m (2.3)
Keterangan :
𝐶𝑖 = jumlah kumulatif sampai dengan sampel ke-i
𝑥̅𝑗 = rata-rata sampel ke –j
𝜇0 = target rata-rata dari suatu proses
Kemudian didefinisikan statistik 𝐶𝑖+ dan 𝐶𝑖− dengan metode Tabular
CUSUM, yaitu sebagai berikut.
𝐶𝑖+ = max[0, 𝑥𝑡 − (𝜇0 + 𝐾) + 𝐶𝑖−1
+
] (2.4)
𝐶𝑖− = max[0, (𝜇0 + 𝐾) − 𝑥𝑡 − +𝐶𝑖−1
−
] (2.5)
dimana nilai 𝐶0+ = 𝐶0− = 0.
Dalam hal ini, nilai K merupakan nilai referensi dimana 𝐾 = 𝑘𝜎. Nilai
𝛿
𝑘 = 2, dengan 𝛿 merupakan besar pergeseran rata-rata proses, dan jika pergeseran
𝛿 |𝜇1 −𝜇0 |
dinyatakan dalam bentuk standar deviasi, maka nilai 𝐾 = 2 𝜎 = . Jika salah
2
satu nilai dari 𝐶𝑖+ atau 𝐶𝑖− > H, maka proses dikatakan out of control. Dalam hal
ini, Montgomery merekomendasikan nilai H sebesar 4 𝜎 atau 5 𝜎. Maka batas-
batas kendali Tabular CUSUM adalah.
𝑈𝐶𝐿 = 𝐻 (2.6)
𝐿𝐶𝐿 = −𝐻 (2.7)
Pada peta kendali ini, apabila parameter tidak diketahui maka parameter
dapat ditaksir dengan penaksir tak biasnya. Penaksir tak bias bagi parameter µ dan
𝜎 adalah,
1
𝑋̅ = ∑𝑚
𝑗=1 𝑥𝑗 (2.8)
𝑚
6
̅̅̅̅̅
𝑀𝑅
𝜎= (2.9)
𝑑2
1 2
dimana nilai ̅̅̅̅̅
𝑀𝑅 = 𝑚−1 ∑𝑚
𝑗=2|𝑋𝑗 − 𝑋𝑗−1 |, 𝑗 = 2,3, … , 𝑚 dan 𝑑2 = .
√𝜋
(Montgomery, 2009).
2.5 Peta Kendali EWMA (Exponentially Weighted Moving Average)
Peta kendali EWMA (Exponentially Weighted Moving Average)
merupakan salah satu grafik pengendali yang dapat digunakan dalam
pengendalian kualitas statistik dan sebagai alat untuk mempertimbangkan suatu
proses terkendali secara statistik atau tidak. Peta kendali EWMA sangat efektif
untuk pergeseran proses yang kecil karena peta kendali ini menggunakan
informasi dari sampel sebelumnya. EWMA merupakan salah satu alternatif dari
grafik pengendali Shewhart dalam mendeteksi pergeseran rata-rata proses yang
relatif kecil dan terboboti., misalnya pada tingkat 0.5𝜎 sampai kira-kira 2𝜎.
Faktor pembobot (r) tertentu dipilih oleh user dimana nilai rata-rata data yang
lama berpengaruh terhadap yang baru. Peta kendali EWMA untuk memonitor
rata-rata proses dapat didefinisikan sebagai berikut :
𝑍𝑖 = 𝜆𝑋𝑖 + (1 − 𝜆)𝑍𝑖−1 (2.10)
Dimana, nilai 𝜆 adalah konstanta pembobot, yang nilainya 0< 𝜆 ≤ 1 dan 𝑍0 = 𝜇0 .
Dengan menggunakan persamaan peta kendali EWMA diatas, dapat
dilakukan pengulangan. Dengan terus-menerus mengganti berulang-ulang untuk
𝑍𝑡−𝑗 dimana j = 2,3,...,t maka diperoleh persamaan
𝑍𝑖 = 𝜆 ∑𝑖−1 𝑗 𝑖
𝑗=0(1 − 𝜆) [𝑋𝑖−1 + (1 − 𝜆) 𝑍0 ] (2.11)
Sehingga nilai konstanta untuk rataan sampel dari baru ke lama terjadi
penurunan secara eksponensial, maka persamaan diatas disebut model
exponensial moving average. Nilai pembobot (𝜆) dapat diperkirakan oleh pihak
2
perusahaan atau ditentukan dengan rumus 𝜆 = 𝑤+1, dimana w adalah lebar rata-
𝐶𝐿 = 𝜇0 (2.13)
7
𝜆
𝐿𝐶𝐿 = 𝜇0 − 𝐿𝜎√(2−𝜆) (2.14)
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
2. Melakukan pengujian asumsi keacakan terhadap data kadar sukrosa pada
produksi gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa
Kabupaten Banyumas.
3. Melakukan pengujian asumsi distribusi normal terhadap data kadar sukrosa
pada produksi gula kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa
Kabupaten Banyumas.
4. Membuat peta kendali cusum dari data kadar sukrosa pada produksi gula
kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten Banyumas.
5. Membuat peta kendali EWMA dari data kadar sukrosa pada produksi gula
kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten Banyumas.
6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan, serta saran.
Mulai
Merumuskan masalah
Mengumpulkan data
Ya
Ya
10
A
Selesai
11
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
12
kadar sukrosa sebesar 0,056, dimana P-value lebih besar dibandingkan dengan
taraf signifikansi (𝛼 = 0,05). Sehingga dapat diputuskan bahwa gagal tolak H0
yang artinya data kadar sukrosa pada produksi gula kelapa kristal di kawasan
home industry gula kelapa Kabupaten Banyumas telah terambil secara acak atau
random.
4.3 Uji Normalitas Data Kadar Sukrosa Pada Gula Kelapa Kristal
Pengujian asumsi distribusi Normal yang digunakan pada praktikum ini
adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan Minitab 17. Pengujian
menggunakan 40 data kadar sukrosa (%bk) pada pembuatan gula kelapa kristal.
Probability plot dari uji distribusi Normal ditunjukkan pada gambar berikut.
13
secara statistik dan sesuai dengan nilai target yang diharapkan. Berikut peta
kendali CUSUM dari data kadar sukrosa (%bk) yang merupakan output dari
Minitab 17.
7,5
UCL=6,18
5,0
2,5
Cumulative Sum
0,0 0
-2,5
-5,0
LCL=-6,18
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample
14
pembuatan gula kelapa kristal berdasarkan kadar sukrosa (%bk) telah terkendali
secara statistik dimana kadar sukrosa (%bk) telah sesuai dengan nilai target yang
diharapkan oleh produsen.
4.5 Identifikasi Pengendalian Kualitas Data Kadar Sukrosa Pada Gula
Kelapa Kristal dengan Peta Kendali EWMA
Peta kendali EWMA merupakan peta kendali yang digunakan untuk
mengetahui adanya pergeseran rata-rata dari suatu data. Dalam pembuatan peta
kendali EWMA dilakukan percobaan sebanyak 9 kali dengan besar weight yang
berbeda (𝜆 = 0,1; 0,2; … ; 0,9). Peta kendali EWMA yang dibuat dalam penelitian
ini menggunakan nilai target yaitu nilai median sebesar 79,705 dan standar deviasi
sebesar 1,23682 dengan besar L = 3. Berikut ini merupakan hasil dari 9 percobaan
yang telah dilakukan yang disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Peta Kendali EWMA dengan weight berbeda
Banyak Zi
𝝀 UCL CL LCL
Out of Control Out of Control
0,1 80,556 79,705 78,854 0 -
0,2 80,942 79,705 78,468 0 -
0,3 81,705 79,705 78,146 1 81,281
0,4 81,560 79,705 77,850 1 81,693
0,5 81,847 79,705 77,563 1 82,064
0,6 82,134 79,705 77,276 1 82,419
0,7 82,428 79,705 76,982 1 82,775
0,8 82,735 79,705 76,675 1 83.142
0,9 83,061 79,705 76,349 1 83,526
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diperoleh informasi bahwa terdapat 2 weight
yang tidak terdapat titik out of control pada pembuatan peta kendali EWMA yaitu
peta kendali EWMA dengan 𝜆 sebesar 0,1 dan 0,2. Diantara 2 peta kendali
EWMA tersebut, ingin didapatkan weight (𝜆) optimum untuk dianalisis lebih
lanjut. Berdasarkan hasil peta kendali EWMA untuk 𝜆 sebesar 0,1 dan 0,2
(Lampiran 5B dan 6B ), diperoleh informasi bahwa peta kendali EWMA
ditemukan stabil saat 𝜆 = 0,1. Maka, dapat disimpulkan bahwa besar weight
optimum untuk peta kendali EWMA data kadar sukrosa pada produksi gula
kelapa kristal di kawasan home industry gula kelapa Kabupaten Banyumas adalah
𝜆 = 0,1. Berikut ini merupakan peta kendali EWMA optimum yang didapatkan.
15
Gambar 4.3 Peta Kendali EWMA Data Kadar Sukrosa (%bk)
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata (CL) sebesar 79,705, nilai
batas kendali atas (UCL) sebesar 80,556, dan batas kendali bawah (LCL) sebesar
78,854. Berdasarkan Gambar 4.3, dapat diperoleh informasi bahwa peta kendali
EWMA dengan besar weight optimum sebesar 𝜆 = 0,1 tidak terdapat titik yang
out of control. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan gula kelapa
kristal di kawasan home industry gula kelapa di Kabupaten Banyumas sudah
stabil dan terkendali secara statistik.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Rata-rata kadar sukrosa (%bk) pada pembuatan gula kelapa kristal DI
Kabupaten Banyumas adalah 79,667%bk, dengan 50% dari kadar sukrosa
yang terdapat pada gula kelapa kristal berada diatas kadar 79,705%bk
dengan jumlah sampel sebanyak 40 data. Dalam pembuatan gula kelapa
kristal ini kandungan kadar sukrosa tertinggi sebesar 83,930%bk dan kadar
sukrosa terendah 76,280%bk dengan nilai varians kadar sukrosa yang
rendah yaitu 2,104.
17
5.2. Saran
Pada praktikum selanjutnya diharapkan peneliti lebih cermat dalam
mengumpulkan data atau mencari data serta memperhatikan asumsi yang ada
sehingga didapatkan hasil yang akurat. Selain itu, diharapkan dari analisis yang
telah dilakukan dapat digunakan sebagai rekomendasi bagi produsen gula kelapa
kristal di kawasan home industry Kabupaten Banyumas dalam meningkatkan dan
mengendalikan kualitas kadar sukrosa (%bk) agar tetap stabil dan dapat mencapai
target yang diharapkan produsen.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
Lampiran 2. Perhitungan Manual Peta Kendali CUSUM Data Kadar Sukrosa (%bk) Pada
Pembuatan Gula Kelapa Kristal
4 Ci+
2 Ci-
0 UCL
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
-2 LCL
-4 CL
-6
-8
Lampiran 3. Peta Kendali CUSUM Data Kadar Sukrosa (%bk) Pada Pembuatan Gula Kelapa Kristal
𝜆 = 0,3
i Sukrosa (%bk) UCL CL LCL Zi
1 77,82 80,82 79,71 78,59 79,14
2 77,69 81,06 79,71 78,35 78,70
3 79,47 81,17 79,71 78,24 78,93
4 79,10 81,22 79,71 78,19 78,98
5 80,00 81,24 79,71 78,17 79,29
: : : : : :
37 80,85 81,26 79,71 78,15 81,11
38 78,06 81,26 79,71 78,15 80,19
39 80,95 81,26 79,71 78,15 80,42
40 78,69 81,26 79,71 78,15 79,90
Lampiran 7A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 7B. Peta Kendali EWMA (Minitab)
𝜆 = 0,4
i Sukrosa (%bk) UCL CL LCL Zi
1 77,82 81,19 79,71 78,22 78,95
2 77,69 81,44 79,71 77,97 78,45
3 79,47 81,52 79,71 77,89 78,86
4 79,10 81,54 79,71 77,87 78,95
5 80,00 81,55 79,71 77,86 79,37
: : : : : :
37 80,85 81,56 79,71 77,85 81,17
38 78,06 81,56 79,71 77,85 79,93
39 80,95 81,56 79,71 77,85 80,34
40 78,69 81,56 79,71 77,85 79,68
Lampiran 8A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 8B. Peta Kendali EWMA (Minitab)
𝜆 = 0,5
i Sukrosa (%bk) UCL CL LCL Zi
1 77,82 81,56 79,71 77,85 78,76
2 77,69 81,78 79,71 77,63 78,23
3 79,47 81,83 79,71 77,58 78,85
4 79,10 81,84 79,71 77,57 78,97
5 80,00 81,85 79,71 77,56 79,49
: : : : : :
37 80,85 81,85 79,71 77,56 81,16
38 78,06 81,85 79,71 77,56 79,61
39 80,95 81,85 79,71 77,56 80,28
40 78,69 81,85 79,71 77,56 79,48
Lampiran 9A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 9B. Peta Kendali EWMA (Minitab)
𝜆 = 0,6
i Sukrosa(%bk) UCL CL LCL Zi
1 77,82 81,93 79,71 77,48 78,57
2 77,69 82,10 79,71 77,31 78,04
3 79,47 82,13 79,71 77,28 78,90
4 79,10 82,13 79,71 77,28 79,02
5 80,00 82,13 79,71 77,28 79,61
: : : : : :
37 80,85 82,13 79,71 77,28 81,11
38 78,06 82,13 79,71 77,28 79,28
39 80,95 82,13 79,71 77,28 80,28
40 78,69 82,13 79,71 77,28 79,33
Lampiran 10A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 10B. Peta Kendali EWMA (Minitab)
𝜆 = 0,7
i Sukrosa(%bk) UCL CL LCL Zi
1 77,82 82,30 79,71 77,11 78,39
2 77,69 82,42 79,71 76,99 77,90
3 79,47 82,43 79,71 76,98 79,00
4 79,10 82,43 79,71 76,98 79,07
5 80,00 82,43 79,71 76,98 79,72
: : : : : :
37 80,85 82,43 79,71 76,98 81,05
38 78,06 82,43 79,71 76,98 78,96
39 80,95 82,43 79,71 76,98 80,35
40 78,69 82,43 79,71 76,98 79,19
Lampiran 11A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 11B. Peta Kendali EWMA (Minitab)
𝜆 = 0,8
i Sukrosa(%bk) UCL CL LCL Zi
1 77,82 82,67 79,71 76,74 78,20
2 77,69 82,73 79,71 76,68 77,79
3 79,47 82,73 79,71 76,68 79,13
4 79,10 82,73 79,71 76,68 79,11
5 80,00 82,73 79,71 76,68 79,82
: : : : : :
37 80,85 82,73 79,71 76,68 80,99
38 78,06 82,73 79,71 76,68 78,65
39 80,95 82,73 79,71 76,68 80,49
40 78,69 82,73 79,71 76,68 79,05
Lampiran 12A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 12B. Peta Kendali EWMA (Minitab)
𝜆 = 0,9
Lampiran 13A. Perhitungan Peta Kendali EWMA Lampiran 13B. Peta Kendali EWMA (Minitab)