Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Trauma
Thorax” pada bagian “PNEUMOTHORAKS” ini dengan baik. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata penulis menyadari tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan makalah
ini dan perbaikan pada makalah ke depannya.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian trauma thorak
2. Untuk mengetahui jenis-jenis trauma thorak
3. Untuk mengetahui pemeriksaan primary survey
4. Untuk mengetahui pemeriksaan secondary survey
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan trauma thorak
BAB II
PEMBAHASAN
b. Delayed diagnosis
• Bila tidak terdiagnosa dalam 4 jam pertama, biasanya diagnosa akan muncul beberapa bulan
bahkan tahun kemudian
Sekitar 80-90% ruptur diafragma terjadi akibat kecelakaan sepeda motor. Mekanisme
terjadinya ruptur berhubungan dengan perbedaan tekanan yang timbul antara rongga pleura
dan rongga peritoneum. Trauma dari sisi lateral menyebabkan ruptur diafragma 3 kali lebih
sering dibandingkan trauma dari sisi lainnya oleh karena langsung dapat menyebabkan
robekan diafragma pada sisi ipsilateral. Trauma dari arah depan menyebabSkan peningkatan
tekan intra abdomen yang mendadak sehingga menyebabkan robekan radier yang panjang
pada sisi posterolateral diafragma yang secara embriologis merupakan bagian terlemah.
75 % ruptur diafragma terjadi disisi kiri, dan pada beberapa kasus terjadi pada sisi kanan
yang biasanya disebabkan oleh trauma yang hebat dan biasanya menyebabkan gangguan
hemodinamik, hal ini disebabkan oleh karena letak hepar disebelah kanan yang sekaligus
menjadi suatu proteksi. Pada trauma kendaraan bermotor arah trauma menentukan lokasi
injuri di kanada dan Amerika Serikat biasanya yang terkena adalah sisi kiri khususnya pada
pasien yang menyetir mobil, sedangkan pada penumpang biasanya yang terkena sisi kanan.
Pada trauma tumpul biasanya menyebabkan robekan radier pada mediastinum dengan ukuran
5 – 15 cm, paling sering pada sisi posterolateral, sebaliknya trauma tembus menyebabkan
robekan linear yang kecil dengan ukuran kurang dari 2 cm dan bertahun-tahun kemudian
menimbulkan pelebaran robekan dan terjadi herniasi.
Berikut ini mekanisme terjadinya ruptur diafragma : (1) robekan dari membran yang
mengalami tarikan (stretching ), (2) avulsi diafragma dari titik insersinya, (3) tekanan
mendadak pada organ viscera yang diteruskan ke diafragma.
5. Perforasi Eosofagus
Ruptur esofagus (Boerhaave syndrome) atau perforasi esofagus adalah pecahnya dinding
esofagus karena muntah-muntah. 90 % penyebab ruptur esofagus adalah iatrogenik, yang
biasanya diakibatkan oleh instrumentasi medis seperti paraesophageal endoskopi atau
pembedahan. Dan 10%nya disebabkan oleh muntah-muntah.
Ruptur esofagus umumnya disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan intraesophageal
dan tekanan negatif intrathoracic. Penyebab lain dari ruptur esofagus meliputi trauma tajam,
pil esofagitis, Barrett’s ulkus, infeksi ulkus pada pasien dengan AIDS, dan pelebaran striktur
esofagus.
Sebagian besar kasus ruptur esofagus, terjadi pada bagian posterolateral kiri dan meluas
sampai beberapa sentimeter ke arah distal esofagus. Keadaan ini dikaitkan dengan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi dan berakibat fatal pada ketiadaan terapi. Kadang-kadang gejala
non spesifik dapat menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan dapat memberikan hasil
yang buruk. Penyakit esofagus yang sudah ada sebelumnya bukan merupakan prasyarat untuk
ruptur esofagus, tapi memberikan kontribusi pada peningkatan angka kematian ruptur
esofagus tersebut.
Ruptur esofagus yang disebabkan oleh trauma akibat benda tajam masih tetap merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting di Amerika Serikat dan dunia, meskipun
berbagai pendidikan dan peraturan telah diberikan sebagai upaya untuk mengurangi
terjadinya kasus ini.
Penyebab ruptur esofagus umumnya disebabkan oleh trauma tajam/tembus, antara lain:
a. kerusakan iatrogenic dari struktur esofagus atau trauma dari luar
b. peningkatan tekanan intraesofagus disertai muntah hebat
c. penyakit esofagus seperti esofagitis korosif, esophageal ulcer dan neoplasma.
Letak ruptur tergantung dari kasus ruptur esofagus. Ruptur esofagus biasanya terjadi di
pharing atau esefagus bagian bawah tepat di dinding posterolateral di atas diafragma.
Gejala ruptur esofagus juga berupa nyeri dada yang hebat pada saat menelan atau bernapas.
Udara yang masuk ke mediastinum dapat menuju ke leher dan dapat menyebabkan emfisema
subkutaneus atau ke dalam rongga pleura dan dapat menyebabkan pneumothorak.
Ruptur esofagus juga bisa disebabkan oleh varises esofagus. Varises esofagus bisa
menyebabkan hematemesis. Pada kasus ini hematemesis dapat berakibat fatal untuk
penderita. (buku kumpulan kuliah ilmu bedah)
A. Kesimpulan
Trauma thorax dapat timbul karena trauma tajam, sedemikian rupa sehingga ada
hubungan udara luar dan dengan rongga pleura, sehingga paru menjadi kuncup,
Seringkali hal ini terlihat sebagai luka pada dinding dada yang menghisap pada setiap
inspirasi/sucking chost woundl.
Menghadapi pasien dengan trauma toraks, triase pertama adalah evaluasi terhadap fungsi
kardio-pulmoner secara sangat cermat dan teliti. Bila telah dapat ditegakkan “Assesment”
kardio pulmoner dan telah dilaksanakan tindakan penanggulangan kegawat daruratan
medis utama, perlu dilakukan “Assesment” kerangka dan rongga toraks secara seksama.
Penguasaan ilmu dan teknik pemeriksaan fisik dada akan sangat menunjang kualitas hasil
pertolongan yang diberikan.