Bahwa sesungguhnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 adalah merupakan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Untuk
mewujudkan hal tersebut dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh komponen bangsa.
[PT. .................] berusaha untuk turut memberikan kontribusi positif bagi pembangunan
nasional berupa penyediaan lapangan kerja dan peningkatan taraf hidup karyawan.
Kami menyadari bahwa Peraturan Perusahaan ini belum sempurna dan perlu dikembangkan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan situasi dan kondisi. Dan dengan dijiwai
semangat kerja sama dan pengorbanan yang tinggi, kami harap Peraturan Perusahaan ini
akan dapat dijalankan dengan baik dalam usaha bersama untuk meningkatkan kesejahteraan
karyawan dan kelangsungan perusahaan.
[...............], [............................................]
[.................................................]
Direktur Utama
MUKADIMAH
BAB I UMUM
Pasal 1 Pengertian dan Istilah
Pasal 2 Luasnya Peraturan
Pasal 3 Tanggung Jawab Perusahaan
Pasal 4 Tanggung Jawab Karyawan
Pasal 5 Status Golongan Karyawan
BAB II FORUM BIPARTIT
Pasal 6 Umum
Pasal 7 Pertemuan
Pasal 8 Pembinaan
Pasal 9 Pendidikan dan Pelatihan
BAB III HUBUNGAN KERJA
Pasal 10 Dasar Penerimaan, Penempatan, dan Mutasi Karyawan
Pasal 11 Persyaratan Umum Penerimaan Karyawan
Pasal 12 Masa Percobaan
Pasal 13 Pengangkatan Karyawan Tetap
Pasal 14 Hubungan Kerja untuk Jangka Waktu Tertentu
Pasal 15 Pangkat, Jabatan, dan Golongan
Pasal 16 Mutasi dalam Perusahaan
Pasal 17 Promosi
Pasal 18 Demosi
BAB IV TATA TERTIB
Pasal 19 Waktu Kehadiran Kerja
Pasal 20 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 21 Tanggung Jawab Pengawasan
BAB V BALAS JASA
Pasal 22 Pengertian Umum
Pasal 23 Upah Lembur
Pasal 24 Gaji Pokok
Pasal 25 Pajak Penghasilan
Pasal 26 Upah dalam Menjalankan Kewajiban Negara
Pasal 27 Upah Selama Pembebasan Tugas Sementara
Pasal 28 Upah Selama Sakit Berkepanjangan
Pasal 29 Upah Selama Ditahan yang Berwajib
Pasal 30 Upah Selama Karyawan Dirumahkan
Pasal 31 Fasilitas Transpot
Pasal 32 Biaya Perjalanan Dinas
Pasal 33 Fasilitas Makan
Pasal 34 Bantuan Tunjangan Tahunan
BAB VI JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
Pasal 35 Pengertian Umum
Pasal 36 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Pasal 37 Fasilitas Pengobatan
Pasal 38 Sumbangan Rumah Sakit
Pasal 39 Sumbangan Kacamata
Pasal 40 Sumbangan Uang Kedukaan
Pasal 41 Sumbangan Uang Kelahiran
Pasal 42 Keluarga Berencana
Pasal 43 Sumbangan Pernikahan
Pasal 44 Kesempatan Ibadah
BAB VII HARI LIBUR DAN CUTI
Pasal 45 Hari-hari Libur Resmi
Pasal 46 Cuti Tahunan
Pasal 47 Cuti Haid
Pasal 48 Cuti Melahirkan
Pasal 49 Izin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapatkan Upah
Pasal 50 Izin Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Upah
Pasal 51 Izin Khusus
BAB VIII SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB KERJA DAN ATURAN
KEDISIPLINAN
Pasal 52 Disiplin dan Sanksi
Pasal 53 Teguran
Pasal 54 Surat Teguran
Pasal 55 Surat Peringatan Pertama (SP-1)
Pasal 56 Surat Peringatan Kedua (SP-2)
Pasal 57 Surat Peringatan Ketiga (SP-3)
Pasal 58 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
BAB IX PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA
Pasal 59 Umum
Pasal 60 Dalam Masa Percobaan
Pasal 61 Mengundurkan Diri
Pasal 62 Berakhirnya Jangka Waktu yang Dijanjikan
Pasal 63 Sakit Berkepanjangan
Pasal 64 Meninggal Dunia
Pasal 65 Mencapai Batas Usia Kerja
Pasal 66 Pelanggaran Tata Tertib Kerja dan Kedisiplinan
Pasal 67 Putusan Pengadilan Negeri
Pasal 68 Pemberhentian Umum
Pasal 69 Tidak Cakap Bekerja
Pasal 70 Hutang Karyawan
Pasal 71 Uang Pesangon dan Uang Jasa
BAB X PENJELASAN KELUH KESAH
Pasal 72 Keluh Kesah
Pasal 73 Tata Cara Penyelesaian Keluh Kesah
BAB XI PERATURAN PELAKSANAAN
Pasal 74 Masa Berlaku
Pasal 75 Peraturan yang Bersifat Prosedural
Pasal 76 Penafsiran
Pasal 77 Hal-hal yang Belum Diatur
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 78 Penutup
BAB I
UMUM
Pasal-1
PENGERTIAN DAN ISTILAH
1. Perusahaan :
Adalah [PT. ....................], beralamat di, [Jl. ......................................................]
2. Lingkungan Perusahaan
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah berada di bawah penguasaan
perusahaan dan digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan.
3. Peraturan Perusahaan
Adalah seluruh isi buku peraturan perusahaan ini termasuk MUKADIMAH dan surat
keputusan serta petunjuk pelaksanaannya.
4. Pemimpin Perusahaan
Adalah mereka yang karena jabatannya mempunyai tugas memimpin
perusahaan/bagian dari perusahaan.
5. Karyawan
Adalah semua orang yang terkait secara resmi dalam suatu hubungan kerja dengan
perusahaan dan oleh karenanya menerima upah serta balas jasa sebagaimana diatur
dalam peraturan perusahaan ini. Bagi karyawan/karyawati ketentuan-ketentuan
mengenai tunjangan dan sumbangan hanya berlaku untuk dirinya sendiri, kecuali dia
janda atau suaminya tidak bekerja dan tidak mempunyai penghasilan. Untuk hal ini
harus disertai bukti secara tertulis yang sah atau peraturan perundangan yang
menyatakan lain.
6. Keluarga Karyawan
Adalah istri/suami dan [................anak sah] dari karyawan dalam batas [usia
maksimum........] yang dikuatkan oleh surat nikah dan atau surat keterangan kelahiran
catatan sipil atau surat keterangan yang sah dari pihak yang berwenang yang menjadi
tanggungan karyawan dan terdaftar pada perusahaan.
Istri karyawan adalah seorang istri dari perkawinan yang sah menurut perundang-
undangan yang berlaku dan terdaftar pada perusahaan.
Anak karyawan adalah anak yang sah yang berusia kurang dari [.......tahun] yang
masih menjadi tanggungan orang tuanya, belum kawin, belum mempunyai
penghasilan sendiri, dan terdaftar pada perusahaan.
7. Ahli Waris
Adalah mereka yang berhak mendapat warisan menurut ketentuan yang berlaku.
8. Hari Kerja
Adalah jangka waktu yang berjalan dari [pukul........sampai pukul........] hari
berikutnya, tidak termasuk hari istirahat mingguan dan hari libur resmii.
9. Jam Kerja
Adalah jam-jam yang telah ditetapkan pada hari kerja di mana karyawan wajib
berada di tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan.
10. Jumlah Jam Kerja Normal
Adalah [........jam] seminggu.
11. Hari Istirahat
Adalah hari Minggu atau hari raya lainnya yang ditentukan perusahaan, kecuali untuk
jenis pekerjaan yang sifatnya khusus.
12. Hari Libur Resmi
Adalah hari-hari libur yang ditentukan pemerintah.
13. Kerja Lembur
Adalah bekerja melebihi ketentuan jam kerja menurut Undang-undang
ketenagakerjaan atau bekerja di luar hari/jam kerja.
14. Pimpinan Kerja
Adalah atasan yang mempunyai tanggung jawab penugasan, pembinaan, dan
pengawasan secara langsung terhadap karyawan di bagiannya.
Pasal-2
LUASNYA PERATURAN
1. Peraturan ini terbatas mengenai hal-hal umum seperti yang tertera dalam peraturan
perusahaan ini serta petunjuk pelaksanaannya tanpa mengurangi hak-hak
perusahaan dan karyawan sajauh tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Peraturan perusahaan ini berlaku bagi semua karyawan sepanjang syarat-syarat
kerjanya tidak diatur dalam perjanjian kerja khusus.
Pasal-3
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN
1. Memberikan balas jasa yang layak sesuai dengan jasa yang telah diberikan karyawan
kepada perusahaan dengan pedoman pada ketentuan-ketentuan yang digariskan
pemerintah.
2. Memperhatikan kesejahteraan karyawan atas akibat kecelakaan-kecelakaan yang
dialami dalam hubungan kerjanya.
3. Melaksanakan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4. Menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Pasal-4
TANGGUNG JAWAB KARYAWAN
1. Melaksanakan perintah/pekerjaan yang layak dan sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Mencapai prestasi kerja yang telah ditetapkan.
3. Menaati tata tertib/peraturan perusahaan dengan mengindahkan ketentuan
ketenagakerjaan yang berlaku.
4. Memberikan keterangan yang lengkap dan benar mengenai pekerjaan kepada
perusahaan dalam hubungan dengan tugasnya.
5. Menyimpan dan menjaga kerahasiaan semua keterangan yang didapat karena
jabatan atau dipercayakan kepadanya.
6. Menjaga dan merawat barang-barang milik perusahaan yang digunakan atau
dipercayakan kepadanya.
7. Memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Pasal-5
STATUS DAN PENGGOLONGAN KARYAWAN
Berdasarkan pada sifat dan jangka waktu ikatan kerja yang ada, karyawan terbagi atas status
kekaryawannya, yaitu :
1. Karyawan Tetap
Adalah karyawan yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diterima,
dipekerjakan, dan diberi imbalan jasa serta pada hubungan kerja dengan perusahaan
yang tidak terbatas waktunya.
2. Karyawan Kontrak
Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kerja secara terbatas dengan
perusahaan atas kontrak/perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu (disesuaikan
dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003).
3. Karyawan Harian
Adalah karyawan yang terikat pada hubungan kera secara terbatas dengan
perusahaan atas dasar pekerjaan harian secara terputus-putus yang sewaktu-waktu
sifatnya.
4. Karyawan Honorer
Adalah karyawan yang pada saat penerimaannya tidak dikenai persyaratan umum
penerimaan karyawan secara penuh, berhubungan dengan pekerjaannya (pasal 11).
BAB II
FORUM BIPARTIT
Pasal-6
Umum
Hubungan perburuhan/ketenagakerjaan yang berkembang dan dikembangkan dalam
perusahaan berasaskan pada hubungan industrial Pancasila dengan saling
menghormati.
Pasal-7
PERTEMUAN
Karyawan dan perusahaan bertekad untuk meningkatkan ketenangan kerja bagi
karyawannya dan ketenangan usaha bagi perusahaan. Untuk membina lancarnya
hubungan timbal balik maka perusahaan dan karyawan mengadakan pertemuan-
pertemuan :
1. Pertemuan rutin diadakan secara berkala.
2. Pertemuan Insidentil, dilakukan sewaktu-waktu untuk membahas masalah-
masalah yang sifatnya mendesak.
Pasal-8
PEMBINAAN
Untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja demi tercapainya tingkat
produktivitas yang optimal maka karyawan bertanggung jawab dengan cara :
1. Memelihara moral kerja ;
2. Meningkatkan disiplin kerja; dan
3. Menanamkan rasa tanggung jawab.
Pasal-9
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Perusahaan memberikan biaya pendidikan dan pelatihan yang diharuskan oleh
perusahaan yang berkenan dengan jabatan atau pekerjaan karyawan yang
bersangkutan.
2. Perusahaan berhak mengadakan perjanjian/ikatan dinas kepada karyawan yang
telah disertakan dalam training.
BAB III
HUBUNGAN KERJA
Pasal-10
DASAR PENERIMAAN, PENEMPATAN, DAN MUTASI KARYAWAN
Penerimaan, penempatan, dan mutasi karyawan disadarkan atas pendayungan tenaga kerja
dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Pasal-11
PERSYARATAN UMUM PENERIMAAN KARYAWAN
Yang menjadi persyaratan umum karyawan adalah sebagai berikut.
1. Warga negara Indonesia yang dibuktikan dengan kartu identitas.
2. Berusia antara [......tahun] sampai dengan [.....tahun] pada saat penerimaan.
3. Berbadan dan berjiwa yang sehat.
4. Memenuhi tuntutan persyaratan jabatan pada saat penerimaan.
5. Bersedia menaati peraturan-peraturan dan tata tertib yang berlaku di perusahaan.
6. Tidak terlibat dalam organisasi terlarang.
7. Berlaku baik sesuai dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang.
8. Tidak terkait dalam hubungan kerja secara formal dengan pihak lain/badan hukum
atau subjek lainnya.
Pasal-12
MASA PERCOBAAN
Penerimaan karyawan baru dilakukan melalui masa percobaan selama [.....bulan], dalam
masa percobaan, baik pihak karyawan maupun pihak perusahaan dapat memutuskan
hubungan kerja tanpa imbalan apapun.
Pasal-13
PENGANKATAN KARYAWAN TETAP
Apabila karyawan dinyatakan lulus dalam masa percobaan selama [......bulan], maka
karyawan dapat diangkat menjadi karyawan tetap, berdasarkan surat pengangkatan
pimpinan perusahaan.
Pasal-14
HUBUNGAN KERJA UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU
Perusahaan berhak mempekerjakan karyawan untuk masa jangka waktu tertentu, dan
syarat-syarat kerja dan ketentuan lainnya yang dinyatakan secara khusus dalam perjanjian
kerja yang diadakan antara karyawan yang bersangkutan dengan perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal-15
PANGKAT, JABATAN, DAN GOLONGAN
Rincian klasifikasi, jabatan, dan golongan diatur tersendiri.
Pasal-16
MUTASI DALAM PERUSAHAAN
1. Perusahaan berwenang memutasi karyawan dari devisi yang satu ke devisi yang lain,
dengan tujuan pendayagunaan tenaga kerja dan terciptanya efektivitas jabatan.
2. Mutasi bersifat mendidik, membimbing, dan tidak didasari pada hal-hal yang dapat
merugikan karyawan dan tidak merugikan hak-hak yang diterima karyawan.
3. Setiap mutasi ditetapkan dengan surat mutasi oleh pimpinan yang bertalian dari
perusahaan.
4. Dalam hal seorang yang kan dimutasi, kepada karyawan yang bersangkutan
diberitahukan terlebih dahulu sekurang-kuraangnya [......bulan] sebelumnya, kecuali
dalam keadaan mendesak yang mengakibatkan terganggunya operasional
perusahaan.
Pasal-17
PROMOSI
Perusahaan akan memberikan prioritas kepada karyawan yang memenuhi persyaratan untuk
mengisi jabatan lebih tinggi berdasarkan kriteria sebagai berikut.
1. Catatan prestasi kerja berdasarkan penilaian tingkat kecakapan minimal dalam masa
[......tahun]
2. Pendidikan.
3. Masa Kerja.
4. Kebutuhan Perusahaan.
Pasal-18
DEMOSI
1. Perusahaan dapat mengambil tindakan berupa pencabutan jabatan atau penurunan
jabatan dari karyawan yang melakukan perbuatan melanggar peraturan atau tata
tertib kerja dan aturan kedisiplinan.
2. Bagi karyawan yang menerima demosi, fasilitas kerjanya disesuaikan dengan jabatan
yang baru.
BAB IV
TATA TERTIB
Pasal-19
WAKTU DAN KEHADIRAN KERJA
1. Penetapan waktu kerja didasarkan pada kebutuhan perusahaan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini Undang-
undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Berdasarkan ketentuan dan mengingat sifat pekerjaan di perusahaan, jam kerja
diatur sebagai berikut.
Hari Senin s/d Kamis : [Pukul........s/d...........WIB]
Istirahat selama : [......menit(pukul......s/d.......WIB)]
Hari Jumat : [Pukul........s/d........WIB]
Istirahat selama : [......menit(pukul.......s/d.......WIB)]
Hari Sabtu : Hari tidak kerja, kecuali di tempat-tempat tertentu
Hari Minggu : Istirahat mingguan.
Pasal-20
Pasal-21
BAB V
BALAS JASA
Pasal-22
PENGERTIAN UMUM
1. Yang dimaksud dengan balas jasa adalah keseluruhan penghasilan karyawan yang
diterima dari perusahaan sebagai imbalan atas segala kegiatan yang telah dilakukan
oleh karyawan bagi kepentingan perusahaan.
2. Struktur balas jasa terdiri atas :
a. Gaji Pokok
b. Tunjangan
3. Yang dimaksud dengan gaji pokok adalah jasa berupa uang yang diterima oleh
karyawan secara tetap setiap bulan, berdasarkan nilai/harga jabatan dan prestasi
karyawan.
4. Yang dimaksud dengan tunjangan adalah balas jasa berupa uang di luar gaji pokok
sehubungan dengan status karyawan/golongan/jabatan dalam perusahaan.
5. Jumlah gaji pokok dan beberapa tunjangan berupa uang yang diterima setiap bulan
disebut UPAH.
6. Sesuai dengan ketentuan Undang-undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan, balas jasa yang diberikan dalam bentuk uang akan dipungut pajak
penghasilan.
7. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 Pasal 4, upah tidak dibayar
apabila karyawan tidak melakukan pekerjaan(absen) kecuali hal ini terjadi oleh
sebab-sebab yang tercantum dalam peraturan yang sama.
Pasal-23
UPAH LEMBUR
1. Yang dimaksud dengan kerja lembur adalah kerja yang dilakukan oleh karyawan di
luar jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan, ataupun pada hari istirahat
mingguan atau pada hari libur.
2. Upah lembur diberikan kepada karyawan yang melakukan kerja lembur minimum 30
menit atau upah lembur diberikan kepada karyawan yang tidak mendapat tunjangan
jabatan.
3. Dasar perhitungan upah lembur sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia No. 72/MEN/1984 tanggal 31 Maret 1984 sebagai berikut :
a. Tarif Upah Lembur atau TUL per jam
- Untuk pekerja bulanan = 1/173 x upah sebulan
- Untuk pekerja harian =3/20 x upah sehari
b. Besar upah lembur untuk tiap jam kerja diatur sebagai berikut.
4. Untuk karyawan dengan status kontrak, honorer, dan khusus, berlaku tarif upah
lembur untuk pekerjaan bulanan.
Pasal-24
GAJI POKOK
PAJAK PENGHASILAN
Pasal-26
Kepada karyawan yang menjalankan kewaiban negara sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindingan Upah, maka ketentuan upah diatur
sebagai berikut.
Pasal-27
1. Kepada karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib perusahaan yang dapat
mengakibatkan dikenakannya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dapat dikenakan
tindakan Pembebasan Tugas Sementara (skorsing).
2. Selama dalam pembebasan tugas sementara kepada karyawan tersebut diberikan
upah sebesar 75% dari gaji yang diterima setiap bulan.
3. Bila kesalahan karyawan tersebut tidak terbukti, perusahaan wajib memberikan ganti
rugi kepada karyawan sebanyak-banyaknya sebesar selisih dari gaji pokok yang
seharusnya diterima dalam masa Pembebasan Tugas Sementara.
4. Pembebasan tugas sementara ini diberikan terbatas dalam jangka waktu paling lama
6 (enam) bulan.
Pasal-28
Pasal-29
1. Bilamana karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib, upahnya diatur sebagai
berikut.
a. Ditahan bukan berdasarkan pengaduan perusahaan, kepada keluarga karyawan
diberikan tunjangan yang berdasarkan atas dasar jumlah anggota keluarga, yaitu:
- 1(satu) orang tanggungan 25% x gaji
- 2(dua) orang tanggungan 35% x gaji
- 3(tiga) orang tanggungan 45% x gaji
- 4(empat) orang tanggungan 50% x gaji
b. Ditahan berdasarkan pengaduan perusahaan, upah karyawan dibayar 75% dari
gaji. Dalam hal pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib karena pengaduan
perusahaan selama yang di-PHK belum diizinkan P4D/D maka perusahaan wajib
membayar upah karyawan 75%
2. Jangka waktu pembayaran upah karyawan atau pemberian tunjangan kepada
keluarga tersebut berlaku paling lama 6(enam) bulan.
Pasal-30
Pasal-31
FASILITAS TRANSPORT
1. Fasilitas transport adalah fasilitas yang dapat berupa uang, antar-jemput, atau
fasilitas kendaraan yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Untuk fasilitas
berupa uang diberikan berdasarkan kehadiran untuk perjalanan pergi dan pulang
kerja dari tempat kerja.
2. Karyawan yang bekerja lembur pada hari libur/raya diberikan fasilitas transport.
3. Besar/jenis fasilitas transport diatur dalam ketentuan tersendiri.
Pasal-32
FASILITAS MAKAN
Pasal-34
1. Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan adalah bantuan yang diberikan perusahaan
kepada karyawan agar dapat merayakan hari raya keagamaan, dengan ketentuan
pembayaran diatur sebagai berikut.
a. Karyawan dengan masa kerja kurang dari 3(tiga) bulan tidak berhak menerima
THR.
b. Karyawan dengan masa kerja 3(tiga) bulan atau lebih tetapi kurang dari 1(satu)
tahun menerima THR yang diatur secara proposional.
c. Karyawan dengan masa kerja di atas 1(satu) menerima THR secara penuh.
2. Besar tunjangan THR adalah maksimal 1(satu) bulan gaji.
3. THR diberikan paling lambat 2(dua) minggu menjelang hari raya keagamaan.
BAB VI
PENGERTIAN UMUM
Pasal-36
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 1992, semua karyawan yang berusia di bawah 55
tahun diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja pada Jamsostek.
2. Jaminan yang diberikan meliputi :
a. Jaminan kecelakaan dalam hubungan kerja
b. Jaminan hari tua
c. Jaminan kematian
3. Besarnya iuran untuk Jamsostek sesuai dengan ketentuan yang berlaku Undang-
Undang No. 3 Tahun 1993 jo Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993.
Pasal-37
FASILITAS PENGOBATAN
Pasal-38
1. Sumbangan rumah sakit adalah sumbangan yang diberikan kepada karyawan dan
keluarganya untuk kepentingan perawatan di rumah sakit berdasarkan keterangan
tertulis dari dokter dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan.
2. Penggantian biaya rumah sakit yang dimaksud adalah :
a. Biaya kamar
b. Biaya-biaya lain yang timbul sebagai akibat dari perawatan dalam rumah sakit.
3. Besar sumbangan rumah sakit tersebut di atas besarnya diatur sendiri.
4. Sumbangan rumah sakit dimaksud setelah karyawan melewati masa percobaan.
5. Perawatan karena keguguran kandungan atas anjuran dokter termasuk dalam
sumbangan rumah sakit.
Pasal-39
SUMBANGAN KACAMATA
1. Sumbangan kacamata hanya diberikan untuk karyawan yang telah melewati masa
percobaan dengan baik dan diangkat menjadi karyawan tetap.
2. Sumbangan kacamata diberikan berdasarkan resep dokter specialis mata.
3. Biaya pemeriksaan dokter diperhitungkan dari jatah tahunan biaya pengobatan
karyawan.
4. Besar sumbangan pembelian kacamata akan diatur tersendiri.
5. Batas pemberian sumbangan pembelian kacamata 1 kali per tahun.
Pasal-40
Pasal-41
Pasal-42
KELUARGA BERENCANA
Pasal-43
SUMBANGAN PERNIKAHAN
KESEMPATAN IBADAH
BAB VII
Pasal-45
HARI LIBUR
Hari-hari libur yang diakui oleh perusahaan adalah hari-hari libur resmi yang ditetapkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia setiap tahunnya.
Pasal-46
ISTIRAHAT TAHUNAN
1. Istirahat tahunan adalah hari-hari istirahat karyawan setelah mengalami masa kerja
selama 12(dua belas) bulan secara terus-menerus.
2. Lama istirahat tahunan ditetapkan 2(dua) minggu (UU No. 1 Tahun 1951, pasal 14
ayat 1) atau secara keseluruhan berjumlah 12 hari kerja untuk masa kerja sampai
dengan 6 tahun.
3. Perusahaan berhak mengatur hari-hari istirahat tahunan karyawan untuk menjamin
kelangsungan kegiatan kerja perusahaan, sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, dengan memperhatikan kepentingan karyawan.
4. Hari-hari istirahat tahunan ini tidak dapat diuangkan.
5. Hak istirahat tahunan menjadi gugur apabila setelah 6(enam) tahun sejak lahirnya
hak tersebut timbul, tetapi karyawan tidak mengambilnya.
6. Bagi karyawan dengan status hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu yang
lamanya satu tahun atau lebih berlaku peraturan ini.
7. Istirahat tahunan dapat diambil/ditetapkan dalam beberapa bagian sedikitnya terdiri
atas masa kerja 6(enam) tahun dengan terus menerus. Kecuali ada kesepakatan dari
karyawan dan perusahaan.
Pasal-47
ISTIRAHAT HAID
1. Karyawati tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid dengan
tetap mendapat upah, dengan melampirkan surat rekomendasi istirahat dari dokter.
2. Namun demikian dikarenakan alat/obat-obatan semakin baik, dihimbau agar
karyawati tetap bekerja sepanjang hal itu tidak menggangu kesehatan.
3. Peleksanaan istirahat haid dilaksanakan dengan memberitahukan pada pimpinan
kerjanya.
4. Hal istirahat haid ini tidak dapat digantikan atau diuangkan.
Pasal-48
ISTIRAHAT MELAHIRKAN
Kepada karyawati yang melahirkan, diberikan hak istirahat selama tiga bulan,
pelaksanaannya diatur sebagai berikut.
Pasal-49
2. Apabila hal itu terjadi di luar Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK),
setiap keperluan itu mendapat izin tambahan selama 2 hari dengan memperhatikan
kasusnya.
3. Untuk pengurusan keperluan-keperluan pribadi lainnya, yang dipandang layak oleh
perusahaan, kepada karyawan dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan yang
diperhitungkan dari hak istirahat/cuti tahunan karyawan tersebut.
Pasal-50
1. Karyawan yang telah menjalani dinas selama 3 tahun terus menerus pada
perusahaan lain dalam grup yang sama, dapat diperoleh izin meninggalkan pekerjaan
tanpa upah.
2. Lama waktu meninggalkan pekerjaan ini tidak melebihi 1 bulan, dan harus diambil
minimal 10 hari kerja.
3. Selama meninggalkan pekerjaan, kepada karyawan yang bersangkutan tidak dibayar
upah serta keuntungan-keuntungan lain yang berhubungan dengan pekerjaan untuk
bulan tersebut.
4. Setelah berakhirnya masa tersebut, karyawan yang bersangkutan masih dapat
menjabat jabatan semula.
5. Pengaturan selanjutnya mengenai fasilitas-fasilitas lain berupa upah, akan ditetapkan
kemudian.
6. Yang mendapat izin ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan keperluan :
- Keagamaan
- Pendidikan
- Urusan dengan kepentingan nasional
Pasal-51
IZIN KHUSUS
Izin khusus adalah izin yang diberikan perusahaan kepada karyawan untuk meninggalkan
pekerjaannya dengan mendapat upah untuk keperluan-keperluan tertentu demi
kepentingan nasional ataupun regional dengan maksimum waktu 6(enam) hari kerja dalam
1(satu) tahun takwin.
BAB VIII
Pasal-52
Perusahaan dan karyawan menyadari bahwa disiplin kerja perlu ditegakkan maka
pelanggaran tata tertib kerja dan aturan kedisiplinan dapat dikenakan sanksi. Dalam
menentukan sanksi dipertimbangkan berat ringannya kesalahan/pelanggaran yang dilakukan
serta hal-hal yang memengaruhi terjadinya kesalahan/pelanggaran tersebut.
Pasal-53
TEGURAN
Pelanggaran yang dikategorikan sebagai tingkat pelanggaran yang berakibat diberikan sanksi
teguran adalah :
Pelanggaran yang dikategorikan sebagai tingkat pelanggaran yang berakibat diberikan sanksi
surat teguran adalah :
1. Terlambat masuk kerja, pulang lebih awal, meninggalkan tugasnya untuk kepentingan
pribadi, sebanyak 3 kali dalam sebulan.
2. Mangkir 2 hari dalam sebulan, tanpa laporan/keterangan tertulis atau memberi
laporan yang ternyata terbukti laporan palsu.
3. Pengulangan pelanggaran atas sanksi teguran
4. Mengganggu ketenangan dan ketertiban di tempat kerja.
5. Beristirahat tidak pada tempat yang ditentukan.
6. Masuk/keluar perusahaan tidak melalui pintu yang telah ditetapkan.
7. Menggunakan barang-barang perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari
pihak yang berwenang.
8. Melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan kecelakaan.
Pasal-55
Pelanggaran yang dikategorikan sebagai tingkat pelanggaran yang berakibat diberikan sanksi
surat peringatan pertama adalah :
1. Terlambat masuk kerja 12(dua belas) kali dalam sebulan.
2. Mangkir 3(tiga) kali dalam sebulan.
3. Peningkatan sanksi pelanggaran dari surat teguran yang berat jenisnya dan atau
beratnya pelanggaran yang sama.
4. Bekerja tidak sesuai dengan tugas standart operasi yang ditentukan baginya
5. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perusahaan.
6. Tidak melapor pada atasannya tentang adanya gangguan keamanan yang diketahui,
yang dapat merugikan perusahaan.
7. Ceroboh melakukan pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan/bahaya bagi
dirinya sendiri atau orang lain.
8. Bekerja secara tidak cermat, kurang hati-hati sehingga dapat menimbulkan
kerusakan, kerugian, dan atau bahaya bagi dirinya/orang lain dan perusahaan.
9. Menolak perintah/penugasan yang layak dari atasan.
10. Tidak hati-hati, menaruh atau menempatkan alat kerja atau barang milik perusahaan
sehingga mengakibatkan hilangnya barang/alat tersebut.
Pasal-56
Pasal-57
Pasal-58
Pelanggaran yang dikategorikan sebagai tingkat pelanggaran yang berakibat diberikan sanksi
Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) adalah:
1. Peningkatan sanksi pelanggaran dari surat peringatan ketiga yang sejenis dan atau
berat pelanggarannya sama sebelum masa sanksi berakhir (enam bulan).
2. Mangkir 5(lima) hari secara berturut-turut.
3. Melakukan tindakan penggelapan, pencurian, penipuan, dan pemalsuan.
4. Memperdagangkan barang terlarang, baik dalam lingkungan perusahaan maupun di
luar lingkungan perusahaan.
5. Melakukan penganiayaan, penghinaan, tindak kekerasan, mengancam perusahaan
atau karyawan beserta keluarganya.
6. Menyuruh,membujuk atau ikut serta melakukan perbuatan yang melanggar
hukum/norma kesusilaan terhadap perusahaan atau karyawan beserta keluarganya.
7. Merusak, merugikan, atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
perusahaan, baik dengan sengaja maupun karena kecerobohan.
8. Memberikan keterangan palsu pada saat membuat perjanjian kerja atau dokumen
persyaratan kerja.
9. Membongkar rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik pimpinan
perusahaan dan keluarganya yang harus dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan
negara.
10. Berjudi, minum-minuman keras, dan atau mabuk, madat, menyalahgunakan obat-
obatan.
11. Menerima pemberian imbalan jasa dari siapapun untuk melakukan hal-hal yang
merugikan perusahaan.
12. Melakukan perbuatan asusila di tempat kerja.
13. Dengan sengaja atau ceroboh membahayakan atau membiarkan dirinya atau teman
sekerja dalam keadaan bahaya.
BAB IX
Pasal-59
UMUM
1. Pemutusan hubungan kerja adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan atau
pekerja untuk memutuskan/mengakhiri hubungan kerja, baik putus karena hukum
maupun akibat pelanggaran peraturan-peraturan yang ditentukan dalam perusahaan
atau peraturan perundang-undangan.
2. Putusnya hubungan kerja dapat terjadi dalam hal :
a. Pada masa percobaan
b. Mengundurkan diri
c. Berakhirnya jangka waktu yang diperjanjikan
d. Sakit berkepanjangan
e. Meninggal dunia
f. Mencapai batas usia kerja
g. Pelanggaran tata tertib kerja
h. Putusan pengadilan
i. Pemberhentian umum
j. Tidak cakap kerja
k. Berkali-kali menolak perintah atasan
Pasal-60
1. Masa percobaan dilakukan selama 3(tiga) bulan dan dapat diperpanjang maksimal
3(tiga) bulan berikutnya.
2. Perusahaan sewaktu-waktu berhak melakukan pemutusan kerja dengan karyawan
yang bersangkutan, bila dalam masa percobaan karyawan tidak memenuhi kualifikasi
perusahaan.
3. Pemutusan hubungan kerja ini tidak disertai dengan pemberian imbalan/uang jasa
ataupun pesangon.
Pasal-61
MENGUNDURKAN DIRI
Pasal-62
1. Sesuai dengan syarat-syarat kerja yang dinyatakan dalam isi surat perjanjian kontrak
kerja, tanggal berakhirnya hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan untuk
periode tersebut.
2. Bilamana dianggap perlu, dengan persetujuan kedua belah pihak kokntrak dapat
diperpanjang untuk satu periode lagi yang lamanya tidak melebihi periode lama.
3. Dengan berakhirnya kontrak kerja, perusahaan tidak berkewajiban untuk
memberikan imbalan/pesangon di luar hal-hal yang tercantum dalam surat kontrak.
Pasal-63
MENINGGAL DUNIA
Pasal-65
1. Batas usia kerja di perusahaan ditetapkan pada saat dicapainya usia 55 tahun
berdasarkan data yang ada di perusahaan.
2. Atas pertimbangan tertentu, perusahaan dapat meminta kepada karyawan yang
telah mencapai usia sebagaimana ayat 1 untuk tetap bekerja, atas kesepakatan
dengan karyawan.
3. Karyawan yang telah mencapai batas usia kerja diminta untuk meletakkan jabatan
dan diberhentikan dengan hormat.
4. Karyawan yang telah mencapai usia sebagaimana termaksud dalam ayat 2, akan
menerima hak-haknya dari Jamsostek pada saat yang bersangkutan mencapai usia 55
tahun.
Pasal-66
Dalam hal karyawan melakukan atau pelanggaran terhadap tata tertib kerja dan aturan
kedisiplinan dapat dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan.
Pasal-67
PUTUSAN PENGADILAN
Dalam hal karyawan dinyatakan bersalah oleh Pengadilan Negeri dan menjalani hukuman di
Lembaga Pemasyarakatan, hubungan kerjanya dapat diputuskan dengan ketentuan sebagai
berikut.
1. Apabila didasarkan pengaduan perusahaan, kepada karyawan tidak diberikan uang
pesangon dan atau imbalan lainnya.
2. Apabila bukan berdasarkan pengaduan perusahaan, kepada karyawan diberikan uang
pesangon.
Pasal-68
PEMBERHENTIAN UMUM
Pemberhentian umum merupakan pilihan terakhir yang akan dilakukan oleh perusahaan
karena keadaan memaksa yang tidak dapat dihindarkan sehingga perusahaan harus
melakukan pemutusan hubungan kerja, yang pelaksanaannya dimusyawarahkan bersama
antara perusahaan dan karyawan dengan ketentuan :
Pasal-69
1. Karyawan yang tidak dapat mencapai prestasi kerja seperti yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh perusahaan walaupun telah dibina dan diberi surat peringatan
dapat dikenakan tindakan pemutusan hubungan kerja.
2. Untuk pelaksanaan administratif pemutusan hubungan kerja, perusahaan
berpedoman pada Undang-undang No. 12/1964 jo Kepmenaker RI No.
150/MEN/2000.
Pasal-70
HUTANG KARYAWAN
Pasal-71
BAB X
Pasal-72
KELUH KESAH
Adalah tugas dan tanggung jawab perusahaan untuk memerhatikan dan penyelesaikan keluh
kesah karyawan yang dinilai wajar dan dilaksanakan secara bipartit.
Pasal-73
PERATURAN PELAKSANAAN
Pasal-74
MASA BERLAKU
1. Jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan ini adalah 2(dua) tahun sejak
diserahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta.
2. Untuk peraturan perusahaan berikutnya akan ditinjau/disusun paling lama 3(tiga)
bulan sebelum berakhirnya masa berlaku peraturan perusahaan ini.
Pasal-75
Pasal-76
PENAFSIRAN
Dalam penafsiran peraturan-peraturan di atas, bila terdapat kekurang jelasan makna dan
penafsiran yang dikemukakan dalam pasal-pasal ataupun peraturan perusahaan ini akan
dikonsultasikan dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta.
Pasal-77
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal-78
PENUTUP
1. Peraturan perusahaan ini disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
DKI Jakarta dan berlaku untuk jangka waktu 2(dua) tahun.
2. Perusahaan membagikan buku peraturan perusahaan ini kepada semua karyawan
sebagai pedoman dalam mengatur hubungan kerja serta hak-hak dan kewajiban
perusahaan dan karyawan.
3. Apabila terjadi salah penafsiran terhadap peraturan perusahaan ini, kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikan dengan musyawarah.
4. Jika terdapat persyaratan kerja dalam peraturan perusahaan ini yang kurang atau
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, persyaratan
kerja tersebut batal demi hukum dan yang diberlakukan adalah yang diatur dalam
perundang-undangan yang berlaku.
[..........],[..................................................]
[PT. .............................................]
[______________________]
Direktur Utama