Penelitian tentang Syzygium samarangense sebelumnya dilakukan oleh Shahreen
(2012) mengenai Aktivitas anti-hiperglikemik dengan ekstrak daun metanolik S.
Samarangense. Aktivitas hipoglikemik maksimum ekstrak metanol daun S. Samarangense pada tikus hiperglikemik yang diinduksi glukosa diamati dengan dosis 400 mg.kg-1 (59,3% inhibisi), sedangkan obat standar, glibenclamide menghasilkan 57,3% aktivitas penghambatan pada 10 mg.kg -1 dosis. Analisis komparatif dari hasil yang diperoleh dengan tiga tanaman menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun S. samarangense menghasilkan efek antihiperglikemik tertinggi. Syzygium samarangense mengandung dua antihyperglycemic flavonoid, yang dapat menjelaskan efek antihiperglikemik yang diperoleh dengan daun tanaman ini dalam penelitian ini. (Shahreen. 2012)
Penelitian berikutnya mengenai dilakukan oleh Srivastava R (2005) yang menyatakan
bahwa Syzygium samarangense(Blume) Merr. & L.M. Perry (Myrtaceae) telah dilaporkan memiliki imunostimulant dan antibakteri. Dan oleh Amor (2010) dikatakan, sejumlah senyawa telah diisolasi dari tanaman ini dapat digunakan sebagai penghambat endopeptidase prolyl dan spasmolitik yang dilakukan pada hewan uji. (Amor.,2010) Penelitian yang relevan mengenai sitotoksisistas pada sel fibroblas BHK 21 diungkapkan oleh Apriasari (2014). Berdasarkan kandungan yang ada dalam ekstrak pisang Mauli, flavonoid merupakan senyawa polifenol yang banyak terkait dengan efek antioksidan dan kemoprotektif dan sitotoksik melalui mekanisme cell cycle arrest. Adanya aktivitas sitotoksik pada ekstrak metanol 70% kemungkinan disebabkan karena dalam ekstrak tersebut terdapat beragam senyawa baik yang bersifat polar, semi polar maupun non-polar sehingga efek toksiknya saling mempengaruhi sel tersebut. (Apriasari, 2014). Pada penelitian ini dipilih daun jambu semarang karena belum ada laporan tentang Uji toksisitas ekstrak etil asetat dari tanaman ini dan belum ada uji sitotoksisitas ekstrak etil asetat jambu semarang dengan konsentrasi tertentu terhadap kultur sel fibroblas ginjal hamster (BHK 21). Pelarut etil asetat digunakan dengan mempertimbangkan sifat etil asetat tidak beracun sehingga tidak akan berkontribusi pada uji sitoksisitas terhadap MTT BHK-21 . Amor EC, Villasennor IM, Ghayur MN, Gilani AH,Choudhary MI. (2010): Flavonoids with spasmolyticactivity from Syzygium samarangense (Blume) Merr. & L.M. Perry. Z Naturforschung C 60c: 67–71. Apriasari, Maharani Laillyza , Rosihan Adhani, Diah Savitri. 2014. Uji Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Batang Pisang Mauli (Musa Sp) Terhadap Sel Fibroblas BHK (Baby Hamster Kidney) 21. Jurnal Kedokteran Gigi (2), 2
Evangeline C. Amor, Irene M. Villaseñor, Rowena Antemano, Zeebah Perveen, Gisela P.
Concepcion & M.I. Choudhary (2008). Cytotoxic C-Methylated Chalcones from Syzygium samarangense. Pharmaceutical Biology, 45:10, 777-783 Shahreen, Shejuty, Joyanta Banik, Abdul Hafiz, Shahnaz Rahman, Anahita Tanzia Zaman (2012) Antihyperglycemic Activities Of Leaves Of Three Edible Fruit Plants (Averrhoa Carambola, Ficus Hispida And Syzygium samarangense) Of Bangladesh . J Tradit Complement Altern Med (2):287-291
Srivastava R, Shaw AK, Kulshreshtha K (2005): Triterpenoids and chalcone from Syzygium samarangense. Phytochemistry 38 : 687–689.