Disusun Oleh :
Achmad Rizki Azhari
NIM. 25010113140258
Etanol, juga dikenal sebagai etil alkohol, adalah cairan jernih yang
tidak berwarna dengan bau yang ringan dan menyenangkan. Hal ini
banyak digunakan dalam berbagai produk seperti minuman
beralkohol, pelarut, parfum dan perlengkapan mandi, disinfektan,
semir, sebagai aditif bahan bakar dan dalam pembuatan plastik, karet
dan obat-obatan.1
Jika terpajan etanol, potensi efek kesehatan yang merugikan yang
mungkin terjadi tergantung pada cara orang yang terkena dan jumlah
yang mereka terkena. Eksposur melalui uap etanol pernapasan dapat
menyebabkan iritasi hidung dan tenggorokan dengan rasa mencekik
dan batuk pada konsentrasi yang lebih tinggi.1
Meminum etanol menyebabkan berbagai gejala yang tergantung
pada jumlah yang dikonsumsi. Gejala berkisar dari gangguan
penglihatan, waktu reaksi dan koordinasi hingga terjadi kesulitan
berbicara, kehilangan penglihatan, mual dan muntah. Minum dalam
jumlah yang lebih besar dapat menyebabkan kejang, koma dan
masalah pernapasan. Paparan kulit dari tumpahan etanol dapat
menyebabkan rasa terbakar dan pedih. Paparan mata untuk ethanol
juga dapat menyebabkan mata terbakar dan pedih.1
Etanol diklasifikasikan oleh Badan Internasional untuk Penelitian
Kanker (IARC) sebagai penyebab kanker pada manusia dengan rute
paparan melalui pencernaan.1
Mengurangi paparan etanol yaitu menyingkirkan sumber paparan
dan mengganti produk dengan bebas alcohol Jika seseorang
terapapar etanol pada kulit maka harus segera membilas daerah yang
terkena dengan air hangat untuk setidaknya 10-15 menit dan segera
dapatkan bantuan medis. Jika seseorang terpapar etanol pada mata,
maka segera lepas lensa kontak jika memakainya, bilas bagian yang
terkena dengan air hangat untuk setidaknya 10 - 15 menit dan segera
dapatkan bantuan medis. Jika seseorang telah menelan etanol , maka
segera mencari bantuan medis.1
2. Asbestos
Asbestos adalah kelompok mineral silikat fibrosa dari logam
magnesium dan besi yang sering digunakan sebagai bahan baku
industri tegel lantai dan atap.16
Paparan asbestos dapat terjadi ketika material yang mengandung
asbes (baik buatan manusia ataupun alami) mengalami gangguan
sehingga melepaskan serat asbes ke udara. Rute utama masuk
asbes ke dalam tubuh adalah inhalasi udara yang mengandung serat
asbes. Asbes juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur sistem
pencernaan. Serat asbes juga dapat masuk melalui kulit, tetapi dalam
kasus yang jarang dan tidak menimbulkan dampak negatif kesehatan
yang serius17
Asbestosis adalah pneumokoniosis yang disebabkan oleh
akumulasi pajanan serat asbestos. Periode latensi untuk timbulnya
asbestosis biasanya 10-20 tahun setelah paparan. Gangguan lain
yang dapat disebabkan oleh asbestos adalah kanker paru dan
mesothelioma.18
Mesothelioma adalah kanker langka, yang berhubungan dengan
asbes yang terbentuk pada jaringan/selaput pelindung tipis yang
menutupi paru-paru dan abdomen.19 Mesothelioma merupakan
penyakit berhubungan dengan asbes yang memiliki masa latensi
terpanjang, biasanya mengambil antara 20 dan 40 tahun atau lebih
untuk berkembang.20
3. Timbal
Timbal (plumbum/Pb) atau timah hitam adalah satu unsur logam
berat yang lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik
lainnya. Kadarnya dalam lingkungan meningkat karena
penambangan, peleburan dan berbagai penggunaannya dalam
industri. Timbal berupa serbuk berwarna abu-abu gelap digunakan
antara lain sebagai bahan produksi baterai dan amunisi, komponen
pembuatan cat, pabrik tetraethyl lead, pelindung radiasi, lapisan pipa,
pembungkus kabel, gelas keramik, barang-barang elektronik, tube
atau container, juga dalam proses mematri. Keracunan dapat berasal
dari timbal dalam mainan, debu ditempat latihan menembak, pipa
ledeng, pigmen pada cat, abu dan asap dari pembakaran kayu yang
dicat, limbah tukang emas, industri rumah, baterai dan percetakan.
Makanan dan minuman yang bersifat asam seperti air tomat, air buah
apel dan asinan dapat melarutkan timbal yang terdapat pada lapisan
mangkuk dan panci. Sehingga makanan atau minuman yang
terkontaminasi ini dapat menimbulkan keracunan. Bagi kebanyakan
orang, sumber utama asupan Pb adalah makanan yang biasanya
menyumbang 100 – 300 μg per hari.21, 22
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut
secara tidak sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat.
Gejala keracunan akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun.
Berat ringannya gejala yang timbul tergantung pada dosisnya.
Keracunan biasanya terjadi karena masuknya senyawa timbal yang
larut dalam asam atau inhalasi uap timbal. Efek adstringen
menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa terbakar pada
mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah dengan
muntahan yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan
rasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan
bau yang menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang merupakan
hasil dekomposisi protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn
Sulfida. Tinja penderita berwarna hitam karena mengandung Pb
Sulfida, dapat disertai diare atau konstipasi. Sistem syaraf pusat juga
dipengaruhi, dapat ditemukan gejala ringan berupa kebas dan vertigo.
Gejala yang berat mencakup paralisis beberapa kelompok otot
sehingga menyebabkan pergelangan tangan terkulai (wrist drop) dan
pergelangan kaki terkulai (foot drop). 21, 22
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar
racun dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan
gejala-gejala pada sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa
kebas, kaku otot, vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan
ini kemudian akan diikuti dengan kejang-kejang dan koma. Gejala
umum meliputi penampilan yang gelisah, lemas dan depresi.
Penderita sering mengalami gangguan sistem pencernaan,
pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal: 20 - 30
gram dan periode fatal: 1-3 hari. 21, 22
Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi
dibandingkan keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering
dialami para pekerja yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada
berbagai industri, karena itu keracunan ini dianggap sebagai penyakit
industri. seperti penyusun huruf pada percetakan, pengatur komposisi
media cetak, pembuat huruf mesin cetak, pabrik cat yang
menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas. Bahaya dan
resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m 3 atau
0,007 mikrogram/m 3 bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga
dapat terjadi pada orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa
timbal, juga pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan
Ghee (sejenis makanan di India) dalam bungkusan timbal. Keracunan
kronis dapat mempengaruhi sistem syaraf dan ginjal, sehingga
menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas,
menghambat pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif
yang dapat muncul kemudian. 21, 22
4. Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida (SO2) merupakan gas tak berwarna yang
menimbulkan rasa jika konsentrasinya 0,3 ppm dan menghasilkan
bau yang kuat pada tingkat konsentrasi yang lebih besar dari 0,5 ppm.
SO2 adalah gas yang dapat diserap oleh selaput lendir hidung dan
saluran pernafasan. Gas SO2 dan H2SO4 (aq) dengan konsentrasi
tinggi dapat merusak paru-paru. Paparan jangka panjang dari SO2 (g)
dari pembakaran batubara dapat mengganggu fungsi paru-paru atau
menimbulkan penyakit pernapasan lainnya.23
Pengaruh lain dari pencemar SO2 terhadap manusia adalah iritasi
sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi
tenggorokan terjadi jika kadar SO2 5 ppm atau lebih, bahkan pada
beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2
dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama
terhadap orang tua dan penderita penyakit kronis pada sistem
pernafasan kardiovaskular.24
SO2 adalah gas yang bersifat iritasi kuat bagi kulit dan selaput
lender pada konsentrasi 6-12 ppm. Dalam kadar rendah SO2 dapat
menimbulkan spasme temporer otot-otot polos pada bronchioli. Bila
kadar SO2 rendah akan tetapi terpapar dalam kadar yang
berulangkali, dapat menimbulkan iritasi selaput lendir.25
5. Dioksin
Dioksin terbentuk dari proses industri kimia yang melibatkan
klorin, proses pembakaran sampah insinerasi, produksi samping
industri pembuatan pestisida, kertas, dan baja. Dioksin dibentuk pada
saat terjadinya pembakaran senyawa yang berbasis klorin dengan
hidrokarbon. Dioksin sangat jarang terdapat dalam sumber alami,
sebagian besar dioksin berasal dari manusia (antropogenik).26
Senyawa dioksin yang beracun yaitu 2,3,7,8 tetraklorodibenzon-p-
dioksin atau biasa disingkat TCCD. Dioksin yang terbentuk selama
pembakaran, masuk ke udara bersama pembakaran, masuk ke udara
bersama abu yang beterbangan, kemudian mengendap pada
tanaman, kebun-kebun tanaman pangan, kemudian dikonsumsi oleh
ternak yang akhirnya dikonsumsi manusia. 26
Diioksin bersifat larut dalam lemak dan terakumulasi dalam
pangan dengan kadar lemak yang relatif tinggi. Zat kimia ini tidak
mengenal dosis ambang batas, sehingga dengan konsentrasi rendah
pun mampu menyebabkan kerusakan karena tubuh kita tidak memiliki
mekanisme untuk menanggulanginya. 26
Efek klinis yang ditimbulkan oleh karena paparan dioksin adalah
sebagai berikut:
a. Keracunan akut
Terhirup
Menyebabkan iritasi saluran pernapasan, sakit kepala, pusing,
mual, dan muntah. Klorakne mungkin timbul setelah beberapa
minggu hingga beberapa bulan, setelah pemaparan yang disertai
inklusi kista, komedos dan pustules, yang pada akhirnya terjadi
pada kulit. Luka ini terjadi pada muka, leher, batang tubuh, paha,
dan alat kelamin. Kadang - kadang klorakne didahului oleh
eritematous dan edematous kulit yang luka. Beberapa individu
punya pengalaman blefaro konjungtivitis dan iritasi membran
mukosa lainnya.27
Kontak dengan kulit
Klorakne pada kulit mungkin terjadi sebagai suatu efek lokal
sebagai akibat langsung absorbsi kulit atau sebagai suatu efek
sistemik aknibat absorbsi kulit. Klorakne ditandai oleh inklusi kista,
komedos, dan pustulat, merusak kulit. Luka ini terjadi pada muka,
leher, batang tubuh, paha, dan alat kelamin. Kadang kadang
klorakne didahului oleh eritematous luka kulit. 27
Kontak dengan mata
Menimbulkan iritasi mata.27
Tertelan
Menyebabkan iritasi saluran cerna.27
b. Keracunan kronik
Terhirup
Selain efek klorakne, efek sistemik dari pemaparan dioksin
meliputi fatigue, sakit kepala, susah tidur, libido menurun,
kehilangan nafsu makan, dan berat badan, kerusakan sensorial
dan intoleransi terhadap demam. Gejala neuromuskular dapat
terjadi dengan melemahnya otot otot, aches dan perih disertai
keadaan saraf yang tidak normal. Perubahan iritabilitas dan
psikopatologikal dapat terlihat. Perubahan metabolisme porfirin
ditandai dengan hirsutisme, perubahan atropi kulit, fotosensitivitas
pigmentasi kulit abu abu, friability mudah dan formasi pembuluh,
peningkatan tingkat uroporpirin adalah efek lain sehubungan
dengan pemaparan. Efek lain mungkin meliputi hiperlipidema,
hiperkolesterolemia, perubahan miokardial, dan meningkatnya
kerusakan hati. Depresi pada imunitas mediat sel, seperti yang
didemonstrasikan dengan meningkatnya energi, telah dilaporkan
dari suatu studi pada individu yang terpapar debu yang
terkontaminasi dioksin. Hasil yang berlawanan dicapai dari
perbedaan studi epidemiologi pada hubungan dari pemaparan
material ini dan meningkatnya efek reproduksi. Hasil dari suatu
studi epidemiologi bahwa terdapat suatu hubungan antara
fenoksiasetat herbisida yang terkontaminasi 1,2,3,4
tetraklorodibenzo-p-dioksin dan limfoma berlebih dan kanker
daerah perut.27
Kontak dengan kulit
Klorakne merupakan kondisi kulit yang disebabkan oleh efek
langsung kontak dioksin dengan kulit atau efek sitemik yang
melalui absorpsi melewati kulit. Klorakne ini spesifik ditandai oleh
inklusi kista, komedo, dan pustulat, merusak kulit. Luka ini terjadi
pada muka, leher, batang tubuh, paha, dan alat kelamin. Kadang
kadang klorakne didahului oleh eritematous luka kuli. 27
Tertelan
Menyebabkan teratogen dan karsinogen terhadap binatang.27
6. Pencegahan
a. Mengurangi efek kesehatan akibat nitrogen dioksida28
Beberapa langkah untuk mengurangi dampak kesehatan ketika
seseorang terpapar sejumlah besar atau keracunan nitrogen
dioksida yaitu:
Kontak dengan mata
Segera siram dengan air dalam jumlah besar. Lanjutkan tanpa
berhenti selama minimal 30 menit, sesekali mengangkat
kelopak atas dan bawah. Kemudian mencari perawatan medis
segera.
Kontak dengan kulit
Segera lepas pakaian yang terkontaminasi. Kemudian
bersihkan kulit terkontaminasi dengan sejumlah besar air dan
sabun.
Kontak dengan pernapasan
Membawa korban keracunan menjauh dari tempat
paparan.
Mulailah bantuan pernapasan jika pernapasan telah
berhenti dan lakukan CPR jika tindakan jantung telah
berhenti.
Bawa segera korban ke fasilitas medis.
Observasi medis dianjurkan selama 24 sampai 48 jam
setelah paparan berlebihan, edema paru mungkin akan
terjadi secara perlahan setelah paparan.
2. Gilbert Steven. Deltamethrin [Internet]. 2014 [cited 2016 Dec 6]. Available
from: http://www.toxipedia.org/display/toxipedia/Deltamethrin
5. Dan Becker. Permethrin [Internet]. 2010 [cited 2016 Dec 6]. Available from:
http://www.toxipedia.org/display/toxipedia/Permethrin
10. Well Done Kft. SAFETY DATA SHEET FURNITURE POLISH. Hungary;
2006.
11. Srikandi Fardiaz. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta: Kanisius; 1992.
14. CAI-Asia Center. Nitrogen Dioxide (NO2): Status and Trends in Asia
[Internet]. CAI-Asia Center. 2010 [cited 2016 Dec 6]. Available from:
cleanairinitiative.org
17. Agency for Toxic Substances and Disease Registry. Asbestos Toxicity: How
Are People Exposed to Asbestos? [Internet]. 2016 [cited 2016 Dec 6].
Available from: http://www.atsdr.cdc.gov/csem/csem.asp?csem=29&po=6
21. Homan CS, Brogan GX. Handbook of Medical Toxicology. 1st ed. Viccellio P,
editor. Boston: Little Brown and Co.; 1993.
22. DR.P.V Chadha. Timbal, Ilmu Forensik dan Toksikologi. 5th ed. Jakarta:
Widya Medika; 1995.
28. New Jersey Department of Health and Senior Service. NITROGEN DIOXIDE.
Trenton; 2000.
29. HSE WISE. 5 simple ways to protect yourself from Asbestos Exposure |
[Internet]. 2016 [cited 2016 Dec 6]. Available from: http://hsewise.org/5-
simple-ways-to-protect-yourself-from-asbestos-exposure/
30. Centers for Disease Control and Prevention. Lead - Prevention Tips
[Internet]. 2014 [cited 2016 Dec 6]. Available from:
https://www.cdc.gov/nceh/lead/tips.htm
31. Canadian Centre for Occupational Health and Safety. Sulfur Dioxide : OSH
Answers [Internet]. 2016 [cited 2016 Dec 6]. Available from:
http://www.ccohs.ca/oshanswers/chemicals/chem_profiles/sulfurdi.html
32. World Health Organization. Dioxins and their effects on human health. WHO.
World Health Organization; 2016;