Beberapa kondisi yang memerlukan perhatian apabila akan melakukan terapi
hiperbarik tetapi bukan merupakan kontraindikasi absolute adalah sebagai berikut:
Infeksi saluran napas bagian atas
Sinusitis kronis Penyakit kejang Emfisema yang disertai retensi CO2 Panas tinggi yang tidak terkontrol Riwayat pneumothorax spontan Riwayat operasi dada Riwayat operasi telinga Infeksi virus Spherositosis kongenital Riwayat neuritis optik Kerusakan paru asimptomatik yang ditentukan pada penerangan atau pemotretan dengan sinar X (Lakesla, 2009)
Komplikasi Terapi Oksigen Hiperbarik
Oksigen hiperbarik relative aman, tetapi ada beberapa resiko yang disebabkan oleh peningkatan tekanan dan hiperoksia. Efek yang paling sering adalah myopia yang progresif dan reversible yang disebabkan karena deformasi fisik lensa. Toksisitas pada CNS berupa kejang mungkin terjadi dan telah dibuktikan oleh Paul Bert pada tahun 1878. Barotrauma sinus dan middle ear dapat dicegah dengan ekualisasi tekanan atau menggunakan tympanostomy tubes dan otitis media dapat dicegah dengan pseudoephedrine.Barotrauma telinga dalam jarang terjadi tetapi rupture pada timpani dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang permanen, tinnitus dan vertigo. Barotrauma paru dan penumothorax jarang terjadi , terutama disebabkan sebelumnya ada riwayat penyakit paru. Selain itu efek samping psikologis seperti claustrophobia sering terjadi (Bell, 2004).