Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan


1. Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum DIII
Keperawatan 1999 merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan
keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:
a. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu: Pendidikan Agama, Pancasila,
Kewiraan dan Etika Umum)
b. Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), yaitu Anatomi, Fisiologi, dan
Biokimia, Mikrobiologi, dan Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan
Patologi.
c. Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu KDK, KDM 1 dan II, Etika
Keperawatan, Komunikasi Dalam Keperawatan, KMB I, II, III, IV dan V,
Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II,
Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II, dan III,
Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan
Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen keperawatan, Keperawatan
Profesional dan Riset keperawatan.

Demikian juga dengan halnya pendidikan S1 Keperawatan, yaitu


dengan berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.

Sementara itu di fakultas Ilmu keperawatan Universitas Indonesia


(FIK-UI) telah dibuka S2 keperawatan untuk studi Manajemen Keperawatan,
Keperawatan Maternitas, dan Keperawatan Komunitas, dan selanjutnya akan
dibuka studi S2 Keperawatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan


diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.

2. Orientasi Pendidikan
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada
pengembangan pengetahuan dan tekhnologi, artinya pengalaman belajar baik
kelas, laboratorium, dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu

3
pengetahuan dan tekhnologi serta memnafaatkan segala sumber yang
memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan dan persaingan global.

3. Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar
aktif mandiri, pendidikan di lingkungan masyarakat serta penguasaan iptek
keperawatan merupakan karakteristik dari pendidikan profesional
keperawatan.

B. Isu Aspek Legal


Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan
kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara,
dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing
dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap
resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal)
guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam
perdebatan dan sulit pemecahannya. Telenursing dapat diartikan sebagai
pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan keperawatan untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model pelayanan
ini memberikan keuntungan antara lain : 1) mengurangi waktu tunggu dan
mengurangi kunjungan yang tidak perlu, 2) mempersingkat hari rawat dan
mengurangi biaya perawatan, 3) membantu memenuhi kebutuhan kesehatan, 4)
memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi, 5)
berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di
rumah denganjarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, dan 6) mendorong tenaga
kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses penyedia layanan
melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American Nurse
Assosiation, 1999, dalam Maulana, 2011).
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar
operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan
jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan
startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,penyediaan pelayanan

4
asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang
menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet (Yona, 2015)

C. Tren dan Isu Keperawatan Komunitas


Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang yang berubah, sehingga
pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup
masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan perubahan
tersebut. Keperawatan menetapkan diri dari ilmu sosial bidang lain karena focus
asuhan keperawatan bidang lain meluas (Yona, 2015).
Tren dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta
keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3
keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masyrakat sampai ke tingkat yang
lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan. Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai
praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan
penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan (Yona, 2015).
Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan.
Tren dalam keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari
keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi:
pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode etik. Aktivitas dari organisasi
keperawatan professional menggambarkan trend an praktik keperawatan (Yona,
2015).
Tren yang sedang dibicarakan adalah:
1. Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara
individu ada beberapa nama seperti F. Nightingale, Lilian Wald, Margaret
Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai
bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan
wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah
keperawatan komunitas. Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk
mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah
untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil
yang diinginkan (Rogge, 1987 dalam Yona, 2015).

5
Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat
adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki (Marson, 1990 dalam
Yona, 2015) . Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang
lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat
perawatan professional. Organisasi keperawatan mampu memgabungkan
semua upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-
council, 1991 dalam Yona, 2015). Strategi spesifik pengintegrasian peraturan
public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini,berpartisipasi dalam
organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan
tempat pelayanan kesehatan (Yona, 2015).

2. Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan


Menurut Yona, 2015, pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan
datang cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam sistem
pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa
yang akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak
perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat.
Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan
akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat:
a. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population)
dan perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam
komposisi usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota besar.
b. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu
perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit
jantung, kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan
kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak adalah
penyalahgunaan narkotika.
c. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social.
Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat
dengan di sertai perubahan-perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi
lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan
masyarakat.

6
d. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan
dan kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan
pencpaian kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000.
e. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau
wewenang pada perawat.
f. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan
masyarakat. Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah
sakit, misalnya pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.

3. Puskesmas Idamam
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan
bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi
pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan
kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan
berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah
paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi
“Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”. Puskesmas Idaman adalah
Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan
standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal (Yona, 2015).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tren dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah peserta
keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik peserta didik dari D3
keperawatan, S1 keperawatan atau kesehatan masyarakat sampai ke tingkat yang
lebih tinggi, yaitu S2 atau kesehatan. Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai
praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan
penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan (Yona, 2015).
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada
pengembangan pengetahuan dan tekhnologi, artinya pengalaman belajar baik
kelas, laboratorium, dan lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi serta memnafaatkan segala sumber yang memungkinkan
penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan dan persaingan global.
Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan
kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang keperawatan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang positif dan membangun dari pembaca, agar dalam pembuatan
makalah kedepannya menjadi lebih baik.
Saran kepada mahasiswa/i yang sudah mendengarkan atau menyimak
penjelasan dari makalah kami, agar dapat memahami isu dan tren tentang
pelayanan keperawatan komunitas khususnya dalam pendidikan.
Saran kepada institusi pendidikan, terutama STIKES YARSI Pontianak
agar lebih memperbanyak sumber buku yang ada di perpustakaan, sehingga
mahasiswa/i STIKES YARSI mudah dalam mengakses sumber buku.

Anda mungkin juga menyukai