Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi
substans untuk digunakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan
substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.
Hormon merupakan bahan kimia yang disintesa oleh kelenjar
dibawah kontrol genetic dan kemudian disekresikan menuju darah. Sistem
endokrin mempunyai sel-sel target spesifik di dalam tubuh dan mengontrol
bermacam-macam fungsi fisiologis. Perubahan pada fungsi kelenjar
endokrin, hormon-hormon, atau aktifitas sel target, biasanya mempunyai
pengaruh yang cukup lama. Banyak penyakit endokrin yang prosesnya
lambat dan tidak ketahuan gejala-gejalanya, banyak fungsi tubuh yang
dikontrol oleh sistem endokrin merupakan sistem yang vital, disfungsi
sistem ini akan menimbulkan keadaan yang serius dan fatal.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui anatomi fisiologi sistem endokrin.
2. Mengetahui fungsi sistem endokrin.
3. Mengetahui karakteristik sistem endokrin.
4. Mengetahui Patofisiologi Sistem Endokrin
5. Mengetahui klasifikasi Hormon
6. Mengetahui patofisiologi Hormon

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang
mengeluarkan sekret internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke
dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.
Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu. Kelenjar tanpa
melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa
dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon
tunggal). Di samping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam
hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur
kelenjar yang lain.
Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah hipotalamus,
hipofisis, tiroid , paratiroid, adrenal, pineal body, dan organ reproduksi
(ovarium dan testis).Pankreas juga merupakan bagian dari sistem
ini; memiliki peran dalam produksi hormon serta dalam pencernaan.
Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan proliferasi ke arah
pengikat sel epitel yang telah berploriferasi dan membentuk sebuah kelenjar
endokrin, tumbuh dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang
dihasilkannya di sebut hormon, dialirkan langsung ke dalam darah. Dalam
keadaan fisiologis hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga kadarnya
selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam organ
yang berada di bawah pengaruhnnya, mekanisme pengaturan ini di sebut
sistem umpan balik negatif.
Sistem endokrin diatur oleh umpan balik dalam banyak cara yang
sama bahwa termostat mengatur suhu di kamar. Untuk hormon yang diatur
oleh kelenjar hipofisis, sinyal yang dikirimkan dari hipotalamus ke kelenjar
pituitari dalam bentuk "releasing hormone," yang merangsang hipofisis untuk
mengeluarkan sebuah "stimulating hormone" ke dalam sirkulasi.Hormon
merangsang kemudian sinyal kelenjar target untuk mengeluarkan hormon
tersebut. Sebagai tingkat hormon ini meningkat dalam sirkulasi, hipotalamus

2
dan kelenjar hipofisis menutup sekresi hormon melepaskan dan hormon
merangsang, yang pada gilirannya memperlambat sekresi oleh kelenjar
sasaran. Sistem ini menghasilkan konsentrasi darah yang stabil dari hormon
yang diatur oleh kelenjar hipofisis.

2.1.1 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan


Gambar Organ sistem endokrin
1. Hipotalamus.
Hipotalamus terletak di bagian tengah bawah otak. Ini bagian dari
otak yang penting dalam regulasi kenyang, metabolisme, dan suhu
tubuh. Selain itu, ia mengeluarkan hormon yang merangsang atau
menekan pelepasan hormon di kelenjar pituitari. Banyak dari hormon ini
melepaskan hormon yang disekresikan ke dalam arteri (sistem portal
hypophyseal) yang membawa mereka langsung ke kelenjar
pituitari. Dalam kelenjar hipofisis, hormon-hormon melepaskan sinyal
sekresi hormon-hormon. Hipotalamus juga mengeluarkan hormon yang
disebut somatostatin, yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk
menghentikan pelepasan hormon pertumbuhan.

3
Fungsi utama hipotalamus 'adalah homeostasis, yaitu bermanfaat
untuk menjaga tubuh agar tetap stabil dan dalam kondisi konstan.
Karena berapa hipotalamus juga terhubung ke beberapa daerah dari
sistem saraf pusat dan otak depan limbik, maka harus menyesuaikan
sesuai dengan sinyal yang berbeda baik internal maupun yang eksternal.
Rangsangan yang berasal dari penciuman sering mempengaruhi hormon
endokrin. Sementara glucorticoids dan steroid mempengaruhi tanggapan
seperti nafsu makan atau rasa haus. Paparan sinar matahari merupakan
sebuah sinyal yang jelas dan hal ini akan membantu mengatur siklus tidur
dan bangun tidur.
Daerah anterior hipotalamus berada di depan dan memiliki
tanggung jawab untuk beberapa fungsi. Hal ini merupakan bagian
penting dari termoregulasi yang bertugas mengatur suhu tubuh.
Termoregulasi dikendalikan melalui proses berkeringat dan saat Anda
terengah-engah, selain itu tidur serta siklus sirkadian juga diatur oleh
daerah anterior.
Di tengah hipotalamus bertanggung jawab pada rasa haus dan
lapar. Wilayah tuberal juga memiliki tugas mengontrol tekanan darah dan
denyut jantung. Pada bagian belakang hipotalamus merupakan daerah
posterior. Bagian ini juga akan mengontrol peningkatan tekanan darah,
rasa menggigil, serta pelebaran pupil. Fungsi memori juga akan
dipengaruhi juga oleh daerah ini.
Hormon Hipotalamus
a. Crticotropibn Releasing Hormon (CRH)
b. Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH)
c. Thyrotrpin Releasing Hormon (TRH)
d. Grrowth Hormon Inhibiliting Hormon (GHIH)
e. Plolachtin Releasing Fachtor (PRF)
f. Prolactin Inhibitory Factor (PIF)
g. Vasopresin (ADH)

4
Hipotalamus dan kelenjer hipofise/ pituitary membentuk satu
kesatuan unit yang mengatur fungsi dari bebeerapa kelenjar endokrin :
kelenjar tiroid , adrenal, gonad dan berbagai aktivitas fisiologis lainnya.
2. Kelenjar Hipofise
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau
kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon
yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofisis merupakan
kelenjar yanga seukuran kacang polong dan berat 0,5 gram (0.018 oz)
pada manusia. Ini adalah penonjolan dari bagian bawah hipotalamus di
dasar otak, terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting
dalam sekresi hormon dari semua semua organ-organ endokrin. Dapat di
katakan sebagai kelenjar pemimpin, sebab hormon-hormon yang
dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya.

Gambar : Hipopisis
a) Hipofisis Anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada
gambar:

5
Gambar : Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya
Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior
dan gangguannya.
Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya
Merangsang sintesis protein dan
metabolisme lemak, serta
merangsang pertumbuhan tulang
(terutama tulang pipa) dan otot.
kekurangan hormon ini pada anak-
Hormon Somatotropin (STH), anak-anak menyebabkan
Hormon pertumbuhan (Growth pertumbuhannya terhambat /kerdil
Hormone / GH) (kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan terjadi
pada saat dewasa, akan
menyebabkan pertumbuhan tidak
seimbang pada tulang jari tangan,
kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.

6
Mengontrol pertumbuhan dan
Hormon tirotropin atau Thyroid
perkembangan kelenjar gondok atau
Stimulating Hormone (TSH)
tiroid serta merangsang sekresi
tiroksin
Mengontrol pertumbuhan dan
Adrenocorticotropic hormone perkembangan aktivitas kulit ginjal
(ACTH) dan merangsang kelenjar adrenal
untuk mensekresikan glukokortikoid
(hormon yang dihasilkan untuk
metabolisme karbohidrat)
Membantu kelahiran dan memelihara
Prolaktin (PRL) atau Lactogenic
sekresi susu oleh kelenjar susu
hormone (LTH)

Hormon gonadotropin pada wanita


: Merangsang pematangan folikel
1. Follicle Stimulating Hormone dalam ovarium dan menghasilkan
(FSH) estrogen

Mempengaruhi pematangan folikel


2. Luteinizing Hormone (LH) dalam ovarium dan menghasilkan
progestron

Hormone gonadotropin pada pria :


1. FSH Merangsang terjadinya
spermatogenesis (proses pematangan
2. Interstitial Cell Stimulating sperma)
Hormone (ICSH)
Merangsang sel-sel interstitial testis
untuk memproduksi testosteron dan
androgen

7
b) Hipofisis Pars Media
Jenis Hormon serta fungsi Hipofisis pars media
Hormon Fungsi
Mempengaruhi warna kulit
individu, dengan cara menyebarkan
MSH (Melanosit Stimulating
butir melanin, apabila hormon ini
Hormon
banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.

c) Hipofisis Posterior
Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar :

Gambar : Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ


targetnya
Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior
Hormon Fungsi
Menstimulasi kontraksi otot polos pada
Oksitosin
rahim wanita selama proses melahirkan

Menurunkan volume urine dan


Hormon ADH meningkatkan tekanan darah dengan
cara menyempitkan pembuluh darah

8
Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh
hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan
mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga
darah mendapatkan asupan cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian
kadar cairan (plasma) dalam darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena
cairan pada ginjal sudah diserap, maka urinenya kini bersifat pekat.
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan trakea, diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Kelenjar
ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat
pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise
lobus anterior, kelenjar toroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun
fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat/ metabolisme dalam
tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi
oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan
sera, cairan yang bersifat lekat yaitu koloid tiroid yang mengandung zat senyawa
yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini
berjalan ke aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Hipofungsi kelenjar ini menyebabkan penyakit kretinismus dan penyakit
miksedema. Hiperfungsi menyebabkan penyakit eksoftamalik goiter. Sekresi
tiroid diatur oleh sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofise yaitu oleh
hormon tirotropik.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun fungsi
kelenjar tiroid yaitu sebagai berikut :
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2) Mengatur penggunan oksidasi
3) Mengatur pengeluaran karbon dioksida
4) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5) Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental
Kelenjer tiroid mempunyai keunikan dibandingkan kelenjer endokrin lain karena
:

9
1. Kelenjer tiroid mempunyai kemampuan untuk menyimpan hormon tiroid
dalam jumlah besar sekitar 23 minggu.
2. Untuk sintesa horon tiroid dibutuhkan iodium. Hormon tiroid T3 dan T4
memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan serta proses
meetabolisme hampir semua jaringan dan organ didalam tubuh
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :
Hormon Fungsi
Tiroksin (T4) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan
system saraf

Triiodontironin (T3) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan dan kegiatan
sistem saraf

Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam


darah dengan cara mempercepat
absorpsi kalsium oleh tulang

Efek Fisiologis Hormon Tiroid


· Metabolisme
· Pertumbuhan dan perkembangan
· Efek kordiofaskuler mematikan
· Hemopoetik
· Pernapasan
· Aktivitas saluran cerna
· SSP
· Suhu tubuh
Jenis penyakit tiroid yang utama:
Ø Hipertiroidisme / Tirotoksikosis

10
Ø Hipotiroidisme

Gambar : kelenjar tiroid

4. Kelenjar Paratiroid
 Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid
 Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium
dari tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang
reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang
osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak
matriks bermineral pada tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
 Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam darah
meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal.
 Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.

 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga


fungsinya menurunkan kalsium darah.

Fungsi kelenjar Pratiroid :


a. Memelihara konsentrasi ion kalsium yang teteap dalam plasma.

11
b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.
c. Mempercepat absorbsi kalsium di intestin.
d. Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
e. Menstimulasi dan mentraspor kalsium dan fosfat melalui membran sel.

5. Kelenjar Timus

Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya


dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dalam
thorax kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri
atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau
lebih sedikit. Ukurannya bertambah besar pada masa remaja dari 30-40 gram
kemudian berkerut lagi.
Suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan imunologis. Sumber hormon
timus mempersiapkan poliferasi dan maturasi sel-sel yang memepunyai
kemampuan potensial imunologisdalam jaringan lain sehingga pertumbuhan

12
meningkat masa bayi sampai remaja. Setelah dewasa pertumbuhan akan kurang
sehingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi hormon kelenjar timus :
a. Mengaktifkan pertumbuhan badan.
b. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

6. Kelenjar Adrenal
Pada manusia, kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis)
adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad,
"dekat" atau "di" + renes, "ginjal").
Secara anatomi, kelenjar adrenal terletak di dalam tubuh, di sisi anteriosuperior
(depan-atas) ginjal. Padamanusia, kelenjar adrenal terletak sejajar dengan tulang
punggung thorax ke-12 dan mendapatkan suplai darah dariarteri adrenalis. Tiap
kelenjar berbobot sekitar 4 gram.
Kelenjar ini berpasangan, masing-masing menempel di atas ginjal sebagai topi.
Secara histologis, terbagi atas dua bagian yaitu medula dan korteks. Bagian
korteks berbobot sekitar 90% massa kelenjar
Kelenjar adrenal yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di dunia.
Warna dan mutu kulit merupakan suatu tanda dari cara bekerja adrenal itu. Fungsi
adrenal yang normal memberikan warna kemerah-merahan dan terang kepada
kulit biarpun kulit itu berwarna gelap; kulit kelihatan segar. Bila kulit nampak
pucat, kisut, maka itu menandakan kurangnya aktivitas adrenal.
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari suatu sistem yang rumit yang
menghasilkan hormon yang saling berkaitan.
Hipotalamus menghasilkan CRH (Corticotrophin Releasing Hormone), yang
merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan kortikotropin, yang mengatur
pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofisa maupun hipotalamus gagal
membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai. Kekurangan atau
kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan penyakit yang serius
yaitu Penyakit Addison.
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

13
Hormon Fungsi
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion
anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja
sama dalam hal
berikut :
Adrenalin (epinefrin) dan a. dilatasi bronkiolus
noradrenalin b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah
otak dan otot
d. mengubah glikogen menjadi
glukosa dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar
gula darah

Gambar : kelenjar Adrenal

14
7. Kelenjar Pankreas
· Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,
sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.
· Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus
membrane sel.
· Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.
· Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen
(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).
· Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita
makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena tubuh
mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh mengambil
kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk menyeimbangkannya
pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan terhadap
insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga kadar
glukosa naik. Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak
mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh mensekresikan
glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
· Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus
(kencing manis). Kenapa hal tersebut bisa terjadi?
·
Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat menurunkan
kadar gula darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa
dalam darah terus bertambah karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi
glikogen. Akibatnya urine yang dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

15
Gambar : Kelenjar Pankreas

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia)
merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel –sel targetnya
untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah
dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka
pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

Gambar : Pengaturan Kadar Gula

16
8. Kelenjar Pienalis
Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri,
epiphysis, conarium atau "Mata ketiga") adalah sebuah kelenjar
endokrin pada otak vertebrata. Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin,
sebuah hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi
musiman. Bentuknya mirip dengan sebuah buah pohon cemara mungil (namanya
karenanya), dan dia terletak dekat dengan pusat otak, di antara dua belahan,
terselip di sebuah alur di mana dua badan thalamus bulat bergabung.
Kelenjar pineal berwarna abu-abu kemerahan dan sekitar ukuran sebutir beras (5–
8 mm) pada manusia, berlokasi hanya di rostro-dorsal dengansuperior
colliculus dan dibelakang dan dibawah stria medullaris, di antara berposisi lateral
badan thalamus. Dia adalah bagian dari epithalamus.

Kelenjar pineal adalah struktur berbentuk garis tengah seperti buah pohon
cemara , dan sering terlihat di tengkorak X-ray, seperti yang sering klasifikasi.
Kelenjar ini menghasilkan sekresi interna dalm membantu pankreas dan kelenjar
kelamin.

Gambar : Kelenjar Pienalis

9. Kelenjar Kelamin

17
OVARIUM
· Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,
hormone estrogen dan hormone progesterone.
· Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
· Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda –tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta
kulit menjadi halus.
· Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
·
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel
telur yang sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium

18
· Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
b. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya
hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih
dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat
estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan
hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di
bawah pengaruh releasing hormonesyang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH,
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon
gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan
maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen
dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi,
perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau
menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
a. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-
hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.

19
b. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin.
c. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

Gambar : Regulasi Hormon Wanita

Testis Essentials
· Testis mensekresi testosteron, yang diperlukan untuk pembangunan fisik
yang tepat dalam anak laki-laki.
· Pada usia dewasa, testosteron mempertahankan libido, kekuatan otot, dan
kepadatan tulang.
· Gangguan testis disebabkan oleh terlalu sedikit produksi testosteron.
Testis (buah zakar atau) adalah sepasang organ yang memproduksi sperma yang
menjaga kesehatan sistem reproduksi laki-laki. Testis dikenal sebagai
gonad. Rekan perempuan mereka adalah ovarium .
Selain peran mereka dalam sistem reproduksi laki-laki, testis juga memiliki
perbedaan menjadi kelenjar endokrin karena mereka mengeluarkan testosteron-

20
hormon yang sangat penting untuk perkembangan normal karakteristik fisik laki-
laki.

Anatomi Testis
Testis yang kembar organ berbentuk oval seukuran anggur besar. Mereka berada
di dalam skrotum, yang merupakan kantong longgar kulit yang menggantung di
luar tubuh belakang penis. Sementara lokasi ini membuat testis rentan terhadap
cedera (mereka tidak memiliki otot atau tulang untuk melindungi mereka), ia
menyediakan suhu pendingin untuk organ.Lingkungan pendingin diperlukan
untuk produksi sperma yang sehat.

Gambar : Kelenjar testis

Testosteron: Hormone dari Testis


Testosteron diperlukan untuk pembangunan fisik yang tepat dalam anak laki-
laki. Ini adalah androgen utama, yang merupakan istilah untuk zat yang
merangsang dan / atau mempertahankan pengembangan maskulin. Selama
pubertas, testosteron terlibat dalam banyak proses transisi seorang anak ke
kedewasaan, termasuk:
· Perkembangan yang sehat dari organ seks pria
Pertumbuhan rambut wajah dan tubuh
Menurunkan suara
Peningkatan tinggi
Peningkatan massa otot
Pertumbuhan jakun

21
Pentingnya testosteron tidak terbatas pada pubertas. Sepanjang masa dewasa,
hormon merupakan bagian integral dalam berbagai fungsi, seperti:
Menjaga libido
Produksi sperma
Mempertahankan kekuatan otot dan massa
Mempromosikan kepadatan tulang yang sehat
Produksi testosteron
The hipotalamus dan kelenjar hipofisis bagaimana banyak kontrol testosteron
testis memproduksi dan mengeluarkan.

Hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan zat


gonadotrophic (folikel merangsang hormon dan luteinizing hormone). Luteinizing
hormone (LH) merangsang produksi testosteron. Jika terlalu banyak testosteron
diproduksi, hipotalamus memberitahu kelenjar pituitari untuk membuat sedikit
LH, yang memberitahu testis untuk mengurangi kadar testosteron.

Gangguan dari Testis: Hipogonadisme


Hipogonadisme adalah gangguan testis terkait dengan testosteron
rendah . Memiliki kadar testosteron yang terlalu rendah menyebabkan berbagai
masalah, termasuk:
Penurunan gairah seks
Massa otot berkurang
Jumlah sperma rendah (mengurangi kesuburan)
Hilangnya rambut tubuh
Ada dua jenis hipogonadisme primer dan sekunder. Primer mengacu cacat dengan
testis, dan sekunder melibatkan masalah pada kelenjar pituitari yang secara tidak
langsung mempengaruhi produksi testosteron.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal dan ini paling sering hasil dari:
Penuaan

22
Cacat pada hipofisis dan / atau hipotalamus, seperti tumor hipofisis (yang negatif
mempengaruhi kemampuan hipofisis untuk berfungsi normal) dan kadar prolaktin
yang tinggi (terlalu banyak hormon menyebabkan penurunan kadar testosteron)
Pengobatan
Kondisi testis berbasis, seperti cedera parah, dan radiasi atau kemoterapi, semua
bisa menguras kadar testosteron
Testis memainkan peran penting tidak hanya dalam sistem reproduksi laki-laki,
tetapi dalam sistem endokrin juga. Pelepasan hormon testosteron merupakan
bagian integral dari perkembangan yang sehat dari karakteristik fisik laki-laki.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
2.3 Karakteristik Sistem Endokrin
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur
tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.Hormon
disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
a. Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari
dan menurun pada malam hari.
b. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan
lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
c. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada
kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap
kadar kalsium serum.Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang

23
memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular.
Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-
sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari
satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon
secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh
ginjal.

2.4 Patofisiologi Sistem Endokrin


Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin. Diabetes adalah gangguan endokrin
yang paling umum didiagnosis di Amerika Serikat. Gangguan endokrin lainnya
meliputi:
1. Dwarfisme
Gejala hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan pada masa anak-anak
yang menyebabkan cebol.
2. Gigantisme (acromegaly)
Gangguan endokrin yang terjadi karena kelebihan growth hormonesebelum
pubertas.
Pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan pada
masa anak-anak dan remaja (sebelum pubertas).
Jika kelenjar pituitary memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang
anak dan bagian tubuh dapat tumbuh tidak normal cepat. Jika kadar hormon
pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak bisa berhenti tumbuh di ketinggian.
3. Penyakit Cushing (Sindrom Cushing)
Sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obesitas,impaired
glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang
berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol.
Kelebihan produksi hormon korteks adrenal (khususnya kortisol) dan hormon
androgen serta aldosteron. Kondisi serupa disebut sindrom cushing bisa terjadi
pada orang, terutama anak-anak, yang mengambil dosis tinggi obat kortikosteroid.

24
Penyakit Chusing yang ditandai dg kelebihan kortikotropin yg diproduksi oleh
kelejar hipofisis (80% kasus).
4. Goiter (gondok)
Kelenjar tiroid yang membesar disertai hipofungsi maupun hiperfungsi tiroid.
5. Hiperparatiroidisme
Terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon paratiroid (PTH), hormon asam
amino polipeptida. Perubahan patologis yang terjadi akibat hiperparatiroidisme
adalah: tulang mudah patah.
6. Hypothyroidisme
Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak memproduksi
hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan
depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan melambat pada
anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme yang hadir pada saat lahir. Kelainan
akibat hipotiroidisme adalah Kretinisme
7. Hipertiroidisme (tirotoksikosis)
Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan
penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup.
Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu gangguan
autoimun yang disebut penyakit Grave.
8. Hiperpituitarisme
Merupakan suatu sekresi yang berlebihan hormon hipifisis anterior yang terjadi
akibat adanya tumor.
9. Hypopituitarisme
Adalah hilangnya fungsi lobus anterior kelenjar hiposfisa terutama pada bagian
anterior.
Kelenjar pituitari melepaskan hormon sedikit atau tidak ada. Ini mungkin
disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini
mungkin berhenti mendapatkan menstruasi.
Beberapa neoplasia endokrin I dan II (MEN I dan II MEN). Ini, kondisi genetik
langka yang diturunkan melalui keluarga. Mereka menyebabkan tumor paratiroid,
adrenal, dan kelenjar tiroid, menyebabkan kelebihan produksi hormon.

25
10. Adrenal insufisiensi
Kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol dan kadang-kadang,
aldosteron.
Gejala termasuk kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit
Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.
11. Tiroiditis
Adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan infeksi viral seperti
HFV dan virus beguk pada tiroiditis subakut.
12. Tumor tiroid
Adalah neoplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat kerap disertai dengan
metastasispada organ yang jauh dari lokasi primer.
12. Tiroidektomi
Adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian
dari kelenjar tiroid.
13. Hipoparatiroid
Adalah penurunan produksi hormon oleh kelenjar paratiroid menyebabkan kadar
kalsium dalam darah rendah.
14. Addison
Adalah kerusakan kelenjar adrenal yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
hormon korteks adrenal.
15. Aldosteronisme primer
Adalah merupakan keadaan klinis yang sebabkan oleh produksi aldosteron “suatu
hormon steroid mineralokortikoid korteks adrenal “ secara berlebih.
16. Tumor hipofisis
Adalah sesorang yang menderita tumor pada selaput kecil pada otak.
17. Hipofisektomi
Merupakan suatu tindakan pengangkatan adenoma hipofise melalui pembedahan.
18. Pangkreatitis
Adalah peradangan pada pangkreas yang dapat mengeluarkan enzim pencernaan
dalam saluran pencernaan sekaligus mensintesis dan mensekresi insulin dan
glukagon.

26
19. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
Kelebihan produksi androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan
mereka dari indung telur perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.
Dewasa sebelum waktunya pubertas.
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memerintahkan tubuh untuk
mengeluarkan hormon seks terlalu cepat dalam hidup.
20. Diabetes Insipidus
Adalah suatu keadaan yang di tandai rasa haus di akibatkan karena kurangnya
hormon antidiuretik (hormon vasopresin).
21. Diabetes Militus (DM)
Gangguan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia (meningkatnya kadar gula
dalam darah) akibat kurangnya hormon insulin, menurunnya efek insulin atau
keduanya.
Ada 3 (tiga) jenis DM yang dikenal, yaitu :
1. DM Tipe I : Bergantung insulin.
Biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun, meskipun bisa pada umur berapun.
2. DM Tipe II : Tidak bergantung insulin. Terjadi pada usia 40 tahun.
Resistensi insulin yang disertai defek sekresi insulin dengan derajat bervariasi.
Terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin.
3. DM Gestasional (DM Kehamilan) : Muncul saat kehamilan
Penyebab :
2. Hereditas (faktor keturunan)
Lingkungan (infeksi, makanan, toksin, stres)
Perubahan gaya hidup pada orang yang secara genetik rentan.
Kehamilan

2.5 Klasifikasi Hormon


a. Hormon perkembangan: hormon yang memegang peranan di dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
b. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.

27
c. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel
(FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
d. Hormonpengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
2.6 Hormon Utama
Yang
Hormon Fungsi
menghasilkan
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan
garam & air dengan cara
menahan garam & air serta
membuang kalium

Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa Menyebabkan ginjal


menahan air Bersama dengan
aldosteron, membantu
mengendalikan tekanan
Darah

Kartikosteroid Kelenjar adrenal Anti peradangan


memiliki efek Mempertahankan kadar gula
yang darah,tekanan darah &
luas kekuatan otot
diseluruh tubuh 3.
Membantu mengendalikan
tekanan
darah

Kartikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan


&
pelepasan hormon oleh
korteks

28
adrenal

Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel


darah merah

Estrogen Indung telur Mengendalikan


perkembangan ciri seksual &
sistem reproduksi wanita

Glukagon Pankreas Meningkatkan adar gula


darah
Hormon pertumbuhan Kelnjar hipofisa Mengendalikan pertumbuhan
& perkembangan
Meningkatkan pembentukan
protein

Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula


darah
Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di
seluruh tubuh

LH (Luteinizing Kelenjar hipofisa Mengendalikan fungsi


Hormone) reproduksi (pembentukan
sperma &
FSH (Follicle smentum,pematangan sel
Stimulating Hormone) telur,siklus menstruasi)
Mengendalikan ciri seksual
pria & wanita (penyebaran
rambut, pembentukan otot,
tekstur & ketebalan kulit,
suara & bahkan mungkin

29
sifat kepribadian

Oksitosin Kelenjar hipofisa Menyebabkan kontraksi otot


rahim
& saluran susu di payudara

Hormon Paratiroid Kelenjar Mengendalikan pembentukan


paratiroid tulang
Mengendalikan pelepasan
kalsium & fosfat progesteron
indung telur
Mempersiapkan lapisan
rahim untuk penanaman sel
telur yang telah dibuahi
Mempersiapkan kelenjar susu
untuk menghasilkan susu

Polaktin Kelenjar Hiposa Memulai & mempertahankan


pembentukan susu di kelenjar
susu

Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah


Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan,
pematangan & kecepatan
metabolisme

TSH (Tyroid- Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan &


Stimulating Hormone) pelepasan kelenjar tiroid

Aktivasi Sel-Sel Target :

30
Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel
berfungsi
dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui penggunaan mediator intraselular
dan, kedua
yaitu mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah
cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan
dalam dari membran
sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akanmengalami sedikit perubahan.
Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar,
kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika
hormon mengaktifkan sel dengan
berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada
akhirnya
protein (misalnya enzim, steroid). Substansi inimempengaruhi reaksi dan proses
selular.
2.7 Patofisiologi Hormon
Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya
bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang spesifik.
Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu sendiri
(autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel target di organ
lain melalui darah (endokrin). Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan
memperlihatkan pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal
selular.Hal ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya
menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus
pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat umpan
balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon menyebabkan peningkatan
aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan pelepasannya. Istilah pengontrolan
digunakan bila pelepasan hormon dipengaruhi secara bebas dari efek
hormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan dan pengaturan yang bebas
dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon. Berkurangnya pengaruh hormon
dapat disebabkan oleh gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain
adalah gangguan transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan

31
pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup
dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel penghasil hormon
tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel panghasil
hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu cepat
atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan dengan
protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan hormon yang
berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat menunjukkan efeknya, pada
sisi lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau dieksresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat
kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek
enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi
karena target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor
hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional dari
sel atau organ target .
Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama peningkatan
pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh rangsangan tunggal
yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau banyak jumlah sel penghasil
hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan hormon dapat juga disebabkan oleh
pembentukan hormon pada sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar
hormonnya (pembentukan hormon ektopoik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau
diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau
hati). Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein
plasma, tetapi bagian yang terikat dengan protein.

32
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang mengeluarkan
sekret internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke dalam sistem
sirkulasi, mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.Sistem
endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membantu
mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan,
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual
dan reproduksi.
Ada berbagai jenis gangguan sistem endokrin seperti Dwarfisme, Gigantisme
(acromegaly) , Penyakit Cushing (Sindrom Cushing), Goiter (gondok),
Diabetes Insipidus, . Tumor tiroid, dan lain-lain.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/217914824/Makalah-Sistem-Endokrin (diakses pada


hari rabu, 12 Juli 2017 pada jam 14.13 wita)
http://xrayradiology.blogspot.co.id/2015/06/makalah-sistem-endokrin.html
(diakses pada hari rabu, 12 Juli 2017 pada jam 14.30 wita)

34

Anda mungkin juga menyukai