1. PENDAHULUAN
Krisis lingkungan hidup yang kita alami dewasa ini tidak hanya akibat dari meledaknya populasi dan
perkembangan teknologi eksploitasi, tetapi secara mendasar bersumber pada kesalahan fundamental-
filosofis dalam pemahaman atau cara pandang manusia mengenai dirinya, alam, dan tempat manusia di
dalam keseluruhan ekosistem.
Kesalahan cara pandang ini bersumber dari etika antroposentrisme, yang memandang manusia sebagai pusat
dari alam semesta, bahwa hanya manusia yang mempunyai nilai, sementara alam dan segala isinya sekadar
alat bagi pemuasan kepentingan dan kebutuhan hidup manusia.
Bertolak dari kondisi tersebut, menekankan perlunya suatu etika baru yang tidak hanya berlaku untuk
interaksi antarmanusia, tetapi juga interaksi manusia dengan semua kehidupan di bumi. Suatu etika yang
yang memandang alam sebagai bernilai pada dirinya sendiri dan pantas diperlakukan secara bermoral.
Dengan etika baru ini, manusia dituntut untuk menjaga dan melindungi alam beserta segala isinya. Alam dan
seluruh isinya tidak sekadar bernilai instrumental-ekonomis untuk dieksploitasi bagi kepentingan manusia.
II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui jejak ekologi manusia dalam etika lingkungan ?
2. Bagaimana jejak ekologi manusia dalam etika lingkungan ?
3. Utuk mengetahui etika liingkungan dalam perilaku manusia ?
2. Prinsip tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni tidak memberi
hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan mencari makan, tempat
tinggal, dan berkembang biak.
3. Prinsip kesetiaan (The rule of fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau
memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan
manusia.
4. Prinsip keadilan (the Rule of Restitutive Justice), yakni mengembalikan apa yang
telah kita rusak dengan membuat kompensasi.
Beberapa contoh tindakan - tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum
ditemukan tempat sampah, bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku
terlebih dahulu sebelum di buang pada tempatnya.
2. Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Dari
keran yang menetes selama semalam, dapat ditampung air sebanyak 5- 10 liter, cukup
untuk minum bagi dua orang dalam sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya
untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya.Hemat energi.
3. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan. Jika kamu memasak air, kecilkan api
kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih,
suhunya tidak dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah
mendidih hanya memboroskan bahan bakar.
5. Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas
dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar-Dasar arsitektur Ekologi .2007.Yogyakarta : Kanisius
http://fatmilansary.blogspot.com/2010/03/etika-lingkungan.html
http://yundahamasah.blogspot.com/2013/03/jejak-ekologiku.html