Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara internal, audit lingkungan merupakan alat manajemen yang secara periodik,
sistematis, objektif, dan terdokumentasi melakukan evaluasi terhadap kinerja sistem lingkungan
dan pengelolaan peralatan, dan fasilitas. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi manajemen
dalam mengendalikan lingkungan. Tujuan lainnya adalah penilaian kepatuhan terhadap
kebijakan pengelolaan lingkungan, termasuk kepatuhan terhadap peraturan lingkungan yang
berlaku. Audit lingkungan berhubungan dengan:
1. Penilaian kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan persyaratan internal;
2. Memfasilitasi pengendalian manajemen terhadap praktik-praktik pengelolaan lingkungan;
3. Mempromosikan pengelolaan lingkungan yang baik;
4. Memelihara kredibilitas publik;
5. Meningkatkan kesadaran staf dan menguatkan komitmen serta kebijakan lingkungan;
6. Menggali peluang-peluang untuk perbaikan;
7. Menetapkan dasar kinerja untuk mengembangkan suatu sistem manajemen lingkungan.

Audit lingkungan dapat menyediakan informasi yang bernilai untuk membantu


perusahaan memenuhi standar kinerja lingkungan dan menjadi terdepan dalam kemampuan
memenuhi persyaratan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja fungsi dan manfaat audit lingkungan?
2. Sebutkan jenis-jenis audit lingkungan?
3. Bagaimana proses audit lingkungan?
4. Bagaimana sistem manajemen lingkungan?
5. Sebutkan apa saja persyaratan sistem manajemen lingkungan?
6. Bagaimana penerapan dan operasi audit lingkungan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 FUNGSI DAN MANFAAT AUDIT LINGKUNGAN

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan melalui audit lingkungan dan manfaat yang
diperoleh dari pelaksanaan audit tersebut, yang dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang
berikut ini:

1. Bidang Manajemen
a. Menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan kinerja lingkungan organsasi.
b. Dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan manajemenlingkungan
atau uasaha untuk memperbaiki rencana saat ini.
c. Mengidentifikasi resiko dan dampak lingkungan, review terhadap pengendalian
manajemen dan sistem yang berkaitan dengan kewajiban dan resiko lingkungan, baik
yang telah lalu maupun saat ini.
d. Review proses dan prosedur operasi pabrik atau standar aktifitas lingkungan saat ini
terhadap operasi dan prosedur manajemen lingkungan perusahaan
e. Meningkatkan tindakan atau keingainan yang akan dilakukan perusahaan atau aktivitass
yang sesuai dengan tujuan lingkungan seperti: perngembangan yang berkelanjutan

2. Bidang Keuangan
a. Mencegah kerugian finansial melalui remediasi atau penghentian aktivitas atau
penutupan perusahaan, larangan-larangan pemerintah atau publikasi negatif yang
disebabkan oleh pemantauan dan pengelolaan yang buruk
b. Penilaian implikasi keuangan yang wajar(fair) terhadap masalah lingkungan, tanggung
jawab dan dampak dari peraturan baru

2
c. Menyoroti dimana biaya biaya bisa dihemat

3. Bidang Hukum
a. Untuk mengukur dan meningkatkan kepatuhan perusahaan atau aktivitas terhadap
peraturan peraturan bidang lingkungan seperti izin operasional standar emisi udara dan
sebagainya, kemudian menghindari sanksi hukum terhadapa aktivitas perusahaan atau
pengelolanya dibawah hukum dan peraturan yang berlaku.
b. Menunjukkan ketentuan implementasi manajemen lingkungan dan pengadilan jika
dibutuhkan

4. Bidang Pelatihan
a. Untuk memfasilitasi praktik lingkungan terbaik serta meningkatkan kesadaran staf
manajemen perusahaan mengenai kebijakan dan tanggung jawab lingkungan
b. Menilai pelatih, pengetahuan, dan kesadaran karyawan.

5. Bidang Pelaporan
a. Menyajikan laporan audit lingkungan untuk digunakan oleh aktivitas atau perusahaan,
berhubungan dengan komunitas lingkungan, pemerintah dan media masa
b. Menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan asuransi, instansi keuangan,
pemegang saham dan pihak pihak berkepentingan lainnya.

2.2 KUNCI KEBERHASILAN DALAM AUDIT

Ada beberapa hal yang mempengaruhi pelaksanaan audit lingungan. Secara umum hal ini
juga berlaku dalam keberhasilan dalam audit bidang lain, meliputi:
1. Dukungan pihak manajemen
2. Pertisipasi semua pihak terlibat

3
3. Independensi dan objektivitas auditor
4. Persetujuan dalam ruang lingkup prosedur audit

2.3 JENIS-JENIS AUDIT LINGKUNGAN


Ada tiga kelompok jenis audit lingkungan di mana dari jenis-jenis audit ini tidak berbeda
secara tajam. Tujuan dan ruang lingkup audit sering merupakan gabungan dari beberapa jenis
audit dan biasanya dipahami secara kasus per kasus. Beberapa perusahaan mengembangkan
program audit sesuai dengan kebutuhannya. Jenis-jenis audit tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:

1. Audit tanggung jawab lingkungan

Audit ini sering dilakukan sebagai pendahuluan untuk menilai kemampaun perusahaan
dalam memenuhi kepatuhannya terhadap ketentuan dan peraturan lingkungan yang berlaku.
Audit yang termasuk dalam kelompok audit ini adalah

a. Audit kepatuhan (compliance test)

Audit ini merupakan proses verifikasi terhadap tingkat kemampuan fasilitas dalam
memenuhi ketentuan undang-undang lingkungan, peraturan, batas emisi, dan
sebagainya.

b. Audit kewajiban resiko operasional (operational risk audit)

Berkonsentrasi pada kerusakan lingkungan sebagai konsekuensi dari aktivitas


berbagai fungsi operasi.

c. Audit keselamatan dan kesehatan kerja (health and safety audit)

Merupakan bagian dari audit kesehatan dan keselamatan lingkungan, meliputi


penilaian terhadap kecukupan alat pengamanan pekerja, keadaan darurat dan rencana
penanganan bahaya.

4
2. Audit manajemen lingkungan

Audit ini memberikan perhatian yang sangat tinggi terhadap sistem manajemen lingkungan
yang diterapkan perusahaan sebagai pedoman bagaimana operasi dapat berjalaan secara
efektif dan efisien. Audit yang termasuk audit ini adalah

a. Audit perusahaan

Audit ini merupakan inisiatif dari manajemen puncak perusahaan induk dan
memberikan perhatian terhadap struktur organisasi, wewenang, dan tanggung jawab,
implementasi kebijakan, kesadaran, dan komunikasi.

b. Audit sistem

Melakukan pengujian terhadap perbedaan antara sistem dengan kebijakan dan


standar-standar yang berlaku seperti ISO 14001.

c. Audit kebijakan

Melakukan review dan menilai relevansi kebijakan, mengingat perkembangan yang


terjadi di dalam dan di luar perusahaan.

3. Audit aktivitas lingkungan

Audit ini mencakup penilaian terhadap permasalah-permasalahan manajemen dan


pemilihan teknik pengelolaan lingkungan. Audit yang termasuk dalam kelompok ini
adalah:

a. Audit lingkungan lokasi pabrik

b. Audit limbah

c. Audit produk

d. Audit lintas-batas

5
2.4 PROSES AUDIT

Secara umum, proses audit lingkungan mengikuti pola Plan-Do-Check-Action


(PDCA). Setiap tahapan dalam proses audit ini memiliki tujuan, langkah-langkah, dan
output sendiri. lebih lanjut tahapan-tahapan dalam proses lingkungan diuraikan sebagai
berikut:

1. Perencanaan Audit (Plan)


Tujuan dari tahapan audit ini adalah sebagai berikut:
 Untuk mengembangkan rencana audit yang akan diterapkan nantinya pada saat
audit lapangan dilakukan.
 Untuk menyusun persiapan-persiapan penting dan berbagai perjanjian berkaitan
dengan audit.

a. Pengembangan Rencana Audit


Rencana audit menyajikan target yang akan di capai dan aktivitas-aktivitas dalam
audit yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Suatu rencana audit
harus menunjukkan hal-hal, seperti : dimana, apa, bagaimana, siapa, dan kapan.
b. MenyiapkanKuisoner Praaudit(Audit Pendahuluan)
Kuisoner audit pendahuluan disiapkan untuk mendapatkan informasi awal dari
objek audit. Permasalahan penting yang digali melaui kuisoner ini dalam audit
pendahuluan mencakup:
1. Manajemen lingkungan secara keseluruhan
2. Kebijakan pengadaan
3. Pengelolaan energy
4. Pengelolaan bahan baku
5. Pengelolaan air dan limbahnya
6. Pengelolaan limbah
7. Pemantauan dan pengendalian kebiisingan
8. Pemantauan dan pengendaliaan kebisingan udara
9. Prosedur tanggapan darurat

6
10. Pelatihan dan kesadaran staf
11. Informasi publikasi lingkungan
12. Respon terhadap pertanyaan dan pengaduan publik

Kuisoner ini ditujukan kepada pegawai lapangan yang berkompeten untuk


memberikan jawab/penjelasan

c. Review informasi latar belakang


Dilakukan untuk memahami objek audit dengan lebih dalam. Review ini dilakukan
terhadap:
1. Lay out mesin
2. Sejarah perusahaan dan aktivitasnya
3. Cetak biru perusahaan
4. Struktur organisasi lokasi audit
5. Panduan dan prosedur internal lingkungan
d. Review Informasi Operasional
Dalam menilai praktik operasional di lapangan, auditor melakukan review terhadap:
1. aktivitas operasional dan deskripsi proses;
2. sistem kebijakan manajemen, prosedur, dan dokumentasi program;
3. catatan (rekaman) yang relevan (kepatuhan, pemantauan, pelatihan,
pemeliharaan, kalibrasi);
4. informasi relevan lainnya menganai praktik manajemen lingkungan.

2. Melakukan Kunjungan Lapangan Pendahuluan


Untuk mengadakan pertemuan dengan fasilitator lapangan, auditor melakukan
kunjungan pendahuluan. Selain bertemu dengan pegawai yang bertanggung jawab,
kunjungan ini bertujuan untuk:
 menilai apakah informasi latar belakang yang telah dikumpulkan up to date dan
akurat,
 menindaklanjuti daftar dari jejak audit pendahuluan,
 mengidentifikasi dan meminta tambahan informasi lapangan jika diperlukan,
 mengonfirmasi ruang lingkup audit,

7
 menentukan kecukupan sumber daya audit.

a. Mengembangkan Kuesioner Lapangan


Aktivitas ini dilakukan untuk mengembangkan serangkaian kuesioner sesuai dengan
tahapan audit dan mengevaluasi kriteria untuk menilai:
1. kepatuhan terhadap peraturan yang dipersyaratkan;
2. kesesuaian dengan pedoman, prosedur, dan kebijakan lingkungan internal;
3. status praktik lingkungan yang sedang diterapkan saat ini;
4. kesadaran staf terhadap pedoman, prosedur, dan kebijakan lingkungan internal.
b. Review Rencana Audit dan Penataan Logistik
Seluruh dokumen dan pengaturan (aransemen) harus diperbaharui atau direvisi untuk
merefleksikan kondisi dan pengetahuan saat ini. Poin-poin kunci yang di-review
termasuk:
1. ruang lingkup audit,
2. jadwal audit,
3. pengalokasian sumber daya,

Output yang dihasilkan dari tahap perencanaan andit ini

1. rencana audit,
2. paket informasi latar belakang,
3. kuesioner lengkap informasi operasional dan audit checklist.

3. Aktivitas Audit Lapangan (Do)

Audit lapangan dilakukan setelah perencanaan audit selesai dilakukan dan


menghasilkan rencana audit yang siap untuk diimplementasikan. Tujuan dari audit
tahap ini adalah untuk:

 melakukan verifikasi kepatuhan terhadap regulasi yang mengatur tanggung jawab


perusahaan terhadap lingkungan;

8
 melakukan penilaian terhadap kebijakan internal dan kesesuaian terhadap prosedur
lingkungan;
 menetapkan status praktik lingkungan yang sedang dijalankan saat ini;
 mengidentifikasi peluang peningkatan.

Beberapa aktivitas dilakukan pada tahap audit ini, meliputi:

a. Rapat Pembukaan
Mengawali aktivitas audit lapangan, dilakukan rapat pembukaan dengan office
manajer dan pegawai lapangan untuk:
1. memperkenalkan anggota tim audit,
2. menyampaikan tujuan dan ruang lingkup audit,
3. menjelaskan metode dan pendekatan audit,
4. menyampaikan pertanyaan-pertanyaan atau fokus pada pegawai lapangan,
5. mengarahkan asisten dan staf pendukung.
b. Review Dokumen
Dalam pelaksanaan audit lapangan, anggota tim audit harus melakukan review
terhadap dokumen-dokumen yang relevan seperti:
1. kebijakan manajemen,
2. sistem dokumentasi manajemen,
3. prosedur operasi,
4. catatan/rekaman (utilitas, persediaan, pemantauan, kalibrasi, transportasi,
pelatihan, dan lain-lain),
5. laporan audit periode sebelumnya,
6. notulen rapat tim green managementy
7. saran-saran yang ramah lingkungan [green suggestion).

Review terhadap dokumen ini dilakukan untuk menilai apakah catatan/rekaman


adalah:

9
1. terbaru,
2. lengkap sebagaimana mestinya
3. ditandatangani,
4. konsisten,
5. sesuai dengan kebutuhan yang relevan.

c. Inspeksi Lapangan secara Detail


Inspeksi lapangan secara terperinci dilakukan dengan bantuan protokol audit lapangan
untuk memperoleh temuan-temuan yang berkaitan dengan:
1.kepatuhan terhadap persyaratan peraturan lingkungan yang berlaku,
2. kesesuaian dengan pedoman, prosedur, dan kebijakan internal tentang lingkungan,
3. status praktik operasional,
4. partisipasi staf dalam implementasi sistem manajemen lingkungan.
d. Interview Staf
Interview terhadap staf dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang:
1. praktik aktual lingkungan, baik saat ini maupun yang telah lalu;
2. kesesuaian dengan atau perbedaan dari peraturan dan persyaratan departemen;
3. kesadaran terhadap harapan dan kebutuhan pengelolaan lingkungan;
4. saran dan komentar.
e. Review Temuan Audit
Aktivitas ini dilakukan untuk memastikan kecukupan temuan-temuan audit untuk
mendukung sebuah kesimpulan audit lapangan dengan:
1. me-review informasi yang dikumpulkan,
2. mengumpulkan tambahan informasi jika diperlukan,
3. meringkas dan mendokumentasikan seluruh hasil observasi dan temuan audit,
4. mengidentifikasi masalah-masalah yang membutuhkan penanganan segera atau
pencegahan.
f. Rapat Penutup

10
Setelah audit lapangan secara menyeluruh dilakukan, rapat penutup dilakukan dalam
rangka menyiapkan kesimpulan audit lapangan. Dalam rapat penutup ini, auditor
menyampaikan temuan-temuan yang diperoleh selama audit dan meminta klarifikasi
dari pihak yang berwenang dalam perusahaan. Rapat penutup juga membahas tentang:
1. pokok-pokok kekuatan dan kelemahan sistem,
2. mengangkat temuan-temuan yang membutuhkan penanganan dengan segera,
3. mengklarifikasi beberapa permasalahan yang sedang terjadi,
4. menyetujui jadwal penerbitan laporan.

g. Menyiapkan Laporan Audit


Bagian akhir dari aktivitas audit adalah menyajikan laporan audit. Dalam laporan ini,
auditor menyimpulkan hasil auditnya berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh
selama melakukan audit. Secara lengkap, sebuah laporan audit harus menyajikan hal-
hal berikut:
1. Ringkasan eksekutif.
2. Pendahuluan dan latar belakang audit.
3. Ruang lingkup dan tujuan audit.
4. Deskripsi metode dan pendekatan audit.
5. Ringkasan temuan audit.
6. Kesimpulan dan rekomendasi.

Khusus untuk ringkasan temuan, seharusnya memuat keterangan tentang hal-hal


berikut:

1. Status kepatuhan terhadap persyaratan peraturan lingkungan.


2. Status kesesuaian dengan pedoman, prosedur, dan kebijakan internal lingkungan.
3. Status implementasi praktik lingkungan yang baik.
4. Tingkat kesadaran staf terhadap masalah-masalah operasional berhubungan dengan
kinerja lingkungan.
5. Status keseluruhan kinerja lingkungan.
6. Rekomendasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan.
h. Penyampaian Draft Laporan Audit untuk Dikomentari

11
Setelah draft audit dibuat, auditor menyampaikan draft tersebut untuk mendapatkan
tanggapan dari pihak manajemen. Pihak-pihak yang diberikan draft laporan untuk
diminta tanggapannya adalah:
1. komite manajemen audit,
2. senior manajemen audit lapangan,
3. fasilitator lapangan,
4. pegawai lapangan yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan
rekomendasi,
5. pihak-pihak lain yang berkepentingan.
i. Pelaporan Final
Setelah semua tanggapan yang berkaitan dengan draft laporan diterima, auditor
menyusun laporan final atas audit lingkungan yang dilakukan. Dalam membuat laporan
final auditor harus:
1. mengabungkan semua komentar yang diterima sebelum menerbitkan laporan
final,
2. meminta persetujuan kepada komite manajemen audit dan senior manajemen
lapangan.

Output yang dihasilkan dari aktivitas tahap ini terdiri atas:

1. laporan audit yang memberikan kesimpulan terhadap:


a. status kepatuhan terhadap peraturan lingkungan;
b. status ketaatan terhadap pedoman» prosedur, dan kebijakan departeman
lingkungan;
c. status kinerja lingkungan saat ini.
2. Rekomendasi untuk peningkatan kinerja lingkungan

4. Aktivitas Setelah Audit (Check)

a. Mengembangkan Rencana Tindakan (Action Plan)


Setelah laporan final audit lingkungan diterbitkan, perusahaan mengetahui status
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dan kinerja lingkungannya. Dalam laporan

12
audit tersebut, auditor menyertakan rekomendasi dan tindakan-tindakan perbaikan yang
harus dilakukan. Tanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomendasi perbaikan ada
pada manajemen. Auditor melakukan pendampingan jika rekomendasi ditindaklanjuti.
Namun sebagai bentuk komitmen untuk melakukan peningkatan yang berkelanjutan,
manajemen harus melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan
auditor. Tindak lanjut hasil audit mencakup beberapa aktivitas. Suatu rencana tindakan
(action plan) harus mencakup hal-hal berikut ini.
1. Tujuan tindakan.
2. Tindakan-tindakan khusus yang dibutuhkan.
3. Pihak-pihak yang bertanggung jawab.
4. Alokasi anggaran.
5. Program implementasi.

5. Tindak Lanjut Hasil Audit Lingkungan (Action)

a. Mengimplementasikan Rencana Tindakan


Pihak-pihak yang bertanggung iawab, mengambil tindakan sesuai alokasi
anggarannya dan rentang waktu yang disetujui dalam mengimplementasikan rencana
tindakan peningkatan jfcmem manajemen lingkungan yang menjadi tanggung
jawabnya.
b. Pemantauan dan Pemeriksaan
Untuk memastikan bahwa implementasi berjalan sesuai dengan rencana, pihak-
pihak yang berwenang melakukan pemantauan dan pemeriksaan. Secara khusus,
pemantauan dan pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang:
1. progres implementasi tindak lanjut yang telah dilakukan,
2. permasalahan-permasalahan yang dihadapi ketika implementasi tindak lanju
dilakukan,
3. usulan solusi masalah dan revisi serta rentang waktu pelaksanaan penyelesaian.
c. Review Rencana Tindakan

13
Review terhadap rencana tindakan dilakukan untuk menilai keberhasilan dan
masalah-masalah yang timbul dari implementasi rencana tindakan yang sudah
dijalankan. Poin-poin kunci untuk di-review termasuk:
1. review terhadap hasil implementasi rencana tindakan,
2. menetapkan tingkat peningkatan kinerja yang dicapai,
3. ruang lingkup dan jadwal audit periode berikutnya.

Output dari tahap tindak lanjut audit lingkungan adalah:

1. rencana tindakan,
2. laporan status implementasi tindak lanjut,
3. ruang lingkup dan jadwal audit periode berikutnya.
2.5 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sistem manajemen lingkungan ini sebagian besar diadopsi dari SNI 19-14001-2005, yang
merupakan terjemahan dari ISO 14001-2004 tentang Audit Manajemen Lingkungan
(Environment Management System).

2.6 PERSYARATAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN


1. Persyaratan Umum
Perusahaan harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara, dan
memperbaiki sistem manajemen lingkungan secara berkelanjutan dan menentukan
bagaimana perusahaan akan memenuhi persyaratan tersebut. Perusahaan harus
menetapkan dan mendokumentasikan lingkup sistem manajemen lingkungannya. Standar
Nasional Sistem Manajemen Lingkungan mensyaratkan perusahaan untuk:
1. menetapkan kebijakan lingkungan yang memadai;
2. mengidentifikasi aspek lingkungan yang timbul dari kegiatan, produk, dan jasa
perusahaan di masa lalu, saat ini, maupun yang direncanakan, agar dapat menetapkan
dampak lingkungan yang penting;
3. mengidentifikasi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lain yang diikuti oleh perusahaan;
4. mengidentifikasi prioritas serta menentukan tujuan dan sasaran lingkungan yang
memadai.

14
5. Menetapkan struktur dan program untuk menerapkan kebijakan dan mencapai tujuan
serta memenuhi sasaran.
6. Memfasilitasi perencanaan, pengendalian, pemantauan, tindakan pencegahan dan
perbaikan, audit dan review untuk memastikan bahwa kebijakan dipenuhi dan sistem
manajemen lingkungan tetap memadai.
7. Mampu menyesuaikan dengan perubahan kondisi.

Terhadap perusahaan yang tanpa manajemen lingkungan pada tahap awal


»«baiknya menentukan posisinya »aat Ini terhadap lingkungan melalui »uatu tinjauan.
Tujuan dari tinjauan Ini adalah untuk mempertimbangkan semua aspek lingkungan
perusahaan tersebut sebagai dasar penetapan sistem manajemen lingkungan. 'T injauan
yang dilakukan »«baiknya mencakup empat bidang kunci meliputi:

1. identifikasi aspek lingkungan, termasuk yang berhubungan dengan kondisi operasi


normal, abnormal termasuk saat memulai operasi (start up), saat selesainya operasi
(shut dowrt), dan saat situasi darurat serta kecelakaan;
2. identifikasi persyaratan peraturan perundang*undangan yang berlaku dan persyaratan
lain yang diikuti oleh perusahaan;
3. pemeriksaan terhadap praktik dan prosedur manajemen lingkungan yang telah ada,
termasuk yang berhubungan dengan kegiatan pengadaan barang dan jasa dan kontrak;
4. evaluasi terhadap situasi darurat dan kecelakaan sebelumnya.

Pelaksanaan tinjauan dapat dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan


(checkkst), wawancara, pengawasan, dan pengukuruan langsung, hasil dari audit atau
revtew lain sebelumnya, tergantung pada sifat kegiatan.

2. Kebijakan Lingkungan

Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan perusahaan dan


memastikan bahwa kebijakan dalam lingkup sistem manajemen lingkungannya:

1. sesuai dengan silat» ukuran» dan dampak lingkungan dari kegiatan, produk, dan
jasanya;
2. mencakup komitmen pada perbaikan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran;

15
3. mencakup komitmen untuk menaati peraturan per undang-undangan yang berlaku dan
persyaratan lain yang diikuti perusahaan terkait dengan aspek lingkungannya;
4. menyediakan kerangka untuk menentukan dan mengkaji tujuan dan sasaran
lingkungan;
5. didokumentasikan, diterapkan, dan dipelihara;
6. dikomunikasikan kepada semua orang yang bekerja pada atau atas nama perusahaan
7. tersedia untuk masyarakat.

Kebijakan lingkungan adalah merupakan pendorong untuk menerapkan dan


memperbaiki sistem manajemen lingkungan perusahaan sehingga sistem tersebut dapat
terpelihara dengan berpotensi meningkatkan kinerja lingkungannya. Kebijakan ini
seharusnya mencerminkan komitmen manajemen puncak untuk menaati persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lain, untuk mencegah
pencemaran dan untuk memperbaiki secara berkelanjutan. Kebijakan lingkungan
memberikan landasan bagi perusahaan untuk menentukan tujuan dan sasaran
lingkungannya.

3. Perencanaan
a. Aspek Lingkungan

Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:

1. Mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk, dan jasa dalam lingkup


sistem manajemen lingkungan yang dapat dikendalikan dan yang dapat
dipengaruhi dengan memperhitungkan pembangunan yang direncanakan atau
baru; kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang diubah.
2. Menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting
terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting). Walaupun tidak ada
pendekatan tunggal untuk mengidentifikasi aspek lingkunan, pendekatan yang
dipilih dapat mempertimbangkan hal- hal berikut ini sebagai bagian dari aspek
lingkungannya.
a. Emisi ke udara.
b. Pembuangan ke air.

16
c. Pembuangan ke tanah.
d. Penggunaan bahan baku dan sumber daya alam,
e. Penggunaan energi.
f. Pancaran energi seperti panas, radiasi, getaran dan sebagainya.
g. Limbah dan produk samping.
h. Atribut fisik seperti ukuran, bentuk, warna, penampilan.

Perusahaan harus mendokumentasikan informasi ini dan memelihara


kemuktahirannya.Di samping itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa aspek
lingkungan penting diperhitungkan dalam penetapan, penerapan, dan pemeliharaan
sistem manajemen lingkungan Penentuan aspek lingkungan penting harus
mempertimbangkan aspek aspek yang berhubungan dengan kegiatan, produk dan jasa
seperti:

a. desain dan pengembangan,


b. proses manufaktur,
c. pengemasan dan transportasi,
d. kinerja lingkungan serta aktivitas para kontraktor dan pemasok,
e. pengelolaan limbah,
f. ekstraksi dan distribusi bahan baku dan sumber daya alam,
g. distribusi penggunaan dan akhir pakai produk,
h. kehidupan di alam dan keanekaragaman hayati.

2.7 PENERAPAN DAN OPERASI


1. Sumber Daya, Peran,Tanggung Jawab, dan Kewenangan
Manajemen harus memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk
menetapkan, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan sistem manajemen lingkungan.
Sumber daya termasuk sumber daya manusia dan keterampilan khusus, sarana
operasional, teknologi dan sumber daya keuangan. Peran, tanggung jawab, dan
kewenangan harus ditentukan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan guna
memfasilitasi manajemen lingkungan yang efektif. Keberhasilan penerapan sistem
manajemen lingkungan memerlukan komitmen semua pihak yang terlibat. Dengan

17
demikian peran dan tanggung jawab lingkungan seharusnya tidak dibatasi pada fungsi
manajemen lingkungan saja, tetapi juga termasuk bidang lain pada perusahaan.
Manajemen puncak perusahaan harus menunjuk satu orang atau lebih wakil manajemen
tertentu, yang tidak tergantung pada tanggung jawab lainnya, yang harus mempunyai
peran, tanggung jawab dan kewenangan yang telah ditetapkan untuk:
a. memastikan bahwa sistem manajemen lingkungan ditetapkan, diterapkan, dan
dipelihara sesuai dengan persyaratan standar yang berlaku;
b. melapor kepada manajemen puncak mengenai kinerja sistem manajemen
lingkungan untuk kajian termasuk rekomendasi perbaikan.

2. Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran

Perusahaan harus memastikan bahwa setiap orang yang bertugas untuk atau atas
nama perusahaan yang berpotensi menyebabkan satu atau lebih dampak lingkungan
penting yang diidentifikasi, mempunyai kompetensi yang berasal dari pendidikan,
pelatihan, atau pengalaman yang memadai dan perusahaan harus menyimpan rekaman
yang terkait dengan kompetisi tersebut. Di samping itu perusahaan juga harus
mengidentifikasi keperluan pelatihan yang terkait dengan aspek lingkungan dan sistem
manajemen lingkungan. Perusahaan harus memberikan pelatihan atau cara lain untuk
memenuhi keperluan tersebut dan menyimpan rekaman terkait.

perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk


memastikan orang yang bekerja untuk atau atas nama perusahaan memahami tentang:

1. Pentingnya kesesuaian dengan kebijakan lingkungan dan prosedur serta dengan


persyaratan sistem manajemen lingkungan;
2. Aspek lingkungan penting dan dampak yang atau potensial terjadi yang terkait
dengan pekerjaannya dan manfaat peningkatan kinerja perorangan terhadap
lingkungan;
3. peran dan tanggung jawab mereka dalam mencapai pemenuhan persyaratan sistem
manajemen lingkungan;
4. akibat yang mungkin terjadi bila prosedur tidak dilaksanakan

18
3. Komunikasi
Berkaitan dengan aspek lingkungan dan sistem manajemen lingkungan, perusahaan
harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk:
a. Komunikasi internal antara tingkatan dan fungsi yang beragam di perusahaan;
b. Menerima, mendokumentasikan, dan menanggapi, dan menanggapi komunikasi yang
terkait dari pihak eksternal yang berkepentingan.
perusahaan harus memutuskan apakah akann melaksanakan komunikasi kepada pihak
eksternal mengenai aspek lingkungannya dan harus mendokumentasikan keputusan
tersebut. Bila keputusan perusahaan adalah melaksanakan komunikasi eksternal tersebut,
maka perusahaan harus menetapkan dan menerapkan metode untuk komunikasi eksternal
tersebut.

4. Dokumentasi
Dokumentasi sistem manajemen lingkungan harus mencakup:
a. Kebijakan, tujuan dan sasaran lingkungan.
b. penjelasan lingkup sistem manajemen lingkungan.
c. penjelasan unsur-unsur utama sistem manajemen lingkungan dan keterkaitannya
serta rujukan kepada dokumen terkait
d. dokumen, termasuk rekaman yang disyaratkan oleh standar ini;
e. dokumen, termasuk rekaman yang ditentukan oleh perusahaan sebagai dokumen
penting untuk memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses secara
efektif yang terkait dengan aspek lingkungan penting

Catatan dokumentasi sistem manajemen lingkungan dapat berbeda antara satu


perusahaan dengan perusahaan lainnya, tergantung pada:

a. ukuran dan jenis perusahaan, kegiatan, produk atau jasanya.


b. kompleksitas proses dan interaksinya.
c. kompetensi personel.

Contoh-contoh dokumen mencakup:

19
a. pernyataan kebijakan tujuan dan sasaran,
b. informasi mengenai aspek lingkungan penting,
c. prosedur,
d. informasi mengenai proses,
e. struktur organisasi,
f. standar internal dan eksternal,
g. rencana kedaruratan
h. rekaman

Keputusan untuk mendokumentasikan prosedur harus didasarkan pada isu seperti:

a. konsekuensi jika tidak didokumentasikan, termasuk terhadap lingkungan,


b. keperluan untuk menunjukkan penataan terhadap persyaratan peraturan perundang
undangan yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti oleh perusahaan,
c. keperluan untuk memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan secara konsisten,
d. manfaat jika didokumentasikan, yang dapat termasuk penerapan yang lebih mudah
HB komunikasi dan pelatihan, pemeliharaan dan revisi yang lebih mudah, risiko lebih
kecilterhadap kerancuan dan penyimpangan dan kemudahan menunjukkan
ketersediaan prosedur.

5. Pengendalian Dokumen
Dokumen yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan harus dikendalikan
Kekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan mengikuti persyaratan
pengendalian rekaman. Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara
prosedur untuk :
a. menyetujui dokumen sebelum diterbitkan,
b. menyetujui, memutakhirkan seperlunya, dan menyetujui ulang (rruprove) dokumen.
c. memastikan agar perubahan dan status revisi dokumen terakhir dapat diidentifikasi,
d. memastikan agar versi dokumen yang berlaku tersedia di tempat penggunaan.
e. memastikan agar dokumen tetap terbata dan dapat dengan mudah diidentifikasi.

20
f. memastikan agar dokumen yang berasal dari pihak eksternal yang ditetapkan oleh
perusahaan sebagai dokumen penting untuk perencanaan dan operasi sistem
manajemen lingkungan diidentifikasi dan penyebarannya dikendalikan,
g. mencegah penggunaan dokumen kedaluwarsa dan menerapkan identifikasi yang
sesuai pada dokumen tersebut bila masih disimpan untuk maksud tertentu

6. Pengendalian Operasional
Perusahaan harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi yang terkait dengan
aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi, sesuai dengan kebijakan, tujuan dan
sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanakan pada kondisi tertentu, dengan :
a. Menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur tcrdokumentasi untuk
mengendalikan situaslyang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan, dan sasaran
lingkungan apabila prosedur tersebnt tidak ada;
b. Menentukan kriteria operasi dalam prosedur, dan
c. Menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur yang terkait dengan aspek
lingkungan penting yang telah diidentifikasi pada barang dun jasa yang digunakan
oleh perusahaan, serta mengomunikasikan prosedur dan persyauUn yang berlaku
termasuk kepada pemasok dan kontraktor.

7. Kesiagaan dan Tanggap Darurat


Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk
mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan serta bagaimana perusahaan akan menanggapinya. Perusahaan harus
melakukan tindakan terhadap situasi darurat dan kecelakaan yang terjadi serta mengatasi
dampak lingkungan negatif yang ditimbulkan. Perusahaan harus meninjau prosedur
kesiagaan dan tanggap darurat secara berkala dan jika diperlukan perusahaan
menyempurnakan prosedur tersebut, khususnya setelah terjadi kecelakaan atau situasi
darurat.
Setiap perusahaan bertanggung jawab untuk mengembangkan prosedur kesiagaan
dan tanggap darurat sesuai dengan keperluannya. Dalam mengembangkan prosedur
tersebut perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal di bawah ini.

21
a. Sifat bahaya di lokasi (on-site hazard), seperti: cairan mudah terbakar, tangki
penyimpanan dan gas bertekanan tinggi, serta tindakan yang dilakukan jika terjadi
tumpahan atau pelepasan ke lingkungan karena terjadi kecelakaan.
b. Jenis dan skala situasi darurat atau kecelakaan yang paling mungkin terjadi.
c. Metode yang paling memadai untuk menanggapi kecelakaan atau situasi darurat.
d. Rencana komunikasi internal dan eksternal.
e. Tindakan yang diperlukan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan.
f. Mitigasi dan tindakan tanggapan yang dilaksanakan untuk berbagai jenis kecelakaan
atau situasi darurat yang berbeda-beda.
g. Keperluan untuk proses evaluasi setelah kecelakaan untuk menetapkan dan
menerapkan tindakan perbaikan dan pencegahan.
h. Pengecekan berkala terhadap prosedur tanggap darurat.
i. Pelatihan terhadap personel tanggap darurat.
j. Daftar personel kunci dan instansi perbantuan termasuk informasi detail mengenai
kontak penting (seperti dinas pemadam kebakaran, jasa pembersihan tumpahan, dan
sebagainya)
k. Rute evakuasi dan tempat berkumpul yang aman.
l. Potensi terjadinya situasi darurat atau kecelakaan pada fasilitas yang lokasinya
berdekatan (seperti pabrik, jalan, lintasan kereta api).
m. Kemungkinan saling membantu dengan perusahaan sekitarnya.

8. Pemeriksaan
a. Pemantauan dan Pengukuran
Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk
secara berkala memantau dan mengukur karakteristik pokok operasinya yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan penting. Prosedur tersebut harus termasuk
pendokumentasian informasi untuk memantau kinerja pengendalian operasional yang
berlaku dan pemenuhan tujuan dan sasaran lingkungan perusahaan.
Perusahaan harus memastikan agar peralatan pemantauan dan pengukuran
dikalibrasi atau diverifikasi, digunakan dan dipelihara, serta menyimpan rekaman
terkait. Karakteristik pokok adalah karakteristik yang diperlukan oleh perusahaan

22
sebagai pertimbangan untuk menentukan bagaimana perusahaan mengelola aspek
lingkungan, pentingnya mencapai tujuan dan sasaran serta memperbaiki kinerja
lingkungan.

b. Evaluasi Penataan
Sesuai dengan komitmen terhadap penataan, perusahaan harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk secara berkala mengevaluasi penataan
terhadap persyaratan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan
harus mengevaluasi penataan terhadap ketentuan lain yang diakuinya. Perusahaan
dapat menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi terhadap penataan peraturan
yang dimiliki, undang undang atau menelapkan prosedur yang terpisah dan harus
menyimpan rekaman hasil evalusi berkala tersebut.

c. Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan, dan Tindakan Pencegahan


Perusahaan harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk
menangani ketidaksesuaian yang potensial maupun nyata terjadi serta melaksanakan
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan. Prosedur tersebut harus menjelaskan
persyaratan untuk:
1. Mengidentifikasi dan melaksanakan koreksi terhadap ketidaksesuaian dan
melaksanakan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan yang timbul.
2. Menyelidiki ketidaksesuaian, menemukan penyebabnya dan melaksanakan
undakan untuk menghindari terulangnya ketidaksesuaian.
3. Mengevaluasi keperluan untuk pencegahan ketidaksesuaian dan menerapkan
tindakan yang memadai untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian;
4. Merekam hasil tindakan perbaikan dan pencegahan yang telah dilaksanakan;
5. Meninjau efektivitas tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah
dilaksanakan.

d. Pengendalian Rekaman

23
Perusahaan harus menetapkan, menerapkan dan memelihara rekaman yang
diperlukan untuk menunjukkan pemenuhan persyaratan Sistem Manajemen
Lingkungan dan hasil yang dicapai. Disamping itu perusahaan juga harus
menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk pengidentifikasian,
penyimpanan, perlindungan, pengambilan, penahanan (retention)
e. Audit Internal
Perusahaan harus memastikan bahwa audit internal terhadap Sistem Manajemen
Lingkungan dilaksanakan pada jangka waktu yang direncanakan untuk:
1. Menentukan apakah Sistem Manajemen Lingkungan
a. Memenuhi pengaturan yang direncanakan untuk manajemen lingkungan; dan
b. Telah diterapkan dan dipelihara secara memadai
2. Menyediakan informasi hasil audit bagi manajemen.

Audit internal terhadap sistem manajemen lingkungan dapat dilakukan oleh


auditor dari dalam perusahaan atau oleh auditor eksternal yang ditunjuk oleh
perusahaan» yang bekerja atas nama perusahaan. Pada kedua situasi tersebut orang
yang melaksanakan audit seharunya kompeten independen dan objektif.

f. Tinjauan Manajemen
Manajemen puncak harus meninjau sistem manajemen lingkungan perusahaan
dalam jangka waktu tertentu, untuk memelihara kesesuaian, kecukupan dan
efektivitas sistem yang berkelanjutan. Tinjauan harus termasuk mengkaji kesempatan
untuk perbaikan dan keperluan untuk melakukan perubahan pada sistem manajemen
lingkungan termasuk kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran lingkungan. Rekaman
tinjauan manajemen harus disimpan. Masukan kepada tinjauan manajemen harus
termasuk :
1. Hasil audit internal dan evaluasi penataan terhadap persyaratan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang diikuti perusahaan;
2. Komunikasi dari pihak eksternal yang berkepentingan termasuk keluhan;
3. Kinerja lingkungan perusahaan;
4. Tingkat pencapaian tujuan dan sasaran;
5. Status tindakan perbaikan dan pencegahan;

24
6. Tindak lanjut tinjauan manajemen sebelumnya;
7. Situasi yang berubah, termasuk perkembangan pada persyaratan perundang-
undangan yang berlaku dan parsyaratan lain yang terkait dengan aspek
lingkungan dan;
8. Rekomendasi perbaikan.

Keluaran tinjauan manajemen harus termasuk setiap keputusan dan tindakan


terkait dengan perubahan pada kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan serta unsur
lain sistem manajemen lingkungan, sesuai dengan komitmen pada perbaikan
berkelanjutan. Tinjauan manajemen seharusnya mencakup lingkup sistem manajemen
lingkungan, walaupun tidak semua unsur sistem manajemen lingkungan perlu ditinjau
sekaligus pada waktu yang sama dan proses tinjuan dapat dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu.

BAB III
KESIMPULAN

25

Anda mungkin juga menyukai