A. Pengertian Umum
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan dengan nama
dan dalam bentuk apapun yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaran kegiatan
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
1. Badan Pemerintah
2. Subjek Pajak Badan Dalam Negeri
3. Penyelenggara Kegiatan
4. Bentuk Usaha Tetap ( BUT )
5. Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya
6. Orang Pribadi Sebagai Wajib Pajak (WP) dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Pelayanan Pajak Sebagai Pemotong PPh Pasal 23, Yaitu:
1. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, PPAT
2. Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan Pembukuan, Atas
Pembayaran berupa sewa.
2. BUT
1. Saat terutang, PPh Pasal 23 terutang pada bulan dilakukannya pembayaran atau pada bulan
terutangnya penghasilan yang bersangkutan.
2. Penyetoran, PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak selambat-lambatnya tanggal
sepuluh bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak
3. Pelaporan, Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT masa ke KPP dimana pemotong
pajakk terdaftar selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir.
Pemotong Pajak harus memberikan Bukt Pemotongan PPh Pasal 23 ( Form KP PPh 2.6/BP/95) kepada
orang pribadi atau badan yang telah dipotong PPh Pasal 23.
H. Contoh Aplikasi
Untuk memudahkan pelaksanaan operasional harian karyawan, PT Gemerlap menyewa 3 bus milik PO
Bintang dengan pembayaran sewa Rp. 20.000.000,- / bulan. Dalam kontrak tersebut, uang sewa
termasuk biaya sopir Rp. 5.000.000,- dan biaya pemeliharaan Rp. 3.000.000,-
PPh Pasal 23 :
PT Buana berusaha dibidang konsultan teknik. Tahun 2002 perusahaan tersebut menerima order dari PT
Angkasa untuk merancang desain gedung baru dengan imbalan Rp. 200.000.000,-
PPh Pasal 23 :