Anda di halaman 1dari 3

Ilmu Coding Wajib Dikuasai di Era Digital

Jakarta - Usaha rintisan atau startup digital dalam beberapa tahun belakangan ini tumbuh
subur di Indonesia. Bahkan sudah ada empat startup asal Indonesia yang menyandang status
“unicorn” dengan nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar, yaitu Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak,
dan Traveloka.

Di sisi lain, penggunan teknologi digital juga semakin mendominasi berbagai dunia usaha.
Kondisi ini membuat kebutuhan akan programmer handal makin meningkat. Sayangnya,
belum banyak sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kemampuan memadai untuk
mendukung tren ekonomi digital tersebut.

Penggagas Coding Smart School, Mercy Sihombing, mengatakan saat ini Indonesia masih
kekurangan programmer handal yang selalu mengikuti perkembangan teknologi digital,
padahal peluang kerjanya terbuka sangat lebar. Kemampuan coding atau menciptakan
program komputer kini menjadi skill yang paling dicari dengan gaji yang menggiurkan.
Keahlian tersebut juga bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan teknologi sendiri,
misalnya membuat startup digital.

Meskipun sudah banyak perguruan tinggi yang membuka jurusan Teknologi Informasi (TI),
menurut Mercy keahlian lulusannya banyak yang tidak relevan dengan kebutuhan industri.
Sebab, teknologi berkembang sangat cepat, sementara ilmu yang diajarkan oleh dosen
kebanyakan masih berdasakan pada ilmu yang dipelajarinya dulu.

“Indonesia masih kekurangan programmer yang handal. Makanya banyak perusahaan yang
mempekerjakan programmer dari luar negeri. Kebutuhannya memang sangat tinggi. Bahkan
beberapa CTO dan CEO e-Commerce besar di Indonesia sudah sering menanyakan, kapan
programmer lulusan Coding Smart School bisa bergabung di tempat mereka,” kata Mercy.

Bila peluang besar ini tidak ingin direbut oleh programmer dari luar negeri, mempelajari ilmu
coding menurutnya menjadi sebuah keharusan. Apalagi jika melihat tren menjamurnya
startup digital dan pengadopsian teknologi digital dalam berbagai bidang.

“Ke depannya kan diprediksi ada beberapa jenis pekerjaan yang akan hilang. Kemampuan
coding ini jadi salah satu modal penting kalau tidak mau terhempas oleh kemajuan zaman.
Sekarang pun sudah mulai kelihatan, semuanya berbasis komputer, pakai Artificial
Intelligence,” tutur Mercy.

Dimulai Sejak Dini


Tidak hanya untuk orang dewasa yang tengah bersiap memasuki dunia kerja, menurut Mercy
ilmu coding sudah selayaknya menjadi skill dasar anak-anak Indonesia seperti yang terjadi di
negara-negara maju. Sejak dini, anak-anak sudah harus diperkenalkan dengan teknologi yang
akan menjadi kunci keberhasilan karier mereka di masa depan.

“Di era digital seperti saat ini, ilmu coding sudah sama pentingnya dengan ilmu-ilmu lain
yang dipelajari di sekolah seperti matematika atau bahasa Inggris,” tuturnya.
Sejak usia 10 tahun, anak laki-laki Mercy yang bernama Andre Christoga juga sudah
difasilitasi olehnya untuk belajar coding. Bahkan di usianya yang baru menginjak 14 tahun,
Andre kini mulai banyak mendapatkan proyek untuk membuat produk teknologi berkat ilmu
coding yang dimilikinya.

“Dia kebetulan suka sekali bermain game. Tapi saya tidak mau anak saya hanya menjadi user
saja. Harus juga bisa mengembangkan aplikasi sendiri. Makanya saya fasilitasi untuk belajar
coding dan anaknya memang suka,” imbuhnya.

Melalui dukungan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Mercy


selama satu tahun ini juga mulai menjalankan Coding Smart School, lembaga pendidikan
vokasi setara SMA yang fokus mengajarkan teknologi, coding, dan programming.
Kurikulumnya dirancang untuk membangun keahlian yang dapat diaplikasikan pada industri
teknologi terkini. Mentornya pun merupakan para praktisi andal yang memang berkecimpung
di dunia teknologi digital.

Di sekolah ini, para siswa tetap akan mempelajari enam mata pelajaran wajib. Di luar itu,
mereka akan difokuskan mempelajari ilmu coding selama dua tahun, kemudian menjalani
magang selama satu tahun di perusahaan teknologi atau startup yang bermitra dengan Coding
Smart School.

Membangun Logika Berfikir


Pentingnya membekali ilmu coding sejak dini juga diutarakan Fransiska Oetami, salah satu
pendiri Clevio Coder Camp sebagai salah satu pionir kursus programming edu-game di
Indonesia. Bahkan program kursus programming di Clevio sudah diberikan untuk anak-anak
mulai usia 6 tahun.

“Dengan adanya perubahan jenis pekerjaan, di mana hampir semua bidang menggunakan
teknologi, ilmu coding sudah seharusnya masuk dalam kurikulum inti di sekolah,” tuturnya.

Dengan belajar ilmu coding, lanjut Fransiska, ada banyak manfaat yang didapat. Seperti
membangun logika berfikir dan melatih team work.

“Dengan mengajarkan programming, kita bisa membantu mengembangkan pola pikir logika
anak-anak, serta mengembangkan logika psiko-sosial mereka. Makanya di tempat kami itu
para siswanya tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja sama dalam tim yang terdiri dari dua
sampai tiga siswa sebagai Game Designer, Game Programmer dan Project Manager. Jadi
setiap anak bisa belajar bertukar pendapat dan mengambil keputusan bersama dalam berbagai
project,” tuturnya.

Tidak hanya anak-anak, Clevio juga terus mendorong para perempuan untuk mempelajari
ilmu teknologi, apakah itu sebagai programmer, atau memanfaatkan teknologi untuk
berbisnis. Apalagi jumlah programmer perempuan di Indonesia masih sangat minim.
Karenanya, selain membuat program kursus coding untuk anak-anak, di Clevio juga ada
program kursus coding untuk para ibu.

"Dengan makin besarnya penggunaan teknologi dalam kehidupan kita, kalau perempuan
hanya sebagai pengguna saja, sementara yang membuat kebanyakan laki-laki, nantinya akan
kelihatan ada blindspot. Produk-produk teknologi yang untuk perempuan akan terasa tidak
ramah perempuan. Karena kan yang paling mengerti kebutuhan perempuan sebenarnya ya
perempuan,” tuturnya.

Menurut Fransiska, sudah tidak zamannya lagi berpikir kalau dunia teknologi hanya untuk
laki-laki. Dalam era teknologi digital seperti saat ini, di mana hampir semua lini kehidupan
tidak bisa lepas dari teknologi, perempuan juga harus bisa membuat sebuah produk teknologi,
tidak hanya sebagai pengguna saja.

Belajar Coding Secara Online


CEO Dicoding Narenda Wicaksono mengungkapkan, minat masyarakat untuk mempelajari
ilmu coding saat ini sudah makin besar. Contohnya saja di Dicoding yang memiliki sekitar
40.000 murid di seluruh Indonesia. Namun Narendra memberi cacatan khusus perihal
kemampuan logika berfikir yang dinilainya masih perlu ditingkatkan.

“Belajar coding itu logika berfikirnya harus kuat, begitu juga dengan kemampuan
menganalisa dan memikirkan alur algoritma. Analoginya, kalau misalkan kita mau ke
Bandung dari Jakarta, harus bisa mikir mana jalan yang paling efektif untuk bisa sampai ke
sana, apakah lewat Bogor, Sukabumi, atau Puncak. Logika berfikir ini yang masih harus terus
diasah,” tuturnya.

Di antara profesi lain, menurut Narenda permintaan terhadap programmer termasuk yang
paling tinggi. Sayangnya kemampuan yang dimiliki lulusan perguruan tinggi jurusan TI
banyak yang tidak relevan dengan kebutuhan industri. Akhirnya banyak yang justru bekerja
di bidang lain yang tidak ada kaitannya dengan ilmu yang mereka pelajari.

Di awal tahun 2015, Narendra mendirikan Dicoding Academy untuk membantu para lulusan
TI atau programmer mengembangkan kemampuannya. Sebagai satu-satunya Google
Authorized Training Partner atau mitra pelatihan yang diakui di Indonesia, semua modul
pembelajaran telah diverifikasi langsung oleh Google untuk memastikan materi yang
diajarkan relevan dan sesuai dengan kebutuhan industri digital saat ini. Beberapa lulusannya
kini sudah bekerja di berbagai e-Commerce besar, di Go-Jek, BTPN, hingga membangun
startup digital.

“Program belajar ini kami buat online agar bisa menjangkau seluruh masyarakat di Indonesia.
Programnya berlangsung selama 90 hari dan butuh komitmen penuh serta self learning yang
bagus. Setiap tugas yang dikerjakan juga akan direview langsung dari para inovator dan
developer expert,” ujar Narendra.

Selain Coding Smart School, Clevio Coder Camp, dan juga Dicoding, di luar sana ada
banyak sekali lembaga pendidikan maupun tempat kursus coding yang bisa diikuti, baik yang
offline maupun online. Seperti Coding Indonesia, Hacktive8, Binar Academy, Code For
Indonesia, dan masih banyak lagi. Bila tak ingin tergilas perkembangan zaman, mulailah
dedikasikan waktu untuk mengasah kemampuan coding yang sangat berguna di masa
sekarang dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai