Anda di halaman 1dari 3

PENYEBAB TERBENTUKNYA LAHAN TIDUR

Penyebab terbentuknya lahan tidur bisa dilihat secara fisik dan sosial. Ketika suatu lahan tidak lagi
mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal, biasanya lahan ditinggalkan. Hal ini
umum terjadi pada sistem ladang berpindah. Sistem ladang berpindah diketahui sebagai penyebab
terjadinya degradasi lahan yang dapat menuju kedesertifikasi.
Selain faktor kondisi tanah, faktor sosial ekonomi juga menentukan. Petani yang tidak lagi
menganggap pertanian sebagai sebuah mata pencaharian yang menguntungkan akan beralih dan
meninggalkan lahannya. Perbaikan pola tanam dengan diversifikasi komoditas dan rotasi
tanaman dapat memperkaya jenis sumber penghasilan petani sehingga petani mendapatkan
penghasilan alternatif di luar tanaman utama. Selain itu, diversifikasi mencegah harga jatuh setelah
panen.
Di masyarakat adat pedalaman Kalimantan, lahan tidur merupakan bagian dari aktivitas bercocok
tanam berpindah (shifting cultivation) dengan tebang dan bakar. Pertanian intensif jarang sekali
dilakukan. Sebuah lahan pertanian yang tidak lagi produktif akan ditinggalkan sehingga menjadi
lahan tidur, dan petani membuka hutan untuk menjadi lahan pertanian baru.
Lahan tidur di atas tanah gambut dapat ditumbuhi semak belukar yang mampu terbakar dengan
mudah di musim kemarau. Semak belukar kering dan tanah gambut merupakan dua komponen
dari hutan gambut yang sering menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan gambut.
Sebuah lahan yang tidak menghasilkan dalam waktu lama meski terdapat tanaman pertanian di
atasnya juga disebut sebagai lahan tidur. Tanaman pertanian yang berdiri biasanya tanaman yang
membutuhkan waktu lama untuk dipanen, seperti tanaman penghasil kayu. Agar tidak terlihat
sebagai lahan tidur, pada lahan yang ditanami pohon penghasil kayu dapat dilakukan tumpang
sari dengan tanaman pertanian yang cepat menghasilkan, atau ditanami rerumputansebagai lahan
penggembalaan dan sumber pakan hewan ternak.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_tidur

KESIMPULAN
Lahan tidur adalahan terbangun maupun tidak terbangun, tetapi tidak dimanfaatkan oleh pihak yang
menguasai sesuai dengan sifat dan tujuan penguasaannya atau rencana tata ruang yang berlaku.
Sehingga sangat disayangkan jika hanya dibiarkan begitu saja. Karena selain dapat menjaga
ketahanan pangan juga dapat menjadi alternative peningkatan pengnghasilan petani. Sedangkan
criteria lahan tidur yang baik meliputi Lahan tidak terlalu miring, kemudian tanahnya gembur dan
subur, dan lahan tiak pernah dilanda banjir. Selanjutnya tahap dalam penyiapan lahan ada tiga yaitu
membersihkan lahan, mengolah tanah, dan menata lahan. Kemudian tanaman-tanaman yang cocok
untuk lahan tidur adalah kedelai, jagung, kacang tanah, kacang hijau, singkong, ubi jalar, dan padi
gogo.
Sumber;qoiz-fansub16.blogspot.com
STATUS
Posted by : My Blog
Pada masyarakat adat pedalaman Kalimantan, lahan tidur jarang dianggap sebagai lahan yang
kosong. Sebuah lahan kosong dibiarkan tanpa ditanam dengan alasan tertentu. Sehingga lahan tidur
tetap memiliki status kepemilikan tertentu meski berada di hutan, yang ditentukan oleh konsensi di
dalam masyarakat adat tersebut. Konsensi tersebut menjadikan kepemilikan bukanlah status yang
tetap. Kepemilikan tidak selalu secara individu, tetapi juga dapat secara berkelompok.
Sejak jaman Orde Baru di Indonesia, lahan tidur dipaksakan untuk digunakan sebagai jalan untuk
mencegah terjadinya krisis pangan. Hal ini berlaku di bawah Hukum Dasar Agraria bahwa suatu
lahan harus dikelola dengan produktif sebagai bagian dari fungsi sosialnya, entah di bawah hak sewa
maupun hak milik.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_tidur

PENYEBAB TERBENTUKNYA LAHAN TIDUR


Posted by : My Blog
Penyebab terbentuknya lahan tidur bisa dilihat secara fisik dan sosial. Ketika suatu lahan tidak lagi
mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal, biasanya lahan ditinggalkan. Hal ini
umum terjadi pada sistem ladang berpindah. Sistem ladang berpindah diketahui sebagai penyebab
terjadinya degradasi lahan yang dapat menuju kedesertifikasi.
Selain faktor kondisi tanah, faktor sosial ekonomi juga menentukan. Petani yang tidak lagi
menganggap pertanian sebagai sebuah mata pencaharian yang menguntungkan akan beralih dan
meninggalkan lahannya. Perbaikan pola tanam dengan diversifikasi komoditas dan rotasi
tanaman dapat memperkaya jenis sumber penghasilan petani sehingga petani mendapatkan
penghasilan alternatif di luar tanaman utama. Selain itu, diversifikasi mencegah harga jatuh setelah
panen.
Di masyarakat adat pedalaman Kalimantan, lahan tidur merupakan bagian dari aktivitas bercocok
tanam berpindah (shifting cultivation) dengan tebang dan bakar. Pertanian intensif jarang sekali
dilakukan. Sebuah lahan pertanian yang tidak lagi produktif akan ditinggalkan sehingga menjadi
lahan tidur, dan petani membuka hutan untuk menjadi lahan pertanian baru.
Lahan tidur di atas tanah gambut dapat ditumbuhi semak belukar yang mampu terbakar dengan
mudah di musim kemarau. Semak belukar kering dan tanah gambut merupakan dua komponen
dari hutan gambut yang sering menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan gambut.
Sebuah lahan yang tidak menghasilkan dalam waktu lama meski terdapat tanaman pertanian di
atasnya juga disebut sebagai lahan tidur. Tanaman pertanian yang berdiri biasanya tanaman yang
membutuhkan waktu lama untuk dipanen, seperti tanaman penghasil kayu. Agar tidak terlihat
sebagai lahan tidur, pada lahan yang ditanami pohon penghasil kayu dapat dilakukan tumpang
sari dengan tanaman pertanian yang cepat menghasilkan, atau ditanami rerumputansebagai lahan
penggembalaan dan sumber pakan hewan ternak.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lahan_tidur

Anda mungkin juga menyukai