Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia
demikian menurut United Nations International Stategy for Disaster Reduction
(UNISDR; Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko
Bencana). Berbagai bencana alam mulai gempa bumi, tsunami, letusan gunung
berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan rawan terjadi di
Indonesia. Bahkan untuk beberapa jenis bencana alam, Indonesia menduduki
peringkat pertama dalam paparan terhadap penduduk atau jumlah manusia yang
menjadi korban meninggal akibat bencana alam. Inilah yang menasbihkan
Indonesia sebagai negara dengan resiko dan dampak bencana alam tertinggi di
dunia.
Bencana alam tersebut khususnya bencana banjir, terjadi kebanyakan
disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya masyarakat yang kurang
sadar terhadap kebersihan lingkungan seperti membuang sampah di sungai. Hal
kecil tersebut sering dianggap remeh oleh masyarakat, padahal apabila sering
dilakukan akan menyebabkan bencana yang merugikan bagi masyarakat itu
sendiri.
Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah telah membuat UU no 24
tahun 2007 tentang penangan bencana alam di Indonesia. Pada pasal 1 dijelaskan
bahwa serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi. Akan tetapi pelaksanaan UU tersebut tidak akan terlaksana dengan
efisien apabila masyarakat tidak mendukung dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga pelaksanaan UU tersebut hanyalah sebagai
simbol belaka yang nantinya tidak akan menyelesaikan bencana alam di Indonesia
khususnya bencana banjir.
Berkaca pada zaman Nabi Nuh AS yang tercantum dalam Al-Quran, kondisi
tersebut perlu dibandingkan dengan kisah Nabi Yusuf AS yang kaumnya
membantah atau tidak mengikuti perintah dari Allah SWT yang telah diwahyukan
kepada Nabi Nuh AS. Kisah ini tertulis dalam (Q.S Nuh ayat 1-28). Akhirnya
kaum yang tidak patuh tersebut terbinasakan oleh bencana dahsyat yang menimpa
kaum dari Nabi Nuh AS. Tetapi kaum yang mematuhi perintah Allah yang telah
diwahkukan kepada Nabi Nuh AS, mereka selamat dari bencana tersebut.
Berdasarkan fakta tersebut, Penulis tergugah untuk membandingkan
pelaksanaan Undang-Undang No 24 tahun 2007 di Indonesia dan kisah Nabi Nuh
AS terutama dalam menangani bencana banjir berdasarkan fakta empiris dan
berita Al-Quran sebagai refleksi manusia sebagai khalifah di bumi guna
mewujudkan generasi madani berlandaskan Al-Quran.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana perbandingan bencana banjir pada masa Nabi Nuh AS dan
masa sekarang di Indonesia?
2. Baaimana perbandingan pelaksanaan PFD pada masa Nabi Nuh AS
dengan UU no 24 Tahun 2007?
3. Bagaimana refleksi manusia sebagai khalifah di bumi dalam mengatasi
bencana banjir di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana perbandingan bencana banjir pada masa Nabi Nuh
AS dan masa sekarang di Indonesia
2. Mengetahui bagaimana perbandingan pelaksanaan PFD pada masa Nabi
Nuh AS dengan UU no 24 Tahun 2007
3. Mengetahui bagaimana refleksi manusia sebagai khalifah di bumi dalam
mengatasi bencana banjir di Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Meningkatan kesadaran manusia sebagai khalifah di bumi untuk menjaga
kelestarian lingkungan
2. Meningkatkan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an ditinjau dari
segi sains
3. Memberikan gagasan penyempurnaan pelaksanaan uu no 24 tahun 2007
4. Menyajikan kandungan Al-Qur’an yang bersifat fleksibel dalam segala
zaman

1.5 Ruang Lingkup Penulisan


Penulisan karya tulis ilmiah ini memiliki ruang lingkup kajian pada kisah
Nabi Nuh AS dalam mencegah bencana banjir pada masanya dibandingkan
dengan pelaksanaan UU no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan banjir di
Indonesia untuk refleksi manusia sebagai khalifah di bumi sesuai dengan firman
Allah dalam Al-Qur’an.
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

3.1 Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data merupakan tahapan mengumpulkan data-data dari
beberapa sumber yang menjadi unsur penyusunan karya tulis. Pengumpulan data
dalam karya tulis ini meliputi metode kepustakaan dan metode menyimak.
Metode kepustakaan merupakan metode yang digunakan dengan mencatat
pokok bahasan dari buku pustaka yang berkaitan dengan obyek penelitian. Metode
menyimak merupakan metode dengan cara mengamati dan menyimak secara
terperinci dari hal-hal yang berhubungan dengan obyek penelitian.

3.2 Sumber Data


Oleh karena itu, lingkup penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka
teknik pengumpulan sampelnya menggunakan cara purposive, peneliti memakai
berbagai pertimbangan, yaitu berdasarkan konsep teori yang digunakan, serta
keingintahuan dari penelitian tentang karakteristik pribadi dari obyek yang diteliti.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Informan, sebagai informan awal dipilih secara purposive, obyek
penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key informan).
Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjukan
orang lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini
diminta pula untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan
informasi begitu seterusnya. Cara ini biasanya lazim disebut sebagai snow
ball yang dilakukan secara serial atau berurutan.
2. Dokumen, yaitu teknik dokumentasi yang dipakai untuk memperoleh data
melalui bahan-bahan tertulis berupa pemberitaan media massa maupun
rekaman dan foto masyarakat.

3.3 Tahap Analisis Data


Tahap analisis data merupakan tahap menganalisis sumber-sumber obyek
yang telah didapat dan memilah-milah data yang berkaitan dengan obyek yang
dianalisis berlandaskan model pendekatan Fenomenologis dan Komparatif.
Analisis data menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Metode Deskriptif
Yaitu sistem pemecahan masalah dengan mengumpulkan dan menyusun data,
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.
2. Metode Deduktif
Yaitu cara pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-
hal yang bersifat khusus.
3. Metode Induktif
Yaitu pengambilan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal
yang bersifat umum.
Berikut penggunaan landasan model pendekatan Fenomenologis dan
Komparatif dalam tahap analisis data:
Fenomenologis; Pendekatan Fenomenologis ialah pendekatan yang
digunakan dalam penelitian yang mencari arti dari pengalaman kehidupan.
Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap,
penilaian, dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman dalam
kehidupan. Tujuan penelitian ini ialah menemukan makna dari hal-hal yang esensi
atau mendasar dari suatu pengalaman.Penelitian ini dilakukan melalui wawancara
mendalam dari partisipan.Hasil studi ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman pembaca tentang penghayatan kehidupan orang lain.
Komparatif; Pendekatan Komparatif ialah pendekatan yang digunakan
dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada
perbedaan dan persamaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini
tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan
mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dianalisis secara statistik
untuk mencari perbedaan dan persamaan variabel yang diteliti.

3.4 Tahap Hasil Analisis Data


Tahap hasil analisis data merupakan tahap menyajikan hasil penyelesaian
penelitian. Hasil analisis data diperoleh dengan cara membandingkan atau
membuktikan teori Al-Quran yang menjadi patokan dengan data yang melatar
belakangi munculnya kebijakan tersebut. Hasil tahap analisis data kemudian
disajikan menggunakan metode deskripitif, yaitu metode yang memaparkan hasil
penelitian secara terperinci yang disajikan dalam bentuk susunan-susunan kalimat
(kualitatif). Selain itu, hasil tahap analisis data disajikan dalam bentuk tabel.

3.5 Uji Keabsahan Data


Untuk melakukan uji keabsahan data terhadap penelitian ini, maka peneliti
menggunakan Uji Kredibilitas (validitas interbal) dengan menggunakan teknik
Trianggulasi; yakni teknik yang mencari pertemuan pada satu titik tengah
informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan dan pembanding terhadap
data yang telah ada.

Anda mungkin juga menyukai