Anda di halaman 1dari 19

INSTALASI LISTRIK AC

LAPORAN

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Praktikum Mekatronika tekstil
Oleh :

Ari Iman N. (16020104)

JURUSAN KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL BANDUNG


2018
INSTALASI LISTRIK AC

Ari Iman N. (16020104), Kimia Tekstil, Politeknik STT Tekstil Bandung

Email : ariiman25@gmail.com

Abstrak

Mekatronika adalah ilmu dimana penggabungan antara ilmu mekanik, ilmu


elektronika dan ilmu informatika . Mekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang
force, massa, elastisitas, tegangan, kekuatan, velocity, potion, distance, etc,
sedangkan ilmu elektronika adalah ilmu yang mempelajari tentang elektrostatis,
elektro dinamis, dan wase, begitu pula ilmu informatika adalah ilmu yang
mempelajari tentang pengolahan informasi yang menggunakan aplikasi
microcontroller Arduino, Matlab, dan PLC. Untuk ini akan dipelajari ilmu sederhana
mengenai pembuatan rangkain listrik dengan skala laboratorium tetapi arus listrik AC
yang menggunakan saklar, push button , pengaplikasian timer, dan motor.

Mechatronics is the science in which the merger between the science of


mechanics, electronics science and informatics sciences. Mechanics is the studies of
force, mass, elasticity, stress, force, velocity, potions, distance, etc, while the science
of electronics is the study of the electrostatic, electro-dynamic, and wase, as well as
the science of informatics is the study of processing information using the Arduino
microcontroller applications, Matlab, and PLC.
BAB I. PENDAHULUAN

Tujuan

- Mengetahui bagaimana cara merangkai arus listrik sederhana.


- Mampu merangkai rangkaian listrik dengan timer dan kontaktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Saklar toggle merupakan bentuk saklar yang paling sederhana, dioperasikan


oleh sebuah tuas toggle yang dapat ditekan ke atas dan ke bawah. Menurut
konvensinya, posisi tuas ke bawah mengindikasikan kondisi Off atau kontak saklar
terputus, dan posisi tuas ke atas mengindikasikan kondisi On atau kontak saklar
terhubung.
Saklar-saklar toggle yang lebih besar memiliki dua buah tag terminal, yang
mengindikasikan bahwa saklar-saklar ini memiliki kontak jenis single pole single
throw atau satu kutub satu arah, yang biasanya disingkat dengan istilah saklar
SPST.

Saklar-saklar toggle yang berukuran lebih kecil memiliki tiga buah tag terminal, yaitu
kontak jenissingle pole double throw atau satu kutub dua arah, biasanya disingkat
dengan istilah saklar SPDT. Tag terminal yang berada ditengah adalah jalur arus
bersama dan dapat membentuk kontak dengan salah satu dari kedua tag lainnya.
Kontak-kontak semacam ini disebut sebagai kontak-kontak ganti changeover
contact.

Simbol untuk saklar SPST dan SPDT seperti terlihat dibawah ini

Jenis-Jenis Saklar (Switch)


Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghubung
dan pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan rangkaian listrik saklar
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir
dari sumber tegangan menuju beban (output) atau dari sebuah sistem ke sistem
lainnya.
Berikut ini adalah bebarapa contoh fisik saklar berdasarkan konstruksi masing-
masing saklar.

Atas, dari kiri ke kanan: Circuit Breaker, Mercury Switch, Wafer Switch, DIP
Switch, Surface Mount Switch, Reed Switch. Bawah, dari kiri ke kanan : Wall
Switch, Miniature Toggle Switch, In-Line Switch, Push-Button Switch, Rocker Switch,
Micro Switch.

Jenis, Simbol, dan Contoh Bentik Fisik Saklar


JENIS SAKLAR (SWITCH) SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK

SPST
Saklar On-Off sederhana

Saklar Push-On
Kedua terminal akan terhubung
selama ditekan

Saklar Push-Off
Kedua terminal akan terputus
selama ditekan
Saklar SPDT
Terminal sentral (COM) akan
terhubung ke salah satu terminal
dan akan terputus ke terminal
lainnnya dalam satu kondisi.

Saklar DPST
Dalam kondisi On (“1”) dua
terminal sentral akan terhubung
ke terminal pasangannya dan
akan terputus ketika kondisi Off
(“0”)

Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan
terhubung ke salah satu terminal
pasangannya dan teputus ke
terminal pasangannya yang lain
dalam satu kondisi.
Sumber: The Electronics Club
Keterangan:
1. On : Posisi Terhubung
2. Off : Posisi Tidak Terhubung
3. Push : Tekan
4. Pole : Jumlah kontaktor
5. Throw : Jumlah Posisi Konduktor (yang terhubung)
6. Open : Terbuka (Posisi Off)
7. Close : Tertutup (Posisi On)
8. Break : Off (Posisi Tidak terhubung)
9. SPST (Single Pole Single Throw)
10. SPDT (Single Pole Double Throw)
11. SPXT (Single Pole X Trow) X=jumlah Throw, misalnya SP6T (Single Pole 16
Throw)
12. DPST (Double Pole Single Throw)
13. DPDT (Double Pole Double Throw)
14. DPXT (Double Pole X Throw) x=jumlah Throw, misalnya DP4T (Double Pole
4 Throw)
15. Push Button Switch
16. Push Break Switch

Simbol Saklar SPDT, SPST, Push-On, dan Push-Off

Simbol DIP Switch

Push button switch (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana
yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan
sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock disini berarti saklar
akan bekerja sebagai perangkat penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat
tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan (dilepas), maka saklar akan kembali
pada kondisi normal.

Sebagai perangkat penghubung atau pemutus, push button switch hanya


memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini menjadi sangat
penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan sumber energi listrik pasti
membutuhkan kondisi On dan Off.
Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan dengan
operator, push button switch menjadi perangkat paling utama yang biasa digunakan
untuk memulai dan mengakhiri kerja mesin di industri. Secanggih apapun sebuah
mesin bisa dipastikan sistem kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar
seperti push button switch atau perangkat lain ya ng sejenis yang bekerja mengatur
pengkondisian On dan Off.
Prinsip Kerja Push button switch
Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push button
switch mempunyai 2 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO (Normally
Open).
 NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau
menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau
menyalakan sistem circuit (Push Button ON).
 NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan,
kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran arus
listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit
(Push Button Off).
 TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas
waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang
membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.
 Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain,
contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-
lain.
 Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan
yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau
mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay
waktu tertentu.
 Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan
induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik.
 Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor
mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta
menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
 Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R
dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi
penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur
berdasarkan besarnya pengisian kapasitor.
 Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian
outputnya sebagai kontak NO atau NC.
 Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah
mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan
mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.
 Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki
coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki
yaitu kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan
NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan
kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan
berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

a. Meja rangkaian

b. Kabel warna (biru untuk netral, kuning untuk netral, dan merah
untuk arus).

c. Saklar

d. Push button

e. Kontaktor

f. Lampu

3.2 Prosedur Kerja

 Dibuat gambar rangkaian terlebih dahulu.


 ditentukan arus yang akan digunakan
 Disiapkan perangkat yang dibutuhkan
 Pastikan menggunakan alas sepatu yang bersifat menghambat arus listrik
karena listrik bermuatan besar.
 Dirangkai pada alat sesuai yang di tentukan pada gambar.
 Pastikan pada saat merangkai aliran listrik off karena jika on maka akan
terjadi kecelakaan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

EKSPERIMEN

Gambar 1 Rangkaian SPST

Gambar 1 Rangkaian SPDT


Rangkaian lampu sederhana Rangkaian dengan timer
+24V 1

+24V 8 9 10

T1 T1

T1 5

0V

0V

10 9

Rangkaian dengan dua buah timer

+24V 1 2 3 5 6 7

T3 T3 T2

T3 5
T2 5

0V

2 3 7
DISKUSI

Dilakukan eksperimen sederhana menyambung aliran listrik dari


sumber menuju lampu melewati saklar. Pada percobaan ini praktikan tidak
mengalami kesulitan dalam membuat rangkaiian nya karena sangat
sederhana, namun keselamatan juga tetap harus diperhatikan. Kabel merah
dipasang untuk mengalirkkan arus dari sumber ke saklar kemudian dialirkan
lagi ke lampu dengan kabel merah yang berbeda. Pada saklar tidak dipasang
kabel biru (netral) hal ini karena saklar hanya berfungsi memutus dan
mengalirkan arus positif saja. sedangkan pada lampu dipasang kabel biru
(netral) yang disambung langsung dari sumber. Fasa netral ini penting
sebagai jalur kembali bagi aliran listrik untuk kembali ke sumber. Tanpa fasa
ini lampu tidak dapat menyala.

Pada percobaan kedua dilakukan eksperimen menyalakan lampu


dengan timer. Pada percobaan ini praktikan juga tidak mengalami kesulitan
karena rangkaian yang masih sederhana. Rangkaian dari ekperimen 1
disambungkan lagi dengan timer yang di set 5 detik. Pada timer terdapat koil
dengan nomor tertentu yang disambung langsung ke sumber, sedangkan
nomor lainnya disambungkan ke beban lampu. Dapat dilihat rangkaian pada
timer termasuk dalam rangkaian NO yang saat dihubungkan ke arus dan
setelah 5 detik akan tersambung dan mengalirkan arus kepada lampu
sehingga lampu menyala.

Kemudian dilakukan juga eksperimen ke tiga yaitu menyalakan lampu


dengan kontaktor. Pada eksperimen kali ini praktikan mengalami kesulitan
dalam membaca rangkaian tanpa bantuan dari dosen yang bersangkutan.
Namun setelah mempelajari lebih lanjut, praktikan berhasil membaca dan
membuat rangkaian tersebut. Ketika hendak dinyalakan, terdapat kendala
yaitu lampu tidak menyala sesuai harapan. Push button yang ditekan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini deisebabkan karena fasa fasa yang
disambung langsung ke arus mengalami penumpukan yang berlebihan.
Banyak sumber yang disambung secara parallel sehingga arus yang dialirkan
mengalami banyak pembagian dan tegangan yang dibutuhkan jadi tidak dapat
terpenuhi. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak terlalu banyak menumpuk
atau menyambung fasa secara parallel dari suatu sumber.

Catatan penting:

Pada praktikum kali ini cukup berbahaya karena menggunakan arus AC yang
kekatannya arus cukup besar sehingga ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan selama praktikum:

1. Jangan menyentuh bagian yang berarus atau yang bukan netral, untuk itu
maka pemasangan kabel dipisahkan mana yang aman biasanya
menggunakan kabel yang berwarna biru, mana yang tidak boleh disentuh
biasanya menggunakan kabel merah.
2. Pada saat merangkai pastikan arus listrik off, untuk menghindari hal hal
yang tidak diinginkan.
3. Selama praktikum, maksimalkan pada saat merangkai, rangkaian benar
sesuai dengan hasil teori pada komputer, jikalau salah merangkai maka
tidak akan diinginkan bila terjadi kecelakaan.
4. Percobaaan yang dilakukan cukup sulit , sehingga hasil data yang yang
akan dicantumkan sesuai dan tidak sesuai. Yang harus diperhatikan lebih
adalah keselamatan.
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan kita mendapatkan kesimpulan,


yaitu :

1. Merangkai arus listrik dapat dilakukan dengan baik apabila praktikan telah
mempelajari dan memahami cara membaca rangkaian
2. Membuat rangkaian listrik dengan timer dan kontaktor harus
memperhatikan setiap input dan output yang disambungkan sehingga arus
dapat mengalir dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://news.ralali.com/arti-dan-fungsi-warna-kabel-instalasi-listrik/
(Diakses Sabtu, 13 Apri 2018)

http://www.miung.com/2013/05/pengertian-arus-listrik-ac-dan-dc.html
(Diakses Sabtu, 13 Apri 2018)

http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/

(Diakses Sabtu 13 April 2018)

http://www.miung.com/2013/05/pengertian-dan-fungsi-mcb-miniature.html

(Diakses Minggu, 14 April 2018)

https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-
contactor-mc/

(Diakses Minggu, 14 April 2018)


Tugas akhir

Membuat sebuah rangkaian bebas

Anda mungkin juga menyukai