Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOKIMIA

ASAM AMINO DAN PROTEIN

Disusun oleh kelompok 6 :

Naufal Satyajana Nugraha 230110170063


Erna Nurhayati 230110170084
Afrandi Wicaksono 230110170092
Faisal Rachman Munief 120110170103
Giana Nurallyanda 230110170111
Devia Rahmatika P. 230110170116

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biokimia Perairan ini. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Emma Rochima, S.Pi., M.Si selaku dosen mata
kuliah Biokimia Perairan yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam pembuatan
makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman - teman
yang telah memberikan doa dan dukungannya demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami berharap agar bisabermanfaat bagi pembaca dan kami
sebagai penyusun. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca demi meningkatkan kualitas makalah ini.

Jatinangor, 7 Maret 2018

Kelompok 6

DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan. .............................................................................................. 6

II PEMBAHASAN
2.1 Asam Amino. ....................................................................................
2.1.1 Struktur Asam Amino. ...........................................................
2.1.2 Sifat Asam Amino ..................................................................
2.1.3 Asam Amino Esensial dan Nonesensial.. ...............................
2.1.4 Fungsi Biologis Asam Amino ................................................
2.1.7 Metabolisme Asam Amino. ....................................................
2.2 Protein...............................................................................................
2.2.1 Ciri Molekul Protein ...............................................................
2.2.2 Klasifikasi Protein ..................................................................
2.2.3 Struktur Protein ......................................................................
2.2.4 Sifat Protein ............................................................................
2.2.5 Fungsi Protein.........................................................................
2.2.6 Kebutuhan Protein ..................................................................
2.2.7 Metabolisme Protein...............................................................

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam amino adalah komponen utama protein, yang ditemukan dalam semua organisme
hidup dan memainkan peranan dalam sel hidup (Holme, dkk., 1993 dan Othmer, K., 1978).
Protein berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos, yang berarti “yang paling utama”,
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan kadang kala
mengandung sulfur dan fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua
sel makhluk hidup dan virus. Tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologisnya, protein
dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu dibentuk dari 20 jenis asam amino. Secara
sederhana, protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit
asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein karena
molekul-molekul ini dapat disusun dalam sejumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk
membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir tidak terbatas pula.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa struktur asam amino dan protein?
2. Apa sifat asam amino dan protein?
3. Bagaimana klasifikasi dari asam amino dan protein?
4. fungsi dari asam amino dan protein?
5. bagaimana metabolisme asam amino dan protein?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui struktur asam amino dan protein?


2. Mengetahui sifat asam amino dan protein?
3. Mengetahui klasifikasi dari asam amino dan protein?
4. Mengetahui metabolisme asam amino dan protein?
5. bagaimana metabolisme asam amino dan protein?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Asam amino


Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya-NH2). Pada biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
(disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya
sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Asam amino merupakan substansi dasar penyusun protein dan bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh untuk keperluan metabolisme dan ditemukan pada semua makanan
yang mengandung protein (Winarno, 2004). Berdasarkan kepentingannya dalam pakan
asam amino terbagi 2 yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam
amino esensial adalah asam amino yang sangat penting bagi tubuh tetapi tubuh tidak
bisa memproduksinya sehingga perlu dari asupan atau sumber dari luar tubuh.
Sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yan penting bagi tubuh tetapi
tubuh bisa membuatnya sendiri sehingga tidak perlu secara langsung dari asupan atau
sumber dari luar.

2.1.1 struktur asam amino

Struktur asam amino secara umum adalah satu atom c yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karbosilat (COOH), atom hidrogen (H), dan gugus
sisa (R, dari residue) atau di sebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan
satu asam amino dengan asam amino lainnya. atom C pusat tersebut dinamai Cα (C-
alfa) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang
berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada
atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat
kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa
lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.

2.1.2 Sifat Amino

Asam amino memiliki beberapa sifat yaitu :

1. Amfoter

Gugus fungsional pada asama amino, yaitu karboksil dan amina, keduanya
memengaruhi sifat keasaman asam amino. Dengan demikian, asam amino dapat
bereaksi dengan asam maupun basa sehingga dikatakan bersifat amfoter atau
amfiprotik. Sifat amfoter ini tampak pada asam amino yang hanya mengikat satu
gugus -COOH dan satu gugus -NH2. Adapun asam amino yang mengikat lebih dari
satu gugus -COOH dan hanya satu gugus -NH2, akan lebih bersifat asam. asam amino
bersifat amfoter jika direaksikan dengan asam akan menjadi kation dan jika
direaksikan dengan basa akan menjadi anion.

2. ion zwitter
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat
ini dapat dianggap sekaligus sebagai asam dan basa (walaupun pH alaminya
biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang
disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif
(terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam
aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion.

3. Optis Aktif
Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C kiral,
yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -COOH, -NH2,
dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali glisin) bersifat optis aktif.
Artinya, senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi cahaya.

2.1.3 Klasifikasi Asam Amino

asam amino dikelompokan menjad dua yaiyu asam amino esensial dan asam
amino non esensial.

a. Asam Amino Esensial

Asam amino esensial, sering disebut juga dengan asam amino indispensable.
Asam amino esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh, jika kekurangan
kelompok asam amino ini dapat menderita bsung lapar (kwashiorkor). Tubuh kita
tidak dapat menyimpan asam amino itu sebabnya asupan asam amino yang cukup
dari makanan selalu diperlukansetiap hari.

Sebenarnya asam amino jenis arginin dapat dibuat oleh tubuh, akan tetapi
prosesnya sangat lambat dan tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan, sehingga
harus diimbangi dari suplai makanan. asam amino saling melengkapi satu sama
lain berikut jenis asam amino esensial :

1. Leucine : membantu mencegah penyusutan otot dan membantu pemulihan


pada kulit dan tulang
2. Isoleucine : membantu mencegah penyusutan otot dan pembentukan sel
darah merah
3. Valine : membantu mengirimkan asam amino lain (tryptophan,
phenylalanine, tryrosine) ke otak
4. Lycine : membantu dalam pembentukan kolagen maupun jaringan
penghubung tubuh lainnya
5. Tryptophan : pemicu serotonin dan merangsang pelepasan hormon
pertumbuhan
6. Methionine : menurunkan kadar kolesterol darah dan membuang zat racun
pada organ hati dan membentuk regenerasi jaringan baru pada hati dan
ginjal
7. Threonine : membantu detoksifikasi, pencegahan penumpukan lemak pada
hati,
8. Phenylalanine : meningkatkan daya ingat, mood, fokus mental

b. Asam Amino Non-Esensial


Asam amino non-esensial atau asam amino dispensable ini mampu dibentuk tubuh
sehingga tidak harus memperolehasupan dari makanan. berikut jenis asam amio non-
esensial:
1. Aspartic : mengubah karbohidrat menjadi energi, membangun daya tahan
tubuh (imumunglobin dan antibody).
2. Glyicine : memproduksi glucagon yang memproduksi glikogen, merupakan
bagian sel darah merah dan cytocrhome (enzim yang terlibat dalam
produksi energi)
3. Alanine : membantu tubuh mengembangkan daya tahan, salah satu kunci
dari siklus glukosa alanine untuk mendapatkan energi dari asam amino.
4. Serine : diperlukan untuk memproduksi energi pada tingkat sel, membantu
fungsi otak dalam daya ingat.
2.1.4 Fungsi Biologis Asam Amino
fungsi biologis asam amino antara lain sebagai berikut :
1. Bahan utama penyusun protein
2. Pembantu pertumbuhan
3. Pemelihara tubuh
4. Beberapa asm amino bertindak sebagai neurotransmitter dan beberapa
sebagai awal bahan untuk biosintesis neurotransmitter, hormon, dan
senyawa penting lainnya.
5. Asam amino dapat dimetabolisme untuk menghasilkan energi setelah
cadangan karbohidrat dan lemak.

2.1.5 metabolisme asam amino

2.2 Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Seorang ahli kima Belanda yang
bernama Mulder, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan
menamakannya protein, terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut
juga unit pembangun protein) (Suhardjo dan Clara, 1992). Dalam proses pencernaan,
protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar kimia. Protein terbentuk dari unsur-
unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), akan tetapi ditambah dengan unsur lain
yaitu nitrogen (N). Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
2.2.1 struktur protein
struktur protein dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. susunan primer
sruktruk primer merupakan susunan linear aam amino dalam protein.
struktur primer i protein di tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam
amino yang berurutan membentuk ikatan peptid. struktur ini digambarkan
sebagai rumus bangun yang di tulis untuk senyawa organik.
2. struktur sekunder
Struktur sekunder adalah struktur protein yang merupakan polipeptida
terlipat-lipat atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan
jumlah protein yang dapat dibentuk . Contoh bahan yang mempunyai
struktur ini ialah bentuk α-heliks pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru)
pada molekul-molekul sutera, serta bentuk heliks pada kolagen.
3. struktur tersier
struktur yang ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam
amino yang memberi tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak
dan padat suatu protein.
4. struktur kuarter
Struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu
protein. Ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknyaa protein sama
dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier (Winarno, 2004).

2.2.2 sifat protein


1. Denaturasi
Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh fisik dari
zat kimia, maka mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau
modifikasi pada struktur molekul protein disebut dengan denaturasi. Hal-
hal yang menyebabkan terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan,
aliran listrik, dan adanya bahan kimia seperti urea, alkohol, dan sabun.
Temperatur merupakan titik tengah dari proses denaturasi yang disebut
dengan melting temperature (Tm) yang pada umumnya protein mempunyai
nilai Tm kurang dari 100ºC, apabila diatas suhu Tm, maka protein akan
mengalami denaturasi. Protein yang mengalami denaturasi akan
menurunkan aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya, sehingga
mudah mengendap (Yazid, 2006).
2. Pembentukan ikatan peptida
Pembentukan ikatan peptida terbentuk karena sifat amfoternya, maka dua
molekul asam amino atau lebih dapat bersenyawa satu sama lain dengan
melepaskan satu molekul air membentuk ikatan antara gugus karboksil (-
COOH) asam amino yang satu dengan gugus amino (-NH2) yang lain
disebut dengan ikatan peptida. Senyawa yang dibentuk oleh 2 molekul asam
amino dinamakan dipeptida, 3 molekul dinamakan tripeptida dan seterusnya
sampai yang dibentuk oleh banyak molekul disebut polipeptida (Poedjiadi,
1994).

2.2.3 klasifikasi
1. berdasarkan Fungsi biologisnya
a. protein enzim : yang memiliki bentuk globular dengan sifat
yang khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu.
peroksidase yang mengkatalase peruraian hidrogen peroksida,
pepsin yang mengkatalisa pemutusan ikatan peptida, dan
pilinukleotidase yang mengkatalisa hidrolisa polinukkleotida.
b. protein pengangkut : membawa ion atau molekul tertentu dari
satu orgsan ke organ lain melalui aliran darah. hemoglobin
sebagai pengangkut oksigen dan lipoprotein pengangkut lipid.
c. protein struktural : pembentuk struktur sel jaringan dan
memberi kekuatan pada jaringan. yang termasuk go;ongan ini
adalah elastin, fibrin, dan keratin.
d. protein hormon : untuk membantu aktifitas metabolisme dalam
tubuh
e. protein pelindung : melindungi organisme dengan cara
melawan serangan zat asing yang masuk dalam tubuh.
f. protein kontraktil : berperan dalam proses gerak, memberi
kemampuan kontraksi atau mengubah bentuk. yang termasuk
golongan ini adalah miosin dan aktin.
g. protein cadangan : protein yang disimpan untuk beberapa
proses metabolisme
2. berdasarkan struktur susunan molekul
a. protein fibriler/ skelroprotein : untuk membentuk struktur bahan
dan jaringan contohnya kolagen yang terdapaat pada tulang
rawan, miosis pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada
gumpalan dalah (winarno, 2004)
b. protein globuler / sferoprotein : berbentuk bola, terdapat dalam
telur, susu dan daging. mudah berubah karena pengaruh suhu,
konsetrasi garam dan mudah terdenaturasi.

2.2.4 fungsi protein


1. Sebagai Enzim : Berperan terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem
biologis.
2. Pengatur Pergerakan Protein : merupakan komponen utama daging, gerakan
otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
3. Penunjang Mekanis : Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang
disebabkan adanya kolagen, suatu protein yang berbentuk bulat panjang dan
mudah membentuk serabut.
4. Pertahanan Tubuh : biasanya dalam bentuk antibodi,.
5. Media Perambatan Impuls : Syaraf Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya
berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai
reseptor/ penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
6. Pengendalian Pertumbuhan : Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam
bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur
sifat dan karakter bahan (Winarno, 2004).

2.2.5 Metabolisme Protein

Anda mungkin juga menyukai