UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biokimia Perairan ini. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Emma Rochima, S.Pi., M.Si selaku dosen mata
kuliah Biokimia Perairan yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam pembuatan
makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman - teman
yang telah memberikan doa dan dukungannya demi kelancaran pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami berharap agar bisabermanfaat bagi pembaca dan kami
sebagai penyusun. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca demi meningkatkan kualitas makalah ini.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan. .............................................................................................. 6
II PEMBAHASAN
2.1 Asam Amino. ....................................................................................
2.1.1 Struktur Asam Amino. ...........................................................
2.1.2 Sifat Asam Amino ..................................................................
2.1.3 Asam Amino Esensial dan Nonesensial.. ...............................
2.1.4 Fungsi Biologis Asam Amino ................................................
2.1.7 Metabolisme Asam Amino. ....................................................
2.2 Protein...............................................................................................
2.2.1 Ciri Molekul Protein ...............................................................
2.2.2 Klasifikasi Protein ..................................................................
2.2.3 Struktur Protein ......................................................................
2.2.4 Sifat Protein ............................................................................
2.2.5 Fungsi Protein.........................................................................
2.2.6 Kebutuhan Protein ..................................................................
2.2.7 Metabolisme Protein...............................................................
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom c yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karbosilat (COOH), atom hidrogen (H), dan gugus
sisa (R, dari residue) atau di sebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan
satu asam amino dengan asam amino lainnya. atom C pusat tersebut dinamai Cα (C-
alfa) sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang
berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada
atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat
kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa
lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
1. Amfoter
Gugus fungsional pada asama amino, yaitu karboksil dan amina, keduanya
memengaruhi sifat keasaman asam amino. Dengan demikian, asam amino dapat
bereaksi dengan asam maupun basa sehingga dikatakan bersifat amfoter atau
amfiprotik. Sifat amfoter ini tampak pada asam amino yang hanya mengikat satu
gugus -COOH dan satu gugus -NH2. Adapun asam amino yang mengikat lebih dari
satu gugus -COOH dan hanya satu gugus -NH2, akan lebih bersifat asam. asam amino
bersifat amfoter jika direaksikan dengan asam akan menjadi kation dan jika
direaksikan dengan basa akan menjadi anion.
2. ion zwitter
Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus, zat
ini dapat dianggap sekaligus sebagai asam dan basa (walaupun pH alaminya
biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang
disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif
(terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam
aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion.
3. Optis Aktif
Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C kiral,
yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -COOH, -NH2,
dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali glisin) bersifat optis aktif.
Artinya, senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi cahaya.
asam amino dikelompokan menjad dua yaiyu asam amino esensial dan asam
amino non esensial.
Asam amino esensial, sering disebut juga dengan asam amino indispensable.
Asam amino esensial ini diperlukan untuk pertumbuhan tubuh, jika kekurangan
kelompok asam amino ini dapat menderita bsung lapar (kwashiorkor). Tubuh kita
tidak dapat menyimpan asam amino itu sebabnya asupan asam amino yang cukup
dari makanan selalu diperlukansetiap hari.
Sebenarnya asam amino jenis arginin dapat dibuat oleh tubuh, akan tetapi
prosesnya sangat lambat dan tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan, sehingga
harus diimbangi dari suplai makanan. asam amino saling melengkapi satu sama
lain berikut jenis asam amino esensial :
2.2 Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Seorang ahli kima Belanda yang
bernama Mulder, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan
menamakannya protein, terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut
juga unit pembangun protein) (Suhardjo dan Clara, 1992). Dalam proses pencernaan,
protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar kimia. Protein terbentuk dari unsur-
unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), akan tetapi ditambah dengan unsur lain
yaitu nitrogen (N). Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
2.2.1 struktur protein
struktur protein dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1. susunan primer
sruktruk primer merupakan susunan linear aam amino dalam protein.
struktur primer i protein di tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam
amino yang berurutan membentuk ikatan peptid. struktur ini digambarkan
sebagai rumus bangun yang di tulis untuk senyawa organik.
2. struktur sekunder
Struktur sekunder adalah struktur protein yang merupakan polipeptida
terlipat-lipat atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan
jumlah protein yang dapat dibentuk . Contoh bahan yang mempunyai
struktur ini ialah bentuk α-heliks pada wol, bentuk lipatan-lipatan (wiru)
pada molekul-molekul sutera, serta bentuk heliks pada kolagen.
3. struktur tersier
struktur yang ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam
amino yang memberi tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak
dan padat suatu protein.
4. struktur kuarter
Struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu
protein. Ikatan-ikatan yang terjadi sampai terbentuknyaa protein sama
dengan ikatan-ikatan yang terjadi pada struktur tersier (Winarno, 2004).
2.2.3 klasifikasi
1. berdasarkan Fungsi biologisnya
a. protein enzim : yang memiliki bentuk globular dengan sifat
yang khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu.
peroksidase yang mengkatalase peruraian hidrogen peroksida,
pepsin yang mengkatalisa pemutusan ikatan peptida, dan
pilinukleotidase yang mengkatalisa hidrolisa polinukkleotida.
b. protein pengangkut : membawa ion atau molekul tertentu dari
satu orgsan ke organ lain melalui aliran darah. hemoglobin
sebagai pengangkut oksigen dan lipoprotein pengangkut lipid.
c. protein struktural : pembentuk struktur sel jaringan dan
memberi kekuatan pada jaringan. yang termasuk go;ongan ini
adalah elastin, fibrin, dan keratin.
d. protein hormon : untuk membantu aktifitas metabolisme dalam
tubuh
e. protein pelindung : melindungi organisme dengan cara
melawan serangan zat asing yang masuk dalam tubuh.
f. protein kontraktil : berperan dalam proses gerak, memberi
kemampuan kontraksi atau mengubah bentuk. yang termasuk
golongan ini adalah miosin dan aktin.
g. protein cadangan : protein yang disimpan untuk beberapa
proses metabolisme
2. berdasarkan struktur susunan molekul
a. protein fibriler/ skelroprotein : untuk membentuk struktur bahan
dan jaringan contohnya kolagen yang terdapaat pada tulang
rawan, miosis pada otot, keratin pada rambut, dan fibrin pada
gumpalan dalah (winarno, 2004)
b. protein globuler / sferoprotein : berbentuk bola, terdapat dalam
telur, susu dan daging. mudah berubah karena pengaruh suhu,
konsetrasi garam dan mudah terdenaturasi.