Anda di halaman 1dari 3

Radiasi Panas Matahari pada

Kabin Mobil
Pernahkah Anda membayangkan ketika Anda memarkirkan mobil Anda di sebuah
lapangan parkir terbuka pada waktu siang hari yang sangat terik dalam waktu
beberapa jam, kemudian Anda membuka pintu mobil dan langsung memasuki
kabin mobil tersebut ? Lalu, Apa yang Anda rasakan ? Bagaimanakah temperatur
di dalam kabin mobil tersebut ? Bagaimana keadaan sirkulasi udaranya ? Apakah
sangat sejuk dan nyaman karena interior mobil Anda berfasilitas air conditioner ?
Tentu saja tidak demikian, pasti kabin mobil Anda akan terasa sangat panas dan
sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Bahkan, jika Anda mengukur
temperatur suhu di dalam kabin mobil Anda dengan suhu yang berada di
lingkungan akan menghasilkan data yang menunjukkan lebih tinggi temperatur
suhu di dalam kabin mobil dari pada suhu di lingkungan. Mengapa hal yang
demikian bisa terjadi ? padahal kenyataan yang terjadi adalah kabin tidak terkena
radiasi panas matahari secara langsung, melainkan panas matahari akan terkena
body mobil terlebih dahulu, baru kemudian panas akan merambat secara konduksi
dari body mobil ke dalam kabin mobil. Sementara pada lingkungan yang terjadi
adalah panas matahari akan langsung teradiasi mengenai lingkungan seperti udara
sekitar mobil ataupun aspal jalanan. Dalam artikel ini penulis mencoba untuk
menjelaskan kronolgi singkat proses radiasi panas matahari pada kabin mobil
yang sengaja diparkir pada lapangan luas dan terkena radiasi panas matahari
secara kontinu dalam intensitas yang besar dan jangka waktu cukup lama.

Sebelumnya penulis akan menjelaskan definisi radiasi berdasarkan kutipan (dalam


Giancoli, 1998) menyatakan bahwa semua kehidupan di dunia ini bergantung
pada transfer energi dari Matahari, dan energi ini ditransfer ke Bumi melalui
ruang yang hampa (atau hampir hampa). Bentuk transfer energi ini dalam kalor-
karena temperatur Matahari jauh lebih besar (6000K) dari Bumi-dan dinamakan
radiasi. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa radiasi adalah proses
perambatan energi yang dalam perambatannya tidak membutuhkan medium
perantara. Kemudian berdasarkan teori radiasi benda hitam penulis akan
menjelaskan apa yang dimaksud dengan radiasi benda hitam terlebih dahulu
(dalam Giancoli,1998) menyatakan bahwa kecepatan sebuah benda meradiasikan
energi telah ditemukan sebanding dengan pangkat empat temperatur Kelvin,T.
Yaitu, sebuah benda pada 2000K jika dibandingkan dengan benda lain pada
1000K meradiasikan energi dengan kecepatan = 16 kali lipat lebih besar.
Kecepatan radiasi juga sebanding dengan luas A dari benda yang
memancarkannya, sehingga kecepatan energi meninggalkan benda, , adalah
Persamaan ini disebut persamaan Stefan-Boltzman, dan merupakan konstanta
universal yang disebut konstanta Stefan-Boltzman yang memiliki nilai .

Faktor e, disebut emisivitas, merupakan bilangan antara 0 dan 1 yang merupakan


karakteristik materi. Permukaan yang sangat hitam seperti arang, mempunyai
emisivitas yang mendekati 1, sementara permukaan yang mengkilat mempunyai e
yang mendekati nol dan dengan demikian memancarkan radiasi yang lebih kecil.
Nilai e bergantung sampai batas tertentu terhadap temperatur benda.

Tidak hanya permukaan mengkilat memancarkan radiasi yang lebih kecil, tetapi
mereka juga hanya menyerap sedikit dari radiasi yang menimpanya (sebagian
besar dipantulkan). Benda hitam dan yang sangat gelap, dipihak lain, menyerap
hampir seluruh radiasi yang menimpanya-yang merupakan sebab mengapa
pakaian yang berwarna muda biasanya lebih disukai dari yang gelap pada hari
yang hangat. Dengan demikian, penyerap yang baik juga merupakan pemancar
yang baik. Dari pemaparan panjang diatas dapat disimpulkan bahwa radiasi
benda hitam bergantung pada emisivitas benda. Jika warna benda semakin gelap
maka emisivitas mendekati satu dan artinya benda memiliki daya serap dan daya
pancar yang besar.

Dari data dapat diamati bahwa warna aspal dan warna body mobil cenderung
memiliki warna yang lebih gelap daripada warna benda lain di sekitar mobil. Hal
ini berarti, emisivitas aspal dan body mobil lebih besar daripada emisivitas benda
lain di sekitar mobil. Oleh karena itu, aspal dan body mobil memiliki daya serap
dan daya pancar kalor yang lebih besar daripada benda lain di sekitar mobil. Hal
ini berarti kalor akan lebih banyak terakumulasi pada rangka mobil dan aspal
jalanan. Jika demikian, suhu juga akan lebih tinggi pada aspal dan rangka mobil.
Berdasarkan persamaan gas ideal PV = nRT , jika suhu tinggi atau naik maka
volume juga pasti akan naik. Hal ini berarti volume udara di sekitar aspal akan
naik jumlahnya. Begitupun dengan kalor yang mengenai rangka mobil akan
mengalami konduksi merambat dari rangka mobil menuju kabin mobil. Dengan
demikian, suhu kabin akan naik dan volume udara di dalam kabin juga akan ikut
naik. Lalu jika kita kaitkan dengan persamaan density atau massa jenis yaitu ,
jelas kita akan mendapatkan data bahwa saat volume udara naik maka massa jenis
udara akan turun. Oleh karena itu udara akan bergerak membentuk siklus, dari
udara yang mempunyai massa jenis rendah bergerak mencari ruang yang lebih
tinggi, sedangkan udara yang mempunyai massa jenis yang lebih tinggi akan
bergerak mengisi tempat yang ditinggalkan oleh udara sebelumnya. Gerakan
udara ini terjadi secara terus-menerus atau kontinu selama panas terus mengenai
permukaan benda hitam yaitu aspal dan rangka mobil. Gerakan udara ini sering
kita kenal dengan sebutan sirkulasi udara. Namun jika Anda menganalisa pada
kabin mobil yang tertutup, maka udara tidak dapat membentuk siklus gerakan atau
sirkulasi udara. Hal ini disebabkan sistem kabin tertutup, artinya tidak ada udara
yang keluar maupun yang masuk ke dalam sistem(sistem terisolasi). Berarti
kronologi yang terjadi pada kabin mobil adalah dengan asumsi udara yang ada
hanya pada dalam sistem kabin mobil dan tidak bercampur dengan udara
lingkungan, panas akan terus terakumulasi dalam kabin, kemudian suhu akan
terus meningkat setiap saat. Jika suhu meningkat maka volume juga akan ikut
meningkat, sedangkan massa jenis akan mengalami penurunan. Dapat dilihat
bahwa udara hanya akan bergerak di dalam kabin saja. Dari uraian singkat
tersebut, hal yang akan kita rasakan adalah udara di dalam kabin terasa sangat
panas jika dibandingkan dengan udara di sekitar aspal jalanan.

Kesimpulan dari proses yang terjadi pada fenomena sensasi panas di dalam kabin
mobil adalah dengan mendasari hukum fisika radiasi benda hitam dan beberapa
gas ideal, maka panas matahari akan teradiasi ke sistem (mobil) maupun
lingkungan (aspal). Kemudian udara akan menunjukkan sifatnya sebagai gas
ideal, maka efek yang kita rasakan adalah sensasi yang sangat panas di dalam
kabin mobil tersebut. Demikian paparan singkat dari penulis mengenai fenomena
radiasi panas matahari pada kabin mobil. Hal tersebut mungkin dapat diatasi
dengan cara memberikan sedikit katup ventilasi pada mobil yang menyebabkan
sistem pada kabin tidak menjadi sistem yang terisolir, sehingga udara dapat
bergerak bebas dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya. Namun hal
tersebut hanya hipotesa dari penulis dan perlu dilakukan penelitian untuk
membuktikannya.

Anda mungkin juga menyukai