Anda di halaman 1dari 239

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa

pun tanpa seizin penerbit sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 49 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Sanksi Pelanggaran menurut Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun


2002 tentang Hak Cipta:
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49
Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
hak ciptaatau hak terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

©Hak Cipta 2016, Penerbit Badan Informasi Geospasial


Hak eksklusif pencetakan dan pendistribusian oleh Badan Informasi
Geospasial

Cetakan I, 2016

Jl Raya Jakarta-Bogor Km. 46,


Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Telepon: +62-21-8752062, +62-21-8764613, Faks: +62-21-8753067
E-mail: : info@big.go.id
Website: http://www.big.go.id

ATLAS OVERVIEW
ii
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tim Penyusun

Atlas Overview
Sumberdaya dan Lingkungan

Pengarah

Dr. Priyadi Kardono, M.Sc. |


Dr. Nurwadjedi, M.Sc.

Narasumber
Dra. Trini Hastuti, M.Sc. | Drs. Sri Daryaka, M.Sc | Prof.
Dr. Ir. Irham, M.Sc. (Universitas Gadjah Mada) | Dr. Luthfi
Muta’ali, S.Si., MSP (Universitas Gadjah Mada) | Nasih Widya
Yuwono, S.P., M.P. (Universitas Gadjah Mada) | Muhammad
Isnaini Sadli, M.Sc. (Universitas Gadjah Mada) | Dwi Retno
Wilujeng, M.Si. (Badan Pusat Statistik) | Ir. Dewa Ngakan
Cakrabawa, MM (Pusdatin Kementerian Pertanian)

Editor dan Kontrol Kualitas


Dr. Ir. Mulyanto Darmawan, M.Sc. | Prita Brada Bumi, S.Si.,
M.SIS. Fakhruddin Mustofa, M.Si. | Satrio Jati Kinantyo
Widhi, S.Si. | Randhi Atiqi, S.Si. | Ellen Suryanegara, S.Sos.
| Erna Kusumawati, S.T. | Adinda Cempaka, S.Si. | Sugeng
Murdoko | Tatang Taryono | Khamdani, S.IP. | R.A. Pujo
Cahyono Hadi

ATLAS OVERVIEW
iii
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
iv
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Indonesia dianugerahi kekayaan yang melimpah oleh Tuhan
Yang Maha Esa yang tercermin di berbagai aspek kehidupan.
Potensi fisik lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya yang ada
di penjuru Tanah Air, dari Sabang sampai Marauke, merupakan
modal yang sangat baik bagi kemajuan bangsa ini. Sayangnya,
potensi yang dimiliki ini belum dapat terinformasikan dengan
baik kepada Pengambil Kebijakan maupun masyarakat pada
umumnya.
Badan Informasi Geospasial secara terus-menerus ikut
berperan aktif dalam upaya mengumpulkan, mengolah, dan
menyebarluaskan Informasi Geospasial (IG) di setiap wilayah
Indonesia. IG yang disampaikan meliputi IG dasar dan IG tematik.
Kata Sambutan Salah satu aksi nyata penyebarluasan IG tematik kepada
pengambil kebijakan dan publik adalah produk Atlas Overview
Sumberdaya dan Lingkungan. Tahun ini BIG menyusun dua buku
Atlas Overview Sumberdaya dan Lingkungan yang mencakup
wilayah Bali-Nusatenggara dan yang mencakup wilayah Papua.
Atlas Overview ini merupakan upaya Badan Informasi
Geospasial untuk memotret dan menyajikan informasi
multitema Provinsi Bali, Provinsi Nusatenggara Barat, Provinsi
Nusatenggara Timur, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Papua.
Kumpulan IG tematik berbagai macam aspek yang meliputi
aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya disajikan secara
sistematik dan koheren serta dilengkapi narasi dan info grafis
yang menarik, menjadi produk atlas yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Atas nama Badan Informasi Geospasial, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlibat dalam menyelesaikan penyusunan atlas ini. Kami
berharap, produk ini menjadi bagian penting dalam upaya
mengenalkan potensi fisik, ekonomi, dan sosial budaya
Wilayah Bali-Nusatenggara dan Papua secara lebih mendalam.
Kepada para Pengambil Kebijakan (Stakeholder) kami berharap
produk ini menjadi referensi awal ataupun informasi tambahan
dalam melakukan perencanaan pembangunan wilayah Bali-
Nusatenggara dan Papua.

Kepala Badan Informasi Geospasial

Dr. Priyadi Kardono, M.Sc.

ATLAS OVERVIEW
v
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Segala puji kepada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah
memudahkan kami dalam proses pengerjaan Atlas Overview
Sumberdaya Alam dan Lingkungan ini, khususnya yang
menyajikan informasi tentang wilayah Bali, Nusatenggara Barat,
Nusatenggara Timur, Papua, serta Papua Barat. Tentu tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah
setempat yang dengan tangan terbuka membantu kami dalam
pengumpulan data untuk pembuatan peta ini.
Sebagaimana yang dicanangkan Pemerintah “Satu Nusa,
Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Data, dan Satu Peta”, kami selaku
badan yang ditunjuk dalam pembuatan peta bertanggung jawab
sepenuhnya dalam setiap pembuatan peta dari tingkat nasional,
Kata Sambutan provinsi, atau kabupaten dan kota. Peta yang kami hasilkan
akan menjadi rujukan bagi Pemerintah dalam mengambil
kebijakan, khususnya melalui Bappenas. Oleh karena itu, data
dan informasi yang kami sajikan kami perhatikan betul.
Berkaitan dengan Atlas Overview Sumberdaya dan
Lingkungan ini, kami berupaya menyajikan data dan informasi
yang sedetil mungkin berkaitan dengan aspek fisik, aspek
ekonomi, aspek sosial budaya, dan hubungan ketiga
aspek tersebut untuk wilayah Bali, Nusatenggara Barat dan
Nusatenggara Timur, Papua, serta Papua Barat. Tentu kami
berharap atlas ini dapat memenuhi harapan semua pihak
yang selama ini sering memanfaatkan atlas sebagai salah satu
bahan dalam mengambil keputusan. Ibarat pepatah “lukisan
menggambarkan sejuta kata”, begitu pula dengan peta. Kami
pun berupaya setiap peta yang kami buat mewakili jutaan data
dan informasi yang dibutuhkan khalayak.
Kami pun masih menyadari bahwa tidak ada gading yang
tak retak dan tidak ada peta yang sempurna. Pembuatan
peta pun tidak mungkin dilakukan mengikuti cepatnya proses
pembangunan karena pembuatan memerlukan kajian dan
pertimbangan banyak hal. Oleh karena itu, atlas ini pun dibuat
untuk memutakhirkan data dan informasi pembangunan yang
sudah dan akan dilaksanakan di Indonesia dan wilayah di
bawahnya.
Akhir kata, kami berharap peta ini memenuhi harapan
Pemerintah tentang “Satu Peta” dan memenuhi pula harapan
masyarakat akan peta wilayah yang detil.

Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik


Badan Informasi Geospasial

Dr. Ir. Nurwadjedi, M.Sc

ATLAS OVERVIEW
vi
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Atlas Overview Sumberdaya Alam dan Lingkungan
ini merupakan tindak lanjut dari pekerjaan BIG dalam
menggambarkan Indonesia dalam peta dengan informasi
yang lengkap, tetapi mudah dipahami oleh khalayak. Atlas ini
adalah kelanjutan dari Atlas Nasional Indonesia (ANI) yang
lebih khusus dan tajam dalam memetakan daerah di Indonesia,
khususnya untuk wilayah Bali-Nusra dan Papua-Papua Barat.
Jika di dalam ANI tersaji informasi yang bersifat
keindonesiaan, dalam atlas ini tersaji informasi tentang Bali,
Nusatenggara Barat, Nusatenggara Timur, Papua, dan Papua
Barat. Informasi yang disajikan dalam peta meliputi aspek
fisik, ekonomi, sosial budaya, dan analisis yang menunjukkan
Kata Pengantar hubungan ketiga aspek tersebut. Di antara bagian dari aspek-
aspek itu adalah peta yang menunjukkan potensi ekonomi yang
dapat digarap, sarana infrastruktur yang tersedia, keadaan sosial
budaya masyarakatnya, dan keterhubungan antarketiganya.
Selain itu, atlas ini memuat pula rencana pengembangan
kawasan strategis yang sesuai dengan karakter masing-masing
wilayah. Semua ini tentu saja dapat menjadi bahan awal bagi
semua pihak (stakeholder) yang menjadi bagian dalam upaya
pembangunan di wilayah yang bersangkutan.
Tujuan dan manfaat utama pembuatan atlas ini tentu saja
adalah sebagai upaya menyajikan informasi yang mutakhir
tentang wilayah yang bersangkutan karena hal ini akan sangat
dibutuhkan oleh siapa pun yang tertarik dalam membantu
pembangunan di wilayah tersebut. Biar bagaimanapun,
pembangunan di Indonesia dan wilayah-wilayah setingkat
provinsi atau kota dan kabupaten terus berkembang sehingga
perlu ada peta yang representatif untuk itu. Dengan peta yang
representatif itu, stakeholder akan lebih mudah memahami
potensi setiap wilayah di Indonesia jika dibandingkan dengan
membaca tentang potensi setiap wilayah.

Kepala Pusat Tata Ruang dan Atlas


Badan Informasi Geospasial

Dr. Ir. Mulyanto Darmawan, M.Sc

ATLAS OVERVIEW
vii
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Daftar Isi
iii Tim Penyusun
v Kata Sambutan Kepala Badan Informasi Geospasial
vi Kata Sambutan Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial
vii Kata Pengantar Kepala Pusat Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial
viii Daftar Isi
x Legenda

1 PROVINSI Papua
2 Sekilas Papua
5 Administrasi

8 Aspek Fisik
10 Iklim
12 Geologi
14 Geomorfologi
16 Topografi
19 Sebaran Gunung
21 Jenis Tanah
24 Penggunaan Lahan
26 Air Tanah
28 Air Permukaan
30 Rawan Bencana
32 Bahan Mineral

38 Aspek Ekonomi
40 Infrastruktur
44 Kawasan Strategis
47 Pertanian dan Komoditas Unggulan
50 Pariwisata
55 Produk Domestik Regional Bruto
58 Sebaran Industri
60 Pusat Pertumbuhan Ekonomi

62 Aspek Sosial Budaya


64 Kependudukan
69 Sarana dan Prasarana Kesehatan
72 Sarana dan Prasarana Pendidikan
75 Ketenagakerjaan
77 Sebaran Suku dan Bahasa

ATLAS OVERVIEW
viii
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Analisis Hubungan Fisik, Ekonomi, Sosial dan Budaya 86

PROVINSI Papua BARAT 94


Sekilas Papua Barat 96
Administrasi 102

Aspek Fisik 106


Iklim 107
Geologi 110
Geomorfologi 114
Topografi 118
Sebaran Gunung 124
Jenis Tanah 128
Penggunaan Lahan 132
Air Tanah 136
Air Permukaan 140
Rawan Bencana 145
Bahan Mineral 148

Aspek Ekonomi 152


Infrastruktur 154
Kawasan Strategis 159
Pertanian dan Komoditas Unggulan 162
Pariwisata 168
Produk Domestik Regional Bruto 172
Sebaran Industri 177
Pusat Pertumbuhan Ekonomi 180

Aspek Sosial Budaya 184


Kependudukan 186
Sarana dan Prasarana Kesehatan 190
Sarana dan Prasarana Pendidikan 194
Ketenagakerjaan 198
Sebaran Suku dan Bahasa 202

Analisis Hubungan Fisik, Ekonomi, Sosial dan Budaya 212

Indeks 226
Daftar Pustaka 228

ATLAS OVERVIEW
ix
Sumberdaya & Lingkungan  |  Edisi Papua & Papua Barat
Legenda
Provinsi
Papua
Tugu perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini di Skouw, Jayapura.
Sumber: BIG, 2016

Sekilas Provinsi Papua


Papua adalah provinsi yang terletak di ujung timur berbatasan dengan Samudera Pasifik dan di bagian
wilayah Indonesia. Provinsi Papua, sebagai bagian dari selatan berbatasan dengan Laut Arafura.
wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan
Wilayah Provinsi Papua terdiri atas wilayah dataran
Papua Nugini, mengalami perubahan yang dinamis,
rendah, pesisir, dan pegunungan yang berada pada
baik dalam nama maupun struktur pemerintahan
ketinggian 0–3.000 meter dari permukaan laut (mdpl).
daerahnya. Pada tahun 1969 hingga 1973, provinsi
Wilayah tertinggi terdapat di Kabupaten Puncak Jaya
ini bernama Irian Barat kemudian menjadi Irian Jaya.
dengan ketinggian 2.980 mdpl, sedangkan yang paling
Setelah lahir UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi rendah adalah Kota Jayapura dengan ketinggian rata-
Khusus Papua, nama Irian Jaya berubah menjadi rata 4 mdpl. Berdasarkan ketinggian wilayah, rata-rata
Papua. Pada tahun 2004, Provinsi Papua dibagi lagi suhu udara di Papua berkisar 19,8° hingga 28,4° C.
menjadi dua, yaitu Provinsi Papua dan Papua Barat.
Provinsi Papua berbatasan langsung dengan
Provinsi Papua terletak di bagian timur Pulau lautan, yaitu Laut Arafura di bagian selatan dan
Papua antara 0° 12’ 22”—9° 7’ 0’ Lintang Selatan dan Samudera Pasifik di bagian utara. Secara topografis,
134° 35’ 1”—141° 0’ 0” Bujur Timur, dengan luas wilayah Papua dapat dibagi menjadi empat wilayah, yaitu
mencapai 316.553,07 km2. Papua berada di antara Dataran Rendah Utara, Pegunungan Tengah, Dataran
Papua Barat dan Papua Nugini. Papua bagian utara Rendah Selatan, serta Kepulauan dan Pesisir.

ATLAS OVERVIEW
2
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sumber: - Peta Rupabumi Indonesia, BIG
- Permendagri Nomor 56 Tahun 2015

ATLAS OVERVIEW
3
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
4
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Administrasi Provinsi Papua
Papua merupakan provinsi terluas di Indonesia yang memiliki luas
wilayah mencapai 316.553,07 km2. Bagian timur berbatasan dengan negara
Papua Nugini, bagian barat berbatasan dengan Provinsi Papua Barat dan
Provinsi Maluku, bagian utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, dan
bagian selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, Laut Arafura, Teluk
Carpentaria, dan Australia.
Ibukota Provinsi Papua adalah Kota Jayapura. Secara administratif,
Provinsi Papua terdiri atas 28 kabupaten dan satu kota, yang meliputi
389 distrik (kecamatan) dan 3.619 kampung. Kabupaten terluas di Provinsi
Papua adalah Kabupaten Merauke dengan luas 47.406,90 km2. Kabupaten
di Provinsi Papua tersebar di dataran yang mudah diakses, di dataran yang
sulit diakses, dan juga di dataran pada Pegunungan Tengah Provinsi Papua.
Luas wilayah Provinsi Papua lebih dari tiga kali luas wilayah Pulau Jawa.
Wilayah yang sangat luas ini tidak diimbangi dengan jumlah penduduknya
yang masih sedikit. Di samping itu, kekayaan yang begitu melimpah, seperti
hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dan pertambangan, belum
dikelola secara maksimal. Hal ini disebabkan belum adanya jaringan
jalan yang memadai yang dapat menghubungkan wilayah-wilayah sentra
produksi. Untuk itu, Pemerintah berupaya melakukan pembangunan
infrastruktur jalan yang baik, seperti pembangunan jalan lintas provinsi dari
Kota Jayapura sampai ke Kabupaten Wamena.

Tabel Nama Kabupaten Beserta Informasi Administrasi Setiap


Kabupaten di Provinsi Papua

NAMA KABUPATEN IBU KOTA DISTRIK KAMPUNG

DATARAN MUDAH AKSES 113 915

Kab. Biak Numfor Biak 19 187

Kab. Jayapura Sentani 19 144

Kab. Keerom Arso 7 61

Kab. Merauke Merauke 20 168

Kab. Nabire Nabire 14 81

Kab. Sarmi Sarmi 10 86

Kab. Yapen Waropen Serui 14 111

Kota Jayapura Jayapura 5 39

Kab. Supiori Sorendiweri 5 38

ATLAS OVERVIEW
5
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
NAMA KABUPATEN IBU KOTA DISTRIK KAMPUNG

DATARAN SULIT AKSES 75 713

Kab. Asmat Agats 10 175

Kab. Boven Digoel Tanah Merah 20 112

Kab. Mamberamo
Burmeso 8 58
Raya

Kab. Mamberamo
Kobakma 5 59
Tengah

Kab. Mappi Keppi 10 137

Kab. Mimika Timika 12 85

Kab. Waropen Waren 10 87

PEGUNUNGAN TENGAH 201 1991

Kab. Deiyai Tigi 5 30

Kab. Dogiyai Kigamani 10 79

Kab. Intan Jaya Sugapa 6 37

Kab. Jayawijaya Wamena 11 117

Kab. Lanny Jaya Tion 10 143

Kab. Nduga Kenyam 8 32

Kab. Paniai Enarotali 10 70

Kab. Pegunungan
Oksibil 34 277
Bintang

Kab. Puncak Ilaga 8 80

Kab. Puncak Jaya Mulia 8 67

Kab. Tolikara Karubaga 35 514

Kab. Yahukimo Dekai 51 518

Kab. Yalimo Elelim 5 27

JUMLAH 389 3619


Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
6
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
7
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Aspek Fisik

ATLAS OVERVIEW
8
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tanah Papua yang terletak pada Indonesia bagian Timur
Sumber: www.google.com

ATLAS OVERVIEW
9
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Iklim
Iklim sangat berpengaruh terhadap kehidupan,
baik secara langsung terhadap manusia maupun
melalui pengaruhnya terhadap kondisi fisik wilayah.
Secara umum, iklim diartikan sebagai kondisi rata-
rata cuaca dalam jangka waktu tiga puluh tahun
atau lebih. Parameter iklim antara lain adalah suhu,
tekanan udara, angin, curah hujan, dan kelembaban.
Papua termasuk dalam zona iklim tropika basah
dan di beberapa tempat termasuk dalam zona
iklim pegunungan atau tropika monsun. Zona iklim
pegunungan berada pada ketinggian tempat lebih
dari 1.000 mdpl. Suhu rata-rata pada zona iklim
pegunungan dapat lebih rendah 6° C dibandingkan
dengan dataran rendah.
Dengan mengacu pada seri data iklim 30 tahun
yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika, dapat diketahui curah hujan rerata
dan suhu rerata tahunan antara tahun 1971—2007 Stasiun Meteorologi di Taman Alat-Alat Meteorologi
dari sepuluh stasiun di Provinsi Papua menunjukkan Kota Jayapura.
variasi yang tinggi. Curah hujan terendah terdapat Sumber: BIG, 2016
di Merauke, sedangkan tertinggi terdapat di Timika.

Tabel Curah Hujan, Suhu, dan Kelembaban di Provinsi Papua


Curah Hujan Suhu Kelembaban
Stasiun BMKG
(mm) °C %
Biak 245 26 85
Merauke 141 25 81
Sentani 142 26 82
Wamena 156 15 83
Genyem 226 25 86
Nabire 397 26 85
Serui 265 25 88
Jayapura 195 27 80
Sari 245 23 83
Timika 429 25 86
Sumber: Hasil pengolahan data BMKG tahun 1971-2007 dalam
Atlas Nasional Indonesia 1, BIG 2008

Suhu rerata terendah tercatat di Wamena sebesar 15°C dan tertinggi di Jayapura sekitar 27°C.
Kelembaban tertinggi ada di Timika, sedangkan kelembaban terendah berada di Jayapura. Secara umum,
wilayah tengah Provinsi Papua termasuk dalam wilayah hujan rata-rata tahunan yang tinggi, yaitu pada
kisaran 2.500—3.300 sampai 4.500—5.000 mm. Adapun wilayah utara, yaitu Jayapura hingga Wamena,
termasuk dalam wilayah hujan rata-rata antara 1.000—1.500 hingga 2.000—2.500 mm. Merauke merupakan
wilayah dengan rata-rata hujan tahunan terendah, yaitu pada 1.000—1.500 mm.

ATLAS OVERVIEW
10
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
11
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Geologi
Provinsi Papua berada pada tepi utara Lempeng Indo-Australia yang berkembang akibat adanya
pertemuan antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara dan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat.
Pergerakan ini menghasilkan jalur subduksi di perairan utara Provinsi Papua hingga perairan utara Biak.
Lempeng Australia yang berada di bawah Laut Arafura merupakan dasar dari bagian selatan Pegunungan
Tengah Papua atau yang dikenal dengan Pegunungan Jayawijaya.
Berdasarkan pembagian tektonik neogen Indonesia, Wilayah Provinsi Papua merupakan bagian
dari orogen Melanesia. Orogen Melanesia merupakan tumbukan antara Lempeng Benua Australia dan
lempeng samudera dari Laut Filipina atau Lempeng Karolina. Tumbukan ini membentuk Pegunungan
Tengah di Papua yang di dalamnya terdapat percampuran antara batuan dari lempeng samudera dan dari
lempeng benua.

Pembagian tektonik neogen wilayah Indonesia.


Sumber: Badan Geologi KESDM dalam Atlas Nasional Indonesia, BIG 2008.

Secara fisiografi, Provinsi Papua berada pada bagian fisiografi Badan dari tiga fisiografi: Kepala Burung,
Leher, dan Badan. Kepala Burung dan Leher saat ini menjadi wilayah Provinsi Papua Barat, sedangkan
bagian Badan merupakan wilayah Papua Nugini.
Geologi Provinsi Papua yang ada saat ini merupakan hasil dari periode panjang proses sedimentasi
yang berawal pada era karbon hingga tersier akhir. Lingkungan sedimentasi yang berubah mulai dari air
tawar, laut dangkal, hingga laut dalam menghasilkan lebih dari dua belas formasi geologi yang berumur
Pliosen hingga Kapur Tengah.
Formasi aluvial tersebar luas di bagian utara, tengah, dan selatan Provinsi Papua. Formasi ini
merupakan endapan sungai yang berupa kerikil, pasir, lumpur, lanau, dan gambut yang mengandung sisa
tumbuhan. Endapan danau dan sungai mendominasi wilayah Provinsi Papua bagian selatan, berdampingan
dengan formasi aluvial mulai dari Merauke hingga Timika. Batuan palezoic, lempung, granit, dan metamorf
merupakan formasi pembentuk Pegunungan Jayawijaya yang membujur dari barat hingga ke timur bagian
tengah Papua. Batuan ini tersusun pada masa Palezoic Awal.

ATLAS OVERVIEW
12
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
13
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Perbukitan struktural di Puncak Trikora
Sumber: BIG, 2016

Geomorfologi
Geomorfologi Provinsi Papua terbentuk dari Tabel Sebaran Gunung di Provinsi Papua
proses bentukan asal struktural, pelarutan karst,
aluvial, dan marin. Bentukan asal struktural adalah No Geomorfologi Luas (ha) %
bentuklahan yang terbentuk karena patahan akibat Pegunungan
gerakan tektonik bumi. Bentuklahan struktural di 1 330.884,83 1,05
Glasial
Provinsi Papua menghasilkan bentuklahan:
Pegunungan
1) pegunungan glasial, 2 9.704.753,82 30,9
Struktural
2) pegunungan struktural, Perbukitan
3 3.794.929,70 12,09
3) perbukitan struktural, dan Struktural
4) dataran struktural. Dataran
4 72.711,82 0,23
Struktural
Pegunungan glasial merupakan bentuklahan
yang hanya ada di Provinsi Papua dengan adanya 5 Perbukitan Karst 702.376,57 2,24
gletser di Puncak Cartenz, yaitu titik tertinggi di
Gunung Jaya. Bentuklahan asal struktural tersebar 6 Dataran Gambut 2.630.310,06 8,38
mulai bagian utara Provinsi Papua hingga tengah
dan meliputi hampir separuh wilayah. Pegunungan Dataran
7 874,73 0,00
struktural membentuk Pegunungan Jayawijaya Organik/Koral
yang kaya akan sumberdaya mineral.
8 Dataran Fluvial 2.423.910,91 7,72
Bentuklahan karst adalah bentuklahan yang
terbentuk karena proses pelarutan batu kapur 9 Dataran Pantai 11.739.264,78 37,39
(karst). Bentuklahan karst yang terbentuk di
Provinsi Papua: Jumlah 31.400.017,21 100
1) perbukitan karst,
Sumber: Peta Rupabumi Indonesia, BIG 2012
2) dataran gambut, dan
3) dataran organik/koral
Bentuklahan asal aluvial adalah bentukan lahan
Perbukitan karst sebagian besar terdapat di hasil proses pengendapan sungai. Bentuklahan ini
puncak Pegunungan Jayawijaya dan sebagian di terdapat di sepanjang sungai besar.
wilayah Jayapura. Dataran gambut yang cukup
Bentuklahan asal marin terjadi di daerah pesisir
luas terdapat di sepanjang Sungai Turai dan Sungai
pantai yang merupakan akibat proses tektonik,
Sobuer. Adapun dataran organik ditemukan di
hasil erupsi gunungapi, atau perubahan muka air
bagian selatan Provinsi Papua.
laut. Sebagian besar wilayah Provinsi Papua bagian
Berdasarkan Peta Rupabumi tahun 2012, luas selatan terbentuk akibat proses marin. Dataran
bentuklahan struktural meliputi hampir 50% dari pantai yang terbentuk meliputi hampir 37,4% wilayah
wiayah Provinsi Papua, seperti pada tabel berikut. dengan luas 11.739.264,78 ha.

ATLAS OVERVIEW
14
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
15
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sebagian relief Papua, mulai dari datar, landai, hingga miring di perbukitan pantai.
Sumber: BIG, 2016

Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi dari dua yaitu di pegunungan yang di sana terdapat puncak
tempat terhadap bidang datar yang dinyatakan tertinggi, yaitu Puncak Jaya (4.860 mdpl).
dalam persentase. Kondisi kemiringan lereng
Bagian utara Provinsi Papua masih merupakan
merupakan parameter topografi yang dipengaruhi
daerah terjal dengan kemiringan lereng sebagian
oleh proses pelapukan batuan, erosi, dan gerakan
kecil datar dan sebagian besar landai, agak curam,
tanah. Ada banyak klasifikasi dari para ahli, tetapi
hingga sangat curam di beberapa tempat. Wilayah
pada dasarnya kemiringan lereng dibagi menjadi
datar (0—8%) terbentang cukup luas di bagian selatan,
tiga klasifikasi utama, yaitu datar atau landai, miring,
sekitar Timika, Agats, hingga Merauke.
dan curam.
Ibu kota kabupaten/kota sebagian besar berada
Provinsi Papua merupakan bagian dari Pulau
di wilayah yang relatif datar dengan ketinggian
Papua yang merupakan wilayah dua negara yang
antara 3—1.550 mdpl, sebagaimana tabel berikut.
berbatasan, yaitu Negara Republik Indonesia dan
Papua Nugini. Bagian dari Pulau Papua yang menjadi
wilayah Negara Republik Indonesia terbagi menjadi Tabel Ketinggian Ibu Kota Kabupaten/Kota di
dua provinsi, yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Provinsi Papua
Papua Barat. Provinsi Papua berada di bagian timur, Kabupaten/
No Ibu Kota Ketinggian (mdpl)
Kota
sedangkan Provinsi Papua Barat berada di bagian
barat. Kedua provinsi ini memiliki banyak kemiripan 1. Merauke Merauke 3
secara topografis, yaitu sebagian besar merupakan 2. Jayawijaya Wamena 1.550
perbukitan dengan kemiringan lereng sangat curam 3. Jayapura Sentani 88
hingga agak curam. Dalam hal itu, kemiringan lereng 4. Nabire Nabire 10
di Provinsi Papua dibagi menjadi lima klasifikasi. 5. Biak Numfor Biak 11
Wilayah-wilayah tersebut berada pada kemiringan Kepulauan
6. Serui 3
lereng sebagai berikut. Yapen
1. Datar : 0—8% 7. Paniai Enarotali 1.770
2. Landai : 8—15% 8. Mimika Timika 3
3. Agak curam : 15—25% 9. Sarmi Sarmi 3
4. Curam : 25—45% 10. Kota Jayapura Jayapura 3
5. Sangat Curam : >45% Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

Sebagian besar wilayah Provinsi Papua


memiliki kemiringan lereng antara 15% hingga Dengan topografi seperti itu, pembangunan
lebih dari 45% sehingga termasuk dalam klasifikasi prasarana fisik, terutama infrastruktur transportasi
agak curam, curam, dan sangat curam. Wilayah darat yang menghubungkan antarwilayah, menjadi
dengan klasifikasi curam hingga sangat curam sulit dilakukan. Oleh karena itu, pengembangan
membentang di sepanjang bagian tengah pulau, transportasi udara dan maritim menjadi alternatifnya.

ATLAS OVERVIEW
16
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
17
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
18
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Puncak Gunung Jayawijaya
sumber: http://gambargambar.co

Sebaran Gunung
Gunung berapi atau gunungapi secara umum tengah pulau yang terkenal dengan sebutan
adalah istilah yang didefinisikan sebagai suatu Pegunungan Jayawijaya. Puncak tertinggi deretan
sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair pegunungan ini, mulai dari Gunung Yaramaniapuka
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 di bagian barat hingga Gunung Mandala di
km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan Kabupaten Pegunungan Bintang di sebelah
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material timur, adalah Puncak Jaya dengan ketinggian
yang dikeluarkan pada saat erupsi. Gunungapi 4.860 mdpl. Puncak Jaya juga dikenal dengan
memiliki berbagai bentuk sepanjang masa hidupnya. nama Puncak Cartenz atau Cartenz Pyramid

Tabel Sebaran Gunung di Provinsi Papua

No Nama Gunung Status (Aktif/Tidak Aktif) Tinggi (mdpl)

1 Yaramaniapuka Tidak Aktif 3.370


2 Jaya Tidak Aktif 4.860
3 Dom Tidak Aktif 1.332
4 Agemuk Tidak Aktif 3.950
5 Trikora Tidak Aktif 4.730
6 Yamin Tidak Aktif 4.535
7 Mandala Tidak Aktif 4.760
Sumber: Peta Rupabumi Indonesia, BIG 2012

Gunungapi yang aktif mungkin berubah menjadi yang memiliki gletser atau salju abadi di atasnya.
separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak
Pegunungan Jayawijaya terbentuk melalui
aktif atau mati. Gunungapi kadang kala beristirahat
proses pengangkatan yang terus-menerus,
dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi
sedimentasi, dan disertai kejadian tektonik bawah
aktif kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan
laut yang terjadi dalam kurun waktu jutaan tahun.
keadaan sebenarnya dari suatu gunungapi: berada
Penemuan fosil di bebatuan Jayawijaya menjadi
dalam keadaan istirahat atau telah mati.
bukti bahwa Pulau Papua pernah menjadi dasar
Provinsi Papua memiliki deretan pegunungan laut yang kemudian mengalami pengangkatan.
yang tidak lagi aktif yang memanjang di bagian

ATLAS OVERVIEW
19
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
20
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Salah satu gambaran eksploitasi tanah di Papua sebagai bahan tambang.
Sumber: BIG, 2016

Jenis Tanah
Berdasarkan sistem taksonomi tanah Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey
Staff, 2010), Provinsi Papua memiliki jenis tanah utama inceptisol dan vertisol.
Kedua jenis tanah ini ditemukan dalam klasifikasi grup humitropepts, tropaquepts,
dan organosol. Wilayah tengah Provinsi Papua didominasi oleh jenis tanah
humitropepts yang secara khusus memiliki ciri-ciri berpenampang dalam, memiliki
kandungan organik tinggi, berwarna kehitaman di lapisan atas, bertekstur halus
hingga sedang, dan memiliki reaksi kimia tanah agak masam hingga netral.
Adapun di sebagian besar bagian utara dan selatan Provinsi Papua, terdapat jenis
tanah tropaquepts dan organosol. Berikut adalah uraian beberapa jenis tanah
yang terdapat di Pulau Papua.

ATLAS OVERVIEW
21
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Inceptisol
Inceptisol adalah tanah yang terbentuk dari berbagai bahan induk, yaitu bahan fluviatil,
fluviomarin, batuan sedimen masam, dan bahan volkan. Di daerah aluvial dan fluviomarin,
sifat tanah dipengaruhi oleh proses pengendapan. Di daerah berlereng, sifat tanah
dipengaruhi oleh posisi dan tingkat erosinya. Bentuklahan aluvial berdrainase terhambat
dan bersifat akuik. Bentuklahan fluviomarin mengandung bahan sulfidik/sulfirik, selain
drainase terhambat juga. Di daerah berlereng yang mengalami erosi, tanah ini memiliki
penampang dangkal dan berbatu, terutama di pegunungan atau perbukitan. Jenis tanah ini
dijumpai di Provinsi Papua dalam grup humitropepts, tropaquepts, dystropepts, eutropepts,
rendolls, haplorthoks, dan sulfaquepts.

Alfisol
Alfisol adalah jenis tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut dan terjadi translokasi
liat pada bahan induk yang umumnya terdiri atas bahan kaya aluminium-silika pada kondisi
iklim basah. Jenis ini memiliki sifat reaksi tanah masam hingga netral, kandungan basa
sedang sampai tinggi, dan masih tersedia cukup unsur hara N, P, dan K. Jenis tanah ini
tersebar sangat luas di dataran tektonik sampai pegunungan tektonik dengan bahan induk
netral-basis dan pada umumnya merupakan batuan berkapur dan batu gamping. Pada
tingkat grup, ditemukan klasifikasi mediteran yang memanjang di tepi Sungai Sobuer dan
Sungai Turai yang melintasi wilayah yang luas di kaki Pegunungan Jayawijaya sebelah
utara.

Entisol
Entisol tergolong tanah yang masih sangat muda (belum mengalami perkembangan).
Umumnya, ia berkembang dari bahan induk endapan yang terdapat di dataran aluvial,
marin, dan volkan. Sifat tanah ini sangat bervariasi, bergantung pada asal bahan induk,
kondisi topografi, dan lingkungan. Variasi ini berpengaruh pula pada tingkat kesuburan dan
potensinya untuk pertanian. Grup yang termasuk dalam jenis tanah ini adalah hidraquents
dan quartzipsamments.

Vertisol
Jenis tanah vertisol memiliki kedalaman sekitar 100 cm dari permukaan dengan lapisan
setebal 25 cm atau lebih dan memiliki kandungan liat lebih dari 30%. Vertisol biasanya
memiliki rekahan (cracks) yang secara periodik pada musim kering dan basah terbuka dan
tertutup. Jenis tanah ini berkembang dari batuan sedimen, berwarna hitam, konsistensi
sangat lekat (basah), dan sangat keras (kering). Tanah ini memiliki sifat fisik yang jelek
dengan reaksi kimia umumnya basis, kahat unsur P. Jenis tanah ini ditemukan dalam
klasifikasi organosol dengan persebaran sangat luas di hulu Sungai Digul di Kabupaten
Boven Digoel dan sebagian Kabupaten Mappi.

Ultisol
Ultisol adalah jenis tanah yang telah berkembang lanjut yang memiliki horison iluviasi
liat silikat yang memenuhi persyaratan kandik dan kejenuhan basa kurang dari 35%.
Dengan tingkat pelapukan intensif, jenis tanah ini membentuk mineral liat sekunder, antara
lain kaolinit, gibsit, dan oksida. Di Provinsi Papua, jenis tanah ini ditemukan dalam klasifikasi
paluestul yang banyak terdapat di Merauke.

ATLAS OVERVIEW
22
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
23
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Penggunaan Lahan
Provinsi Papua adalah provinsi terluas di Namun, mengingat topografi dan geomorfologi
Indonesia yang memiliki sumberdaya lahan yang Provinsi Papua yang sebagian besarnya rawan
melimpah. Provinsi ini pun memiiliki hutan hujan bencana, jumlah dan persentase penggunaan lahan
tropis yang luas dan harus dijaga kelestariannya. ini harus dijaga.
Hutan hujan ini tidak hanya berfungsi sebagai salah Penggunaan lahan vegetasi pertanian kini
satu paru-paru dunia, tetapi juga menjadi tempat tengah digalakkan seiring dengan isu ketahanan
tinggal bagi keanekaragaman fauna dan flora sebagai pangan di wilayah timur Indonesia. Di Provinsi Papua,
kekayaan Indonesia yang luar biasa. penggunaan lahan pertanian sawah telah dimulai di
Berdasarkan Peta Rupabumi Indonesia tahun 2012, wilayah Jayapura dan Merauke. Luas lahan pertanian
hutan primer di Provinsi Papua seluas 14.915.721,2 ha menurut Peta Rupabumi BIG tahun 2012 adalah
atau hampir 45% luas wilayahnya. Jika diakumulasi 1.008.791 ha dengan luas lahan sawah sekitar 12.682
dengan penggunaan lahan vegetasi nonpertanian, ha. Tubuh air juga sangat luas karena keberadaan
tutupan vegetasinya lebih dari 85% wilayah. sungai besar dan danau di hampir semua wilayah di
Jumlah dan persentase ini tentu sangat besar. Provinsi Papua.

Tabel Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Provinsi Papua


Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) % Kelompok Penggunaan Lahan Luas (ha) %
Sawah 12.682,56 0,04 Vegetasi Pertanian 1.008.791 3,04
Perkebunan 55.163,99 0,17
Pertanian Lahan Kering 70.522,19 0,21
Pertanian Lahan Kering
870.421,85 2,62
Bercampur dengan Semak
Hutan Lahan Kering Primer 14.915.721,20 44,94 Vegetasi Bukan Pertanian 28.263.888 85,16
Hutan Lahan Kering Sekunder 3.933.663,32 11,85
Hutan Mangrove Primer 741.846,55 2,24
Hutan Mangrove Sekunder 96.220,20 0,29
Hutan Rawa Primer 4.306.353,88 12,98
Hutan Rawa Sekunder 1.180.523,97 3,56

Hutan Tanaman Industri (HTI) 1.867,86 0,01

Rawa 717.768,84 2,16


Semak/Belukar 910.235,81 2,74
Semak/Belukar Rawa 1.459.685,95 4,40
Permukiman 30.147,41 0,09 Permukiman 99.457,25 0,30
Pelabuhan Udara/Laut 809,52 0,00
Transmigrasi 68.500,32 0,21
Tanah Terbuka 472.490,78 1,42 Tanah Terbuka 1.635.543,01 4,93
Pertambangan 1765,92 0,01
Savana 1.138.643,65 3,43
Awan 22.642,65 0,07
Tubuh Air 2.179.497,33 6,57 Perairan 2.180.021,17 6,57
Tambak 523,85 0,00
Jumlah 33.187.699,60 100 33.187.700 100
Sumnber: Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:50.000, BIG 2012

ATLAS OVERVIEW
24
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
25
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Perusahaan Air Minum menggunakan sumber air tanah dan
mata air untuk keperluan penduduk.
Sumber: BIG, 2016

Kantor Perusahaan air minum di Kota Jayapura

Air Tanah Sumber: BIG, 2016

Air tanah adalah air yang terdapat dalam b. Cekungan air tanah provinsi (Provinsi Papua
lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan – Provinsi Papua Barat), yaitu CAT Kaimana
tanah. Karakteristik utama yang membedakan air dan CAT Agamanan.
tanah dengan air permukaan adalah pergerakan c. Cekungan air tanah lintas kabupaten/kota,
yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat yaitu CAT Warem Demta, CAT Taritau, CAT
lama yang dapat mencapai puluhan bahkan ratusan Enarotali, CAT Wamena, CAT Lereh Leweh,
tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan CAT Ubrub, CAT Mandala dan CAT Nalco
waktu tinggal yang alam maka air tanah akan sulit Bime.
untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.
d. Cekungan air tanah dalam satu kabupaten/
Cekungan Air Tanah (CAT) adalah wilayah yang kota, yaitu CAT Numfor, CAT Warsa, CAT
secara hidrogeologis memiliki batas tertentu dan Biak, CAT Nabire, CAT Legare, CAT Ulawa,
menjadi tempat proses pengumpulan, pengaliran, CAT Pom, CAT Ansas, CAT Serui, CAT Timur
dan pelepasan air tanah. Data cekungan air tanah Samberada, CAT Hulu S. Senggi, dan CAT
merupakan informasi penting untuk pemanfaatan Timur Arso.
sumberdaya air. Menurut Keppres No. 26 tahun
Dalam peta Cekungan Air Tanah terlihat bahwa
2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, Provinsi
CAT terluas adalah CAT Timika-Merauke. Cakupan
Papua memiliki 24 batas CAT dengan cakupan lintas
CAT ini meliputi wilayah selatan Papua, mulai dari
negara, lintas provinsi, lintas kabupaten/kota dan
Timika ke barat sampai dengan Merauke. Di lintas
dalam satu kabupaten/kota sebagaimana berikut:
kabupaten, CAT Taritau, CAT Enarotali dan CAT
a. Cekungan air tanah lintas negara (Provinsi Wamena terletak di bagian tengah Papua, yaitu di
Papua – PNG), yaitu CAT Jayapura dan CAT sekitar Pegunungan Jayawijaya.
Timika Merauke.

ATLAS OVERVIEW
26
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
27
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Air permukaan di Papua belum dimaksimalkan
penggunaannya selain untuk industri.
Sumber: BIG, 2016

Air Permukaan
Air permukaan adalah perairan yang terdapat di
permukaan tanah, yaitu perairan darat yang terdiri
dari sungai, danau dan rawa, dan perairan laut.
Air permukaan sangat berkaitan dan dipengaruhi
oleh iklim dan geomorfologi. Berdasarkan
geomorfologinya, menurut Keppres No 12 Tahun
Sumber: BIG, 2016
2012 tentang Wilayah Sungai dan Data KLHK
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) b. Wilayah sungai lintas provinsi
tahun 2012, Papua Barat terbagi menjadi 5 (lima)
Wilayah Sungai. Wilayah sungai adalah kesatuan Yaitu WS Omba. Berbatasan dengan Provinsi
wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu Papua Barat, yang didalamnya adalah sungai-sungai
atau lebih daerah aliran dan/atau pulau-pulau kecil yang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai Ombu,
yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 Lengguur, Madefa, Bedidi dan Bomberai.
km2. Wilayah sungai di Papua yang dikelompokkan c. Wilayah sungai lintas kabupaten/kota
menurut cakupan wilayah adalah sebagai berikut:
Yaitu WS Wapoga-Mimika dan WS Kamundan-
a. Wilayah sungai lintas negara Sebyar. WS ini meliputi sungai-sungai yang
Yaitu WS Beramo-Tami-Apauvar dan WS Einalanden- termasuk dalam Daerah Aliran Sungai antara lain
Digul-Bikuma. Kedua wilayah sungai ini memiliki DAS Wapoga, DAS Aikimuga, DAS Mimika, DAS
cakupan wilayah di bagian timur Papua yang berbatasan Yapen< DAS Biak, DAS Supiori dan DAS lain yang
dengan negara Papua New Guinea. WS Beramo-Tami- berada di Kabupaten Nabire, Waropen hingga ke
Apauvar meliputi wilayah Papua bagian utara dan WS selatan di Kabupoaten Mimika dan Nduga.
Einlanden-Digul-Bikuma berada di bagian selatan. Selain sungai, sumberdaya air permukaan
Sungai-sungai yang termasuk dalam WSBeramo_ lain adalah danau. Danau yang terdapat di Papua
Tami-Apauvar adalah sungai yang termasuk Daerah antara lain adalah Danau Sentani di Kabupaten
Aliran Sungai Mamberamo, Gesa, Bigabu, Sobger, Jayapura, Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau
Tariku, Nawa, Taritau, Van Dalen, Tami, Sermo, Tigi di Kabupaten Paniai, Danau Biru di Kabupaten
Grimer dan Sentani. Sedangkan sungai-sungai yang Kepulauan Yapen, dan Danau Bian di Kabupaten
tremasuk dlam WS Einlanden-Digul-Bikuma adalah Merauke. Selain sebagai penjaga sistem hidrologi
yang termasuk dalam DAS Einlanden, Digoel, Maro, dan kawsan konservasi, danau juga menjadi
Kumber, Bulaka, Bian, Dolak, Digoel dan Cemara. tempat pariwisata.

ATLAS OVERVIEW
28
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
29
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kondisi tanah di Papua rawan akan bencana longsor.
Sumber: BIG, 2016

Rawan Bencana
Provinsi Papua merupakan wilayah yang di lokasi tertentu, tetapi berdampak langsung
memiliki kerawanan bencana karena kondisi fisik pada permukiman masyarakat. Keadaan topografi
yang dimiliki. Banjir, longsor, gempa bumi dan tsunami yang datar sangat terbatas sehingga permukiman
adalah kerawanan bencana utama dan berpotensi cenderung berkembang di bagian yang miring hingga
terjadi karena jenis tanah, topografi dan kondisi agak terjal, padahal daerah itu adalah daerah aliran
geologi Papua. Berikut adalah kerawanan bencana di rombakan atau longsoran. Di samping itu, tingkat
Provinsi Papua beserta dampak bencananya. curah hujan sangat tinggi di bagian pegunungan
sehingga laju longsor menjadi lebih cepat.
Banjir
Gempa Bumi
Wilayah yang menjadi rawan bencana banjir
di Provinsi Papua adalah bagian selatan meliputi Tatanan tektonik-pulau di Papua Nugini
Kabupaten Merauke, Mappi, Asmat, dan Mimika; berdampak pada sebagian wilayah Provinsi Papua
bagian tengah meliputi cekungan Pegunungan sehingga rawan gempa bumi. Tingkat kerawanan
Meervlakte; dan bagian utara atau pesisir meliputi gempa bumi di Provinsi Papua berada di jalur
Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberamo Pegunungan Tengah hingga bagian utara Papua
Raya, Waropen, dan Nabire. Dalam skala lokal, banjir dan tergolong pada zona bahaya gempa bumi
terjadi di permukaan yang agak miring, terutama di menengah hingga tinggi dengan percepatan tanah
DAS yang telah rusak. Akibatnya, air sungai yang maksimal (0,3–0,7) g.
melimpah dari badan sungai memenuhi dataran yang Wilayah yang rawan gempa bumi tersebar di
lebih rendah (cekungan). Jika membawa material Pulau Biak—Yapen, Nabire—Dogiyai, dan Jayapura—
padat, seperti lumpur, batu-batuan, bahkan batang Jayawijaya. Secara umum, tiga wilayah itu berada di
pohon, banjir berubah menjadi bencana yang sangat utara Pegunungan Tengah Papua.
dahsyat. Banjir seperti ini terjadi secara singkat,
Tsunami
sangat merusak, dan dikenal sebagai banjir bandang.
Tsunami dapat muncul apabila terjadi gempa
Longsor
bumi tektonik di sekitar zona subduksi dengan pusat
Di Provinsi Papua, zona kerentanan gerakan gempa kurang dari 33 km, magnitudo lebih dari
tanah menengah dan tinggi berada di jalur 6 skala richter (SR), dan menyebabkan deformasi
Pegunungan Tengah dan pegunungan di utara. permukaan dasar laut (cenderung patahan naik).
Zona ini terhubung erat dengan kondisi geologi Wilayah rawan tsunami diprediksi hanya terjadi di
yang dikendalikan oleh struktur lipatan dan sesar bagian pesisir utara Papua, termasuk Semenanjung
yang berarah relatif timur–barat. Longsor terjadi Wondama (Teluk Cenderawasih).

ATLAS OVERVIEW
30
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
31
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Papua memiliki kekayaan mineral yang potensial.
Sumber: BIG, 2016

Bahan Mineral
Pulau Papua terbentuk sejak jutaan tahun Yang ketiga berasosiasi dengan
yang lalu sebagai hasil benturan Lempeng Benua batuan intrusi intermediet seperti diorit
Australia (Australia Plate) yang bergerak ke utara dan granodiorit yang menerobos batuan
dengan Lempeng Pasifik (Pacific Crustal Plate) vulkanik andesit dan basaltik membawa Au
yang bergerak ke arah barat. Benturan kedua (emas) dan logam dasar (Fe, Cu, dan lain-lain).
lempeng tersebut mengakibatkan penerobosan
d) Pliosen-Pleistosen (Umur 5,2—1,62 juta
batuan beku dengan komposisi sedang ke dalam
tahun yang lalu)
batuan sedimen di atasnya, yang memungkinkan
terbentuknya mineralisasi logam yang berasosiasi Yang keempat berasosiasi dengan
dengan perak dan emas. Konsentrasi mineral- batuan intrusi diorit dan granodiorit yang
mineral logam diperkirakan terdapat pada lajur menerobos kelompok batu gamping Papua
Pegunungan Tengah Provinsi Papua. Nugini, membawa Cu dan Au melalui proses
hipogene hidrotermal.
Secara garis besar, proses mineralisasi di
Papua dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut. Sebagian besar persebaran mineral
a) Kapur Atas sampai Eosen (Umur 96—36 logam dan tambang berada di wilayah
juta tahun yang lalu) bagian tengah dan utara Provinsi Papua.
Besi, kobal, granit, dan nikel berada di
Yang pertama berasosiasi dengan
sekitar Jayapura, sedangkan tembaga,
tubuh granit plutonik dalam yang tererosi
emas, dan perak di bagian tengah pulau,
dan membawa potensi cadangan mineral
yaitu di area Pegunungan Jayawijaya. Selain
uranium, thorium, kobal, nikel, dan besi.
di bagian tengah Papua, potensi emas dan
b) Oligosen-Miosen Bawah (Umur 36—16,2 tembaga juga ditemukan di bagian selatan,
juta tahun yang lalu) yaitu di Merauke.
Yang kedua berasosiasi dengan batuan Menurut data dari Dinas Pertambangan
ultramafik membawa laterit nikel dan kobal. Provinsi Papua, potensi mineral logam
dan nonlogam tersebar di hampir semua
c) Miosen Tengah-Miosen Atas (Umur 16,2—
kabupaten/kota sebagaimana tabel berikut.
5,2 juta tahun yang lalu)

ATLAS OVERVIEW
32
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Potensi Mineral Logam dan Nonlogam di Provinsi Papua

Bahan Galian
No Kabupaten/Kota Lokasi Keterangan
Mineral

S. Numbai,
1 Kota Jayapura* Emas Peninjauan Kanwil DPE (Positif)
Kodam
S. Yapis, Kel.
Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
Imbi
S. APO Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
S. Entrop Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
S. Perumnas IV Emas Peninjauan Kanwil DPE (Positif)
S. Borgonjie Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
S. Kujabu,
Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
Waena
2 Kab. Jayapura Sentani Kobal Belum Diteliti Secara Detail (Indikasi)
Tungsten Belum Diteliti Secara Detail (Indikasi)
Nikel Belum Diteliti Secara Detail (Indikasi)
Asbes Belum Diteliti Secara Detail (Indikasi)
S. Kemiri Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
Senatani Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
S. Deyau,
Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
Sentani
S. Sawe, Sentani Emas Peninjauan Kanwil DPE (Indikasi)
S. Ayapo,
Emas Peninjauan Kanwil DPE (Positif)
Sentani
S. Tami Krom Kadar 3.45-42.52%
(Data Kanwil DPE)
Sebagai Lapisan Atau Lensa Dengan
Tg. Tanahmerah Talk Tebal 1 Meter, Dijumpai Pada Batas
Serpentinit Dan Sekis Kristalin.
Waris Emas Data Kanwil DPE
Tembaga Cu 1284 Ppm
Timah Hitam Pb 3312 Ppm
Web Emas Anomali Geokimia
Perak
Arso Krom Indikasi
Batubara Indikasi
Depapre Marmer Data Kanwil DPE
Bonggo Batubara Indikasi

ATLAS OVERVIEW
33
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Genyem, Batubara Kadar 4470 Kal/Gram, Belerang 5.6%,
Nimboran Abu 12.5%, Kelembaban 18.2%
Karbon Tertambat27.3%, Zat Terbang
42.1%
Siduarsi Nikel Laterit Indikasi
S. Pis Dan S. Pas Emas Indikasi
Senggi Tembaga Anomali 669 Ppm
Timah Hitam Anomali 2482 Ppm
Sumberdaya 387 Juta Metrik Ton, Kadar
3 Kab. Jayawijaya Kurulu Pasir Kuarsa
Sio292.2-99.6%
Batu Kadar Cao 39.05-50.75% Dan Mgo 0.35-
Gamping 3.76%
Assolokobal Pasir Kuarsa Sumberdaya 21.594.200 Ton
Batu
Cadangan 3.391.300 Ton
Gamping
Asologaima Batubara Data Kanwil DPE (Indikasi)
Borme Utara Emas Anomali Geokimika (Indikasi)
Okbibab Tungsten Indikasi
Soba Pb-Zn Indikasi
(Timbal-
Indikasi
Seng)
Holuwon Pb-Zn Indikasi
(Timbal-
Indikasi
Seng)
Bokondini Tembaga Indikasi
Emas Indikasi
Emas,
Tiom Indikasi
Batugaram
Mbua Batubara Indikasi
Nalca Emas Anomali Geokimia (Indikasi)
Dabera Emas Data PT Freeport Ind
Tembaga Indikasi
Aboyi Emas Indikasi
Molibdenum Indikasi
4 Kab. Nabire Yaur (Kwatisore) Pasir Kuarsa Sumberdaya 4.095 Juta Ton
Granit Sumberdaya 125 Juta Ton
Marmer Penyebaran 16.25 Km2
Sumberdaya 163 Juta Ton

ATLAS OVERVIEW
34
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Berwarna Abu-Abu Kehitaman,Kuat
Tekan 942-100 Kg/Cm2
Penyerapan Air 0.09-10, Berat Jenis 2.76-2.78
Logari Emas Anomali Geokimia, Data PT IEMC
S. Sanoba,
Emas Data Kanwil DPE (Positif)
Nabire
S. Nabaruwa,
Emas Data Kanwil DPE (Positif)
Nabire
Nabaruwa,
Marmer Sumberdaya 150 Juta Ton
Nabire
Uwapa Seng Indikasi
Kaolin Sumberdaya 12 Juta Ton
S. Bumi, Topo Emas Data Kanwil DPE
S. Cemara, Topo Emas Data Kanwil DPE
Haiura Emas Anomali Geokimia
Tembaga Data PT IEMC
Wapoga Emas Anomali Geokimia
Data PT IEMC

Kab. Biak
5 Supiori Emas Data Kanwil DPE
Numfor

Batukapur Indikasi

Korido Kalsit Berupa Bongkah Berukuran 15-20 Cm

Biak Phosphat Indikasi

Pasir Besi Indikasi

6 Yapen Waropen Waropen Bawah Emas Data Kanwil DPE

Waropen Atas Batubara Indikasi

Yapen Pasir Besi Indikasi

P. Num Nikel Indikasi

7 Merauke Jair Emas Indikasi

Perak Indikasi

Mediptana Tembaga Kadar Cu 50.90 Ppm

Timah Hitam Kadar Pb 55.80 Ppm

Seng Kadar Zn 7.87 Ppm

Kuoh Emas Indikasi

ATLAS OVERVIEW
35
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
11 Puncak Jaya Obaa Emas Indikasi

Perak Indikasi

Ilu Arsenit Indikasi

Nilai Anomali, Cu 16-60.6 Ppm, Pb 11.1-37.1


Tembaga
Ppm

Ilaga Arsenit Anomali Geokimia

Tembaga Data PT Freeport Ind

Emas PT NBM

Perak

12 Paniai Enarotali Pasir Kuarsa

Bilogai (Wabu) Emas Cadangan Terindikasi

Garnet Data PT Freeport Ind

Mapia Emas Cadangan Terindikasi

Tembaga PT NBM

Kemabu Tembaga Anomali Geokimia

Emas Data PT Freeport Ind

Uwagimamo Emas Anomali Geokimia

Tembaga Data PT Freeport Ind

Bismuth

Mandoga Tembaga Anomali Geokimia

Emas Data PT Freeport Ind

Komopa Tembaga Cadangan Terindikasi

Emas PT NBM

13 Mimika Tembagapura Tembaga Telah Diusahakan PT FI

Perak Kadar Cu 1.59%,Au 1.78 Ppm

Emas

Sumber: RTRW Provinsi Papua tahun 2013-2033


Keterangan : Kabupaten pemekaran masih digabung dengan kabupaten induk.

Perusahaan tambang terbesar dunia, PT Freeport, telah melakukan usaha penambangan tembaga
sejak puluhan tahun lalu di Timika dan masih akan beroperasi beberapa puluh tahun ke depan.

ATLAS OVERVIEW
36
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
37
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Aspek
Ekonomi
ATLAS OVERVIEW
38
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pelabuhan Jayapura
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
39
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Jalan dan jembatan di Muaratami, Jayapura.
Sumber: BIG, 2016

Infrastruktur
Infrastruktur adalah sarana prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi dan aktifitas masyarakat di
hampir semua sektor. Infrastruktur yang memadai akan mendorong berkembangnya kehidupan sosial ekonomi
di suatu wilayah. Secara ekonomi, infrastruktur yang menjadi prasyarat adalah transportasi yang mencakup jalan,
pelabuhan, dan bandara.

Jalan
Jalan merupakan sarana vital dalam mendukung perkembangan wilayah. Kemudahan akses tempat
dan mobilitas penduduk karena ketersediaan infrastruktur jalan akan memberikan dampak positif bagi
perekonomian.
Berdasarkan data BPS tahun 2015, panjang jalan nasional atau jalan negara di Provinsi Papua adalah
2.111,44 km dan panjang jalan provinsi 4.748,31 km.

ATLAS OVERVIEW
40
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Panjang Jalan Menurut Status di Provinsi Papua
Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Panjang Jalan
Kabupaten/Kota Jalan Negara (km)
(km) (km) (km)
Merauke 204,64 413,00 - 617,64
Jayawijaya 80,65 288,60 233,50 602,75
Jayapura 156,72 339,61 - 496,33
Nabire 25,00 50,00 - 75,00
Kepulauan Yapen - 93,00 - 93,00
Biak Numfor 124,60 60,00 - 184,60
Paniai 44,07 178,00 - 222,07
Puncak Jaya 51,11 192,50 - 243,61
Mimika 30,77 238,25 - 269,02
Boven Digoel 306,73 110,00 - 416,73
Mappi - 176,00 - 176,00
Asmat - 124,00 - 124,00
Yahukimo - 399,00 - 399,00
Pegunungan Bintang - 146,00 - 146,00
Tolikara - 217,90 - 217,90
Sarmi 134,19 55,00 - 189,19
Keerom 271,77 180,00 597,99 1 049,77
Waropen - 68,00 - 68,00
Supiori - 60,00 - 60,00
Mamberamo Raya - 305,70 668,64 974,34
Nduga - 256,00 - 256,00
Lanny Jaya - 130,00 421,14 551,14
Mamberamo Tengah 172,00 162,00 - 334,00
Yalimo 128,25 20,00 - 148,25
Puncak - 210,00 - 210,00
Dogiyai - 70,00 - 70,00
Intan Jaya 254,70 80,00 - 334,70
Deiyai - 9,00 - 9,00
Kota Jayapura 126,24 115,75 - 241,99
Jumlah 2.111,44 4 748,31 1.921,27 8.781,02
Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

Dari perkerasan jalan, sebanyak 44% telah diaspal, 1,4% dibeton dan sisanya masih merupakan jalan kerikil
dan tanah. Dilihat dari kondisi jalan, 67% dalam kondisi baik, 18 % rusak dan 15% rusak berat (BPS, 2015).

ATLAS OVERVIEW
41
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Bandara Sentani Jayapura
Sumber: BIG, 2016

Berdasarkan fungsinya, klasifikasi jalan dibagi sedangkan jumlah kapal yang berangkat adalah
menjadi 3, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan 316.786. Arus barang antarpulau yang dimuat di
lokal. Sebagian besar jalan arteri berstatus sebagai pelabuhan adalah sebanyak 1.002.263 dan kelompok
jalan nasional, jalan kolektor adalah jalan provinsi, barang yang dimuat antara lain adalah bahan pokok,
sedangkan jalan lokal adalah jalan kabupaten. bahan strategis, migas, non migas dan lainnya.

Pelabuhan Bandara
Pelabuhan Jayapura merupakan pelabuhan Dengan kondisi geomorfologis Provinsi Papua
terbesar di Papua yang menghubungkan Papua yang berbukit dan terjal, transportasi udara menjadi solusi
dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Selain bagi lalu lintas barang dan penumpang antarkabupaten/
di Jayapura, pelabuhan regional juga terdapat di kota. Selain 4 bandar udara domestik yang melayani
Nabire dan Serui serta sekitar 11 pelabuhan lokal yang rute antarprovinsi dan pulau, terdapat sekitar 38 bandar
melayani rute antar kabupaten. udara perintis yang persebarannya telah menjangkau
hampir seluruh wilayah Provinsi Papua.
Data BPS tahun 2015 menunjukkan bahwa
jumlah kapal rute dalam negeri yang datang di Bandar udara domestik yang terdapat di Provinsi
seluruh pelabuhan di Provinsi Papua adalah 368.656, Papua adalah di Sentani, Nabire, Wamena, dan Biak.

ATLAS OVERVIEW
42
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
43
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kawasan Minapolitan dan Agropolitan Kota Jayapura
Sumber: BIG, 2016

Kawasan Strategis
A. Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Bintang, Boven Digoel, Merauke.
Papua 2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, yaitu Kawasan Pengembangan
pertahanan dan keamanan negara terdiri Ekonomi Terpadu Biak.
atas: 3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
(a) Kawasan Perbatasan Laut RI, termasuk kawasan strategis sumberdaya alam dan/
8 pulau kecil terluar, dengan negara atau teknologi tinggi, terdiri atas:
Palau: Pulau Fanildo, Bras, Miosbefondi, (a) Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca
dan Liki; dan Lingkungan di Kabupaten Biak
(b) Kawasan Perbatasan Laut RI, termasuk Numfor,
20 pulau kecil terluar, dengan negara (b) Kawasan Stasiun Telemetry Tracking
Timor Leste/Australia dan Pulau Laag di and Command Wahana Peluncur Satelit
Kabupaten Asmat; dan di Kabupaten Biak Numfor, dan
(c) Kawasan Perbatasan Darat RI dengan (c) Kawasan Timika di Kabupaten Mimika.
negara Papua Nugini; Kota Jayapura,
4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan
Kabupaten Keerom, Pegunungan
daya dukung, terdiri atas:

ATLAS OVERVIEW
44
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Puncak, dan Puncak Jaya;
c. Bagian Barat, meliputi Kabupaten
Deyai, Dogiyai, Intan Jaya, dan Paniai.
• Wilayah Mamberamo-Sarmi.
• Kawasan Merauke dan sekitarnya.
2. Kawasan strategis sosial budaya: wilayah
Asmat–Mimika, wilayah Wamena, dan
wilayah Sentani.
Tugu perbatasan antara RI dan Papua Nugini di Merauke 3. Kawasan strategis fungsi dan daya dukung
Sumber: BIG, 2016 lingkungan hidup, yaitu sebagai berikut.
• Wilayah pantai utara dan kepulauan, yang
merupakan wilayah rawan multibencana,
mencakup Kabupaten Nabire, Dogiyai,
Waropen, Biak Numfor, Kepulauan Yapen,
Supiori, Sarmi, Jayapura, Mamberamo
Raya, dan Kota Jayapura.
• Wilayah Pegunungan Tengah, yang
merupakan wilayah rawan multibencana
gempa, banjir, longsor, kekeringan.
• Wilayah bagian selatan, yang merupakan
wilayah rawan multibencana, wilayah
bergambut dengan ketebalan >300
cm, wilayah hutan bakau, meliputi
Kabupaten Asmat, Mimika, Mappi,
Menara suar di perbatasan antara RI dan Papua Boven Digoel, dan Merauke.
Nugini di Skouw, Jayapura
Sumber: BIG, 2016 • Wilayah Mamberamo-Foja.
4. Kawasan strategis pengelolaan kawasan
ekonomi rendah karbon, yaitu sebagai berikut.
(a) Kawasan Taman Nasional Lorentz, • Wilayah bagian selatan yang merupakan
mencakup Kabupaten Mimika, Asmat, wilayah bergambut, lahan pasang surut,
Nduga, Yahukimo, Jayawijaya, Lanny hutan rawa, hutan dataran rendah, dan
Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Paniai, dan hutan mangrove, meliputi Kabupaten
(b) Taman Nasional Mambaremo–Foja. Asmat, Mimika, Mappi, Boven Digoel,
dan Merauke.
B. Kawasan Strategis Provinsi Papua
• Wilayah bagian tengah yang merupakan
1. Kawasan strategis ekonomi, yaitu sebagai
wilayah bergambut, meliputi Kabupaten
berikut.
Paniai, Dogiyai, Puncak, Intan Jaya,
• Wilayah Pegunungan Tengah yang
Puncak Jaya, Tolikara, Mamberamo
meliputi:
Tengah, dan Yalimo.
a. Bagian Timur, meliputi Kabupaten
• Wilayah bagian utara yang merupakan
Yahukimo dan Pegunungan Bintang;
wilayah bergambut, hutan mangrove,
b. Bagian Tengah, meliputi Kabupaten hutan rawa, dan hutan dataran rendah,
Nduga, Jayawijaya, Mamberamo meliputi Kabupaten Nabire, Waropen,
Tengah, Yalimo, Tolikara, Lanny Jaya, Mamberamo Raya, Sarmi, dan Jayapura.

ATLAS OVERVIEW
45
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
46
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Perkebunan sawit di Kabupaten Keerom
Sumber: BIG, 2016

Pertanian dan Komoditas Unggulan


Kegiatan pertanian di Papua kini meliputi mencapai 195.915 ton. Jumlah ini meningkat 15,39%
sawah, ladang, perkebunan, perikanan, dan dibandingkan dengan 2013 yang produksinya
peternakan. Menurut data penggunaan lahan dari hanya 169.791 ton. Hal ini disebabkan luas panen
Peta Rupabumi Indonesia tahun 2012, luas lahan untuk tanaman padi di Provinsi Papua pada tahun
pertanian di Papua adalah seluas 1.008.791 ha. 2014 bertambah hingga 45.493 ha.
Lahan pertanian tersebut sebagian besar adalah
pertanian lahan ladang dan perkebunan. Luas Dari 195.915 ton produksi padi, 183.864 ton di
ladang yang terdapat di Papua adalah 870.4121,85 antaranya adalah padi sawah dengan luas panen
ha dan 70.522,19 ha. Berdasarkan data BPS tahun 41.881 ha sehingga produktivitas padi sawah secara
2015, luas panen lahan padi sawah di Papua adalah umum sebesar 43,90 ton/ha. Luas panen tertinggi
41.881 ha dan luas panen lahan padi ladang adalah terdapat di Kabupaten Merauke dengan 37.931 km2,
3.612 ha. Sejak tahun 2000, luas lahan sawah sedangkan terendah di Kabupaten Sarmi dengan
relatif mengalami peningkatan seiring dengan 20 km2.
meningkatnya kebutuhan beras masyarakat, Padi sawah merupakan komoditas unggulan di
baik pendatang maupun suku asli yang makanan Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Merauke.
pokoknya beralih dari sagu ke beras.
2. Padi ladang
A. Komoditas Unggulan
Dari 195.915 ton produksi padi, 12.151 ton di
Berdasarkan pada kegiatan pertanian yang ada
antaranya adalah padi ladang dengan luas panen
di Provinsi Papua, ada empat komoditas unggulan
3.612 ha sehingga produktivitas padi ladang secara
yang berkaitan dengan pertanian, yaitu padi sawah,
umum sebesar 33,64 ton/ha. Luas panen tertinggi
padi ladang, ubi kayu, dan ubi jalar.
terdapat di Kabupaten Merauke dengan 2.396 km2,
1. Padi sawah sedangkan terendah di Kota Jayapura dengan 13 km2.
Menurut BPS (Papua dalam Angka, 2014), Padi ladang adalah komoditas unggulan di
total produksi tanaman padi di Provinsi Papua Kabupaten Keerom.

ATLAS OVERVIEW
47
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sawah di kawasan MIFEE Merauke
Sumber: BIG, 2016

3. Ubi jalar semangka dengan produksi 2.617,20 ton dari luas


panen 261 ha, tanaman obat-obatan (biofarmaka)
Ubi jalar merupakan salah satu sumber makanan
berupa mahkota dewa dengan produktivitas
utama di Provinsi Papua. Sebagai penghasil ubi
tertinggi mencapai 12,12 kg/m2 (produksi tertinggi
jalar terbesar nomor tiga di Indonesia, Provinsi
adalah kunyit dengan 11.635 kg), dan tanaman hias
Papua memproduksi ubi jalar hingga 411.894 ton
berupa Ixora (soka) dengan produksi sebanyak
pada tahun 2014. Luas panen untuk ubi jalar adalah
5.651 pohon per 3.626 m2.
33.041 ha sehingga produktivitas ubi jalarnya 12,47
ton/ha. Kabupaten penghasil ubi jalar terbanyak Untuk perkebunan, produksi tertinggi pada
adalah Jayawijaya dengan 223.886 ton, penghasil 2014 adalah sagu dengan produksi 42.793 ton
terkecil adalah Kabupaten Waropen dengan 81 ton. dari total produksi perkebunan 87.264 ton. Untuk
peternakan, kawasan peternakan terluas ada di
Di beberapa kabupaten, ubi jalar adalah
Kabupaten Merauke berupa peternakan kuda, sapi,
komoditas unggulan, yaitu komoditas dengan
dan kerbau yang mencakup 36,08%. Komoditas
produksi tertinggi di wilayah tersebut. Dalam peta
lainnya yang tidak terlalu tinggi produksinya
digambarkan, wilayah tersebut adalah Kabupaten
adalah perikanan karena belum digarap secara
Nabire, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika,
luas. Produksi perikanan pada tahun 2014 tercatat
Kabupaten Tolikara hingga Kabupaten Jayapura.
sebanyak 309.687 ton, yang terdiri atas 290.493
ton perikanan laut, 8.705 ton perairan umum dan
4. Ubi kayu
10.543 ton perikanan budidaya.
Provinsi Papua memproduksi ubi kayu hingga
Untuk kawasan hutan, ada hutan produksi
45.512 ton pada tahun 2014. Luas panen untuk
seluas 14.816.932 ha yang terdiri atas hutan
ubi jalar adalah 3.729 ha sehingga produktivitas
produksi tetap (4.739.327 ha) dan hutan produksi
ubi jalarnya 122,05 ton/ha. Kabupaten penghasil
yang dapat dikonversi (4.116.365 ha). Sebarannya
ubi jalar terbanyak adalah Kabupaten Kepulauan
berupa kawasan hutan produksi terbatas (HPT),
Yapen dengan 12.767 ton, penghasil terkecil adalah
hutan produksi tetap (HP), dan hutan produksi
Kabupaten Waropen dengan 85 ton.
yang dapat dikonversi (HPK). Kawasan hutan itu
tersebar di Kabupaten Asmat, Boven Digoel, Deiyai,
B. Komoditas Lainnya
Dogiyai, Intan Jaya, Jayapura, Jayawijaya, Keerom,
Selain empat komoditas unggulan tersebut, Kepulauan Yapen, Lani Jaya, Mappi, Mamberamo
komoditas lain yang penting bagi ekonomi Tengah, Mamberamo Raya, Merauke, Mimika,
Provinsi Papua adalah hortikultura berupa sayur- Nabire, Paniai, Pegunungan Bintang, Puncak,
sayuran berupa sawi dengan produksi 3.339,60 Puncak Jaya, Sarmi, Tolikara, Waropen, Yahukimo,
ton dari luas panen 1.010 ha, buah-buahan berupa Yalimo, Biak Numfor, dan Kota Jayapura.

ATLAS OVERVIEW
48
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
49
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pantai Lampu Satu Merauke
Sumber: BIG, 2016

Skyline di Kawasan Teluk Youtefa Jayapura


Pariwisata Sumber: BIG, 2016

Provinsi Papua merupakan tujuan wisata dengan potensi pariwisata yang lengkap di Indonesia, berupa
alam (flora dan fauna) yang masih asli, budaya yang khas dan unik, serta wisata bahari yang tak kalah menarik
dengan daerah lain di Indonesia.
Secara umum, kawasan wisata dapat dibedakan menjadi 6 kategori, yaitu wisata taman laut, wisata pantai,
wisata budaya, wisata alam, suaka burung cendrawasih dan monumen. Berikut adalah tabel sebaran tempat
wisata di Provinsi Papua seperti tergambar dalam peta berikut.

Tabel Tempat Wisata di Provinsi Papua

No Kabupaten/Kota Potensi Kawasan Wisata

1 Wisata Alam lembah baliem, air terjun warsafak

2 Wisata Budaya suku dani, suku asmat, suku komoro, cagar alam weyland,
pantai klimpong, pantai holmafen, pantai wandori, pantai gedo, pantai
3 Wisata Alam
padaido
4 Taman Laut taman laut pandaidori
5 Monumen monumen mc arthur
Suaka Burung
6 serui, agats
Cendrawasih
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Papua, BPS 2012

ATLAS OVERVIEW
50
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Potensi Kawasan Wisata di Provinsi Papua

No Kabupaten/Kota Potensi Kawasan Wisata

Potensi Kawasan Wisata Bahari dan Danau

Kawasan Teluk Youtefa dan Teluk Imbi, Kawasan Pantai Base


1 Kota Jayapura
G, Pantai Hamadi, Holtekan dan Pantai Dok II

Kawasan Pantai Lampu Satu, Pantai Pombo, Taman Wisata


2 Kab. Merauke
Pulau Kiman, Rawa Biru

Kawasan Pantai Depapre, Pantai Amai, Kawasan Danau


3 Kab. Jayapura
Sentani, Pantai Resyu Demta

4 Kab. Paniai Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi

Kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Kawasan Pantai


5 Kab. Nabire Gedo, Pantai Wahario, Kawasan Pantai Ketuapi, Taman Wisata
Teluk Tarera

Kawasan Pantai Wandori, Padaido Bawah, Pantai Mariadei,


6 Kab. Yapen Waropen
Pantai Ketuapi dan Kawasan Danau Biru Sarawandori

Kawasan Pantai Padaido Atas, Pantai Korem, Pantai Bosnik,


7 Kab. Biak Numfor
Pantai Anggaduber, dan Kawasan Teluk Urfu

8 Kab. Sarmi Kawasan Pantai Sarmi dan Pantai Holmafen

Potensi Air Terjun

1 Kab. Jayawijaya Kawasan Sumberdaya Air Asin (Salt Water Resource)

2 Kab. Jayapura Kawasan Kali Damsari

3 Kab. Nabire Kawasan DAM Kalibumi

Kawasan Air Terjun Warsafak, Air Terjun Wabarak, Air Terjun


4 Kab. Biak Numfor
Wardo dan Air Panas

8 Kab. Boven Digoel Kawasan Sungai Ampera

Potensi Wisata Pulau

1 Kab. Nabire Pulau Ahe, Pulau dan Pantai Nusi

2 Kab. Yapen Waropen Kepulauan Kuran, Pulau Nuboba

Potensi Wisata Budaya

1 Kota Jayapura Museum Loka Budaya

2 Kab. Merauke Upacara Tanam Sasi, Jembatan Maro

Museum Filamo, Tari Etai, Patung Ukumiarek, Atraksi Panah


Babi, Tari Cendrawasih, Tarian Suku Yahukimo, Rumah
3 Kab. Jayawijaya Tradisional Wamena, Pakaian Tradisional, Festival Lembah
Baliem, Jembatan Gantung Kali Baliem (Jembatan Tradisional
Walesi Wasapo)

4 Kab. Jayapura Pasar Hamadi

5 Kab. Mimika Suku Komoro

6 Kab. Yapen Waropen Perkampungan Ansus

ATLAS OVERVIEW
51
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
No Kabupaten/Kota Potensi Kawasan Wisata

Museum Kebudayaan dan Kemajuan, Ukiran dan Kerajinan


7 Kab. Asmat Asmat, Perahu dan Tarian Sambutan, Tarian Memangil Roh,
Rumah Panjang

8 Kab. Pegunungan Bintang Suku Kali Braza

9 Kab. Keerom Museum Antropologi

Potensi Obyek Wisata Sejarah

Monumen Pendaratan Tentara Sekutu, Monumen Yos Sudarso,


1 Kota Jayapura
Monumen Pepera

Tugu LB. Moerdani, Tugu Perbatasan, Tugu Kembaran Sabang-


2 Kab. Merauke
Merauke, Tugu Pepera, Monumen Perjuangan Kemerdekaan

3 Kab. Jayawijaya Mummi, Goa Kontilola

4 Kab. Jayapura Tugu Douglas Mc Arthur

5 Kab. Paniai Piramid

6 Kab. Nabire Tugu Lepas Landas, Tugu Selamat Datang

7 Kab. Yapen Waropen Tugu Perjuangan, Monumen Sam Ratulangi

8 Kab. Biak Numfor Goa Jepang, Makam Tua

9 Kab. Boven Digoel Puncak Adil Mandala, Situs Digul, Penjara Lama

10 Kab. Sarmi Monumen Yamagata

11 Kab. Supiori Tugu van Hazel

Potensi Obyek Wisata Religi

1 Kab. Merauke Tugu 100 Tahun Gereja Katolik

2 Kab. Yapen Waropen Tugu Salib

Potensi Obyek Wisata Alam

1 Kab. Merauke Cagar Alam Kumbe Merauke dan Taman Nasional Wasur

2 Kab. Jayawijaya Lembah Baliem, Taman Nasional Lorentz

3 Kab. Jayapura Cagar Alam Cycloos

4 Kab. Nabire Cagar Alam Pegunungan Weyland, Lembah Moenamani

5 Kab. Mimika Gunung Grasberg

6 Kab. Yapen Waropen Cagar Alam Inggresau, Cagar Alam Yapen Tengah

7 Kab. Biak Numfor Taman Anggrek dan Taman Burung

Cagar Alam Mamberamo, Cagar Alam Pegunungan Foja,


8 Kab. Sarmi
Taman Nasional Avffer

9 Kab. Supiori Cagar Alam Pulau Supiori


Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Papua, BPS 2012

ATLAS OVERVIEW
52
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
53
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Merauke merupakan kabupaten dengan nilai PDRB perkapita tertinggi kedua setelah Kota Jayapura.
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
54
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Perikanan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah
Sumber: BIG, 2016

Produk Domestik
Regional Bruto
Nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) dapat menggambarkan keadaan
ekonomi suatu wilayah. Nilai PDRB dapat
dihitung atas dasar harga berlaku atau
atas dasar harga konstan. Jika atas dasar
harga berlaku, PDRB dapat menunjukkan
nilai tambah suatu barang/jasa yang
dihitung berdasarkan harga yang berlaku
setiap tahunnya sehingga dapat diketahui
pergeseran atau struktur ekonomi suatu
wilayah pada periode waktu tertentu. Jika
atas dasar harga konstan, PDRB dapat
menunjukkan nilai tambah suatu barang/
jasa berdasarkan harga pada tahun tertentu
yang dijadikan dasar sehingga dapat
diketahui pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah dari satu periode ke periode lainnya.
PDRB perkapita adalah nilai PDRB dibagi
dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun di daerah yang bersangkutan. PDRB
perkapita digunakan untuk mengetahui
tingkat perkembangan pendapatan
penduduk suatu daerah secara rata- rata.
Pada tahun 2015, jumlah PDRB Papua
atas dasar harga berlaku sebesar Rp
124,258,377.10 (juta). Berdasarkan sebarannya
per kabupaten, Kota Jayapura mencapai nilai
PDRB tertinggi, sedangkan Kabupaten Supiori
dengan nilai PDRB terendah

ATLAS OVERVIEW
55
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel PDRB Perkapita Tahun 2012- 2013 dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2015
Provinsi Papua
PDRB Perkapita (rupiah) PDRB ( juta rupiah)
Kabupaten/Kota
2012 2013 2014 2015
Merauke 22.171,181 25.003,119 41.129,171 12.556.000.60
Jayawijaya 7.032,161 7.826,174 23.001,734 6.713.749,90
Jayapura 21.913,182 24.852,796 69.411,055 11.849.695,00
Nabire 17.449,164 19.931,634 37.605,679 7.409.058,80
Kepulaua Yapen 10.202,057 11.029,102 29.515,634 3.798.408,90
Biak Numfor 14.452,322 15.991,015 28.509,324 5.537.603,50
Paniai 3.678,803 3.939,776 9.465,625 2.199.425,80
Puncak Jaya 6.488,047 6.634,112 7.791,667 1.262.175,20
Mimika 211.930,676 238.825,952 38.893,889 11.085.331,40
Boven Digoel 34.474,745 37.914,469 51.453,095 4.509.076,00
Mappi 12.131,299 14.481,972 18.701,303 2.401.241,70
Asmat 10.084,387 11.215,119 17.124,137 2.120.961.70
Yahukimo t3.323,447 t3.733,577 t8.389,050 2.137.664,10
Peg. Bintang 12.269,442 13.714,837 16.850,220 1.703.501,80
Tolikara 4.869,782 5.152,517 7.914,935 1.443.384,80
Sarmi 29.129,045 33.785,659 44.178,612 2.260.858,60
Keerom 21.656,520 23.782,865 35.062,828 2.657.512,00
Waropen 17.147,911 20.051,041 44.392,742 1.759.901,00
Supiori 26.366,394 27.967,969 39.724,665 982.066,80
Mamberamo Raya 25.189,701 27.755,465 41.644,730 1.221.649,00
Mamberamo Tengah 3.225,534 3.688,479 7.561,764 1.000,556,70
Yalimo 1.562,921 1.770,271 6.257.379 1.526.439,20
Lanny Jaya 13.498,825 14.950,123 15.502,445 1.006.405,40
Nduga 5.003,533 5.611,078 11.994,096 987.672,40
Puncak 7.787,654 9.293,448 7.552,874 1.096.423,90
Dogiyai 7.718,489 8.549,419 8.422,188 1.093.835.60
Deiyai 7.505,471 7.917,877 16.630,590 1.065.707,50
Intan Jaya 4.487,587 4.942,457 11.011,246 1,071.127,20
Kota Jayapura 40.121,442 46.540,537 75.590,401 29.800.942,60
20.788,680 23.339,754 26.595,968 124.258.377,10
Sumber: PDRB Provinsi Papua, dalam Simreg Bappenas 2015

Sementara itu, nilai PDRB per kapita selama kurun waktu 2012 hingga 2014 cenderung mengalami
peningkatan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua. Fluktuasi terjadi di Kabupaten Mimika dan
Kabupaten Puncak. Pada tahun 2015, Kota Jayapura memiliki nilai PDRB per kapita tertinggi, diikuti oleh
Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mimika.

ATLAS OVERVIEW
56
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
57
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Papua memiliki potensi industri hasil hutan yang cukup besar.
Sumber: www.google.com

Sebaran Industri
Berdasarkan data BPS (Papua dalam Angka, 2014), pada
tahun 2014 jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di
Provinsi Papua sebanyak 22.586 usaha yang sebagian besarnya,
yaitu sebanyak 13.025 unit usaha, bergerak pada sektor industri.
Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh seluruh kegiatan UMKM
di Provinsi Papua ini sebanyak 21.436 orang. Jika diklasifikasikan
berdasarkan jenisnya, sebagian besar usaha di Provinsi Papua
adalah usaha mikro, yaitu sebanyak 14.022 usaha. Sisanya adalah
usaha menengah. Usaha mikro terbanyak ditemui di Kabupaten
Mimika, yaitu 2.078 unit usaha.
Adapun industri makro di Provinsi Papua didominasi industri
pertambangan, khususnya industri yang dijalani PT Freeport
Indonesia. Selama 2012, produksi pertambangan tembaga dan
emas PT Freeport mencapai 45.796.869 ton, sedangkan jumlah
produksi konsentrat mencapai 1.225.086 ton. Bulan Februari,
Oktober, dan November tahun 2012 tidak ada produksi. Angka ini
turun dibandingkan produksi pertambangan tembaga dan emas
PT. Freeport tahun 2011 yang mencapai 54.644.462 ton.
Jenis usaha atau industri yang dikembangkan pada umumnya
adalah industri pengolahan hasil hutan, pertambangan, perikanan,
pertanian, dan perkebunan. Pada tahun 2015, tercatat ada 7.478
perusahaan dengan 37.245 tenaga kerja di Provinsi Papua.

ATLAS OVERVIEW
58
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
59
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pusat Kawasan Nasional Jayapura
Sumber: BIG, 2016

Pusat Pertumbuhan Ekonomi


Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua berada di beberapa kawasan, di antaranya
sebagai berikut.
A. PKN kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan skala
nasional atau yang melayani beberapa provinsi, yaitu Jayapura dan Timika.
B. PKN promosi kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, yaitu Biak dan Merauke.
C. PKW kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, yaitu Nabire, Bade, Yamas, Wamena,
dan Sarmi.

ATLAS OVERVIEW
60
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
61
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Aspek
Sosial Budaya
ATLAS OVERVIEW
62
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sisi belakang tugu perbatasan RI-PNG di Sota, Merauke
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
63
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kependudukan
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data Proyeksi Penduduk tahun 213.484 jiwa (6,91%), dan Kabupaten Jayawijaya
2010—2020, jumlah penduduk Papua tahun 2014 sebanyak 204.112 jiwa (6,60%). Adapun jumlah
mencapai 3.091.047 jiwa, dengan rincian: laki-laki penduduk terkecil berada di Kabupaten Supiori
sebanyak 1.631.455 jiwa (52,78%) dan perempuan yang hanya mencapai jumlah 17.288 jiwa (0,56%).
sebanyak 1.459.592 jiwa (47,22%). Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota Kepadatan penduduk 29 kabupaten/kota
Jayapura yang mencapai jumlah 275.694 jiwa di Provinsi Papua cukup bervariatif. Provinsi
(8,92%), Kabupaten Merauke mencapai jumlah Papua memiliki kepadatan penduduk rata-rata

ATLAS OVERVIEW
64
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kepadatan penduduk yang sangat rendah di kawasan transmigrasi Muaratami, Jayapura
Sumber: BIG, 2016

mencapai 9,76 jiwa per km2. bawah 10 jiwa per km2, yaitu hanya mencapai
angka 8,30 jiwa per km2. Kabupaten/kota lainnya
Kabupaten Mamberamo Raya memiliki
memiliki rentang kepadatan penduduk 10—50 jiwa
kepadatan penduduk hanya mencapai 0,73 jiwa
per km2, sedangkan Kabupaten Biak Numfor dan
per km2, disusul oleh Kabupaten Boven Digoel
Jayawijaya memiliki kepadatan penduduk cukup
yang hanya mencapai 2,48 jiwa per km2, disusul
besar, yaitu berada di atas 85 jiwa per km2, bahkan
oleh Kabupaten Sarmi yang mencapai 2,56 jiwa per
Kota Jayapura memiliki kepadatan penduduk sangat
km2. Kabupaten Jayapura merupakan kabupaten
besar, mencapai 290,09 jiwa per km2.
terakhir yang memiliki kepadatan penduduk di

ATLAS OVERVIEW
65
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk Provinsi Papua
Jumlah Penduduk
( jiwa) Kepadatan
Wilayah Luas wilayah (km2) penduduk ( jiwa/
f % km2)

Merauke 213.484 6,91 47.406,90 4,50

Jayawijaya 204.112 6,60 2.331,19 87,56

Jayapura 119.383 3,86 14.390,16 8,30

Paniai 137.776 4,46 4.549,75 30,28

Puncak Jaya 89.994 2,91 4.936,37 18,23

Nabire 135.831 4,39 13.017,45 10,43

Mimika 162.489 5,26 20.686,54 7,85

Kepulauan Yapen 113.280 3,66 2.446,50 46,30

Biak Numfor 199.311 6,45 2.300,37 86,64

Boven Digoel 61.283 1,98 24.665,98 2,48

Mappi 89.790 2,90 23.178,45 3,87

Asmat 86.614 2,80 24.687,57 3,51

Yahukimo 178.193 5,76 15.057,90 11,83

Pegunungan Bintang 70.697 2,29 14.655,36 4,82

Tolikara 127.526 4,13 6.149,67 20,74

Sarmi 35.787 1,16 13.965,58 2,56

Keerom 53.002 1,71 9.015,03 5,88

Waropen 27.723 0,90 5.381,47 5,15

Supiori 17.288 0,56 634,24 27,26

Mamberamo Raya 20.514 0,66 28.034,87 0,73

Nduga 92.530 2,99 5.825,22 15,88

Lanny Jaya 170.589 5,52 3.439,79 49,59

Mamberamo Tengah 45.398 1,47 3.384,14 13,41

Yalimo 57.585 1,86 3.658,76 15,74

Puncak 101.515 3,28 5.618,84 18,07

Dogiyai 90.822 2,94 4.522,15 20,08

Intan Jaya 44.812 1,45 2.325,88 19,27

Deiyai 68.025 2,20 9.336,60 7,29

Kota Jayapura 275.694 8,92 950,38 290,09

Papua 3.091.047 100,00 316.553,11 9,76


Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
66
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Rasio Jenis Kelamin
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jenis kelamin rata-rata di Papua pada tahun 2014
antara jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk adalah102,83. Rasio jenis kelamin tertinggi terdapat
perempuan. Nilai rasio lebih dari 100 berarti jumlah di Kabupaten Puncak Jaya, yaitu sebesar 128,85,
penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah sedangkan rasio terendah adalah di Kabupaten
penduduk perempuan, dan sebaliknya. Rasio Puncak, yaitu sebesar 100,40.
Tabel Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Provinsi Papua

Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Sex Rasio
Laki-laki Perempuan Total

1 Merauke 111.987 101.497 213.484 102,83


2 Jayawijaya 103.482 100.630 204.112 111,72
3 Jayapura 62.996 56.387 119.383 113,31
4 Nabire 73.185 64.591 137.776 105,04
5 Kepulauan Yapen 46.104 43.890 89.994 106,04
6 Biak Numfor 69.908 65.923 135.831 107,86
7 Paniai 84.315 78.174 162.489 119,43
8 Puncak Jaya 61.156 51.624 113.280 128,85
9 Mimika 112.218 87.093 199.311 118,42
10 Boven Digoel 33.225 28.058 61.283 106,97
11 Mappi 46.406 43.384 89.790 108,51
12 Asmat 45.074 41.540 86.614 110,38
13 Yahukimo 93.492 84.701 178.193 113,65
14 Pegunungan Bintang 37.607 33.090 70.697 119,01
15 Tolikara 69.297 58.229 127.526 120,21
16 Sarmi 19.536 16.251 35.787 119,24
17 Keerom 28.827 24.175 53.002 111,21
18 Waropen 14.597 13.126 27.723 109,60
19 Supiori 9.040 8.248 17.288 110,25
20 Mamberamo Raya 10.757 9.575 20.514 118,51
21 Nduga 50.184 42.346 92.530 115,40
22 Lanny Jaya 91.394 79.195 170.589 114,96
23 Mamberamo Tengah 24.279 21.119 45.398 112,58
24 Yalimo 30.496 27.089 57.585 109,18
25 Puncak 52.984 48.531 101.515 100,40
26 Dogiyai 45.502 45.320 90.822 101,84
27 Intan Jaya 22.610 22.202 44.812 106,03
28 Deiyai 35.008 33.017 68.025 111,17
29 Kota Jayapura 145.140 130.554 275.694 111,75
PAPUA 1.631.306 1.459.741 3.091.047 102,83
Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
67
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
68
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sarana dan Prasarana Kesehatan

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Papua.


Sumber: BIG, 2016

Berdasarkan data BPS Provinsi Provinsi Papua Kabupaten Jayawijaya, Jayapura, Puncak Jaya,
tahun 2014, Kota Jayapura merupakan daerah yang Nabire, Mimika, sampai Kota Jayapura memiliki
memiliki fasilitas RSU (rumah sakit umum) paling banyak, Puskesmas pada rentang 11—20 unit, sedangkan
mencapai total 12 rumah sakit. Kabupaten Biak Numfor, kabupaten/kota lainnya memiliki puskesmas di
Nabire, Merauke, dan Kepulauan Yapen memiliki rumah bawah 10 unit saja.
sakit pada rentang 2—4 unit, sedangkan kabupaten/ Jumlah Unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
kota lainnya hanya memiliki 1 rumah sakit. di Provinsi Provinsi Papua mencapai 3.085 unit,
Selain RSU, puskesmas juga merupakan dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Paniai,
prasarana kesehatan yang tak kalah pentingnya di yaitu 240 unit, dan paling sedikit di Kabupaten
Provinsi Provinsi Papua. Berdasarkan data BPS tahun Mamberamo Tengah yang hanya mencapai 16 unit.
2014, jumlah puskesmas di Provinsi Provinsi Papua Ketersediaan tenaga medis (dokter umum dan
sebanyak 365 unit dengan sebaran terbanyak dokter gigi) serta paramedis lainnya di Provinsi
berada di Kabupaten Merauke, Paniai, Pegunungan Papua pada tahun 2014 tercatat sebanyak 5.185
Bintang, dan Tolikara dengan rentang 20—30 unit. orang, terdiri atas 802 dokter dan 4.383 paramedis.

ATLAS OVERVIEW
69
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Sarana dan Prasarana Kesehatan di Provinsi Papua
Jumlah Jumlah Dokter
Jumlah Jumlah Jumlah Paramedis
Wilayah Rumah (Umum dan Gigi)
Puskesmas Posyandu Per Kab./Kota
Sakit Per Kab./Kota
Merauke 3 20 219 73 381
Jayawijaya 1 12 91 41 246
Jayapura 1 19 196 36 229
Paniai 1 24 240 18 159
Puncak Jaya 1 10 127 27 391
Nabire 3 17 230 41 285
Mimika 1 18 86 37 112
Kepulauan Yapen 2 8 102 13 79
Biak Numfor 4 13 87 66 212
Boven Digoel 2 15 84 23 126
Mappi 1 11 148 27 95
Asmat 1 11 124 27 145
Yahukimo 1 18 240 22 137
Pegunungan Bintang 1 29 106 20 122
Tolikara - 27 86 27 110
Sarmi - 8 71 24 47
Keerom 1 8 77 32 135
Waropen - 10 70 2 125
Supiori 1 5 32 16 104
Mamberamo Raya - 9 59 10 71
Nduga - 8 32 11 31
Lanny Jaya - 10 143 5 72
Mamberamo Tengah - 4 16 18 29
Yalimo 1 7 57 10 58
Puncak - 8 73 4 30
Dogiyai - 10 79 2 58
Intan Jaya - 6 17 12 41
Deiyai - 8 33 5 32
Kota Jayapura 7 12 160 153 721
Papua 33 365 3.085 802 4.383
Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
70
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
71
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Beberapa sarana pendidikan di Papua dari tingkat SD hingga SMA/SMK.
Sumber: BIG, 2016

Sarana dan Prasarana Pendidikan


Berdasarkan data BPS Provinsi Papua tahun Merauke dengan jumlah masing-masing 197 dan
2014, jumlah sekolah dasar (SD) di Papua sebanyak 51 unit sekolah. Untuk tingkat pendidikan sekolah
2.400 unit, sekolah menengah pertama (SMP) menengah atas (SMA) dan sekolah menengah
sebanyak 548 unit, sekolah menengah atas kejuruan (SMK), jumlah terbanyak terdapat di
(SMA) sebanyak 202 unit, dan sekolah menengah Kota Jayapura, dengan jumlah masing-masing
kejuruan (SMK) sebanyak 94 unit. sebanyak 29 dan 15 unit.
Jumlah sarana terbanyak untuk tingkat Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi
pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah Papua, jumlah siswa SD/MI selama tahun 2013/2014
menengah pertama (SMP) terdapat di Kabupaten mencapai 382.292 siswa, sedangkan guru

ATLAS OVERVIEW
72
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
sebanyak 13.176 orang. Ini berarti tiap guru SD/ sedangkan jumlah guru yang mengajar di jenjang
MI mendidik/mengajar rata-rata 29,01 siswa. Pada SMU/MA sebanyak 3.671 orang, sehingga rasio
tingkat SLTP/MTs, jumlah siswa 101.392 orang di siswa-guru sebesar 13,22. Adapun pada jenjang
tahun 2013/2014 dengan jumlah guru 7.089 orang, SMK, siswanya mencapai jumlah 26.174 orang
berarti setiap guru SLTP/MTs mengajar rata-rata dididik oleh tenaga guru sebanyak 3.077 orang,
14,30 orang siswa. Jumlah siswa pada jenjang SMU/ yang berarti rasio siswa-guru sebesar 8,51.
MA mencapai 48.514 orang di tahun 2013/2014,
Tabel Sarana dan Prasarana Pendidikan di Provinsi Papua
Jumlah Penduduk
Jumlah Sarana Pendidikan Rasio Siswa dan Guru
(Jiwa)
Wilayah
f % SD SMP SMA SMK SD SMP SMA SMK

Merauke 213.484 7 197 51 20 13 23,9 15,2 14,5 9,9


Jayawijaya 204.112 7 112 27 12 5 25,8 11,5 23,7 35,7
Jayapura 119.383 4 126 39 18 6 20,2 12,7 17,6 6,6
Paniai 137.776 4 116 41 20 9 25,4 15,7 21,3 10,9
Puncak Jaya 89.994 3 123 27 7 5 27,3 15,4 11,1 8,2
Nabire 135.831 4 165 48 17 7 21,2 22,6 18,4 10,9
Mimika 162.489 5 77 12 4 2 42,3 5,4 12,2 8,0
Kepulauan Yapen 113.280 4 22 7 2 2 14,9 19,2 29,4 6,5
Biak Numfor 199.311 6 120 46 9 12 33,8 16,2 14,8 12,1
Boven Digoel 61.283 2 82 12 3 3 32,7 16,3 11,9 5,1
Mappi 89.790 3 145 13 5 1 47,2 9,0 24,1 5,8
Asmat 86.614 3 123 13 4 1 37,4 17,4 36,9 0,6
Yahukimo 178.193 6 153 32 4 1 53,8 25,4 9,3 9,9
Pegunungan
70.697 2 67 12 2 1 8,1 10,5 6,4 7,8
Bintang
Tolikara 127.526 4 68 17 4 1 76,3 18,8 8,3 20,3
Sarmi 35.787 1 58 17 4 1 29,9 10,6 7,5 9,6
Keerom 53.002 2 73 12 8 3 15,1 8,8 4,4 7,6
Waropen 27.723 1 46 14 3 2 6,7 9,9 5,7 7,2
Supiori 17.288 1 40 11 6 1 19,1 11,1 5,0 3,9
Mamberamo Raya 20.514 1 74 12 3 - 47,3 9,1 21,2 -
Nduga 92.530 3 22 8 1 - 76,5 4,7 3,5 -
Lanny Jaya 170.589 6 60 24 6 - 41,3 17,5 16,3 -
Mamberamo
45.398 1 36 9 4 - 72,5 10,6 4,0 -
Tengah
Yalimo 57.585 2 48 11 2 1 126,3 33,3 47,1 90,0
Puncak 101.515 3 26 3 1 1 27,6 8,7 1,3 8,7
Dogiyai 90.822 3 63 13 1 - 67,3 15,8 7,7 -
Intan Jaya 44.812 1 31 6 1 - 30,7 10,5 4,5 -
Deiyai 68.025 2 34 11 2 1 43,7 12,0 9,9 14,5
Kota Jayapura 275.694 9 93 34 29 15 26,4 17,1 10,7 5,4
Papua 3.091.047 100,00 2.400 548 202 94 29,01 14,30 13,22 8,51
Sumber: Papua dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
73
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
74
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Balai Latihan Tenaga Kerja di Jayapura untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja di Papua
Sumber: BIG, 2016

Ketenagakerjaan
Selama tahun 2014, jumlah penduduk usia dan Kabupaten Mamberamo Raya. Pengangguran
kerja di Provinsi Papua berjumlah 1.617.437 orang tertinggi justru ditemukan di Kota Jayapura dan
atau 52,33% dari total penduduk. beberapa kabupaten “maju” seperti Kabupaten
Penduduk yang bekerja di Papua lebih banyak Merauke, Kabupaten Timika dan Kabupaten Biak
terserap ke sektor pertanian yang mencapai Numfor seperti tergambar pada peta berikut.
1.141.671 orang (70,59%) dari total penduduk usia Dalam lingkup provinsi, pertanian adalah
kerja di provinsi tersebut, sedangkan sektor jasa sektor kegiatan yang paling banyak menyediakan
menyerap penduduk usia kerja sebanyak 217.796 lapangan kerja, terutama untuk tenaga kerja
orang (13,47%). laki-laki. Sedangkan pada sektor perdagangan,
Berdasarkan data BPS tahun 2012, tingkat ketersediaan lapangan pekerjaan tersedia sama
pengangguran di semua kabupaten di Provinsi Papua besar antara tenaga kerja perempuan dan laki-
sangat kecil dan sebagian besar penduduknya bekerja. laki. Sektor perdagangan menjadi sektor ketiga
Di beberapa kabupaten, tingkat pengangguran terbesar yang menyediakan lapangan kerja
bahkan hampir nol, misalnya di Kabupaten Keerom setelah pertanian dan jasa kemasyarakatan.

ATLAS OVERVIEW
75
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
76
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sebaran Suku dan Bahasa
Suku Bangsa
Berdasarkan data sensus penduduk 2010,
kelompok suku bangsa yang dominan tinggal
di Papua adalah suku Papua dengan jumlah
penduduk mencapai 2.121.436 jiwa atau mencapai
sebanyak 76.68%, disusul oleh suku Jawa yang
meskipun menduduki peringkat kedua jumlahnya
hanya mencapai 233.145 jiwa (8,43%). Berikutnya,
penduduk dari suku asal Sulawesi sebanyak 102.157
jiwa (3.69%), suku Bugis sebanyak 88.697 jiwa
(3,21%), suku Maluku sebanyak 82.597 jiwa (2,99%),
dan suku Makassar sebanyak 41.239 jiwa (1,49%).
Suku bangsa lain, seperti suku asal Nusatenggara
Timur, Minahasa, Batak, dan Sunda, hanya berada
pada persentase di bawah 1% dari total penduduk
di Papua. Adapun penduduk asing yang tinggal di Penduduk asli Papua tengah berinteraksi dengan
Papua hanya 102 jiwa (0,004%). penduduk dari luar daerah.
Sumber: BIG, 2016

Tabel Asal Kelompok Suku Bangsa Penduduk di Provinsi Papua


Papua Papua
Suku Asal Suku Asal
f % f %
Papua 2.121.436 76,68 Kabau 2.160 0,08
Jawa 233.145 8,43 Bali 1.958 0,07
Sulawesi lainnya 102.157 3,69 Lampung 1.375 0,05
Bugis 88.697 3,21 Sumatera 1.350 0,05
Maluku 82.597 2,99 Sumatera lainnya 1.288 0,05
Makassar 41.239 1,49 Dayak 1.083 0,04
Suku asal Nusatenggara Timur 26.285 0,95 Melayu 1.004 0,04
Minahasa 21.394 0,77 Betawi 771 0,03
Batak 16.243 0,59 Aceh 737 0,03
Sunda 13.376 0,48 Jambi 627 0,02
Suku asal Kalimantan 4.984 0,18 Banjar 327 0,01
Madura 3.681 0,13 Banten 270 0,01
Suku asal Nusatenggara Barat 3.465 0,13 Nias 194 0,01
Cina 3.405 0,12 Cirebon 185 0,01
asing/luar
Sasak 2.337 0,08 102 0,00
negeri
Gorontalo 2.272 0,08
Sumber : BPS (Sensus Penduduk Indonesia 2010)

ATLAS OVERVIEW
77
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Berikut daftar suku-suku asli di Provinsi Papua.

Wilayah Adat Mamta


1. Kota Jayapura (Papua): Skouw, Nafri, Kayu Pulo, Enggros Tobati.
2. Kabupaten Jayapura (Papua): Jouwarri, Jokari, Tepra, Yewena/Yongsu,
Moi, Sentani, Kemtuk, Gresi, Namblong, Guai, Airu, Yapsi, Demta, Kapori,
Kaureh, Kawamsu, Mekwei, Narau, Oria, Ormu, Bauwi, Sause, Tabla,
Tarpia, Taworta, Tofamna, Yamna.
3. Kabupaten Keerom: Emem, Senggi, Waris, Draa, Awyi, Dubu, Janggu,
Manem, Molof, Sangke, Taikat, Usku, Waina.
4. Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Mamberamo: Sobey, Armati, Rumbuai,
Manirem, Isirawa, Akwakai, Airoran, Anus, Baburiwa, Bagusa, Bapu, Bauzi,
Kwerba, Dabra, Tor, Berik, Betaf, Bonerif, Bongo, Foau, Itik, Kabera, Kapitiauw,
Kauwera, Keder, Kwesten, Liki, Mander, Maremgi, Masimasi, Massep, Mawesi,
Papasena, Podena, Samarokena, Wakde, Wares, Waritai, Yarsun.

Wilayah Adat Saireri


1. Kabupaten Biak, Kabupaten Supiori, Kabupaten Numfor
2. Kabupaten Yapen: Onate, Aru, Busami, Num, Pom, Ampari, Berbay, Ambai,
Ansus, Kurudu, Marau, Munggui, Nisa, Papuma, Woi.
3. Kabupaten Waropen: Odate, Kai, Barapasi, Kofei, Sauri, Siromi, Tefaro,
Waritai, Burate
4. Kabupaten Nabire: Mapia, Iresim, Mor, Tunggare, Yaur.

Wilayah Adat Ha-Anim


1. Kabupaten Merauke: Bian-marind, Kimaam, Kanum, Yei, Maklew,
Mombum, Moriori, Kimaghima.
2. Kabupaten Asmat: Asmat, Simay, Bisman, Kenok, Safaan, Sawi, Warkai.
3. Kabupaten Boven Digoel: Mandobo, Muyu, Kombai, Korowai, Wanggom,
Tsaukambo, Tsaid, Iwur, Ninggerum, Wambon.
4. Kabupaten Mappi: Yahai, Auyu, Citak, Kayagar.

Wilayah Adat La-Pago


1. Kabupaten Pegunungan Bintang: Ngalum, Kupel, Yetfa, Una.
2. Kabupaten Jayawijaya: Lani, Nduga, Hubula, Walak.
3. Kabupaten Yahukimo: Hupla, Korupun, Kosare, Momuna, Nipsan, Ngalik.
4. Kabupaten Tolikara: Eipomek, Taori, Kwerisa, Toarikei, Turui.

Wilayah Adat Mi-Pago


1. Kabupaten Timika: Komoro, Damal/Amume, Sampan.
2. Kabupaten Paniai: Mee, Dou, Wodani.
3. Kabupaten Puncak Jaya: Ngalum, Dem, Duvle, Fayu, Kiri-kiri, Moni, Tause, Wano.

ATLAS OVERVIEW
78
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
• Agama
Agama yang paling banyak dianut oleh penduduk di Papua adalah agama Kristen
yang mencapai 1.855.245 jiwa (66,02%), kemudian agama Katolik yang mencapai
500.545 jiwa (17,81%), dan agama Islam yang mencapai 450.096 jiwa (16,02%). Agama
lain hanya berada di bawah 1% dari total penduduk di Papua.

Tabel Agama Penduduk di Provinsi Papua


Papua
Agama
f %
Kristen 1.855.245 66,02
Katolik 500.545 17,81
Islam 450.096 16,02
Hindu 2.420 0,09
Budha 1.452 0,05
Lainnya 174 0,01
Khonghucu 76 0,00
Sumber : BPS (Sensus Penduduk Indonesia 2010)

• Bahasa
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, penduduk di Papua yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dalam berkomunikasi
dengan anggota keluarganya mencapai 913.817 jiwa (36,97%), sedangkan yang
menggunakan bahasa asing hanya mencapai 522 jiwa (0,02%). Adapun jumlah
penduduk yang menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi sehari-hari
mencapai 1.557.647 jiwa (63,01%).

Tabel Bahasa yang Digunakan Penduduk di Provinsi Papua


Papua
Bahasa yang Digunakan
f %
Bahasa Indonesia 913.817 36,97
Bahasa daerah: 1.,557.647 63,01
1. Jawa 64.737 2,62
2. Sunda 2.253 0,09
3. Melayu 1.187 0,05
4. Madura 782 0,03
5. Minangkabau 252 0,01
6. Banjar 6 0,00
7. Bugis 9.614 0,39
8.  Bahasa Daerah Lainnya 1.479.338 59,84
Bahasa asing 522 0,02
Sumber : BPS (Sensus Penduduk Indonesia 2010)

ATLAS OVERVIEW
79
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Bahasa daerah yang terdapat di Papua Barat berjumlah sekitar 153 bahasa. Dalam satu kabupaten
terdapat lebih dari satu bahasa, bahkan setiap distrik dan kampung memiliki bahasa sendiri-sendiri.
Tabel Sebaran Bahasa di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua

No Kota/Kabupaten Bahasa Marap


1 Kabupaten Asmat Asmat Sawa Namla (Tukuih Namla)
Amathamit (Athokhin) Senggi (Find)
Babau Kaigar Walsa
Saman Yabanda (Away)
Sawi 7 Kabupaten Kaiya (Kaiy)
Mamberamo Raya
2 Kabupaten Biak Biak
Sikari
3 Kabupaten Bouven Kadi (Muyu Utara)
Digoel Tebako
8 Kabupaten Mappi Awyu Tokompatu
Mandobo
Ro (Ru)
Wanggom
Tamario
Wombon (Womsi)
Yaghai Mar
Awyu Anggai
Yaghai Wairu
Awyu Meto
9 Kabupaten Marauke Bian Marind Deg
Muyu
Engkalembu
Muyu Selatan
Kimaam
4 Kabupaten Jayapura Bahan Kaureh
Komolom (Mombun)
Kayo Pulau
Konerau
Kemtuk
lmbuti (Marind)
Mooi
Marori (Morori)
Namblong
Ndom
Ormu
Ngkalembu
Orya
Riantana
Sause-Ures (Barazre)
Smarki Kanum
Sentani Yei
Tabla Yelmek
Warry 10 Kabupaten Mimika Sempan
5 Kabupaten Dani (Hubula) Kamoro
Jayawijaya
11 Kabupaten Nabire Auye (Ause)
Lani
Arui Mor
Nggem
Damal
Tarfia
Mee Ugia
Yali Pass Valley
Wate
6 Kabupaten Keerom Abrap
Yaur (Rihegure)
Aframa (Usku)
Yeresiam
Balian Dalkat (Talkat)
Yeretuar (Umare)
Beyaboa
12 Kabupaten Paniai Ekari (Mee)
Biyelwok
Wolani
Fermanggem
Moni
Jorop
13 Kabupaten Ketengban
Manem Pegunungan Bintang

ATLAS OVERVIEW
80
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kimki Tapea
Lepki Wari
Murkim Yoke
Ngalum 17 Kabupaten Teluk Dusner (Usner)
Yetfa Wondama

14 Kabupaten Puncak Iau 18 Kabupaten Waropen Demisa (Hoo')


Jaya Barapasi
Dem Sauri Sirami
Duvie Sorabi
Ndauwa Sowiwa (Morowa)
15 Kabupaten Amber Tefaro (Demba)
Rajaampat Wonti (Waropen)
16 Kabupaten Sarmi Aabinomin Woria
Airoran 19 Kabupaten Mek Nalca
Anus Yahukimo
Batero Hubla
Bauzi Kimyal
Bawija Kopkaka
Beneraf Mek Nipsan
Berik Momuna
Betaf-Takar (Fitoow Or) Yali Anggruk
Biritai Mek Kosarek
Burumeso 20 Kabupaten Yapen Yawa Onate
Dabe Babau Poom
Dabra Maraw
Dasigo (Sidoghu) Munggui
Eik (Foau) Saweru
Gufinti Serui Laut
Isirawa Wooi
Kaptiau 21 Kabupaten Yapen Ambai
Kejer Marurem Pulau Yapen

Kwerba Ansus-Papuma

Kwesten Arare Busami

Liki 22 Kota Jayapura Nafri

Masep Skou

Masimasi Elseng

Mawe Nyaw

Obokuitai 23 Papua Kofey

Sobey
Sobey Wakde
Srum
Sunum

ATLAS OVERVIEW
81
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Budaya Papua kepemimpinan melalui kemampuan pribadi,
seperti kekayaan, kemampuan orasi/
Selain suku dan bahasa yang beraneka ragam,,
diplomasi, keberanian dan fisik yang kuat,
budaya masyarakat Papua memiliki kekayaan
murah hati, dan kriteria lain. Urutan prioritas
lokal dalam hal kepemimpinan, kepercayaan,
di tiap suku berbeda-beda tentang syarat
dan hak kepemilikan tanah (land right). Budaya ini
memilih pemimipin ini karena semua kriteria
penting untuk dipahami dan dipetakan agar dapat
itu harus diupayakan jika seseorang hendak
membantu pengambilan keputusan untuk program
menjadi pemimpin kaumnya (achievement
pembangunan di Provinsi Papua.
status). Data etnografi menunjukkan bahwa
sebagian besar suku di Papua, terutama
Sistem Kepemimpinan
di wilayah pedalaman dan pegunungan,
Penduduk asli Papua dalam budayanya memilih memakai sistem kepemimpinan big men.
pemimpin bagi komunitas kampung atau wilayah.
b.
Kepemimpinan Ondoafi ‘Penghulu’:
Ada empat jenis kepemimpinan masyarakat Papua
kepemimpinan melalui pewarisan (ascribes)
menurut J. R. Mansoben (1985 dan 1995), yaitu
dan selalu dalam kelompok/klan (marga) yang
kepemimpinan pria berwibawa, kepemimpinan
sama, khususnya pada anak laki-laki tertua
ondoafi (penghulu), kepemimpinan kerajaan, dan
dengan pengetahuan yang dalam tentang
kepemimpinan campuran. Untuk Provinsi Papua,
adat istiadat dan memiliki sifat kepemimpinan.
kepemimpinan yang dominan adalah:
Jika tidak, kepemimpinan tersebut dialihkan
a. Kepemimpinan big men ‘pria berwibawa’: kepada saudaranya yang memenuhi syarat.

ATLAS OVERVIEW
82
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Seorang Ondoafi di Papua. Selain karena keturunan,
mereka harus memiliki pengetahuan mendalam
tentang adat istiadat dan sifat kepemimpinan.

Sumber: https://handogos.files.wordpress.com

Ondoafi didukung seperangkat pembantu ondoafi tidak boleh tercela agar selalu menjadi
dari klan yang sama atau klan lain dalam panutan serta berkewajiban untuk mengayomi
wilayah kekuasaan ondoafi (yo ‘kampung’). seluruh warga masyarakatnya.
Para pembantu adalah kepala klan mereka
(khoselo). Kedudukan ini juga diwariskan. Sistem Hak Ulayat Tanah
Semuanya berawal dari mitos tentang asal-
Sistem ini dibagi menjadi dua, yaitu kepemilikan
usul pemimpin. Kepemimpinan ondoafi
komunal dan kepemilikan individual. Sistem
terdapat di suku timur laut Papua, yaitu di
kepemilikan komunal adalah kepemilikan bersama
Kabupaten Jayapura (Sentani, Genyem,
atas tanah yang menjadi sumber penghidupan
Tabla), di Kota Jayapura (Tobati/Enggros,
suatu kampung. Sistem ini dibedakan atas dua hal:
Kayu Pulo, Kayu Batu, Nafri, Skouw), dan
berbasis klan kecil/marga/lineage dan berbasis
Kabupaten Keerom (Arso dan Waris).
klan besar/kampung. Sistem kepemilikan individual
hanya ada di suku Mee di Paniai dan suku Mulio-
Sistem Kepercayaan
Mandopo Selatan. Implikasi dari sistem kepemilikan
Masih berhubungan dengan sistem kepemimpinan, komunal yang berbasis klan kecil ini adalah hak
dalam kepercayaan orang Sentani, seorang ondoafi ulayat atas tanah merupakan hak bersama. Tidak
bukanlah manusia biasa, melainkan berasal dari ada kewenangan dari tiap anggota klan, termasuk
alam gaib atau keturunan dewa. Oleh karena itu, kepala klan, melepaskan dalam bentuk apa pun
kedudukannya bersifat sakral sehingga perintahnya bagian tanah yang merupakan hak bersama itu
tidak boleh dilanggar. Di sisi lain, hidup seorang kepada pihak yang lain secara sepihak.

ATLAS OVERVIEW
83
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
84
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
85
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Analisis Hubungan Fisik,
Ekonomi, Sosial dan Budaya

Jembatan Holtekamp di Jayapura


Sumber: BIG, 2016
Pada bagian sebelumnya telah diuraikan kondisi wilayah Provinsi Papua baik dari aspek fisik, ekonomi
maupun sosial budaya. Ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat perkembangan wilayah.
Sebaliknya, pengembangan wilayah dapat dilakukan dengan mendasarkan pada hasil analisa hubungan
dan keterkaitan antar aspek. Dengan pendekatan hasil (output), perkembangan wilayah adalah hasil
interaksi antar aspek sebagai input.
Dengan indikator input, maka semua aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya dapat menjadi variabel
atau indikator yang berpengaruh terhadap potensi pengembangan wilayah. Pada dasarnya tidak ada
indikator baku yang berlaku sama untuk semua wilayah. Indikator yang digunakan sangat tergantung
pada tujuan dan ketersediaan data.
Dengan indikator input, maka berikut adalah tabel kelompok indikator yang akan digunakan dalam
menganalisa hubungan antara aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya di Provinsi Papua.

Tabel Kelompok Indikator Hubungan Antar Aspek Provinsi Papua


No Kota/Kabupaten Variabel
1 Fisik Penggunaan Lahan
Panjang jalan

2 Ekonomi Angka harapan hidup


Belanja Pegawai

3 Sosial Budaya Jumlah Penduduk


Jumlah Penduduk Miskin
Sumber : Hasil Analisis, BIG 2016

Ouput yang dihasilkan dari variable tersebut adalah indeks aksesibilitas, peta kapasitas fiskal dan
kesehatan.
Berdasarkan RPJMN 2015–2019 tentang potensi dan keunggulan serta lokasi geografis dan strategis
kawasan Pulau Papua, tema besar pembangunannya adalah menjadikan kawasan ini sebagai lumbung
pangan melalui pengembangan industri berbasis komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sagu, ubi,
sayur, dan buah-buahan. Selain itu, kawasan ini dirancang pula sebagai wilayah pengembangan peternakan
dan tanaman nonpangan (tebu, karet, dan kelapa sawit), pengembangan ekonomi berbasis maritim (kelautan)
melalui pariwisata bahari, dan lumbung energi di kawasan timur Indonesia melalui pengembangan minyak, gas
bumi, dan tembaga.
Adapun tujuan pengembangan wilayah Papua dalam RPJMN 2015–2019 adalah mendorong percepatan
dan perluasan pembangunan wilayah Papua dengan menekankan pengembangan pada:
a. hilirisasi komoditas minyak, gas bumi, dan tembaga,
b. industri berbasis komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sagu, ubi, sayur, dan buah-buahan,
c. peternakan dan tanaman nonpangan (tebu, karet, dan kelapa sawit),
d. pariwisata bahari,
e. penyediaan infrastruktur wilayah, dan
f. peningkatan SDM dan ilmu serta teknologi secara terus-menerus.
Indeks Aksesibilitas
Indeks aksesibilitas adalah indeks yang berdasarkan pada perbandingan jalan provinsi dan jumlah
penduduk suatu kabupaten/kota. Indeks aksesibilitas Provinsi Papua tahun 2015 menunjukkan bahwa wilayah
dengan indeks tertinggi adalah Kabupaten Mamberamo Raya dengan nilai indeks 1, sedangkan wilayah dengan
indeks terendah adalah Kabupaten Deiyai dengan nilai indeks 0.

ATLAS OVERVIEW
87
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Berdasarkan tabel indeks Tabel Indeks Aksesibilitas di Provinsi Papua
tersebut, semua wilayah di Provinsi
Indeks
Papua memerlukan perhatian yang No Kabupaten Provinsi Aksesibilitas
Aksesibilitas
khusus dalam pengembangan
1 Kab. Merauke 0,00 0,06
infrastruktur karena ketersediaannya
masih sangat minim. Apalagi, tujuan 2 Kab. Jayawijaya 0,00 0,06
RPJMN Provinsi Papua menekankan 3 Kab. Jayapura 0,00 0,08
pada pengembangan sektor industri
pertambangan, pertanian, dan 4 Kab. Nabire 0,00 0,01
pariwisata yang sangat memerlukan 5 Kab. Kepulauan Yapen 0,00 0,02
aksesibilitas. Dalam hal ini, 6 Kab. Biak Numfor 0,00 0,03
infrastruktur yang dibangun perlu
juga mempertimbangkan keadaan 7 Kab. Paniai 0,00 0,03
geomorfologi Provinsi Papua yang 8 Kab. Puncak Jaya 0,00 0,04
sebagian besar wilayahnya berupa 9 Kab. Mimika 0,00 0,03
pegunungan.
10 Kab. Boven Digoel 0,01 0,14
Dalam hal ini, Kabupaten
11 Kab. Mappi 0,00 0,04
Mamberamo Raya merupakan
wilayah dengan indeks aksesibiltas 12 Kab. Asmat 0,00 0,03
paling baik di Provinsi Papua 13 Kab. Yahukimo 0,00 0,04
sehingga menjadi tolok ukur bagi
14 Kab. Pegunungan Bintang 0,00 0,04
wilayah lain di Provinsi Papua
(dengan skor indeks satu). Tampak 15 Kab. Tolikara 0,00 0,03
bahwa kabupaten/kota lain memiliki 16 Kab. Sarmi 0,01 0,11
indeks di bawah 0,5. Bahkan,
17 Kab. Keerom 0,02 0,42
Kabupaten Deiyai hanya memiliki
indeks 0,000. 18 Kab. Waropen 0,00 0,05
Indeks Kapasitas Fiskal 19 Kab. Supiori 0,00 0,07

Indeks kapasitas fiskal daerah, 20 Kab. Mamberamo Raya 0,05 1,00


disebut juga indeks kapasitas fiskal, 21 Kab. Nduga 0,00 0,06
adalah kapasitas fiskal daerah yang
22 Kab. Lanny Jaya 0,00 0,07
menggambarkan kemampuan
keuangan tiap daerah. Kemampuan 23 Kab. Mamberamo Tengah 0,01 0,15
ini ditinjau melalui penerimaan 24 Kab. Yalimo 0,00 0,05
umum Anggaran Pendapatan dan
25 Kab. Puncak 0,00 0,04
Belanja Daerah (APBD) dalam
membiayai tugas pemerintahan 26 Kab. Dogiyai 0,00 0,01
setelah dikurangi belanja pegawai. 27 Kab. Intan Jaya 0,01 0,15
Kemampuan ini juga berkaitan
28 Kab. Deiyai 0,00 0,00
dengan jumlah penduduk miskin.
Berikut adalah hasil perhitungan 29 Kota Jayapura 0,00 0,02
indeks kapasitas fiskal Provinsi Sumber : Hasil Analisis, BIG 2016
Papua dengan didukung data
spasial.

ATLAS OVERVIEW
88
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
89
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Dari 29 kabupaten/kota di Provinsi Papua, ada lima kabupaten yang indeks kapasitas fiskalnya rendah,
yaitu Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Paniai, dan Biak Numfor. Empat kabupaten terletak di
Pegunungan Tengah Pulau Papua dan satu kabupaten berupa kepulauan di utara Teluk Cendrawasih.
Dari sisi letak geografis, perbaikan indeks kapasitas fiskal empat kabupaten itu dapat dilakukan dengan

memanfaatkan potensi Tabel Indeks Kemantapan Fiskal di Provinsi Papua


dan keunggulan sebagai
Indeks Kemantapan
wilayah pegunungan No Kabupaten Provinsi Keterangan
Fiskal (IKF)
Papua, sedangkan
1 Kab. Merauke 1,99 Tinggi
perbaikan indeks kapasitas
fiskal satu kabupaten 2 Kab. Jayawijaya 0,30 Rendah
yang lain dapat dilakukan 3 Kab. Jayapura 1,29 Tinggi
dengan memanfaatkan
potensi dan keunggulan 4 Kab. Nabire 0,68 Sedang
sebagai wilayah perairan 5 Kab. Kepulauan Yapen 0,72 Sedang
laut. 6 Kab. Biak Numfor 0,44 Rendah
7 Kab. Paniai 0,28 Rendah
8 Kab. Puncak Jaya 0,59 Sedang
9 Kab. Mimika 1,39 Tinggi
10 Kab. Boven Digoel 2,71 Sangat Tinggi
11 Kab. Mappi 1,14 Tinggi
12 Kab. Asmat 1,15 Tinggi
13 Kab. Yahukimo 0,30 Rendah
14 Kab. Pegunungan Bintang 1,18 Tinggi
15 Kab. Tolikara 0,55 Sedang
16 Kab. Sarmi 5,04 Sangat Tinggi
17 Kab. Keerom 1,80 Tinggi
18 Kab. Waropen 2,00 Tinggi
19 Kab. Supiori 2,85 Sangat Tinggi
20 Kab. Mamberamo Raya 4,39 Sangat Tinggi
21 Kab. Nduga 0,55 Sedang
22 Kab. Lanny Jaya 0,39 Rendah
23 Kab. Mamberamo Tengah 1,47 Tinggi
24 Kab. Yalimo 1,06 Tinggi
25 Kab. Puncak 0,76 Sedang
26 Kab. Dogiyai 0,69 Sedang
27 Kab. Intan Jaya 1,47 Tinggi
28 Kab. Deiyai 0,56 Sedang
29 Kota Jayapura 0,77 Sedang
Sumber : Hasil Analisis, BIG 2016

ATLAS OVERVIEW
90
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
91
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Indeks Kesehatan
Indeks kesehatan berkaitan dengan rasio dokter dan penduduk. Indeks kesehatan Provinsi Papua
tahun 2015 adalah 0,58. Nilainya diperoleh dari angka harapan hidup masyarakat di semua kabupaten/
kota Provinsi Papua. Wilayah dengan indeks kesehatan tertinggi adalah Kabupaten Mimika dengan indeks
1, sedangkan wilayah dengan indeks terendah adalah Kabupaten Nduga.

Tabel Indeks Kesehatan di Provinsi Papua


Kabupaten Mimika menjadi
Indeks Kesehatan
kabupaten yang angka No Kabupaten Provinsi AHH 2015
(IK)
harapan hidup (AHH)-nya
paling baik di Provinsi Papua 1 Kab. Merauke 66,5 0,71
sehingga menjadi tolok ukur
2 Kab. Jayawijaya 58,29 0,26
(dengan skor indeks satu)
bagi wilayah lainnya. Tampak 3 Kab. Jayapura 66,32 0,70
bahwa dari 29 kabupaten/
kota, wilayah dengan nilai 4 Kab. Nabire 67,44 0,76
indeks kesehatan di bawah 5 Kab. Kepulauan Yapen 68,67 0,82
0,5 ada lima kabupaten,
yaitu Kabupaten Jayawijaya, 6 Kab. Biak Numfor 67,86 0,78
Nduga, Boven Digoel, 7 Kab. Paniai 65,45 0,65
Asmat, dan Mamberamo
Raya. Secara umum, hanya 8 Kab. Puncak Jaya 64,17 0,58
kurang dari seperenam 9 Kab. Mimika 71,89 1,00
bagian Provinsi Papua
yang belum memiliki jumlah 10 Kab. Boven Digoel 58,24 0,25
tenaga medis (dokter) 11 Kab. Mappi 64,02 0,57
yang pas dengan jumlah
penduduknya. Untuk 12 Kab. Asmat 55,5 0,10
mewujudkan tujuan RPJMN 13 Kab. Yahukimo 65,06 0,63
Provinsi Papua, prioritas bagi
lima kabupaten ini adalah 14 Kab. Pegunungan Bintang 63,78 0,56
penyediaan dokter yang 15 Kab. Tolikara 64,86 0,62
sebanding dengan jumlah
penduduk. 16 Kab. Sarmi 65,69 0,66
17 Kab. Keerom 66,09 0,68
18 Kab. Waropen 65,73 0,66
19 Kab. Supiori 65,25 0,64
20 Kab. Mamberamo Raya 56,57 0,16
21 Kab. Nduga 53,61 0,00
22 Kab. Lanny Jaya 64,86 0,62
23 Kab. Mamberamo Tengah 62,72 0,50
24 Kab. Yalimo 64,86 0,62
25 Kab. Puncak 65,08 0,63
26 Kab. Dogiyai 64,86 0,62
27 Kab. Intan Jaya 64,98 0,62
28 Kab. Deiyai 64,47 0,59
29 Kota Jayapura 69,97 0,89

Sumber : Hasil Analisis, BIG 2016

ATLAS OVERVIEW
92
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
93
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Provinsi
Papua BARAT
Gugusan pulau di Painemu, Rajaampat
Sumber: BIG, 2016
A. Sekilas Papua Barat

Provinsi Papua Barat secara definitif dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 dengan
luas wilayah secara keseluruhan 97.024,27 km². Provinsi Papua Barat secara geografis terletak pada 129° 17’
55”—135° 5’ 56” Bujur Timur dan 1° 4’ 54”—4° 19’ 45” Lintang Selatan, tepat berada di bawah garis khatulistiwa
dengan ketinggian 0—100 meter di atas permukaan laut.

Batas geografis Provinsi Papua Barat adalah:


sebelah utara : Samudera Pasifik,
sebelah selatan : Laut Banda (Provinsi Maluku),
sebelah barat : Laut Seram (Provinsi Maluku),
sebelah timur : Provinsi Papua.
Papua Barat memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah. Papua Barat yang dikenal sebagai daerah Kepala
Burung karena bentuknya, memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati laut yang kaya.
Dari total 12 kabupaten dan 1 kota yang ada di Provinsi Papua Barat, Kota Sorong memiliki luas wilayah
paling kecil, sedangkan Teluk Bintuni merupakan kabupaten yang paling luas, bahkan hampir 32 kali luas Kota
Sorong. Di samping itu, Kepulauan Rajaampat yang saat ini dikenal sebagai tujuan wisata berkelas internasional
juga merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi ini.
Tekad pemerintah provinsi untuk menjadikan Papua Barat sebagai provinsi konservasi adalah harapan
sekaligus tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap menjaga kelestariannya.

ATLAS OVERVIEW
96
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pusat Pemerintahan Provinsi Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

Tabel Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat


No Kabupaten Luas (km2)
1 Fakfak 11.036,48
2 Kaimana 16.241,84
3 Teluk Wondama 3.959,53
4 Teluk Bintuni 20.840,83
5 Manokwari 4.452,76
6 Sorong Selatan 3.946,94
7 Sorong 5.969,13
8 Rajaampat 8.034,44
9 Tambrauw 10.837,81
10 Maybrat 5.461,69
11 Manokwari Selatan 2.812,44
12 Pegunungan Arfak 2.773,74
13 Kota Sorong 656,64
Papua Barat 97.024,27
Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
97
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
98
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
99
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
100
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
101
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
b. Administrasi
Provinsi Papua Barat terdiri atas 12 kabupaten dan 1 kota dengan ibu kota di Kabupaten Manokwari. Setiap
kabupaten/kota memiliki wilayah administratif distrik di bawahnya yang setingkat dengan kecamatan dan setiap
distrik (kecamatan) terbagi lagi menjadi beberapa kampung dan kelurahan.

Tabel Wilayah Administratif Provinsi Papua Barat

Jumlah Jumlah Desa/Kelurahan


No Kabupaten Ibu Kkota Distrik/
Kecamatan Kampung Kelurahan Total

1 Fakfak Fakfak 9 118 5 123

2 Kaimana Kaimana 7 84 2 86

3 Teluk Wondama Wasior 13 75 1 76

4 Teluk Bintuni Bintuni 24 115 2 117

5 Manokwari Manokwari 9 151 9 160

6 Sorong Selatan Terminabuan 13 123 2 125

7 Sorong Sorong 18 122 18 140

8 Rajaampat Waisai 24 117 4 121

9 Tambrauw Sausapor 8 84 0 84

10 Maybrat Kumurkek 24 158 1 159

11 Manokwari Selatan Ransiki 6 57 0 57

12 Pegunungan Arfak Anggi 10 179 0 179

13 Kota Sorong Sorong 6 0 31 31

Papua Barat Manokwari 175 1.383 75 1.458


Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

Pada awal pembentukan setelah berpisah dari Provinsi Papua tahun 1999, Provinsi Papua Barat terdiri atas
8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota. Setelah itu, terjadi pemekaran wilayah pada tahun 2009 berdasarkan
UU RI Nomor 56 Tahun 2008 dan UU RI Nomor 13 Tahun 2009, dengan pembentukan Kabupaten Tambrauw
dan Kabupaten Maybrat. Kabupaten Tambrauw merupakan pemekaran dari Kabupaten Sorong, sedangkan
Kabupaten Maybrat merupakan pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan. Pada tahun 2012, terjadi pemekaran
di Kabupaten Manokwari dengan pembentukan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan
Arfak. Selanjutnya pada tahun 2013, Pemerintah mengeluarkan undang-undang tentang pembentukan
Kabupaten Tambrauw. Berdasarkan undang-undang ini, wilayah administratif Kabupaten Tambrauw meliputi
sebagian wilayah Kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari sehingga wilayah administrasi Kabupaten
Tambrauw semakin luas dan terdiri atas 12 distrik, termasuk distrik hasil pemekaran.

ATLAS OVERVIEW
102
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Dasar Hukum Pembentukan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

No Kabupaten/Kota Dasar Hukum Pembentukan

1 Fakfak Undang-Undang No. 26 Tahun 2002

2 Kaimana Undang-Undang No. 26 Tahun 2003

3 Teluk Wondama Undang-Undang No. 26 Tahun 2004

4 Teluk Bintuni Undang-Undang No. 26 Tahun 2005

5 Manokwari Undang-Undang No. 26 Tahun 2006

6 Sorong Selatan Undang-Undang No. 13 Tahun 2009

7 Sorong Undang-Undang No. 13 Tahun 2009

8 Rajaampat Undang-Undang No. 26 Tahun 2006

9 Tambrauw Undang-Undang No. 56 Tahun 2008

10 Maybrat Undang-Undang No. 13 Tahun 2009

11 Manokwari Selatan Undang-Undang No. 23 Tahun 2012

12 Pegunungan Arfak Undang-Undang No. 24 Tahun 2012

13 Kota Sorong Undang-Undang No. 26 Tahun 2002

Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
103
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
104
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
105
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Aspek Fisik
Pengukur tinggi muka air di Bendungan Prafi, Manokwari
sebagai salah satu penanda musim di Papua Barat.
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
106
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Bendung Prafi di Manokwari
Sumber: BIG, 2016

Iklim
Iklim sangat berpengaruh terhadap kehidupan, baik secara langsung terhadap
manusia maupun melalui pengaruhnya terhadap kondisi fisik wilayah. Secara umum,
iklim diartikan sebagai kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu tiga puluh tahun
atau lebih. Parameter iklim adalah suhu, tekanan udara, angin, curah hujan, dan
kelembaban.
Papua Barat termasuk dalam zona iklim tropika basah. Pada bulan Juni hingga
September, arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air
sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya, dari bulan Desember hingga
Maret, arus anginya berasal dari Asia dan Samudra Pasifik yang mengandung banyak
uap air sehingga menyebabkan musim penghujan.
Dengan mengacu pada seri data 30 tahun dari Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika, dapat diketahui curah hujan rata-rata tahunan antara 1971—2007 di
empat stasiun di Papua Barat memiliki variasi yang cukup besar. Curah hujan terendah
adalah di stasiun Sorong, sedangkan curah hujan tertinggi adalah di Fakfak. Suhu rata-
rata tahunan di Papua Barat adalah antara 23—27° C dan kelembaban udara berkisar
antara 84—87%.

Tabel Curah Hujan, Suhu, dan Kelembaban di Provinsi Papua Barat


Curah Hujan Suhu Kelembaban
Stasiun BMKG
(mm) °C %
Fakfak 275 24 87
Manokwari 230 25 84
Kaimana 219 27 85
Sorong 198 23 84

Sumber: Hasil pengolahan data BMKG tahun 1971-2007 dalam


Atlas Nasional Indonesia 1, BIG 2008

Secara spasial, wilayah hujan rata-rata tahunan di Papua Barat memiliki pola:
semakin ke tengah bagian pulau, sedangkan semakin tinggi kisaran hujan rata-
ratanya; semakin ke wilayah pantai semakin rendah. Wilayah Manokwari hingga
ke selatan mendekati Teluk Cendrawasih termasuk wilayah dengan hujan rata-rata
tahunan sekitar 1.500—2.000 mm dan 2.000—2.500 mm. Demikian pula hujan rata-
rata di bagian barat Provinsi Papua Barat, yaitu di Kepulauan Laut Seram.

ATLAS OVERVIEW
107
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
108
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
109
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kondisi geologi di Papua Barat merupakan hasil tumbukan Lempeng Samudra Pasifik dan Lempeng Australia.
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
110
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Geologi
Papua Barat sebagai bagian dari Pulau Papua berada pada tepi utara Lempeng Indo-Australia
yang berkembang akibat adanya pertemuan antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara dengan
Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat. Berdasarkan pembagian tektonik neogen Indonesia, Papua
Barat merupakan bagian dari orogen Melanesia. Orogen Melanisia merupakan tumbukan antara Lempeng
Benua Australia dengan lempeng samudra dari Laut Filipina atau Lempeng Karolina. Tumbukan ini
membentuk Pegunungan Tengah di Papua yang di dalamnya terdapat percampuran antara batuan dari
lempeng samudera dan dari lempeng benua.

Gambar Pembagian Tektonik Neogen Wilayah Indonesia

Sumber: Badan Geologi KESDM dalam Atlas Nasional Indonesia, BIG 2008

Secara fisiografi, Provinsi Papua Barat berada pada bagian Kepala Burung dan Leher, dari tiga fisiografi
Kepala Burung, Leher dan Badan Pulau Papua. Badan Burung merupakan bagian dari wilayah Papua.
Geologi Papua Barat yang ada saat ini merupakan hasil dari periode panjang proses sedimentasi
yang berawal pada kala karbon hingga tersier akhir. Lingkungan sedimentasi yang berubah mulai dari air
tawar, laut dangkal, hingga laut dalam menghasilkan lebih dari dua belas formasi geologi yang berumur
Pliosen hingga Kapur Tengah.
Formasi aluvial sebagian besar tersebar di sepanjang sungai-sungai yang bermuara di Teluk Berau.
Formasi ini merupakan endapan sungai yang berupa kerikil, pasir, lumpur, lanau, dan gambut yang
mengandung sisa tumbuhan. Berdampingan dengan batuan aluvial ini adalah batuan konglomerat dan batu
gamping. Batu gamping tersebar sangat luas di Bagian Leher Pulau Papua dengan perselingan batu lempung
dan batuan formasi lain.

ATLAS OVERVIEW
111
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
112
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
113
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Perbukitan struktural di sebagian wilayah Provinsi Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

Geomorfologi
Geomorfologi Papua Barat terbentuk dari yang terbentuk karena proses pelarutan batu
proses bentukan asal struktural, pelarutan karst, kapur (karst). Bentuklahan Solusional (pelarutan)
aluvial, dan marin. Bentukan asal struktural adalah yang terbentuk akibat proses ini adalah:
bentuklahan yang tebentuk karena patahan 1) perbukitan karst,
akibat gerakan tektonik bumi. Bentuklahan
2) dataran gambut, dan
struktural menghasilkan bentuklahan, antara lain:
3) dataran organik/koral.
1) Pegunungan struktural
Perbukitan karst terdapat di Kabupaten
2) Perbukitan struktural, dan
Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, dan ujung
3) Dataran struktural.
Kabupaten Fakfak.
Bentuklahan asal struktural terdapat di bagian
Berdasarkan Peta Rupabumi tahun 2012,
“Kepala Burung“ wilayah Papua Barat hingga ke
bentuklahan perbukitan struktural meliputi hampir
bagian selatan Teluk Wondama.
25% wilayah Papua Barat.Demikian pula halnya
Berbatasan dengan bentuklahan struktural, dengan perbukitan karst.
terdapat bentuklahan karst, yaitu bentuklahan

ATLAS OVERVIEW
114
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Luas dan Persentase Bentuklahan di Provinsi Papua Barat
No Geomorfologi Luas (ha) %
1 Pegunungan Struktural 2.435.874,07 24,60
2 Perbukitan Struktural 1.331.577,75 13,45
3 Dataran Struktural 1.194.596,11 12,06
4 Perbukitan Karst 2.412.870,19 24,37
5 Dataran Gambut 916.952,26 9,26
6 Dataran Organik/Koral 49.162,92 0,50
7 Dataran Fluvial 1.222.813,65 12,35
8 Dataran Pantai 320.666,81 3,24
9 Danau 17.241,87 0,17
Jumlah 9.901.755,63 100
Sumber: Peta Rupabumi Indonesia, BIG 2012

Bentuklahan asal sungai adalah bentukan lahan hasil proses pengendapan sungai, sedangkan
bentuklahan asal marin terjadi di daerah pesisir pantai yang merupakan akibat proses tektonik, hasil
erupsi gunungapi, maupun perubahan muka air laut. Dataran pantai terdapat di tepi Teluk Berau di
wilayah Bintuni.

ATLAS OVERVIEW
115
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
116
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
117
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Topografi Landai dan agak curam di Provinsi Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi dari dua 2. Landai : 8—15%
tempat terhadap bidang datar yang dinyatakan 3. Agak curam : 15—25%
dalam persentase. Kondisi kemiringan lereng 4. Curam : 25—45%, dan
merupakan parameter topografi yang dipengaruhi 5. Sangat curam : >45%
oleh proses pelapukan batuan, erosi, dan gerakan
tanah. Terdapat banyak klasifikasi kemiringan Wilayah dengan kemiringan sangat curam
lereng dari para ahli, namun pada dasarnya terbagi dan agak curam berada di Pegunungan Arfak yang
menjadi tiga klasifikasi utama yaitu datar atau landai, membentang dari Gunung Kwoka, Gunung Togwomeri,
miring, dan curam. dan Gunung Mumsini. Wilayah ini termasuk dalam
wilayah Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Manokwari,
Papua Barat berada di bagian yang disebut
dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Di wilayah lain,
dengan “Kepala Burung“ di ujung barat Pulau Papua.
sebagian besar juga merupakan daerah agak curam
Topografinya sangat bervariasi, mulai dari perbukitan
hingga curam. Hanya sebagian kecil wilayah yang
sangat curam di bagian utara, perbukitan sangat
memiliki topografi datar hingga landai.
curam hingga agak curam yang diselingi wilayah
datar di bagian timur, dan wilayah agak curam hingga Dengan kondisi topografi tersebut, pembangunan
datar di bagian selatan. Dengan lima klasifikasi prasarana fisik, terutama infrastruktur transportasi
kemiringan lereng, wilayah-wilayah tersebut darat, menjadi sulit dilakukan. Demikian pula halnya
berada pada kemiringan lereng sebagai berikut. dalam pemanfaatan lahan untuk permukiman
1. Datar : 0—8% dan pertanian.

ATLAS OVERVIEW
118
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Kelas Lereng Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat

No Kabupaten/Kota Ibu Kota/Kabupaten Ketinggian (mdpl)

1 Fakfak Fakfak 0—1.444


2 Sorong Aimas 0—921
3 Manokwari Manokwari 0—2.940
4 Tambrauw Sausapor 0—2.483
5 Kaimana Kaimana 0—1.663
6 Sorong Selatan Teminabuan 0—540
7 Maybrat Aifat 5—1.772
8 Rajaampat Waisai 0—1.173
9 Teluk Bintuni Bintuni 0—2.389
10 Teluk Wondama Wasior 0—2.172
11 Kota Sorong Sorong 0—439
12 Manokwari Selatan Ransiki 0—2.682
13 Pegunugan Arfak Ullong 135—2.882
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat. 2013—2033

ATLAS OVERVIEW
119
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
120
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
121
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
122
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
123
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sebaran Gunung
Gunung berapi atau gunungapi secara umum adalah istilah yang didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi,
termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunungapi memiliki berbagai bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunungapi yang
aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak
aktif atau mati. Gunungapi kadangkala beristirahat dalam waktu 610 tahun sebelum
berubah menjadi aktif kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya dari suatu gunungapi: dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Seperti di Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat tidak memiliki gunungapi aktif.
Geomorfologinya yang terjal dibentuk oleh perbukitan struktural dan pegunungan
yang tidak aktif. Kawasan pegunungan terkenal yang merupakan cagar alam wisata
di Manokwari adalah Pegunungan Arfak yang sebenarnya merupakan deretan dua
gunung di Papua Barat, yaitu Gunung Togwomeri dan Gunung Gumsini.

ATLAS OVERVIEW
124
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Puncak es abadi di pegunungan Jaya wijaya
Sumber: https://alidesta.files.wordpress.com/2015/06/cartenz.jpg

Tabel Sebaran Gunung di Provinsi Papua Barat


Status (Aktif/Tidak
No Nama Gunung Tinggi (mdpl)
Aktif)
1 Kwoka Tidak Aktif 3.000
2 Togwomeri Tidak Aktif 2.680
3 Gumsini Tidak Aktif 1.150
Sumber: Peta Rupabumi Indonesia, BIG 2012

Di puncak Pegunungan Arfak terdapat Danau Anggi Giji dan Danau Anggi Gita
yang merupakan dua danau besar yang kini menjadi salah satu daya tarik lain bagi
Cagar Alam Pegunungan Arfak. Gunung tertinggi adalah Gunung Kwoka dengan
ketinggian 3000 mdpl yang terletak di ujung Selatan Papua Barat, yaitu di
Kabupaten Tambrauw.

ATLAS OVERVIEW
125
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
126
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
127
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Jenis Tanah
Berdasarkan sistem taksonomi tanah, yaitu Keys to Soil Taxonomy (Soil Survey
Staff, 2010), Provinsi Papua Barat memiliki dua jenis tanah, yaitu inceptisol dan vertisol
yang ditemukan dalam klasifikasi grup humitropepts, tropaquepts, dan rendolls.

Humitropepts mendominasi bagian utara kepala burung, sedangkan tropaquepts


mendominasi bagian selatan. Humitropepts memiliki ciri-ciri berpenampang dalam,
memiliki kandungan organik tinggi, berwarna kehitaman di lapisan atas, bertekstur
halus hingga sedang, dan memiliki reaksi kimia tanah agak masam hingga netral.
Tropaquepts adalah jenis tanah muda dan telah berkembang dengan penampang
sedang dan bertekstur halus sehingga drainase terhambat. Jenis tanah ini berasosiasi
dengan lingkungan air/basah di sekitar Teluk Berau dan berpotensi untuk persawahan
dan perkebunan jika dikelola dengan pengendalian air yang baik. Berikut adalah
uraian beberapa jenis tanah lain yang terdapat di Papua Barat.

Inceptisol
Inceptisol adalah tanah yang terbentuk dari berbagai macam bahan induk, yaitu
bahan fluviatil, fluviomarin, batuan sedimen masam, dan bahan volkan. Di daerah

ATLAS OVERVIEW
128
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Salah satu singkapan jenis tanah Inceptisol bahan volkan
Sumber: BIG, 2016

aluvial dan fluviomarin, sifat tanah dipengaruhi oleh proses pengendapan. Pada daerah berlereng, sifat
tanah dipengaruhi oleh posisi dan tingkat erosinya. Selain itu, bentuklahan aluvial berdrainase terhambat
dan bersifat akuik, sedangkan bentuklahan fluviomarin, selain drainase terhambat, mengandung bahan
sulfidik/sulfirik. Di daerah berlereng yang mengalami erosi, tanah ini memiliki penampang dangkal dan
berbatu, terutama di pegunungan atau perbukitan. Jenis tanah ini dijumpai di Provinsi Papua pada grup
humitropepts, tropaquepts, dystropepts, eutropepts, rendolls, haplorthox, dan sulfaquepts.

Vertisol
Jenis tanah vertisol memiliki kedalaman sekitar 100 cm dari permukaan dengan lapisan setebal 25 cm
atau lebih dan memiliki kandungan liat lebih dari 30%. Vertisol biasanya memiliki rekahan (cracks) yang secara
periodik pada musim kering dan basah terbuka dan tertutup. Jenis tanah ini berkembang dari batuan sedimen,
berwarna hitam, konsistensi sangat lekat (basah) dan sangat keras (kering). Vertisol memiliki sifat tanah: fisik
tanah jelek dengan reaksi kimia umumnya basis, kahat unsur P. Jenis tanah ini ditemukan cukup luas di sebelah
selatan Teluk Berau dalam klasifikasi organosol.

ATLAS OVERVIEW
129
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
130
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
131
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sawah, ladang, perkebunan dan hutan di Manokwari Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

Penggunaan Lahan
Provinsi Papua Barat memiliki karakterisitik fisik yang hampir sama dengan
Provinsi Papua. Papua Barat memiliki sumberdaya lahan melimpah yang belum
banyak dimanfaatkan secara ekonomi. Berdasarkan Peta Rupabumi Indonesia
tahun 2012, sebagian besar wilayah Provinsi Papua Barat merupakan vegetasi
nonpertanian. Luas hutan, semak belukar, dan rawa masih sekitar 94% wilayah
provinsi.

ATLAS OVERVIEW
132
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Provinsi Papua Barat
Kelompok
Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) % Penggunaan Luas (ha) %
Lahan
Sawah 1.905,19 0,02
Pertanian Lahan Kering 6.569,82 0,07
Vegetasi
Pertanian Lahan Kering Bercampur 155.390,99 1,57
110.572,46 1,12 Pertanian
dengan Semak
Perkebunan 36.343,52 0,37
Hutan Lahan Kering Primer 5.314.895,53 53,70
Hutan Lahan Kering Sekunder 2.357.808,12 23,82
Hutan Mangrove Primer 377.817,54 3,82
Hutan Mangrove Sekunder 106.158,33 1,07
Vegetasi
Hutan Rawa Primer 667.504,75 6,74 Bukan 9.331.211,93 94,28
Pertanian
Hutan Rawa Sekunder 68.456,70 0,69
Semak/Belukar 366.469,19 3,70
Semak/Belukar Rawa 65.976,12 0,67
Rawa 6.125,65 0,06
Permukiman 16.939,13 0,17
Permukiman 26.438,16 0,27
Transmigrasi 9.499,02 0,10
Tanah Terbuka 8.459,53 0,09
Savana 167.524,57 1,69 Tanah
193.932,30 1,96
Awan 9.214,00 0,09 Terbuka

Pertambangan 8.734,19 0,09


Tubuh Air 190.398,43 1,92 Perairan 190.398,43 1,92
Jumlah 9.897.371,81 100 9.897.371,81 100
Sumnber: Peta Rupabumi Indonesia Skala 1:50.000, BIG 2012

Jumlah dan persentase ini tentu sangat besar, tetapi provinsi ini memiliki potensi
bencana yang sangat besar pula dengan kondisi topografi dan geomorfologi yang
dimilikinya. Oleh karena itu, penggunaan lahan yang paling tepat adalah melalui
sektor kegiatan yang menjaga kelestarian alam. Salah satu sektor yang menjadi
perhatian Provinsi Papua Barat sebagai kegiatan ekonomi yang dapat menjaga
kelestarian alam adalah sektor pariwisata.
Sektor pertanian kini juga tengah digalakkan seiring dengan isu ketahanan
pangan di wilayah timur Indonesia. Di Papua Barat, penggunaan lahan pertanian
sawah memiliki luas sekitar 1.905 ha, sedangkan perkebunan memiliki luas
36.343,52 ha. Luasan ini masih sangat mungkin untuk bertambah, terutama untuk
kegiatan perkebunan. Tubuh air di Papua Barat juga luas dengan keberadaan
sungai-sungai di sebagian besar wilayahnya.

ATLAS OVERVIEW
133
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
134
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
135
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan
di bawah permukaan tanah. Karakteristik utama yang membedakan air
tanah dengan dari air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat
dan waktu tinggal yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan
ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal yang alam maka air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika
mengalami pencemaran.
Cekungan Air Tanah (CAT) sebagai wilayah yang secara hidrogeologis
memiliki batas tertentu dan menjadi tempat proses pengumpulan,

ATLAS OVERVIEW
136
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Air tanah menjadi sumber air minum utama di Kota Sorong
Sumber: BIG, 2016

pengaliran, dan pelepasan air tanah merupakan informasi penting


untuk pemanfaatan sumberdaya air. Menurut data dari ESDM tahun
2012, Provinsi Papua Barat memiliki sebelas batas CAT, yaitu CAT
Bokpao, CAT Waigeo, CAT Waimerah, CAT Atkari, CAT Zaag, CAT
Batanta, CAT Salawati, CAT Teminabuan-Bintuni, CAT Takubo, CAT
Oransbari, CAT Manokwari.
Cekungan Air Tanah tersebut sebagian besar berada di wilayah Papua
Barat bagian selatan. Cekungan Air Tanah di wilayah utara hanya terdapat di
sebagian kecil wilayah Manokwari. CAT dengan luasan terbesar adalah CAT
Teminabuan-Bintuni dan CAT Kanoka-Babo.

ATLAS OVERVIEW
137
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
138
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
139
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Air Permukaan di Wilayah Sungai Kamundan Sebyar
Sumber: BIG, 2016

Air Permukaan
Air permukaan adalah perairan yang terdapat di permukaan tanah, yaitu
perairan darat yang terdiri dari sungai, danau dan rawa, dan perairan laut. Air
permukaan sangat berkaitan dan dipengaruhi oleh iklim dan geomorfologi.
Berdasarkan geomorfologinya, menurut Keppres No 12 Tahun 2012 tentang
Wilayah Sungai dan Data KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) tahun 2012, Papua Barat terbagi menjadi dua Wilayah Sungai yang
berbatasan dengan Wilayah Sungai di Provinsi Papua, yaitu Wilayah Sungai
Kamundan Sebyar dan Wilayah Sungai Omba.
WS Kamundan-Sebyar berada di bagian utara Provinsi Papua Barat,
yaitu mulai dari Kabupaten Teluk Wondama hingga ke pulau-pulau kecil di
Kabupaten Rajaampat. WS Omba berada di bagian selatan Provinsi Papua
Barat yang meliputi Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Kaimana. Sungai-sungai
yang terdapat di Papua Barat menurut Wilayah Sungai masing-masing adalah:

ATLAS OVERVIEW
140
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Nama Sungai di Provinsi Papua Barat
No Wilayah Sungai Nama Sungai
1 Wilayah Sungai Kamundan Sebyar S. Warsamson
S. Klasafet
S. Klawilis
S. Kladuk
S. Auk
S. Klaseremuk
S. Warsamsum
S. Mega
S. Koor
S. Sujak
S. Kamundan
S. Kalikasi
S. Kalimeagees
S. Wariagar
S. Miaoh
S. Wosimi
S. Sebyar
S. Rowarra
S. Siana
S. Sawaden
S. Kaitaro
S. Ruarif
S. Aroba
2 Wilayah Sungai Omba S. Tanggiri
S. Gobo
S. Urere
S. Kalijeprey
Sumber: Keppres No 12 tentang Wilayah Sungai dan Peta RBI BIG 2012

Selain sungai, danau juga merupakan sumberdaya air yang potensial.


Terdapat banyak danau di provinsi Papua Barat, antara lain Danau Anggi di
Manokwari dan Danau Tanimaot di Bintuni.
Menurut data dari Bappeda Provinsi Papua Barat dalam RTRW Tahun
2013-2033, terdapat 24 danau besar dan kecil yang tersebar di Papua Barat.

Tabel Luas dan Penyebaran Danau di Papua Barat

Nama Danau Luas (Ha) Kabupaten Nama Danau Luas (Ha) Kabupaten

D. Warwaki 3,49 Rajaampat D. Tanemot 1723,61 Teluk Bituni


D. Bakdi 1,49 Rajaampat D. Tawajo 11,14 Teluk Bituni
D. Awai 15,11 Rajaampat D. Ayot 42,35 Teluk Bituni
D. Kapar 2,41 Rajaampat D. Ambuar 37,25 Teluk Wondama
D. Yahabyab 8,55 Rajaampat D. Kinumisumar 2,80 Fakfak
D Wasidor 14,39 Manokwari D. Oyas 1,15 Fakfak
D. Kabori 25,84 Manokwari D. Kuniki 3,52 Fakfak
D. Anggi Gigi 2124,87 Pegunungan Arfak D. Daiwasu 2196,77 kaimana
D. Anggi Gita 2237,23 Pegunungan Arfak D. Laamora 2445,14 kaimana
D. Ayamaru 542,52 Maybrat D. Kamakawulo 2320,42 kaimana
D. Aitinyo 18,56 Maybrat D. Jamur 3533,34 kaimana
D. Makiri 661,62 Teluk Bituni D. Manami 919,75 kaimana
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033

ATLAS OVERVIEW
141
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
142
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
143
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Papua Barat merupakan kawasan yang aktif mengalami gempa bumi yang potensial menimbulkan tsunami.
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
144
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Rawan Bencana
Secara geofisik, evolusi tektonik Wilayah
Papua Barat merupakan produk dari pertumbukan
benua yang dihasilkan dari tubrukan Lempeng
Samudera Pasifik dan Lempeng Australia.
Kondisi inilah yang menyebabkan wilayah ini
rentan terhadap gempa bumi, karena berada
dalam lintasan sesar besar. Informasi yang
dipetakan oleh Badan Meteorogi dan Geofisika
menunjukkan bahwa Papua Barat merupakan
kawasan yang aktif mengalami gempa bumi
yang potensial menimbulkan tsunami.
Karakteristik bencana yang ada di Provinsi
Papua Barat yaitu Gempa dan Tsunami. Kawasan
rawan bencana alam ini meliputi kawasan rawan
gempa dan tsunami yang terletak di daerah
pesisir maupun daratan di Provinsi Papua.
Umumnya daerah patahan aktif Sesar Sorong
merupakan zona yang sangat rawan gempa
bumi. Wilayah Manokwari merupakan daerah
yang paling rawan gempa. Akan tetapi, secara
umum wilayah Papua Barat rawan terhadap
gempa bumi.
Pada kurun tahun 2009 sampai 2014, jumlah
kejadian gempa tertinggi terjadi pada tahun 2009
yaitu sebanyak 551 kejadian dan terendah terjadi
pada tahun 2013 yaitu sebanyak 200 kejadian.
Pada umumnya kejadian gempa tertinggi terjadi
pada bulan Januari dan terendah pada bulan
Agustus. Kabupaten Tambrauw mengalami
kejadian gempa terbanyak sepanjang tahun
2009 - 2014 dibanding kabupaten lainnya, hal
ini disebabkan Kabupaten Tambrauw dilalui oleh
garis patahan (sesar). Beberapa kabupaten yang
mengalami kejadian gempa cukup tinggi antara
lain Kabupaten Manokwari Selatan, Kabupaten
Manokwari, Kota Sorong, dan Kabupaten
Rajaampat. Sedangkan Kabupaten Fakfak,
Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk
Bintuni, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten
Sorong Selatan mengalami kejadian gempa
sangat sedikit pada periode ini.

ATLAS OVERVIEW
145
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
146
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
147
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Bahan tambang mineral di Papua Barat cukup melimpah, di antaranya: besi, kobalt, dan nikel.
Sumber: BIG, 2016

Bahan Mineral
Pulau Papua terbentuk sejak jutaan tahun a) Kapur Atas sampai Eosen
yang lalu sebagai hasil benturan Lempeng Benua (Umur 96–36 juta tahun yang lalu)
Australia (Australia Plate) yang bergerak ke utara
Bahan mineral yang pembentukannya
dengan Lempeng Pasifik (Pacific Crustal Plate)
dari zaman ini berasosiasi dengan granit
yang bergerak ke arah barat. Benturan kedua
plutonik-dalam yang tererosi dan membawa
lempeng tersebut mengakibatkan penerobosan
potensi cadangan mineral uranium, thorium,
batuan beku dengan komposisi sedang ke dalam
kobal, nikel, dan besi.
batuan sedimen di atasnya, yang memungkinkan
b) Oligosen-Miosen Bawah
terbentuknya mineralisasi logam yang berasosiasi
dengan perak dan emas. Konsentrasi mineral- (Umur 36–16,2 juta tahun yang lalu)
mineral logam diperkirakan terdapat pada lajur Bahan mineral yang pembentukannya
Pegunungan Tengah Papua. dari zaman ini berasosiasi dengan batuan
Persebaran bahan mineral di Pulau Papua ultramafik yang mengandung laterit, nikel,
dibagi berdasarkan usia pembentukannya: dan kobal.

ATLAS OVERVIEW
148
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
c) Miosen Tengah-Miosen Atas kelompok batu gamping Papua Nugini yang
(Umur 16,2–5,2 juta tahun yang lalu) mengandung Cu dan Au melalui proses
hipogene hidrotermal.
Bahan mineral yang pembentukannya dari
zaman ini berasosiasi dengan batuan intrusi Adapun berdasarkan Peta Neraca Mineral dan
intermediet, seperti diorit dan granodiorit, Batubara Nasional Kementrian ESDM tahun 2011,
yang menerobos batuan vulkanik andesit sebaran bahan mineral di Papua Barat hanya ada di
dan basaltik yang mengandung Au (emas) ujung kepala burung Pulau Papua, yaitu di Kabupaten
dan logam dasar (seperti Fe, Cu). Rajaampat. Jenis bahan mineral yang banyak
d) Pliosen-Pleistosen terkandung di sana adalah besi, kobal, dan nikel.
(Umur 5,2–1,62 juta tahun yang lalu) Berdasarkan data BPS tahun 2015, sejak
Bahan mineral yang pembentukannya dari tahun 2012 hingga 2014, belum ada usaha sektor
zaman ini berasosiasi dengan batuan intrusi pertambangan dan penggalian yang dilakukan
diorit dan granodiorit yang menerobos oleh masyarakat di Provinsi Papua Barat.

ATLAS OVERVIEW
149
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
150
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
151
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Aspek
Ekonomi
ATLAS OVERVIEW
152
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pelabuhan Sorong
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
153
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Infrastruktur
Infrastruktur adalah sarana prasarana yang mendukung kegiatan ekonomi dan aktivitas masyarakat
di hampir semua sektor. Infrastruktur yang memadai akan mendorong berkembangnya kehidupan sosial
ekonomi di suatu wilayah. Secara ekonomi, infrastruktur yang menjadi prasyarat adalah transportasi yang
mencakup jalan, pelabuhan, dan bandara.

Tabel Panjang Jalan Menurut Status di Provinsi Papua Barat


Jalan Total Panjang
Kabupaten/Kota Jalan Negara (km) Jalan Provinsi (km)
Kabupaten (km) Jalan (km)
Fakfak 0 151.500 729.842 881.342
Kaimana 50.550 75.690 118.520 244.760
Teluk Wondama 0 30.000 24.040 27 040
Teluk Bintuni 281.900 119.500 958.360 1 359.760
Manokwari 285.841 85.700 1.019.564 1.391.105
Sorong Selatan 0 40.000 408.900 448.900
Sorong 176.420 174.000 1.252.000 1.602.420
Rajaampat 0 0 205.452 205.452
Tambrauw 73.600 64.500 54.780 192.880
Maybrat 0 0 589.030 589.030
Manokwari Selatan - - - -
Pegunungan Arfak - - - -
Kota/Municipality
Sorong 18.000 17.000 297.300 332.300

Papua Barat 2013 886.311 730.890 5.657.788 7.274.989

Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
154
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Transportasi laut berperan sangat penting bagi perekonomian Papua Barat. Sebagian besar mobilitas orang dan barang, baik
yang masuk maupun yang keluar wilayah Papua Barat, masih menggunakan transportasi laut.
Sumber: BIG, 2016

Jalan Bandar Udara Domine Eduard Osok Sorong


Sumber: BIG, 2016
Jalan merupakan sarana vital dalam mendukung
perkembangan wilayah. Kemudahan akses tempat
dan mobilitas penduduk karena ketersediaan
infrastruktur jalan akan memberikan dampak positif
bagi perekonomian.
Berdasarkan data BPS tahun 2015, panjang jalan
nasional atau jalan negara di Provinsi Papua Barat
adalah 886.311 km dan panjang jalan provinsi adalah
730.890 km. Apabila dibandingkan dengan jumlah
panjang jalan di seluruh provinsi, persentase jalan
nasional dan jalan kabupaten masih sekitar 22%.
Dari perkerasan jalan, sebanyak 23% telah
diaspal, 25 % dikerikil, dan sisanya masih merupakan
jalan tanah dan lainnya. (BPS, 2015) Jalan Provinsi di Kota Sorong
Sumber: BIG, 2016
Berdasarkan fungsinya, klasifikasi jalan dibagi
menjadi 3, yaitu jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan muara sungai besar. Pelabuhan regional tersebut
lokal. Sebagian besar jalan arteri berstatus sebagai ada di Pam, Rajaampat, Waliam, Manokwari, Wasior,
jalan nasional, jalan kolektor adalah jalan provinsi, Kaimana, dan Torea Fakfak .
sedangkan jalan lokal adalah jalan kabupaten.
Bandara
Pelabuhan
Untuk transportasi udara, ada delapan bandar
Selain transportasi darat, transportasi laut juga udara domestik dan 10 bandar udara perintis
memegang peranan penting untuk lalu lintas arus yang melayanai penerbangan lokal dan domestik.
barang dan penumpang antarkabupaten/kota di Bandar udara domestik yang tersebar di Papua
Papua Barat. Ada tujuh pelabuhan regional dan Barat adalah Afiat, Moskona Barat, Merdey, Meyado,
21 pelabuhan lokal yang tersebar di pantai dan Rendani, Lima Fakfak, Kokas dan Kaimana.

ATLAS OVERVIEW
155
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
156
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
157
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Papua Barat memiliki kawasan strategis yang beragam, di antaranya kawasan strategis fungsi dan daya lingkungan hidup.
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
158
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kawasan Strategis
Kawasan strategis nasional dan provinsi
dari sudut kepentingan pertahanan dan
keamanan adalah Pulau Fani, yang merupakan
pulau terluar berbatasan dengan negara Palau.

Kawasan strategis ekonomi, yaitu kawasan-


kawasan berikut ini.
• SWP I, yaitu Kawasan Pengembangan
Tanaman Hortikultura Dataran Tinggi
Anggi, Kawasan Pengembangan
Wisata Bahari Wondama, dan Kawasan
Pengembangan Peternakan Sapi
Kebar.
• SWP II, yaitu Pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, Kawasan
Pengembangan Bioetanol Sorong
Selatan, dan Kawasan Pengembangan
Minyak dan Gas Bintuni.
• SWP III, yaitu Kawasan Pariwisata
Bahari Rajaampat dan Kawasan
Pengembangan Minapolitan
Rajaampat.
• SWP IV, yaitu Kawasan Pengembangan
Peternakan Sapi Bomberai, Kawasan
Pengembangan Agropolitan Fakfak,
dan Kawasan Pengembangan Wisata
Bahari Kaimana.
Kawasan strategis sosial budaya, yaitu
Kawasan di Pegunungan Arfak dan Pulau
Mansinam.
Kawasan strategis fungsi dan daya
lingkungan hidup, yaitu Kabupaten Manokwari
(Pegunungan Tambrauw dan Arfak), Teluk
Wondama (Taman Nasional Laut Teluk
Cendrawasih), Kabupaten Bintuni (kawasan
Teluk Bintuni sebagai tempat perlindungan
ekosistem mangrove), Kawasan Konservasi
Penyu Belimbing di Pantai Jamursba Medi,
dan Kawasan Perairan Kepulauan Rajaampat
(perlindungan ekosistem laut dan terumbu
karang).

ATLAS OVERVIEW
159
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
160
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
161
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tanaman padi menjadi salah satu produk unggulan sektor pertanian di Papua Barat.
Sumber: BIG, 2016

Pertanian dan Komoditas Unggulan


Kegiatan pertanian di Papua Barat meliputi sawah, ladang, perkebunan, perikanan, dan peternakan.
Menurut data penggunaan lahan dari Peta Rupabumi Indonesia tahun 2012, luas lahan pertanian di
Papua Barat adalah seluas 155.390,99 ha. Lahan pertanian tersebut sebagian besar adalah ladang dan
perkebunan. Luas ladang yang terdapat di Papua Barat adalah 110.572,46 ha dan 6.569,82 ha. Luas lahan
sawah hanya terdapat 1.905,19 ha di Kabupaten Manokwari.

Tabel Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Padi Di Papua Barat


No Kabupaten/Kota Luas Panen (ha) Produksi (ton) Hasil per Hektar(kw/ha)
1 Fakfak 145 673 46,40
2 Kaimana 25 74 29,60
3 Teluk Wondama 44 146 33,18
4 Teluk Bintuni 330 1.427 43,23
5 Manokwari 2.481 9.862 39,75
6 Sorong Selatan 295 795 26,96
7 Sorong 1.936 8.051 41,58
8 Rajaampat 102 462 45,27
9 Tambrauw 102 266 26,12
10 Maybrat 3 8 26,10
11 Manokwari Selatan 1.417 5.901 41,65
12 Pegunungan Arfak - - -
13 Sorong - - -
Papua Barat 6.880 27.665 40,21
Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

Padi ladang dan padi sawah adalah komoditas unggulan di beberapa kabupaten di Papua Barat.
Seperti tergambarkan dalam peta, kabupaten dengan komoditas unggulan padi sawah adalah Kabupaten
Manokwari dan Kabupaten Manokwari Selatan. Sedangkan Padi ladang merupakan komoditas unggulan
di Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Tambraw.

ATLAS OVERVIEW
162
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tanaman Pangan
Ubi jalar adalah salah satu tanaman pangan yang banyak dikembangkan di Papua Barat. Di Kabupaten
Maybrat, ubi jalar merupakan komoditas unggulan.

Tabel Produksi Tanaman Pangan Non Padi di Provinsi Papua Barat


Kacang
No Kabupaten/Kota Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai
Tanah
1 Fakfak 125 - - 144 -
2 Kaimana 16 157 250 11 1
3 Teluk Wondama 50 222 90 43 14
4 Teluk Bintuni 177 425 912 72 14
5 Manokwari 435 1.592 2.590 435 123
6 Sorong Selatan 12 505 300 29 21
7 Sorong 740 1.870 2.079 98 72
8 Rajaampat 401 2.062 2.833 5 205
9 Tambrauw 177 189 205 - 45
10 Maybrat 128 500 778 44 104
11 Manokwari Selatan 142 819 616 63 42
12 Pegunungan Arfak - - - - -
13 Sorong 48 2.826 1.174 - -
Papua 2.450 11.169 11.826 945 641
Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

Produksi tertinggi di beberapa kabupaten adalah komoditas buah-buahan antara lain duku, durian,
nanas dan pisang. Seperti tergambar dalam peta, pisang, misalnya adalah produk unggulan di Kota Sorong.

Tabel Produksi Tanaman Buah-buahan di Provinsi Papua Barat


No Kabupaten/Kota Duku Durian Nanas Pisang
1 Fakfak - - - -
2 Kaimana - - 43 1.411
3 Teluk Wondama 1.173 374 38 2.064
4 Teluk Bintuni 148 552 126 1.005
5 Manokwari 205 733 87 3.884
6 Sorong Selatan - - 15 367
7 Sorong - - - -
8 Rajaampat 306 9.339 41 2.539
9 Tambrauw - - - -
10 Maybrat - 31 8 57
11 Manokwari Selatan 112 168 42 84
12 Pegunungan Arfak - - - -
13 Sorong -
Papua Barat 1.944 12.585 499 16.142
Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
163
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Perkebunan perkebunan lainnya. Komoditas ini jika dikembangkan
Produksi kelapa (kelapa buah) merupakan salah lebih intensif akan memberikan manfaat ekonomi
satu produk perkebunan tertinggi di Papua Barat. yang besar karena memiliki nilai jual yang tinggi.
Kelapa tumbuh hampir merata di semua wilayah Kelapa sawit merupakan komoditas yang
Papua Barat, terutama wilayah pulau-pulau kecil dan memiliki luas tanam dan produksi tertinggi di Papua
pesisir, wilayah pantai dan dataran rendah. Buah Barat. Disamping itu, tanaman ini juga memiliki nilai
kelapa belum diolah secara intensif, terutama untuk jual yang tinggi karena meningkatnya kebutuhan
menghasilkan minyak goreng skala perusahaan, CPO sebagai salah satu bahan bakar energi alternatif
namun baru dimanfaatkan secara kecil-kecilan dan untuk otomotif. Pengolahan biji sawit masih pada
yang paling banyak adalah pemanfaatan santan tahap pengolahan produk cruide palm oil (CPO).
kelapa untuk kebutuhan rumah tangga.
Sagu sebagai makanan utama penduduk Papua
Tanaman kakao merupakan salah satu Barat adalah salah satu hasil perkebunan, terutama
komoditas perkebunan yang menonjol. Selain perkebunan rakyat. Pada tahun 2014, produksi sagu
dikembangkan oleh perkebunan besar, cokelat sebesar 843 ton dihasilkan pada lahan seluas 1957
juga dikembangkan oleh perkebunan rakyat dan ha yang tersebar di Kabupaten Rajaampat, Sorong,
terdapat di Kabupten Manokwari, yaitu di sekitar Sorong Selatan dan Teluk Bintuni.
Oransbari, Ransiki, Warmare, dan Prafi.
Kopi dan cengkeh memiliki luas tanam yang Peternakan
termasuk kecil dibandingkan dengan komoditas Komoditas peternakan yang ada di Papua Barat

ATLAS OVERVIEW
164
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pertanian menjadi salah satu sektor andalan di Provinsi Papua Barat.
Sumber: BIG, 2016

adalah sapi, kambing, babi, dan jenis unggas (ayam Cina, India, Jepang, Hongkong, dan Korea Selatan.
buras dan itik) kecuali ayam ras pedaging dan ayam Pengolahan dan distribusi hasil-hasil hutan tersebut
kampung. Jenis unggas merupakan populasi ternak melalui jalur Pelabuhan Manokwari dan Pelabuhan
terbesar, terutama ayam buras dan ayam pedaging Tanjung Perak Surabaya.
dengan persentase sebesar 92,73%. Jenis ternak
Kegiatan pemanfaatan hutan dilakukan oleh
lain yang dikembangkan dan dikonsumsi adalah
perusahaan-perusahaan. Teluk Bintuni memiliki jumlah
sapi dan babi, masing-masing 2,08% dan 4,22%.
lahan terluas untuk penebangan yang dilakukan oleh
Kabupaten penghasil ternak unggas maupun jenis
perusaahan HPH yaitu seluas 50.843,50 Ha dengan
ternak lainnya yang terbesar adalah Kabupaten
produksi kayu mencapai 157.738,54 m³.
Manokwari dan Kabupaten Sorong.
Perikanan
Kehutanan
Jenis-jenis ikan yang cukup dominan di
Hasil hutan di Papua Barat antara lain beberapa Papua Barat adalah teri, cakalang, tenggiri, dan
jenis kayu yang bernilai ekonomis, seperti merbau, madidhang. Tahun 2014 ikan cakalang merupakan
matoa, nyatoh, pulai, mersawa, resak, medang, jenis yang paling banyak ditangkap dengan nilai
dan bintangur. Selain itu, ada pula produksi hutan produksi sebesar 12.819,2 ton, ikan madidihang
nonkayu, seperti rotan, kulit masohi, kulit lawang, sebanyak 7.841,2 ton, ikan tenggiri sebanyak 7.105,6
gahau, sagu, kayu kemenyan. Hasil produksi hutan ton. Produksi tambak yang dominan adalah udang
di Papua Barat sebagian besar diekspor ke negara windu, dengan hasil produksi 2.640 ton.
lain. Negara tujuan ekspor di antaranya: negara

ATLAS OVERVIEW
165
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
166
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
167
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Wisata Pantai Pulau Biru di Manokwari
Sumber: BIG, 2016

Pariwisata
Papua Barat kini menjadi tujuan wisata yang meanrik dengan potensi
pariwisata yang lengkap, berupa alam (flora dan fauna) yang masih asli, budaya
yang khas dan unik, serta wisata bahari yang tak kalah menarik dengan daerah
lain. Secara umum, wisata di Papua Barat dibagi dalam kelompok wisata alam
dan pantai serta wisata budaya. Wisata alam mencakup kegiatan wisata yang
berhubungan dengan alam terbuka. yang masih sangat asli. di Papua Barat,
seperti Hutan Cagar Alam Pegunungan Arfak (68.325 ha) dan Cagar Alam
Pegununan Tamrau Selatan (435.776 ha).
Wisata pantai mencakup kegiatan yang berhubungan dengan pantai
Papua Barat yang terkenal masih alami dan belum banyak terjamah.
Berikut adalah tabel sebaran tempat wisata di Provinsi Papua seperti
tergambar dalam peta berikut.

Tabel Tempat Wisata di Provinsi Papua Barat

No Kabupaten/Kota Potensi Kawasan Wisata

cagar alam peg tambraw, cagar alam pegunungan


1 Wisata Alam
Arfak
2 Wisata Pantai pantai mubrani-kaironi, pantai sidey-wabian
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat, BPS 2012

ATLAS OVERVIEW
168
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Wisata alam lain sangat potensial untuk lainnya, seperti Hutan Suaka Margasatwa Pantai
dikembangkan antara lain adalah obyek wisata Mubrani–Kaironi (170 ha) dan Suaka Margasatwa
Danau Anggi, Danau Kabori, Gunung Meja, dan Pantai Sidey–Wabian (157 ha).
sumber air panas di Kebar.
Di sisi lain, Papua Barat kaya akan budaya
Wisata pantai yang saat ini menjadi primadona lokal yang dapat ditonjolkan sebagai unsur wisata
adalah kawasan Rajaampat dengan gugusan budaya. Ada sekitar 67 suku yang di dalamnya
pulau-pulau dengan pantai yang sangat jernih dan terdiri atas beberapa klan. Dari setiap suku atau
memiliki sumberdaya laut yang sangat kaya. Spesies klan itu, berkembang budaya unik masing-masing
koral di sini diklaim sebagai salah satu yang terkaya yang sangat menarik sebagai unsur wisata di
di dunia. Selain itu, ada pula objek wisata pantai Papua Barat.

Gereja Lama Mansinam Wisata Alam Pegunungan Arfak


Sumber: BIG, 2016 Sumber: BIG, 2016

Patung Kristus Raja


Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
169
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
170
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
171
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kota Sorong memiliki nilai PDRB Perkapita tertinggi di Provinsi Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
172
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Produk Domestik Regional Bruto
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat menggambarkan
keadaan ekonomi suatu wilayah. Nilai PDRB dapat dihitung atas dasar harga
berlaku atau atas dasar harga konstan. Jika atas dasar harga berlaku, PDRB
dapat menunjukkan nilai tambah suatu barang/jasa yang dihitung berdasarkan
harga yang berlaku setiap tahunnya sehingga dapat diketahui pergeseran
atau struktur ekonomi suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Jika atas
dasar harga konstan, PDRB dapat menunjukkan nilai tambah suatu barang/
jasa berdasarkan harga pada tahun tertentu yang dijadikan dasar sehingga dapat
diketahui pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dari satu periode ke periode lainnya.
PDRB perkapita adalah nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun di daerah yang bersangkutan. PDRB perkapita digunakan
untuk mengetahui tingkat perkembangan pendapatan penduduk suatu daerah
secara rata- rata.
Pada tahun 2015, jumlah PDRB Papua Barat atas dasar harga berlaku
sebesar Rp 40.280.859,80 ( juta). Berdasarkan sebarannya per kabupaten,
Kota Sorong dan Kabupaten Sorong mencapai nilai PDRB tertinggi, sedangkan
Kabupaten Tambraw dan Maybrat dengan nilai PDRB terendah.

Tabel PDRB Perkapita Tahun 2012- 2014 dan PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku Tahun 2015 Provinsi Papua Barat
PDRB ( juta
PDRB Perkapita (rupiah)
Kabupaten/Kota rupiah)
2012 2013 2014 2015
Fakfak 35.874,043 40.212,378 44.434,434 3.656.250,08
Kaimana 20.896,886 23.247,260 24.588,331 1.491.646,20
Teluk Wondama 28.502,599 31.650,263 34.030,711 1.135.465,97
Bintuni 28.608,626 31.116,137 33.228,022 2.203.001,92
Manokwari 32.259,893 36.368,061 39.919,570 7.078.742,61
Sorong Selatan 22.886,515 25.065,131 27.378,585 1.319.656,58
Kab. Sorong 103.965,052 105.600,420 108.099,966 9.769.901,98
Kab. Rajaampat 44.530,067 47.457,158 50.034,553 2.573.465,22
Tambrauw 8.470,908 9.349,378 10.387,371 158.394,95
Maybrat 9.890,604 10.685,823 11.507,749 483.699,22
Kota Sorong 31.303,033 36.153,372 41.204,363 10.410.635,09
Papua Barat 33.380,747 36.082,307 38.619,423 40.280.859,80
Sumber: PDRB Provinsi Papua Barat dalam Simreg Bappenas 2015

Sementara itu, nilai PDRB per kapita selama kurun waktu 2012 hingga
2014 cenderung mengalami peningkatan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi
Papua Barat. Kabupaten Sorong memiliki nilai PDRB per kapita tertinggi, lebih
tinggi dari Kota Sorong yang memiliki nilai PDRB tertinggi.

ATLAS OVERVIEW
173
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
174
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
175
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pabrik semen di Kota Sorong, salah satu industri besar di Provinsi Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
176
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sebaran Industri
Sektor industri pengolahan merupakan sektor penyumbang
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) terbesar untuk
kelompok sektor sekunder.
Berdasarkan kemampuan menyerap tenaga kerja, industri
digolongkan menjadi empat kategori: industri besar, sedang,
kecil, dan rumah tangga atau industri mikro. Menurut data BPS
dalam Rekapitulasi Data Potensi Industri 2015 industri mikro
yang tercatat hanya berada di kota Sorong, yaitu sebanyak 605.
Di luar industri mikro yang tercatat, industri yang paling
banyak menyerap tenaga kerja berada di Kabupaten
Manokwari. Dari segi jumlah unit usaha, industri di kabupaten
Manokwari sedikit lebih rendah dibandingkan Kabupaten
Sorong. Meski demikian, nilai investasi Kabupaten Sorong lebih
besar daripada Kabupaten Manokwari. Hal ini disebabkan jenis
industri yang ada di Kabupaten Sorong lebih mengarah kepada
industri menengah dan industri besar.

Terminal BBM di Sorong, penyokong industri Papua Barat


Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
177
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
178
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
179
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Pusat pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pengembangan sistem perkotaan mulai dari tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga lingkungan yg lebih kecil dibawahnya. Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditentukan doleh RTRW Nasional (PP No 26 Tahun 2008
tentang Tata Ruang Wilayah Nasional), sedangkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan oleh provinsi. Pusat
pertumbuhan ekonomi Papua Barat adalah sebagai berikut:
a. PKN adalah kawsan perkotaan yang berfungsi melayani kegiatan berskala nasional, atau beberapa
provinsi. PKN Papua Barat ditetapkan di Kota Sorong.
b. PKW kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan yang melayani
skala provinsi atau beberapa kabupaten, yaitu Manokwari, Fakfak dan Ayamaru.

ATLAS OVERVIEW
180
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Laju pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat menyebabkan munculnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Sumber: BIG, 2016

c. PKL kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan yang melayani
skala kabupaten atau beberapa kecamatan, yaitu kota Teminabuan (Sorong Selatan), Aimas
(Kabupaten Sorong), Kaimana (Kabupaten Kaimana), Bintuni (Kabupaten Teluk Bintuni), Waisai
(Kabupaten Raja Ampat), Raisei (Kabupaten Teluk Wondama), Fef (Kabupaten Tambraw) dan
Kumurkek (Kabupaten Maybrat)
d. PKLp atau merupakan kawasan yang dalam jangka waktu tertentu akanm diusulkan menjadi PKL,
yaitu kota Manokwari Selatan (Ransiki) dan Anggi (Pegunungan Arfak).

ATLAS OVERVIEW
181
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
182
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
183
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Aspek
Sosial Budaya
ATLAS OVERVIEW
184
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Vihara Budha Jayanti di Sorong
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
185
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kependudukan
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data Proyeksi Penduduk tahun 2010—2020, jumlah penduduk Papua Barat Tahun 2014
mencapai 871.510 jiwa, dengan rincian: laki-laki sebanyak 459.271 jiwa (52,70%) dan perempuan sebanyak
412.239 jiwa (47,30%).
Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kota Sorong yang mencapai jumlah 225.588 jiwa (25,88%) dan
Kabupaten Manokwari mencapai 158.326 jiwa (18,17%), sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di
Kabupaten Tambrauw yang hanya mencapai 13.615 jiwa (1,56%) saja.

Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Papua Barat cukup bervariatif, mengingat provinsi ini terdiri atas 13 kabupaten/kota.
Papua Barat memiliki kepadatan penduduk rata-rata mencapai 7,22 jiwa per km2.
Seperti halnya di Kabupaten Tambrauw yang kepadatan penduduknya hanya mencapai 1,18 jiwa per km2,
Kabupaten Teluk Wondama hanya 1,99 jiwa per km2, disusul oleh Kabupaten Kaimana yang mencapai 2,93 jiwa per
km2. Kabupaten Manokwari Selatan merupakan kabupaten terakhir yang memiliki kepadatan penduduk di bawah
10 jiwa per km2, yaitu hanya mencapai angka 7,79 jiwa per km2. Kabupaten Pegunungan Arfak dan Manokwari
memiliki rentang kepadatan penduduk 10—35 jiwa per km2. Hanya Kota Sorong yang memiliki kepadatan
penduduk sangat besar, yaitu mencapai 204,15 jiwa per km2.

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk Provinsi Papua Barat

Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan


Wilayah Luas wilayah (km2) Penduduk
f % (Jiwa/km2)

Fakfak 73.468,00 8,43 14.320,00 5,13

Kaimana 54.165,00 6,22 18.500,00 2,93

Teluk Wondama 29.791,00 3,42 14.953,80 1,99

Teluk Bintuni 59.196,00 6,79 18.637,00 3,18

Manokwari 158.326,00 18,17 4.650,32 34,05

Sorong Selatan 43.036,00 4,94 7.789,92 5,52

Sorong 80.695,00 9,26 12.159,42 6,64

Rajaampat 45.923,00 5,27 6.084,50 7,55

Tambrauw 13.615,00 1,56 11.529,19 1,18

Maybrat 37.529,00 4,31 5.461,69 6,87

Manokwari Selatan 21.907,00 2,51 2.812,44 7,79

Pegunungan Arfak 28.271,00 3,24 2.773,74 10,19

Kota Sorong 225.588,00 25,88 1.105,00 204,15

Papua Barat 871.510,00 100,00 120.777,02 7,22

Sumber : BPS Provinsi Papua Barat (Papua Barat dalam Angka 2015)

ATLAS OVERVIEW
186
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pemukiman Penduduk di Provinsi Papua Barat
Sumber: BIG, 2016

Rasio Jenis Kelamin


Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk
perempuan. Nilai rasio lebih dari 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah
penduduk perempuan, dan sebaliknya. Rasio jenis kelamin di Papua Barat pada tahun 2014 adalah 110,97
dan secara keseluruhan memiliki angka diatas 100. Rasio jenis kelamin tertinggi terdapat di Kabupaten
Teluk Bintuni, yaitu sebesar 124,18, sedangkan rasio terendah adalah di Kabupaten Pegunungan Arfak,
yaitu sebesar 100,07.
Tabel Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Provinsi Papua

Jumlah Penduduk
No Kabupaten/Kota Sex Rasio
Laki-laki Perempuan Total

1 Fakfak 38.118 34.071 72.189 111,88


2 Kaimana 28.073 24.400 52.473 115,05
3 Teluk Wondama 15.584 13.514 29.098 115,32
4 Teluk Bintuni 32.085 25.837 57.972 124,18
5 Manokwari 81.911 72.382 154.296 113,16
6 Sorong Selatan 21.905 20.123 42.028 108,86
7 Sorong 41.624 37.074 78.698 112,27
8 Rajaampat 24.007 21.303 45.310 112,69
9 Tambrauw 6.986 6.511 13.497 107,30
10 Maybrat 18.611 17.990 36.601 103,45
11 Manokwari Selatan 11.107 10.175 21.282 109,16
12 Pegunungan Arfak 13.813 13.803 27.616 100,07
13 Kota Sorong 114.215 104.584 218.799 109,21
Papua Barat 448.039 401.767 849.859 110,97
Sumber: Papua Barat dalam Angka, BPS 2015

ATLAS OVERVIEW
187
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
188
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
189
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sarana dan Prasarana Kesehatan

BUMN Pertamina menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Papua Barat


Sumber: BIG, 2016

Berdasarkan data BPS Papua Barat Tahun 2014, Kota Sorong merupakan daerah yang memiliki fasilitas
kesehatan RSU paling banyak, yang mencapai total 5 rumah sakit, Kabupaten Manokwari dan Sorong
memiliki jumlah rumah sakit pada rentang 2—3 unit, sedangkan kabupaten/kota lainnya hanya memiliki 1
rumah sakit.
Berdasarkan data BPS tahun 2014, jumlah puskesmas di Papua Barat sebanyak 151 unit dengan
sebaran terbanyak berada di Kabupaten Teluk Bintuni, Sorong Selatan, Sorong, dan Kabupaten Rajaampat
dengan rentang jumlah 15—20 unit. Kabupaten lainnya memiliki puskesmas pada rentang 5—15 unit.
Hanya Kabupaten Manokwari Selatan yang memiliki puskesmas hanya 4 unit.
Jumlah Unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Papua Barat mencapai jumlah 1.098 unit, dengan
jumlah terbanyak di Kabupaten Manokwari, yaitu 200 unit, dan paling sedikit di Kabupaten Tambrauw
yang hanya mencapai 19 unit.
Ketersediaan tenaga medis (dokter umum dan dokter gigi) serta paramedis lainnya di Papua Barat
pada tahun 2014 tercatat sebanyak 2.225 orang, terdiri atas 274 dokter dan 1.951 paramedis

ATLAS OVERVIEW
190
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Sarana dan Prasarana Kesehatan di Provinsi Papua Barat
Jumlah Dokter
Jumlah
Jumlah Jumlah (Umum dan Jumlah Paramedis
Wilayah Rumah
Puskesmas Posyandu Gigi) Per Kab./ Per Kab./Kota
Sakit
Kota

Fakfak 1 10 137 24 331

Kaimana 1 8 90 12 136

Teluk Wondama 1 6 76 8 156

Teluk Bintuni 1 20 134 46 255

Manokwari 3 13 200 19 217

Sorong Selatan 1 15 106 21 151

Sorong 2 17 136 38 221

Rajaampat 1 19 - 30 252

Tambrauw 0 10 19 2 35

Maybrat 0 14 66 4 107

Manokwari Selatan 0 4 29 1 21

Pegunungan Arfak 0 9 - - -

Kota Sorong 5 6 105 69 69

Papua Barat 16 151 1.098 274 1.951


Sumber : Papua Barat dalam angka, BPS 2015

Pemerintah Daerah Manokwari menyediakan layanan kesehatan


berupa rumah sakit umum daerah
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
191
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
192
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
193
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Papua Barat memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang cukup memadai
Sumber: BIG, 2016

Sarana dan Prasarana Pendidikan


Berdasarkan data BPS Papua Barat tahun 2014, jumlah Sekolah Dasar (SD) di Papua Barat
mencapai 1.016 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 271 unit, Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebanyak 112 unit, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 48 unit.
Jumlah sarana terbanyak, untuk tingkat SD dan SMP terdapat di Kabupaten Sorong dengan jumlah
masing-masing 123 dan 36 unit sekolah. Untuk tingkat SMA dan SMK jumlah terbanyak terdapat di
Kota Sorong dengan jumlah masing-masing 19 unit dan 13 unit.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, jumlah murid SD/MI selama tahun
2013/2014 mencapai 131.977 siswa, sedangkan tenaga guru sebanyak 7.485 orang. ini berarti tiap
guru SD/MI dapat mengajar rata-rata 17,63 murid. Pada tingkat SLTP/MTs, jumlah murid 43.655 orang

ATLAS OVERVIEW
194
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
di tahun 2013/2014 dengan jumlah guru 3.598 orang, berarti tiap guru SLTP/MTs dapat mengajar
rata-rata 12,13 murid. Jumlah murid pada jenjang SMU/MA mencapai 23.876 orang di tahun 2013/2014,
sedangkan jumlah guru yang mengajar di jenjang SMU/MA sebanyak 2.176 orang, sehingga rasio murid-
guru sebesar 10,97. Adapun di jenjang SMK, muridnya mencapai jumlah 10.832, dididik oleh tenaga guru
sebanyak 1.181 orang, yang berarti rasio murid-guru sebesar 9,17.

Tabel Sarana dan Prasarana Pendidikan di Provinsi Papua Barat


Jumlah Penduduk
Jumlah Guru Rasio Murid dan Guru
(Jiwa)
Wilayah
f % SD SMP SMA SMK SD SMP SMA SMK

Fakfak 73.468 8,43 881 365 194 79 12,24 10,41 12,24 8,11
Kaimana 54.165 6,22 505 230 115 86 18,57 12,26 14,25 6,85
Teluk Wondama 29.791 3,42 339 130 70 34 15,40 13,68 11,81 5,35
Teluk Bintuni 59.196 6,79 544 308 191 23 18,18 10,78 8,55 20,48
Manokwari 158.326 18,17 1215 564 383 273 18,90 14,31 13,45 9,36
Sorong Selatan 43.036 4,94 516 250 106 75 17,09 9,30 9,46 7,01
Sorong 80.695 9,26 911 439 299 166 14,64 10,32 8,70 8,78
Rajaampat 45.923 5,27 405 256 164 53 23,16 11,05 9,10 5,34
Tambrauw 13.615 1,56 239 110 42 14 15,77 9,06 8,17 7,00
Maybrat 37.529 4,31 263 142 56 16 17,41 8,03 7,68 2,50
Manokwari
21.907 2,51 219 97 82 11 17,09 11,88 9,55 8,00
Selatan
Pegunungan
28.271 3,24 271 106 33 6 26,12 13,11 12,55 5,00
Arfak
Kota Sorong 225.588 25,88 1177 601 441 345 19,58 15,81 11,76 11,22
Papua Barat 871.510 100,00 7,485 3,598 2,176 1,181 17,63 12,13 10,97 9,17
Sumber: BPS Provinsi Papua (Papua dalam Angka 2015)

ATLAS OVERVIEW
195
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
196
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
197
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk usia kerja di Papua Barat selama tahun 2014 sebanyak 380.463 orang atau 43,66%
dari total penduduk.
Persentase terbesar penduduk usia kerja di Papua Barat berada di Kabupaten Pegunungan Arfak,
yang mencapai jumlah 17.608 jiwa (62,28%). Adapun kabupaten/kota lainnya berada pada rentang 40%—
65% dan paling sedikit di Kabupaten Fakfak dan Kota Sorong, yang persentase usia kerjanya berada di
bawah 40,00% dari total penduduk di kabupaten/kota tersebut.
Penduduk yang bekerja di Papua Barat lebih banyak terserap ke dalam sektor pertanian, mencapai
jumlah 160.131 orang (42,09%) dari total penduduk usia kerja. Adapun sektor jasa menyerap penduduk

ATLAS OVERVIEW
198
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sektor jasa menyerap penduduk usia kerja di Papua Barat sebanyak 81.924 orang (21,53%).
Sumber: BIG, 2016

usia kerja di Papua Barat sebanyak 81.924 orang (21,53%).


Tingkat pengangguran tertinggi, yaitu pada persentase 10-20% ditemukan di Kota Sorong. Tingkat
pengangguran 5-10% ditemukan di kabupaten-kabupaten antara lain Kabupaten Manokwari, Kabupaten
Sorong, dan Kabupaten Teluk Bintuni. Sebaran tingkat pengangguran berbanding lurus dengan partisipasi
kerja seperti ditunjukkan pada peta berikut.
Di tingkat provinsi, ketersediaan lapangan kerja paling tinggi adalah di sektor pertanian. Sementara
apabila dilihat dari sisi jenis kelamin, sebagian besar lapangan kerja tersedia lebih banyak untuk tenaga
kerja laki-laki daripada tenaga kerjaperempuan.

ATLAS OVERVIEW
199
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
200
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
201
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Sebaran Suku dan Bahasa
Suku
Berdasarkan data sensus penduduk 2010, kelompok suku bangsa
yang dominan tinggal di Papua Barat adalah suku Papua dengan jumlah
387.816 jiwa (51,91%) dari total jumlah penduduk, disusul oleh suku Jawa
yang mencapai 111.274 jiwa (14,89%), berikutnya suku Maluku sebanyak
78.855 jiwa (10,55%), suku Sulawesi sebanyak 60.091 jiwa (8,04%), suku
Bugis sebanyak 40.046 jiwa (5,36%), suku Makasar sebanyak 17.025 jiwa
(2,28%), suku asal Nusatenggara Timur sebanyak 14.918 jiwa (2,00%), dan
suku Minahasa sebanyak 13.492 jiwa (1.81%). Kelompok suku bangsa lain,
seperti Batak, Sunda, dan Cina, hanya berada pada kisaran di bawah 1%
dari total penduduk di Papua Barat. Adapun penduduk asing yang tinggal
di Papua Barat hanya mencapai 428 jiwa (0,06%).

Tabel Asal Kelompok Suku Bangsa Penduduk di Provinsi Papua Barat


Papua Papua
Suku Asal Suku Asal
f % f %
Papua 387.816 51,91 Banten 890 0,12
Jawa 111.274 14,89 Lampung 811 0,11
Maluku 78.855 10,55 Sasak 698 0,09
Sulawesi lainnya 60.091 8,04 Kabau 565 0,08
Bugis 40.046 5,36 Dayak 525 0,07
Makassar 17.025 2,28 Sumatera 504 0,07
Suku asal Nusatenggara
14.918 2,00 asing/luar negeri 428 0,06
Timur
Minahasa 13.492 1,81 Betawi 389 0,05
Batak 7.186 0,96 Sumatera 369 0,05
Sunda 7.160 0,96 Aceh 333 0,04
Cina 2.425 0,32 Melayu 311 0,04
Suku asal Kalimantan 1.863 0,25 Banjar 165 0,02
Gorontalo 1.483 0,20 Nias 111 0,01
Suku asal Nusatenggara
1.427 0,19 Jambi 110 0,01
Barat
Madura 1.161 0,16 Cirebon 75 0,01
Bali 893 0,12
Sumber: BPS (Sensus Penduduk Indonesia 2010)

Berikut daftar suku-suku asli di Papua Barat.

Wilayah Adat Saireri


Kabupaten Teluk Wondama: Amberbaken, Mpur, Miyah, Manikion,
Dusner, Meoswar, Roon, Tandia, Wamesa, Yeretuar.

ATLAS OVERVIEW
202
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Suku asli Papua di kampung nelayan tambak garam, Sorong.
Sumber: BIG, 2016

Wilayah Adat Bomberai ke dalam dua phylum (fila) oleh ahli linguistik, yaitu fila
1. Kabupaten Manokwari: Doreri, Meyakh, bahasa Melanesia dan fila bahasa Non-Melanesia.
Sough, Hatam, Moile, Borai Bahasa Melanesia berhubungan dengan deretan
2. Kabupaten Sorong: Moy, Klabra, Abun, Kepulauan Melanesia yang melingkar mulai dari
Ifkasos, Tehit, Iwaro, Siri-siri, Maybrat, kepulauan di sebelah timur laut Papua hingga ke arah
Maysomara, Mare, Karon, Imeyoda, Seget, Timur Australia dan Kepulauan Fiji di sebalah utara
Moraid Selandia Baru. Jadi, wilayah Papua Barat yang berada
3. Kabupaten Sorong Selatan: Kais, Kokoda, pada deretan ini masuk dalam fila Melanesia. Adapun
Konda, Puragi, Sua Bau, Yahadian bahasa khas Papua fila Non-Melanesia tedapat di
wilayah Papua Barat tidak mempunyai hubungan
4. Kabupaten Rajaampat: Maya, Matbat,
linguistik dengan bahasa luar, kecuali dengan bahasa
Lengenyem, Ambel, Kawe, Duriankere, Gebe
di Pulau Timor, Alor, Pantar, dan Halmahera Utara
5. Kabupaten Teluk Bintuni: Sebyar, Kaburi, (Koentjaraningrat, 1994).
Kemberano, Mantion, Moninggo, Simuri,
Moskona Bahasa dalam fila Melanesia di Papua Barat
berada di wilayah belakang Leher Burung dan pulau-
Wilayah Adat Domberai pulau yang berhadapan dengan pantai Waropen,
1. Kabupaten Fakfak: Baham, Iha, Onin, Karas, Waropen Bawah dan Atas di sekitar Waren, Yapen
Buruai, Bedoanas, Erokowanas, Sekar Timur dan Barat serta pulau sekitarnya, Kepulauan
2. Kabupaten Kaimana: Mairasi, Madewana, Biak-Suntori, Pulau Numfor, Manokwari, sebagian
Kuri, Irarutu, Kamrau, Koiwai, Kuripasai, Napiti besar Kepulauan Rajaampat, sebagian Fakfak dan
Kaimana, serta kepulauan sekitar Kaimana. Bahasa
Dari 310 bahasa yang ada di Papua, di Provinsi dalam fila Non-Melanesia berada di wilayah sekitar
Papua Barat sendiri tercatat 67 bahasa dari 67 suku Teluk Cendrawasih, Kepala Burung bagian timur,
yang ada. Bahasa-bahasa di Papua diklasifikasikan dan sekitarnya.

ATLAS OVERVIEW
203
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Bahasa
Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010, sebagian besar
penduduk di Papua Barat menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa sehari-hari dalam berkomunikasi dengan anggota keluarganya.
Mereka mencapai jumlah 461.761 jiwa (70,01%). Adapun yang
menggunakan bahasa asing hanya mencapai 116 jiwa (0,02%).
Sisanya merupakan penduduk yang menggunakan bahasa daerah
dalam berkomunikasi sehari-hari yang mencapai jumlah 197.726
jiwa (29,98%).

Tabel Bahasa yang Digunakan Penduduk di Provinsi Papua Barat


Bahasa Yang Papua Barat
digunakan f %
Bahasa Indonesia 461.761 70,01
Bahasa Daerah: 197.726 29,98
Jawa 41.086 6,23
Sunda 1.724 0,26
Melayu 23 0,00
Madura 315 0,05
Minangkabau 9 0,00
Banjar 4 0,00
Bugis 2.803 0,42
Bahasa Daerah
151.878 23,03
Lainnya
Bahasa asing 116 0,02
Sumber : BPS (Sensus Penduduk Indonesia 2010)

Bahasa daerah yang terdapat di Papua Barat berjumlah sekitar 44


bahasa. Dalam satu kabupaten terdapat lebih dari satu bahasa, bahkan
setiap distrik dan kampung memiliki bahasa sendiri-sendiri.

Tabel Sebaran Bahasa di Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat


No Kota/Kabupaten Bahasa
1 Kabupaten Boven Digoel Yonggom
2 Kabupaten Fakfak Baham
Bedoanas (Baruan)-Erokwanas
Iha
Sekar-Onim
3 Kabupaten Kaimana Napiti
lrarutu
Mairasi
Mee Wosokuno
Sabakor (Buruwai)

ATLAS OVERVIEW
204
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
No Kota/Kabupaten Bahasa
Wau Arak
Yeresiam Kiruru
Kamberau (Bauana)
Koiwai
Miere
4 Kabupaten Manokwari Hatam
Sougb (Manikion)
Mpur
Hatam Mole
Meyah
5 Kabupaten Rajaampat Beser
Gebe
Matbat
Maya Legenyan-Kawei
Samate
Selegof
Wardo
6 Kabupaten Sorong Abun
Kalabra
Karon
Morald
7 Kabupaten Sorong lnanwalan
Selatan
Kokoda
Maibrat
Tehit
Kais
Puragi-Saga
Yahadian (Mugim)
8 Kabupaten Teluk Bintuni Damban (Ndamban)
Moskona
Kemberano
9 Kabupaten Teluk Ran
Wondama
10 Kabuputen Sorong Bahasa Sou
Selatan
11 Papua Yuafeta
Sumber : BPS (Sensus Penduduk Indonesia 2010)

ATLAS OVERVIEW
205
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Budaya Papua Barat
Secara budaya, masyarakat Papua Barat anyaman. Ada tiga macam tarian yang biasa
merupakan masyarakat virilokal, yaitu pria yang ditampilkan dalam upacara penting, yaitu tari mudi-
sudah menikah hidup bersama dalam satu rumah mudi, tari pesta, dan tari perang. Tiga macam tarian
(tumitsen) keluarga besar di rumah orangtuanya. itu dibagi dalam empat bentuk, yaitu:
Dalam satu rumah, bisa terdapat 3–5 keluarga. Jika a. Tup, ‘gerakan berputar di tempat, berjalan, atau
rumahnya tidak memadai, dibangunlah rumah lain berlari sambil bernyanyi’
yang berdekatan. Rumah itu secara garis besar b. Weantagawi, ‘gerakan dua orang yang
dibagi menjadi kamar pria (meiges), kamar wanita saling berhadapan sambil menghentakkan
(meraja), dan ruang duduk bersama (umersa). Di kaki bersama-sama serta gerakan maju dua
dalamnya masih ada satu tempat khusus untuk langkah dan mundur dua langkah sambil
upacara dan pesta adat (modambau). mengikuti irama’
Bentuk budaya lain dari masyarakat Papua c. Pipakwean, ‘gerakan berlari di suatu tempat
Barat adalah adanya seni tari, ukir, dan anyam- terbatas seirama dengan lagu yang dibawakan’

ATLAS OVERVIEW
206
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Seni Tari Perang
Sumber: www.Papuawalker.com

d. Tem, ‘gerakan di dalam rumah di bawah (liya), kalung (de’maya), hiasan kepala dianyam
nyala api, muda-mudi duduk berhadapan, memakai manik-manik (mi’yepa), serta anyaman kulit
dipisahkan oleh tungku apui, kaum pemuda dan bulu burung kasuari untuk hiasan kepala (breya).
memberi daun kepada pemudi sambil Hiasan dan busana wanita adalah rumbai-rumbai
bernyanyi dan sebaliknya’ yang dibuat dari alang-alang atau serat kulit kayu
Seni ukir kurang begitu dominan dalam yang diikatkan di pinggang dan kalung manik-manik
kebudayaan suku di wilayah Papua Barat. Seni ukir (gemsya). Warna-warna yang dominan digunakan
terbatas pada mengukir anak panah. Seorang pria dalam kerajinan adalah putih, hitam, merah, dan
Arfak biasa mengukir serta melukis busur dan anak kuning. Warna putih dibuat dari tanah liat, isi keladi putih
panahnya di waktu senggang, termasuk mengukir yang membusuk atau abu dari tungku api. Warna hitam
peralatan perang/berburu lainnya. Hasil budaya yang dibuat dari asap lemak babi dan damar, arang dapur, atau
lebih dominan di Papua Barat adalah anyaman. Para buah-buahan hutan. Warna merah dibuat dari tanah merah
wanita dan pria Arfak biasanya mengenakan perhiasan yang digali dari dalam tanah, sedangkan warna kuning
berupa gelang yang terbuat dari anyaman tali rotan dibuat dari akar tumbuh-tumbuhan dan tali-talian hutan.

ATLAS OVERVIEW
207
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
208
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
209
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
210
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
211
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Analisis Hubungan Fisik,
Ekonomi, Sosial dan Budaya

ATLAS OVERVIEW
212
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pelabuhan Sorong
Sumber: BIG, 2016

ATLAS OVERVIEW
213
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Pada bagian sebelumnya telah diuraikan kondisi wilayah Provinsi Ppapua Barat baik dari aspek
fisik, ekonomi maupun sosial budaya. Ketiga aspek tersebut sangat menentukan tingkat perkembangan
wilayah. Sebaliknya, pengembangan wilayah dapat dilakukan dengan mendasarkan pada hasil analisa
hubungan dan keterkaitan antar aspek. Dengan pendekatan hasil (output), perkembangan wilayah
adalah hasil interaksi antar aspek sebagai input.
Dengan indikator input, maka semua aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya dapat menjadi
variabel atau indikator yang berpengaruh terhadap potensi pengembangan wilayah. Pada dasarnya
tidak ada indikator baku yang berlaku sama untuk semua wilayah. Indikator yang digunakan sangat
tergantung pada tujuan dan ketersediaan data.
Dengan indikator input, maka berikut adalah tabel kelompok indikator yang akan digunakan
dalam menganalisa hubungan antara aspek fisik, ekonomi dan sosial budaya di Provinsi Papua Barat.

Tabel Kelompok Indikator Hubungan Antar Aspek Provinsi Barat


No Kota/Kabupaten Variabel
1 Fisik Penggunaan Lahan
Panjang jalan
2 Ekonomi Angka harapan hidup
Belanja Pegawai
3 Sosial Budaya Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk Miskin
Sumber: Hasil Analisis, BIG 2016

Ouput yang dihasilkan dari variable tersebut adalah indeks aksesibilitas, pembangunan manusia, dan
peta kapasitas fiscal.
Berdasarkan RPJMN 2015–2019 tentang potensi dan keunggulan serta lokasi geografis dan strategis
kawasan Pulau Papua, tema besar pembangunannya adalah menjadikan kawasan ini sebagai lumbung
pangan melalui pengembangan industri berbasis komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sagu,
ubi, sayur, dan buah-buahan. Selain itu, kawasan ini dirancang pula sebagai wilayah pengembangan
peternakan dan tanaman nonpangan (tebu, karet, dan kelapa sawit), pengembangan ekonomi berbasis
maritim (kelautan) melalui pariwisata bahari, dan lumbung energi di kawasan timur Indonesia melalui
pengembangan minyak, gas bumi, dan tembaga.
Adapun tujuan pengembangan wilayah Papua dalam RPJMN 2015–2019 adalah mendorong
percepatan dan perluasan pembangunan wilayah Papua dengan menekankan pengembangan pada:
a. hilirisasi komoditas minyak, gas bumi, dan tembaga,
b. industri berbasis komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sagu, ubi, sayur, dan buah-buahan,
c. peternakan dan tanaman nonpangan (tebu, karet, dan kelapa sawit),
d. pariwisata bahari,
e. penyediaan infrastruktur wilayah, dan
f. peningkatan SDM dan ilmu serta teknologi secara terus-menerus.
Dalam rangka memenuhi tujuan RPJMN 2015–2019 Provinsi Papua, kajian ini melakukan penghitungan
indeks untuk beberapa aspek, yaitu:
1. indeks aksesibilitas,
2. indeks pembangunan manusia,
3. indeks kapasitas fiskal,

ATLAS OVERVIEW
214
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
4. indeks kesehatan,
5. angka partisipasi sekolah,
6. indeks kedalaman kemiskinan.
Indeks Aksesibilitas
Indeks aksesibilitas adalah indeks yang berdasarkan pada perbandingan jalan provinsi dan jumlah
penduduk suatu kabupaten/kota. Indeks aksesibilitas Provinsi Papua tahun 2015 menunjukkan bahwa
wilayah dengan indeks tertinggi adalah Kabupaten Mamberamo Raya dengan nilai indeks 1, sedangkan
wilayah dengan indeks terendah adalah Kabupaten Deiyai dengan nilai indeks 0.
Tabel Indeks Aksesibilitas di Provinsi Papua Barat Tahun 2015
Kabupaten Indeks Kabupaten Indeks
No Aksesibilitas No Aksesibilitas
Provinsi Aksesibilitas Provinsi Aksesibilitas
1 Kab. Merauke 0,00 0,06 15 Kab. Tolikara 0,00 0,03

2 Kab. 0,00 0,06 16 Kab. Sarmi 0,01 0,11


Jayawijaya
17 Kab. Keerom 0,02 0,42
3 Kab. Jayapura 0,00 0,08
18 Kab. Waropen 0,00 0,05
4 Kab. Nabire 0,00 0,01
19 Kab. Supiori 0,00 0,07
5 Kab. 0,00 0,02
20 Kab. 0,05 1,00
Kepulauan
Mamberamo
Yapen
Raya
6 Kab. Biak 0,00 0,03
21 Kab. Nduga 0,00 0,06
Numfor
22 Kab. Lanny 0,00 0,07
7 Kab. Paniai 0,00 0,03
Jaya
8 Kab. Puncak 0,00 0,04
23 Kab. 0,01 0,15
Jaya
Mamberamo
9 Kab. Mimika 0,00 0,03 Tengah
10 Kab. Boven 0,01 0,14 24 Kab. Yalimo 0,00 0,05
Digoel
25 Kab. Puncak 0,00 0,04
11 Kab. Mappi 0,00 0,04
26 Kab. Dogiyai 0,00 0,01
12 Kab. Asmat 0,00 0,03
27 Kab. Intan 0,01 0,15
13 Kab. Yahukimo 0,00 0,04 Jaya
14 Kab. 0,00 0,04 28 Kab. Deiyai 0,00 0,00
Pegunungan
29 Kota Jayapura 0,00 0,02
Bintang
Sumber: Hasil Analisis, BIG 2016

Berdasarkan tabel indeks tersebut, semua wilayah di Provinsi Papua memerlukan perhatian yang khusus dalam
pengembangan infrastruktur karena ketersediaannya masih sangat minim. Apalagi, tujuan RPJMN Provinsi Papua
menekankan pada pengembangan sektor industri pertambangan, pertanian, dan pariwisata yang sangat memerlukan
aksesibilitas. Dalam hal ini, infrastruktur yang dibangun perlu juga mempertimbangkan keadaan geomorfologi Provinsi
Papua yang sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan.
Dalam hal ini, Kabupaten Mamberamo Raya merupakan wilayah dengan indeks aksesibiltas paling baik di Provinsi
Papua sehingga menjadi tolok ukur bagi wilayah lain di Provinsi Papua (dengan skor indeks satu). Tampak bahwa
kabupaten/kota lain memiliki indeks di bawah 0,5. Bahkan, Kabupaten Deiyai hanya memiliki indeks 0,000.

ATLAS OVERVIEW
215
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
216
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
217
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
IPM menunjukkan bagaimana penduduk dapat beraktifitas dan mengakses prasarana untuk
mendapatkan penghasilan dan mencapai standar hidup layak.
Sumber: BIG, 2016

Indeks Pembangunan Manusia


Indeks pembangunan manusia (IPM) adalah indeks yang berdasarkan pada beberapa unsur, yaitu
kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir), pendidikan (angka melek huruf dan sekolah), serta ekonomi
(pengeluaran riil per kapita). Perhitungan indeks ini telah baku secara nasional untuk semua wilayah di
Indonesia.
IPM Papua dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan peningkatan. IPM Papua pada tahun
2011 adalah 51,67, tahun selanjutnya menjadi 52,53. Pada tahun 2015, IPM Papua 54,34. Berdasarkan
wilayah, IPM hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Papua mengalami peningkatan dari tahun 2011
hingga tahun 2015. Namun, peningkatan itu tidaklah besar dari tahun ke tahun sehingga keberhasilan
dalam peningkatan IPM ini masih perlu ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan.

ATLAS OVERVIEW
218
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua Barat Tahun 2015
Indeks Pembangunan Manusia
No Kabupaten/Kota
2011 2012 2013 2014 2015
1 Merauke 66,03 66,28 66,88 67,33 67,75
2 Jayawijaya 51,66 52,27 52,94 53,37 54,18
3 Jayapura 68,04 68,85 69,21 69,55 70,04
4 Nabire 64,96 65,28 65,45 66,25 66,49
5 kepulaua Yapen 63,82 64,11 64,34 64,89 65,28
6 Biak Numfor 68,80 69,05 69,35 70,32 70,85
7 Paniai 53,02 53,34 53,70 53,93 54,20
8 Puncak Jaya 40,36 41,85 43,36 44,32 44,87
9 Mimika 68,74 68,95 69,50 70,40 70,89
10 Boven Digoel 56,89 57,45 57,96 58,21 59,02
11 Mappi 54,61 55,09 55,51 55,74 56,11
12 Asmat 44,58 45,08 45,54 45,91 46,62
13 Yahukimo 41,72 43,82 45,63 46,36 46,63
14 Peg. Bintang 36,61 37,82 38,94 39,68 40,91
15 Tolikara 44,41 44,86 45,68 46,16 46,38
16 Sarmi 57,96 59,03 59,51 60,48 60,99
17 Keerom 60,65 61,13 62,49 62,73 63,43
18 Waropen 60,94 61,32 61,68 61,97 62,35
19 Supiori 58,31 58,86 59,40 59,70 60,09
20 Mamberamo Raya 45,82 46,62 47,28 47,88 48,29
21 Mamberamo 21,12 23,07 24,42 25,38 25,47
Tengah
22 Yalimo 41,90 42,53 43,05 43,28 44,18
23 Lanny Jaya 40,17 41,39 42,43 43,19 43,55
24 Nduga 40,45 41,84 43,33 44,21 44,32
25 Puncak 35,08 36,85 37,73 38,05 39,41
26 Dogiyai 48,48 50,59 51,46 52,25 52,78
27 Deiyai 40,07 41,89 42,69 43,51 44,35
28 Intan Jaya 46,12 46,94 47,74 48,12 48,28
29 Kota Jayapura 76,97 77,25 77,46 77,86 78,05
Sumber: Hasil Analisis, BIG 2016

Secara umum, hanya 16 kabupaten/kota di Provinsi Papua yang IPM-nya di atas 50. Akan tetapi, masih
ada 13 kabupaten/kota yang indeksnya berada di bawah 50. Itu berarti kualitas manusia di Provinsi Papua
tergolong cukup baik.

ATLAS OVERVIEW
219
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
220
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
221
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Kantor Bupati Manokwari.
Sumber: BIG, 2016

Indeks Kapasitas Fiskal (IKF)


Indeks kapasitas fiskal daerah, disebut juga indeks kapasitas fiskal, adalah kapasitas fiskal daerah
yang menggambarkan kemampuan keuangan tiap daerah. Kemampuan ini ditinjau melalui penerimaan
umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam membiayai tugas pemerintahan setelah
dikurangi belanja pegawai. Kemampuan ini juga berkaitan dengan jumlah penduduk miskin. Berikut adalah
hasil perhitungan indeks kapasitas fiskal Provinsi Papua dengan didukung data spasial.

ATLAS OVERVIEW
222
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Tabel Indeks Kemantapan Fiskal di Provinsi Papua Barat
Tahun 2015
Indeks
No Kabupaten Provinsi Kemantapan Keterangan
Fiskal (IKF)
1 Kab. Merauke 1,99 Tinggi

2 Kab. Jayawijaya 0,30 Rendah

3 Kab. Jayapura 1,29 Tinggi

4 Kab. Nabire 0,68 Sedang

5 Kab. Kepulauan Yapen 0,72 Sedang

6 Kab. Biak Numfor 0,44 Rendah

7 Kab. Paniai 0,28 Rendah

8 Kab. Puncak Jaya 0,59 Sedang

9 Kab. Mimika 1,39 Tinggi

10 Kab. Boven Digoel 2,71 Sangat Tinggi

11 Kab. Mappi 1,14 Tinggi

12 Kab. Asmat 1,15 Tinggi

13 Kab. Yahukimo 0,30 Rendah

14 Kab. Pegunungan Bintang 1,18 Tinggi Dari 29 kabupaten/


kota di Provinsi Papua, ada
15 Kab. Tolikara 0,55 Sedang
lima kabupaten yang indeks
16 Kab. Sarmi 5,04 Sangat Tinggi kapasitas fiskalnya rendah, yaitu
17 Kab. Keerom 1,80 Tinggi Kabupaten Jayawijaya, Lanny
Jaya, Yahukimo, Paniai, dan
18 Kab. Waropen 2,00 Tinggi
Biak Numfor. Empat kabupaten
19 Kab. Supiori 2,85 Sangat Tinggi terletak di Pegunungan Tengah
20 Kab. Mamberamo Raya 4,39 Sangat Tinggi Pulau Papua dan satu kabupaten
berupa kepulauan di utara
21 Kab. Nduga 0,55 Sedang
Teluk Cendrawasih. Dari sisi
22 Kab. Lanny Jaya 0,39 Rendah letak geografis, perbaikan
23 Kab. Mamberamo Tengah 1,47 Tinggi indeks kapasitas fiskal empat
kabupaten itu dapat dilakukan
24 Kab. Yalimo 1,06 Tinggi
dengan memanfaatkan potensi
25 Kab. Puncak 0,76 Sedang dan keunggulan sebagai wilayah
pegunungan Papua, sedangkan
26 Kab. Dogiyai 0,69 Sedang
perbaikan indeks kapasitas fiskal
27 Kab. Intan Jaya 1,47 Tinggi satu kabupaten yang lain dapat
28 Kab. Deiyai 0,56 Sedang dilakukan dengan memanfaatkan
potensi dan keunggulan sebagai
29 Kota Jayapura 0,77 Sedang
wilayah perairan laut.
Sumber: Sumber: Hasil Analisis, BIG 2016

ATLAS OVERVIEW
223
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
224
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
ATLAS OVERVIEW
225
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Indeks

Air Permukaan 24
Alfisols 22
Air Tanah 26
Andosols 22
Bentukklahan marin 14
Bentuklahan aluvial 14
Bentuklahan karst 14
Cartenz Pyramid 19
Cekungan Air Tanah 26
Entisol 22
Gunung Yaramaniapuka 19
Gunungapi 19
Inceptisol 19
Industri Besar 176
Industri Kecil 176
Industri Mikro 176
Industri Sedang 176
Infrastruktur 21
Kemiringan Lereng 16
Mata Air 26
Mollisols 22
Orogen Melanesia 12
Pegunungan Glasial 14
Pegunungan Struktural 14
Pelabuhan Jayapura 42
Perbukitan Struktural 14
Produk Domestik Regional Bruto 55
Puncak Cartenz 14
Pusat Kegiatan Lokal 60
Pusat Kegiatan Nasional 60
Pusat Kegiatan Wilayah 60
Pusat Pelayanan Kawasan 60
Rasio Jumlah Guru dan Murid 73
Suku Bangsa 77
Topografi 16
Ultisol 22
Vertisols 22

ATLAS OVERVIEW
226
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
Daftar Pustaka

-------------------, Atlas Nasional Indonesia – Fisik dan Lingkungan Alam, BAKOSURTANAL, 2010
-------------------, Atlas Nasional Indonesia – Potensi dan Sumberdaya, BAKOSURTANAL, 2009
-------------------, Atlas Nasional Indonesia – Sejarah, Wilayah, Penduduk, dan Budaya,
BAKOSURTANAL, 2011
http://www.bps.go.id
Muta’ali, Lutfi, 2015, Teknik Analisis Regional, BPFG Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
geospasial.menlh/go.id
http://datin.menlh.go.id
http://www.indonesiakaya.com
http//id.wikipedia.org
http://nationalgeographic.co.id
https://geograph88.blogspot.co.id
SNI 13-6185-1999 ICS 07.060 Penyusunan Peta Geomorfologi, BADAN STANDARDISASI
NASIONAL
www.tn-babul.org
http://ilmugeografi.com
------------------, Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008
Peta Suku Bangsa di Tanah Papua, Pemerintah Provinsi Papua Dinas Kebudayaan, 2008
http://digilib.litbang.pertanian.go.id
http://www.academia.edu
http://yies75.wordpress.com
Soil Survey Staff, 2014, Kunci Taksonomi Tanah. Edisi Ketiga.2015, Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
--------------, Peta Sumberdaya Tanah Tingkat Tinjau Provinsi Papua Skala 1:250.000, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2014
--------------, Peta Sumberdaya Tanah Tingkat Tinjau Provinsi Papua Barat Skala 1:250.000,
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2014
--------------,Buku I Agenda Pembangunan Nasional, Rencana Program Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2016, KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2014
--------------,Buku II Agenda Pembangunan Bidang, Rencana Program Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2016, KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2014

ATLAS OVERVIEW
227
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat
--------------,Buku III Agenda Pembangunan Wilayah, Rencana Program Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2016, KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2014
Provinsi Papua Dalam Angka Tahun 2015, BPS 2016
Provinsi Papua Barat Dalam Angka Tahun 2015, BPS 2016
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tentang Jaringan jalan di
Indonesia
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 37 /PMK.07 /2016 Tentang Peta
Kapasitas Fiskal Daerah
http://simreg.bappenas.go.id, Sistem Informasi dan Manajemen Data Dasar Regional,
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Bappenas, Tahun 2016

ATLAS OVERVIEW
228
Sumberdaya dan Lingkungan  |  Papua & Papua Barat

Anda mungkin juga menyukai