Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SEMENTARA

ACARA VI. PENGENALAN BUAH DAN SAYURAN

A. Data Diri
Nama Narasumber :
Alamat Narasumber :
Komoditas : Buah Naga
Pewawancara : 1.
2.
3.
4.
5.
B. Denah Lokasi Pertanaman

C. Hasil Wawancara
Buah naga saat ini masuk dalam jenis buah yang banyak digemari di
Indonesia, karena buah ini memiliki rasa asam manis yang lezat. Selain itu,
buah naga menurut Kristanto (2009) memiliki banyak sekali vitamin yang
baik untuk tubuh. Buah naga merupakan tumbuhan yang termasuk dalam
keluarga kaktus. Komoditas buah naga yang ditanam ialah buah naga
merah. Buah naga merah di pilih karena rasanya lebih enak daripada buah
naga lain dan dari segi pasar banyak peminat buah naga jenis tersebut.
Perbedaan buah naga merah hampir sama dengan buah naga putih dari
fisik warnanya. Perbedaannya hanya kulitnya lebih bewarna merah pekat
akan tetapi dagingya juga bewarna merah juga. Daging buah lebih harum
dibanding buah naga putih dan dagingnya lebih mengandung air lebih
banyak.Untuk rasa daging buah naga jenis merah sangat manis dibanding
buah naga putih dan biasanya lebih nikmat dikonsumsi langsung dalam
keadaan segar bisa juga dibuat minuman terlebih dahulu seperti jus.Untuk
harga buah naga merah lebih mahal dibanding buah naga putih.
Salah satu kunci sukses dalam budidaya tanaman adalah
menggunakan bibit yang berkualitas, begitu juga dengan budidaya buah
naga. Tanaman buah naga bisa diperbanyak dengan menggunakan cara
vegetatif maupun genaratif. Cara generatif yakni cara pengembangan
melalui biji, benih diambil dengan cara mengeluarkan biji pilihan dari
buah naga. Menurut Winarsih (2007) biji buah naga sangat banyak dan
tersebar di dalam daging buah. Biji buah naga dapat dikecambahkan untuk
dijadikan bibit. Bibit buah naga merah yang ditanam didapat dari Pasar
benih di daerah Semarang.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman buah naga menurut
Rukmana (2003) dalam hal persemaian maupun penanaman akan lebih
baik bila hidup didataran rendah antara 0 – 350 m dpl. Suhu udara yang
ideal bagi tanaman buah nga ini antara 260-360C dan kelembaban antara 70
– 90 %. Benih buah naga disemaikan pada media yang telah diberikan
pupuk dasar. Setelah berusia satu tahun benih baru bisa ditanam dilahan.
Jenis pupuk yang diberikan menurut Cahyono (2009) tergantung
pada fase pertumbuhan tanaman. Bahkan jumlah dan cara pemberiannya
berbeda– beda sesuai pertimbangan ekonomis maupun perlakuan
terhadap tanaman buah naga. Pemberian pupuk dapat dilakukan secara
bertahap sesuai umur tanaman. Pupuk yang diberikan ialah pupuk
Ponska, urea, dan NPK
Dalam budidaya tanaman buah naga dikebun menurut Kristanto
(2009) diperlukan beberapa tindakan perawatan diantaranya adalah
penyulaman, pengikatan, dan pengaturan letak, pengairan, pemupukan
dan penggunaan pestisida, pemangkasan dan serta penyeleksian bunga dan
calon buah. Pestisida yang digunakan pada budidaya buah naga ialah
Curacron 500 EC sebagai insektisida untuk membasmi semut. Semut
biasanya akan menyerang pada pucuk bunga yang tumbuh. Apabila pucuk
bunga tersebut terserang semut, maka bunga tidak bisa berkembang
menjadi buah yang menyebabkan penurunan tingkat produksi., Pupuk
daun dan skor.
Sebelum bibit ditanam di lahan, menurut Azimi (2002) perlu adanya
pembuatan tiang panjat sebagai tempat menopang batang tanaman buah
naga agar tidak mudah roboh. Tiang panjat bisa dibuat secara permanen
menggunakan cor beton. Tinggi tiang panjat berkisar 100 cm sampa 200
cm. Bentuk tiang panjat bisa berupa persegi atau silinder. Tiang panjat
ditanam ke dalam tanah sedalam 50 cm. Hal ini dilakukan agar tiang bisa
berdiri kokoh ntuk menopang pertumbuhan buah naga. Tiang naga dibuat
secara berbaris dengan jarak antar baris 1,5 meter.
Setelah tiang panjat selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah
membuat lubang tanam di sekitar tiang dengan ukuran 60×60 cm sedalam
25 cm. Posisi tiang panjat berada tepat di tengah lubang. Campur tanah
hasil galian lubang dengan pasir sebanyak 10 kg. Hal ini untuk
meningkatkan porositas tanah. Setealh itu tambahkan pupuk kandang atau
kompos sebanyak 10-20 kg. Jangan lupa campurkan juga kapur pertanian
atau dolomit, karena buah naga memerlukan banyak kalsium. Campur
semua bahan di atas dan aduk hingga rata.
Timbun kembali lubang tanam dengan campuran bahan di atas
kemudian siram dengan air sampai basah. Jangan sampai air menggenang,
kemudian diamkan terkena sinar matahari sampai menggering. Setelah 2-3
hari berikan tambahan pupuk TSP sebanyak 25 gram setiap lubangnnya.
Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak sekitar 10 cm.
Biarkan sekitar 1 hari, kini media telah siap untuk ditanami buah naga.
Tanaman buah naga menurut Kristanto (2009) akan tumbuh baik didaerah
tanah yang gembur, dikarenakan perakaran tanaman ini tumbuh menyerap
dipermukaan tanah. Bila tanah yang digunakan keras atau liat, akar tidak
dapat berpegangan erat pada tanah.
Cara menanam buah naga selanjutnya adalah memindahkan bibit
buah naga dari media semai ke media tanam. Untuk satu tiang bisa
ditanami sekitar 4 bibit buah naga. Jarak tanam bibit dengan tiang sekitar
10 cm. Gali lubang tanam sedalam 10-20, sesuaikan dengan panjang bibit.
Kemudian masukan bibit ke dalam lubang dan timbun kembali dengan
tanah sambil dipadatkan. Setelah keempat bibit ditanam, ikat bibit tersebut
sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan pengikatan agar tanaman
bisa tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan terlalu kuat
agar tanaman memiliki ruang gerak dan tidak melukai bibit tanaman.
Pada awal penanaman buah naga menurut Kristanto (2009)
memerlukan banyak unsur nitrogen, sedangkan pada saat berbunga dan
buah, tanaman ini memerlukan banyak unsur kalium dan fosfor. Jadi
pemberian pupuk bisa mempertimbangkan kebutuhan tanaman.
Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos
dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis sekitar 5kg untuk setiap
lubang tanaman. Ketika tanaman sudah memasuki masa bunga dan buah,
berikan tambahan pupuk NPK dan ZK. Pemberian pupuk disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman.Frekuensi penyiraman dilakukan sebanyak 3
kali dalam sehari ketika musim kemarau, atau menyesuaikan dengan
kondisi tanah. Penyiraman bisa dikurangi atau dihentikan bila tanaman
sudah mulai berbunga atau berbuah. Hal ini untuk mengurangi tumbuhnya
tunas baru sehingga perkembangan buah bisa maksimal. Tetapi bila
kondisi tanah mengering segera lakukan penyiraman agar kelembaban
tanah tetap terjaga dengan baik.
Pemanenan tanaman buah naga dilakukan apabila sudah
menunjukkan ciri khas nya yaitu warna kulit merah mengkilap, jumbai
atau sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Saat yang tepat
untuk memanen buahnya menurut Kristiandiny (2016) sebaiknya ditunggu
sampai buah benar-benar matang dan menimbulkan bau wangi dan di
anginkan beberapa waktu sebelum siap dikonsumsi. Buah yang mengalami
kondisi ini akan menambah rasa manis buahnya pada saat dikonsumsi.
Pemanenan dapat dilakukan dengan cara menggunting tangkai buahnya
dengan hati-hati. Pada suhu kamar buah naga dapat bertahan hingga 14
hari penyimpanan, walau kulitnya mulai mengering tetapi isi buah naga
tetap segar. Buah naga yang sudah dipanen akan mengalami kehilangan
air yang tidak dapat digantikan, karena produk tidak dapat mengambil air
dari lingkungannya. Demikian juga kehilangan substrat juga tidak dapat
digantikan, sehingga menyebabkan perubahan kualitas dari produk yang
telah dipanen atau dikenal sebagai kemunduran kualitas dari produk, tetapi
pada suatu keadaan perubahan tersebut justru meningkatkan kualitas
produk tersebut.
Buah naga setelah melalui proses panen, kemudian buah naga dipilih
atau disortir berdasarkan ukuran buahnya. Sortasi atau seleksi menurut
Sutrisno (2011) merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah
panen yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun
dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk
dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-
lain). Sortasi juga dilakukan untuk memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. Untuk mengemas buah naga
dilakukan dengan menggunakan kardus yang kokoh dengan kapasitas
berisi sekitar 20 kg buah naga. Selanjutnya buah naga yang telah dikemas
tersebut dapat di distribusikan berdasarkan lokasi tujuan pasarnya. Harga
buah naga tergantung pula dari mutu yang ditampilkan oleh buah naga
tersebut, semakin baik kualitasnya maka harga yang ditawarkan juga akan
semakin tinggi.
Buah naga menurut Wisnu (2012) juga dibutuhkan untuk dijadikan
bahan baku makanan olahan, kosmetik, serta bahan baku kesehatan.
Sehingga tujuan pasar buah naga tidak hanya di dalam negeri tetapi juga
untuk pemenuhan permintaan ekspor. Negara tujuan ekspor buah naga
antara lain : Belanda, USA, Israel, Swiss, bahkan Jepang, China dan
Taiwan masih kekurangan untuk substitusi musim panen di negaranya.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, B. 2009. Buku terlengkap sukses bertanam buah naga. Jakarta : Pustaka
Mina.
Daniel Kristanto. 2009. Buah naga : pembudidayaan di pot dan di kebun. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Drew, RA, M. Azimi.2002. Micropropagation of Red Pitaya (Hylocereus
undatus). Proc.IS on Trop.
Kristriandiny O, Susanto S. 2016. Dragon fruit (Hylocereus undatus) cultivation
in Sleman, Yogyakarta : harvest and posharvest. Bul. Agrohorti 4 (1) :1–8
(2016). IPB.
Rukmana. 2003. Kaktus cetakan 5. Kanisius. Yogyakarta
Sutrisno, Enggar GMP. 2011. Kajian penyimpanan buah naga (Hylocereus
costaricensis) dalam kemasan atmosfer modifikasi. Jurnal keteknikan
pertanian
Winarsih. 2007. Hasilkan buah berkwalitas baik. Trubus
Wisnu Broto. 2012. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar. J
Prospek pengembangan buah

Anda mungkin juga menyukai