Anda di halaman 1dari 16

TUGAS JIWA

(ASKEP GANGGUAN KONSEP DIRI)

OLEH

Putu Eva Kristina Wati P07120011043


Ni Komang Herdiani Sattvika P07120011049
Ayu Paramita Dewi P07120011069

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2013
KONSEP DIRI

1.1 Definisi Konsep Diri


Konsep diri adalah citra subjektif dari dan pencampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap, dan persepsi bawah sadar dan sadar. Selain defini diatas, kosep diri
juga merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak
lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai dari hasil pengalaman seseorang terhadap
dirinya. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dan orang lain. Konsep diri ini
berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial
seseorang.
Secara umum, konsep diri adalah semua tanda, keyakinan, dan pendirian
yang merupakan suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan,
nilai, ide, dan tujuan.

RENTANG RESPONS KONSEP DIRI

1.2 Komponen Konsep Diri


konsep diri dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang
melibatkan banyak variable. Komponen - komponen konsep diri adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Identitas Diri
Identitas diri adalah penilaian individu tentang dirinya sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Identitas sering didapat dari observasi seseorang dan dari
apa yang kita katakan tentang diri kita. Identitas mencakup konsistensi
sesorang sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan
perbedaan atau keunikan dibanding dengan orang lain. Identitas sering kali
didapat melalui pengamatan sendiri dan dari apa yang didengar seseorang dari
orang lain mengenai dirinya.
Pembentukan identitas sangat diperlukan demi hubungan yang intim
karena identitas seseorang dinyatakan dalam hubunganya dengan orang lain.
Seksualitas merupakan konseptualitas seseorang atas dirinya sebagai pria atau
wanita dan mencakup orientasi seksual.
Untuk membentuk identitas seorang anak harus mampu membawa semua
perilaku yang dipelajari ke dalam keutuhan yang koheren, konsisten dan unik.

1.2.2 Citra Diri


ketika kita berpikir tentang diri kita secara fisik, gambaran mental adalah
citra tubuh kita. Citra tubuh adalah bagian konsep diri yang mencakup sikap
dan pengalaman yang berkaitan dengan tubuh, termasuk pandangan
masklunitas dan feminitas, kegagahan fisik, daya tahan, kapabilitas,
penampilan fisik, struktur, dan fungsinya. Perasaan mengenai citra diri meliputi
hal-hal yang terkait dengan seksualitas, feminitas, maskulinitas, keremajaan,
kesehatan, dan kekuatan. Citra mental tersebut tidak selalu konsisten dengan
struktur atau penampilan fisik yang sesungguhnya. Beberapa kelainan citra diri
memiliki akar psikologi yang dalam, misalnya kelainan pola makan seperti
anoreksia.
Citra diri dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pubertas dan penuaan terlihat
lebih jelas terhadap citra diri dibandingkan dengan aspek-aspek konsep diri
lainnya.
Selain itu, citra diri juga dipengaruhi oleh nilai sosial budaya. Budaya dan
masyarakat menentukan norma-norma yang diterima luas mengenai citra diri
dan dapat mempengaruhi sikap seseorang, misalnya berat tubuh yang ideal,
warna kulit, tindik tubuh serta tubuh, dan sebagainya.
1.2.3 Harga Diri
Harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu tentang dirinya dengan
menganalisis kesesuaian antara perilaku dan ideal diri yang lain. Harga diri
berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain. Harga diri mencakup
penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas. Harga diri
dapat diperoleh melalui penghargaan diri sendiri maupun dari orang lain.
Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai,
dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam
hidupnya.
Harga diri berkaitan dengan evaluasi individual terhadap keefektifan di sekolah
atau tempat kerja, di dalam keluarga dan di dalam lingkungan social. Keefektifan
diri berkaitan erat dengan ide harga diri misalnya penilaian diri tentang
kompetensi seseorang dalam melakukan berbagai tugas.

1.2.4 Ideal Diri


Ideal diri terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai dan standar perilaku yang dianggap
ideal dan diupayakan untuk dicapai. Ideal diri berawal dalam tahun prasekolah
dan berkembang sepanjang hidup.
Faktor yang mempengaruhi ideal diri:
1. Norma masyarakat
2. Harapan
3. Tuntutan orang tua dan orang terdekat.
Secara umum, seseorang yang konsep dirinya hamper memenuhi ideal diri
mempunyai harga diri tinggi, sementara seseorang yang konsep dirinya
mempunyai variasi luas dari ideal dirinya mempunyai harga diri rendah.
1.2.5 Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang sesuai
dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola sikap, perilaku, nilai, dan
tujuan yang diharapkan dari seseorang bedasarkan posisinya di masyarakat,
misalnya sebagai orang tua, atasan, teman dekat, dan lain sebainya. Peran
mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga,
komunitas, dan kultur.
Perilaku dipelajari melalui proses
1. Reinforcement – extinction
2. Inhibisi
3. Subtitusi
4. Imitasi
5. Identifikasi
Setiap peran berhubungan dengan pemenuhan harapan-harapan tertentu. Apabila
harapan tersebut dapat terpenuhi, rasa percaya diri seseorang akan meningkat.
Sebaliknya, kegagalan untk memenuhi harapan atas peran dapat menyebabkan
penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang. Agar dapat berfungsi
secara efektif dalam peran, seseorang harus mengetahui perilaku dan nilai yang
diharapkan, memiliki keinginan untuk memastikan niali perilaku dan mampu
memenuhi tuntutan peran.
1.3 Tahap Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap
perkembangan mempunyai aktivitas spesifik tang membantu klien dalam
mengembangkan konsep diri yang positif. Menurut teori psikososial, perkembangan
konsep diri dapat dibagi ke dalam beberapa tahap:
0 sampai 1 tahun
E Mulai untuk mempercayai
E Membedakan dirinya dengan lingkungan

1 sampai 3 tahun
E Mulai menyatakan apa yang disukai dan yang tidak disukai
E Meningkatnya kemandirian dalam berpikir dan bertindak
E Menghargai penampilan dan fungsi tubuh
E Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang dikagumi, meniru, dan
bersosialisasi

sampai 6 tahun
E Mengambil dan mempunyai inisiatif
E Mengidentifikasi jender/jenis kelamin
E Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan diri
E Meningkatnya ketrampilan berbahasa, termasuk pengenalan akan perasaan
seperti senang, kecewa, dan sebagainya
E Sensitif terhadap umpan balik dari keluarga

6 sampai 12 tahun
E Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi
dominan
E Harga diri meningkat dengan penguasaan ketrampilan baru
E Menguatnya identitas seksual
E Menyadari kekuatan dan kelemahan
E Dapat mengatur diri sendiri

12 sampai 20 tahun
E Menerima perubahan tubuh/kedewasaan
E Belajar tentang sikap, nilai, dan keyakinan
E Menggali tujuan untuk masa depan
E Merasa positif atas berkembangnya konsep diri
E Berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara seksual dan
intelektual

20 sampai 40 tahun
E Memiliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang-orang lain
E Memiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri
E Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya tanggung jawab

40 sampai 60 tahun
E Dapat menerima perubahan penampilan dan ketahanan fisik
E Mengevaluasi ulang tujuan hidup
E Merasa nyaman dengan proses penuaan
Di atas 60 tahun
E Merasa positif mengenai hidup dan makna kehidupan
E Berkeinginan untuk meninggalkan warisan bagi generasi berikutnya
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1. Identitas
Umur : gangguan konsep diri sering terjadi pada umur dewasa misalnya :
 pada gangguan gambaran diri : salah satu faktor penyebab terjadinyagangguan ini
oleh karena stresor yang muncul saat usia dewasa dimanaterdapat kompleksitas
masalah yang harus dihadapi seiring denganbertambahnya umur
 ideal diri : berkembang mulai anak-anak melalui proses identifikasipada orang tua,
guru dan teman. Jika saat anak-anak perkembangan initidak baik maka pada saat
dewasa akan menimbulkan trrjadinyagangguan ideal diri
 harga diri : rentan terganggu saat usia remaja dan lanjut usia
 peran diri : semakin bertambahnya umur bertambah pula peranseseorang sehingga
menimbulkan stresor
 identitas diri : perkembangan identitas dimulai sejak anak-anak. Jikadalam prosesnya
mengalami gangguan maka akan timbul gangguanidentitas diri saat dewasa
Jenis kelamin : gangguan konsep diri dapat terjadi pada pria maupun wanitakarena
dipengaruhi oleh stressor
2. Keluhan utama :
Citra tubuh :adanya keluhan perubahan bentuk tubuh, fungsi struktur
Ideal diri :ungkapan putus asa, keinginan yang terlalu tinggi namun tidak dapat
dicapai
Harga diri :ungkapan trauma yang terjadi secara tiba-tiba, perasaan malu,
rasabersalah dan kurang percaya diri
Peran diri :ungkapan perubahan/ berhentinya peran karena penyakit, tua, dll
Identitas diri : kekaburan memangdang diri sendiri
3. Riwayat penyakit sekarang :gangguan konsep diri dapat terjadi karena adanyastresor dalam
kehidupan sehari-hari, respon negatif terhadap
perubahan tubuh, persepsi sosialyang negatif
4. Riwayat penyakit dahulu : adanya trauma, riwayat penyakit yang pernah diderita
5. Riwayat keluarga :tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
yangsama karena gangguan konsep diri terjadi
karena timbulnya stressor
6. Pemeriksaan psikiatri :
 Kesan umum : cemas, kurang percaya diri, malu, putus asa, ketakutan
 Kesadaran : komposmentis, GCS=4-5-6
 Emosi dan afek : gelisah/tidak tenang
 Proses berfikir : pikiran tidak memadai
 Intelegensi : bisa diukur
 Psikomotor : dapat diam saja maupun berjalan mondar mandir karenagelisah
 Fantasi : berfantasi bahwa apa yang diinginkan pasti tercapai

7. Pemeriksaan penunjangTanda-tanda vitalData lain yang perlu di kaji meliputi :


1) Faktor predisposisia.
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif danteramati
serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilakuberhubungan dengan
harga diri yang rendah, keracuan identitas, dandeporsonalisasi.
b. Faktor yang mempengaruhi peran adalah stereotipik peran seks, tuntutanSperan kerja,
dan harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaanorang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktursosial.
2) Stresor Pencetus
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian
mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran:
 Transisi peran perkembangan
 Transisi peran situasi
 Transisi peran sehat /sakit
c. Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping,meliputi:
 Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
 Hobby dan kerajinan tangan
 Seni yang ekspresif
 Kesehatan dan perawan diri
 Pekerjaan atau posisi
 Bakat Tertentu
 Kecerdasan
 Imajinasi dan kreativitas
 Hubungan interpersonal
d. Mekanisme Koping
 Pertahanan koping dalam jangka pendek
 Pertahanan koping jangka panjang
 Mekanisme pertahanan ego
Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orangtersebut harus
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:Persepsi psikologis:
 Bagaimana watak saya sebenarnya?
 Apa yang membuat saya bahagia atau sedih?
 Apakah yang sangat mencemaskan saya?
3) Persepsi Sosial
a. Bagaimana orang lain memandang saya?
b. Apakah mereka menghargai saya bahagia atau sedih?
c. Apakah mereka membenci atau menyukai saya ?
4)Persepsi Fisisa.
a. Bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?
b. Apakah saya orang yang cantik atau jelek?
c. Apakah Tubuh saya kuat atau lemah?
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang dikaji:
1) Identitas
Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain: Karakteristik dankekuatan
2) Body Image
 Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya
 Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda
 Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah

3) Self esteem
 Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas
 Ingin jadi siapakh anda
 Siapa dan apa yang menjadi harapan anda
 Apakah harapan itu realistis?
 Siginifikan: Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai?
 Siapakah yang paling penting bagi anda
 Competence: Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakansesuatu untuk
kepentingan hidup anda ?
 Virtue: Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup
biladihubungkan dengan standar moral yang dianut.
 Power: Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadidalam
hidup anda. Apa yang kamu rasakan?
4) Role Performance
Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segalasesutu sesuai peran
anda? Apakah peran saat ini membuat anda puas?

Pohon Masalah
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

II. Diagnosa Keperawatan


Dari pengkajian seluruh komponen konsep diri dapat disimpulkan masalahkeperawatan, yaitu:
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah situasional atau kronik
2. gangguan citra tubuh
3. ideal diri tidak realitas
4. gangguan identitas personal
5. perubahan penampilan peran
6. ketidak berdayaan
7. isolasi social: menarik diri8.
8. resiko prilaku kekerasan
9. tindakan pada gangguan konsep diri

Focus tindakan adalah pada tingkat penilaian kognitif pada kehidupan, yangterdiri dari
persepai, keyakinana dan kepribadian. Kesadaran klien akan emosi danperasaan nya juga hal
yang penting. Setelah mengevaluasi epnilaian kognitif dankesadaran perasaan ,klien
menyadari masalah dan kemudian merubah prilaku.Prinsip asuhan yang diberikan adalah
pemecahan masalah yang terlihat darikemajuan klien meningkat ketingkat berikutnya
III. Intervensi
Tgl No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx Keperawatan
1 Isolasi TUM: Klien tidak
social:menarik terjadi gangguan
diri konsep diri: harga
berhubungan diri rendah/klien
dengan harga akan meningkat
diri rendah harga dirinya
TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 5 kali 1. Bina hubungan saling percaya
membina interaksi klien dengan menggunakan prinsip
hungan saling menunjukkan komunikasi terapeutik:
a. Sapa klien dengan ramah
percaya ekspresi wajah
baik verbal maupun non
dengan bersahabat,
verbal
perawat menunjukkan
b. Perkenalkan diri dengan
rasa senag, ada
sopan
kontak mata, c. Tanyakan nama lengkap
mau berjabat dan nama panggilan yang
tangan, mau disukai klien
d. Jelaskan tujuan
menyebutkan
pertemuan
nam, mau
e. Jujur dan menepati janji
menjawab salam, f. Tunjukkan sikap empati
klien mau duduk dan menerima klien apa
berdampingan danya
dengan perawat, g. Beri perhatian dan
mau perhatikan kebutuhan
mengutarakan dasar klien
masalah yang
dihadapi
2. Klien dapat 2. Setelah 4 kali 2.1 diskusikan dengan klien
mengidentifika interaksi klien tentang:
 aspek positif yang dimiliki
si aspek positif menyebukan:
 Aspek positif klien, keluarga, lingkungan
dan
 kemampuan yang dimiliki
dan
kemampuan
klien
kemampuan
yang dimiliki 2.2 bersama klien buat daftar
yang dimiliki
tentang
klien  aspek positif klien, keluarga,
 Aspek positif
lingkungan
keluarga  kemampuan yang dimiliki
 Aspek positif
klien
lingkungan 2.3 beri pujian yang realistis,
klien hindarkan member penlaian
negatif
3. Klien menilai 3. Setelah 4 kali 3.1 diskusikan dengan klien
kemampuan interaksi klien kemampuan yang dapat
yang dapat menyebutkan dilaksanakan
3.2 diskusikan kemepuan yang
digunakan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
untuk dapat
pelaksnaannya
dilaksanakan dilaksanakan
4. Klien dapat 4. Setelah 6 kali 4.1 rencanakan bersama klien
merencanakan interaksi klien aktivitas yan dapat dilakukan
kegiatan sesuai membuat setia hari sesuai kemampuan
dengan rencana kegiatan klien:
 kegiatan mandiri
kemampuan harian
 kegiatan dengan bantuan
yang dimiliki 4.2 tingkatkan kegiatan sesuai
kondisi klien
4.3 beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang dapat klien
lakukan
5. Klien dapat 5. Setelah 6 kali 5.1 anjurkan klien untuk
melakukan interaksi klien melaksanakan kegiatan yang
kegiatan sesuai melakukan telah direncanakan
5.2 pantau kegiatan yang
rencana yang kegiatan sesuai
dilaksanakan klien
dibuat jadwal yang
5.3 beri pujian atas usaha yang
dibuat
dilakukan klien
5.4 diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah
pulang
6. Klien dapat 6. Setelah 6 kali 6.1 beri pendidikan kesehatan pada
memnfaatkan interaksi klien keluarga tentang cara merawat
system memanfaatkan klien dengan harga diri rendah
6.2 bantu keluarga memberikan
pendukung system
dukungan selama klien dirawat
yang ada pendukung yang
6.3 bantu keluarga menyiapkan
ada dikeluarga
lingkunga di rumah

IV. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang talah
ditetapkan.kegiatan dalam pelaksaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang
baru. Ada beberapa keterampilan yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu keterampilan kognitif,
keterampilan interpersonal, keterampilan psikomotor.
V. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan
dari evaluasi ini adalah untuk mengakhiri rencana tindakan keperawatan, untuk memodifikasi
rencana tindakan keperawatan, untuk meneruskan rencana tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.
Potter & Perry. 2005. Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC
Juall, Lynda. 2000. Diagnosa Keperawatan. Jak,.arta: EGC
Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid.2009. Proses Keperawatan. Jogjakarta :Ar-Ruzz
Media.

Anda mungkin juga menyukai