Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PLANT SURVEY

KELOMPOK 3
OLEH :
Amanda Ricki 1102011023
Dewi Rahmita Sari 1102011078
Fatimah Alia 1102011102
Nadya Eka Putri 1102011190
M. Arie Wibisono R 1102011171

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JUNI 2016
PLANT SURVEY

1. Definisi

Walk through Survey (Plant Survey) adalah survey sesaat yang dilakukan di
perusahaan / tempat kerja dengan melakukan observasi, wawancara, pengukuran
dan pengumpulan data di tempat kerja.
(Sulistomo, A, et al. Walk Through Survey - Sub Bagian Kedokteran Okupasi IKK
FKUI : 2002).
Walk Through Survey merupakan teknik utama yang penting untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat
memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan.
(Buraena, S. Walk Through Survey (Survei Jalan Sepintas). RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Makassar. p:1-4).

2. Bahaya Potensial yang dapat dinilai :

Faktor-faktor yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan


hazard kesehatan yaitu: faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi yang
dapat dinilai adalah :
a. Faktor Fisik
Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan,
getaran, radiasi, dan temperatir ekstrim. Faktor-faktor ini penting diperhatikan
dalam tempat kerja, karena pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat
berlangsung dengan segera maupun secara kumulatif.
 Noise (kebisingan) dapat diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki yaitu
dalam bentuk gelombang yang disalurkan melalui benda padat, cair dan gas.
Bunyi dapat didengar oleh telinga karena ada rangsangan pada telinga oleh
getaran. Kualitas suara dapat ditentukan oleh 2 faktor yaitu frekuensi dan
intensitas suara.
Jenis-jenis kebisingan yang dapat ditemukan di tempat kerja adalah:
1. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin
yang beroperasi terus menerus misalnya suara generator.
2. Kebisingan intermitten, yaitu jenis kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-
mesin yang tidak beroperasi secara terus menerus melainkan terputus-
putus, misalnya mesin gerenda.
3. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin atau
peralatan yang oleh karena penggunaannya terjadi hentakan-hentakan,
misalnya mesin pres dan mesin tumbuk.
 Fibrasi (Getaran Mekanik)
Terdapat beberapa peralatan yang waktu digunakan menimbulkan
getaran, dimana getaran tersebut berakibat timbulnya resonansi pada alat-alat
tubuh sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Biasanya disalurkan melalui
lantai, tempat duduk atau melalui alat tangan yang digunakan. Misalnya pada
saat mengendarai mobil, traktor dan forklif. Pengaruh getaran terhadap tubuh
karyawan adalah
1. Menimbulkan gangguan kenyamanan sehingga saat bekerja merasa
tidak nyaman karena penggunaan alat yang menghasilkan getaran
2. Menimbulkan kelelahan
3. Menimbulkan bahaya kesehatan,
 Radiasi
Radiasi adalah hazard kesehatan di lingkungan tempat kerja dan dibagi
menjadi 2 golongan yaitu radiasi mengion dan radiasi tidak mengion
Radiasi mengion :
Umumnya dapat ditemui di tempat kerja karena penggunaan alat yang
menggunakan bahan radiasi. Atau mempunyai inti yang tersusun dari proton
dan neutron. Proton mempunyai muatan positif dan neutron bermuatan
negatif. Radiasi mengion dibagi menjadi 5 jenis yaitu: radiasi sinar alfa, beta,
gamma, sinar X dan neutron
Radiasi tidak mengion
Sinar adalah murni energi disebut sebagai energi elektromagnetik dan
keran karakternya barbagai jenis sinar mengacu pada karasteristik
gelombang. Energi sinar berkaitan dengan panjang gelombang. Panjang
gelombang yang lebih pendek energinya lebih tinggi. Yang termasuk radiasi
tidak mengion adalah gelombang mikro (microwave), sinar laser, sinar
inframerah dan sinar ultraviolet.
Pengaruh radiasi terhadap kesehatan tergantung dari jenis radiasi yang
terdapat di lingkungan tempat kerja. Efek radiasi umumnya akan
menimbulkan luka bakar pada jaringan tubuh yang terkena.
 Pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh terutama adalah gangguan
terhadap faal tubuh
 Sinar inframerah dapat menyebabkan katarak pada mata
 Sinar ultraviolet dapat meyebabkan konjungtivitis, bagi orang yang
kulitnya kurang pigmen yang terpapar dapat menyebabkan kanker kulit.
 Sinar X dan gamma dapat mnenyebabkan luka bakar, impotensi,
kerusakan pada hipoitik dan leukimia.
 Sinar alfa dan beta dapat menyebabkan kelainan pada daerah yang
terkena /terpapar dan menimbulkan kelainan kronis yang akhirnya dapat
terjadi pada jaringn-jaringan yang lebih peka.
 Temperatur Ekstrim
Suhu ekstrim merupakan hazard kesehatan di tempat kerja yang
disebabkan karena suhu sangat rendah atau suhu sangat tinggi. Keadaan ini
biasa disebabkan karena iklim yang ada, juga dapat ditimbulkan karena dalam
proses produksi memerlukan temperatur ekstrim.
Temperatur rendah
Untuk mengidentifikasi adanya hazard temperatur dingin (rendah) dapat
ditemui pada karyawan yang bekerja pada pabrik freezer, pengepala daging,
fasilitas cold storage, dan pertanian di daerah kutub (northterm areas).
Terdapat kumpulan sinyal dari kulit dan core (kumpulan organ-organ dalam
tubuh) yang terintegrasi dengan porsi otak yaitu hipotalamus. Hipotalamus
berfungsi sebagai pengatur fungsi organ-organ tubuh termasuk temperatur
tubuh dan bekerja seperti termostat yang mengatur dan memelihara temperatur
normal. Tetapi karena terdapat pengaruh temperatur luar tubuh sangat dingin
maka kerja hipotalamus menjadi terganggu dan hal ini akan mempengaruhi
tubuh, diantaranya:
 Hipotermia yaitu perasaan yang sangat dingin sampai menggigil dan
menyebabkan denyut jantung pelan dan kadang-kadang tidak teratur, tekanan
darah lemah, kulit dingin, pernapasan tidak teratur, dan bisa terjadi kolaps.
Hal ini terjadi pada temperatur 2-100C, pengruh tersebut juga tergantung dari
keadaan individu yaitu: tergantung dari daya tahan tubuh, keadaan fitness,
umur dan budaya.
 Raynound’s phenomenon adalah keadaan pucat pada daerah jari. Raynound’s
phenomenon ini dikaitkan dengan jumlah penyakit termasuk sistemik
skleroderma, pulmonary hipertension, multiple sklerosis yang juga disebut
penyekit Raynound’s.
 Chilblains adalah kelainan pada bagian-bagian tubuh menjadi bengkak,
merah, panas, dan sakit yang diselingi dengan gatal-gatal.
 Trench foot adalah kerusakan anggota tubuh terutama pada kaki oleh
kelembaban yang dingin.
 Frostbite adalah akibat terpaapr temperatur yang sangat dingin dan dapat
menimbulkan gangren.

Temperatur tinggi (Heat Stres)


Hazards temperatur tinggi (heat stres) dapat ditemukan pada operasi
perusahaan yang menggunakan peralatan yang memerlukan panas tinggi,
misalnya pengecoran biji besi atau baja, ruang pembakaran, ruang boiler, atau
peralatan-peralatan lainnya yang dalam operasinya memerlukan suhu tinggi.
Pengaruh heat stres terhadap tubuh adalah:
 Heat Train adalah serangkaian respon fisiologis terhadap heat stres yang
direfleksikan pada derajat heat stres yang dapat menimbulkan gangguan
perasaan tidak nyaman sampai terjadi heat disorder.
 Heat Cramps adalah gangguan yang disebabkan oleh karena terpapar suhu
yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan meningkatnya temperatur
tubuh, kekurangan cairan dalam tubuh yang menyebabkan kekurangan
garam natrium dalam tubuh.
 Heat Exhaution adalah terjadi oleh karena pengaruh cuaca yang sangat
panas, terutama bagi mereka yang tidak teraklimatisasi. Penderita keluar
keringat banyak, tetapi suhu badan dalam keadaan normal atau subnormal,
tekanan darak menurun, dan nadi lebih cepat, terasa lemah, dan bisa terjadi
pingsan.
 Heat Stroke adalah terjadi karena terpapar panas yang sangat tinggi dan
dengan pekerjaan yang sangat berat dan belum teraklimatisasi. Gejalanya
adalah suhu badan naik, kulit kering dan panas, vertigo, tremor, dan konvulsi

b. Faktor kimia
Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia
mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian
khusus. Hal ini karena hazards kimia disamping jumlahnya yang beredar di
sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat
bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai
menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.
- Jenis kontaminan udara
Pembagian bahan kimia yang merupakan kontamina (pencemar) udara dapat
digolongkan menjadi:
1. Dust (Debu)
Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran,
pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan
anorganik, seperti batu, biji besi, metal, batu bara, kayu, dan biji-bijian.
Debu yang mempunyai ukuran 5-10 mikrometer akan tertahan pada
saluran pernapasan bagian atas. Partikel atau debu berukuran 3-5
mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah,
sedangkan debu yang berukuran 1-3 mikrometer akan tertinggal pada
permukaan alveoli paru-paru. Debu yang berukuran kurang dari 0.1
mikrometer akan bergerak keluar masuk alveoli.

2. Fumes (upa cair)


Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari kondensasi tahap gas,
umumnya terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan diameter
kurang dari 1.0 mikrometer. Pengelasan (welbing), penyolderan yang
tidak cukup panas dan pekerjaan lainnya akan menghasilkan fumes.
3. Smoke (asap)
Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang
dari 0.1 mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari
benda yang mengandung karbon seperti batu bara dan minyak. Asap
umumnya mengandung titik-titik (droplets) partikel kering.
4. Mists (Kabut)
Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquid droplets) yang terbentuk dari
kondensasi uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan dari bentuk
cair menjadi tingkat terdepresi, seperti proses deburan air (spashing,
forming, pemecahan atom cairan/atomizing).
5. Gas
Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri,
melainkan mengisi ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan
normal. Bentuknya dapat berubah menjadi cair pada kondisi suhu dan
tekana yang tinggi
6. Vaspors (uap)
Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan
normal dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu
bentuk cair ke bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya. Dengan
mengetahui mengetahui bentuk dan ukuran- ukuran bahan pencemaran
udara adalah penting dalam program kesehatan lingkungan kerja
(pengenalan, evaluasi, pengendalian hazards) dan juga dalam menentukan
pemilihan alat pelindung diri yang tepat.

Pengaruh bahan kimia terhadap kesehatan


Bahan kimia beracun berdasarkan efeknya terhadap kesehtan secara umum,
digolongkan menjadi:
1. Iritan
Bahan kimia bersifat iritan adalah yang menyebabkan iritasi pada jaringan
tubuh yang terkena. Efek utama adalah menimbulkan peradangan oleh karena
kontak langsung. Iritan sekunder bisa mengakibatkan reaksi yang merugikan,
tetapi efek ini kecil dibandingkan efek sistemik pada keseluruhan.
2. Systemic poisons
Dalam membedakan bahan yang bersifat iritasi yang bisa menyebabkan reaksi
lokal pada daerah yang terkena, maka keracunan sistemik adalah terserapnya
bahan kimia oleh tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan pada sistem fisiologis
internal tubuh oleh karena aksi langsung/ tak langsung.
3. Asphyxiants
Bahan kimi ayang mempunyai sifat asfiksian adalah bahan kima yang dapat
menyebabkan kesulitan bernapas, sehinggga menimbulkan mati lemas, misalnya
nitrogen. Asfiksian dapat mencegah oksigen dalam darah, menghalangi
transportasi oksigen oleh darah ke jaringan tubuh atau mencegah oksigenasi
jaringan.
4. Sensitizers
Merupakan bahan kimia yang mempunyai aksi sensitif terhadap jaringan
tubuh yang dapat menyebabkan individu menjadi laergi. Akibat lain jika kontak
dengan kulit dapat menyebabkan keracunan.
5. Narcotics dan anasthetics
Bahan kimia yang bersifat narkotik dan anastetik dalam dosis rendah dapar
berinteraksi dengan sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan perasaan
mengantuk. atau perasaan tidak sensitif (kebal). Dalam dosis tinggi akan
menyebabkan reaksi bawah sadar, lemas,koma, bahkan sampai meningggal.
6. Fibrogenic dosis
Debu jenis ini bila terdeposit dalam jaringan dapat menyebabkan pengerasaN
pada jaringan tersebut.

7. Nuisance material
Merupakan bahan- bahan yang dapat menggangu kenyamanan pada tingkat
rendah dan itu menghasilkan efek toksik dan kadang- kadang tidak dipedulikan
sebagai bahan yang menggangu.

c. Faktor Biologi
Hazards biologis dapat berupa binatang, bakteri, jamur dan virus. Hazards
biologis yang berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanya
kehidupan binatang yang dapat dilihat, seperti binatang buas dan binatang
penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus). Akan tetapi untuk jenis-jenis
bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi terutama bagi
kesehatan. Hal ini dapat dilakukan denga melakukan observasi terhadap
karyawan2 yang sedang menderita penyakit.

Pengaruhnya terhadap karyawan adalah :


Binatang buas bukan merupakan hazards kesehatan, akan tetapi dapat
mengggangu keselamatan jiwa, misalnya karyawan penebang kayu ditengah hutan
mempunyai resiko terhadap ancaman binatnag buas. Sedangkan binatang seperti
nyamuk, lalat, dantikus dapat menyebabkan penyakit menular.
Bakteri, jamur, dan virus dapat menyebabakan penyakit menular, seperti
influenza, tbc, kolera, disentri,dsb.

d. Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat
menyebabkan stress:
1. Pelayanan kesehatan seringkali bersifat emergensi dan menyangkut hidup mati
seseorang. Untuk itu pekerja di lab. Kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan
keramahtamahan
2. Pekerjaan pada unit2 tertentu yg sangat monoton.
3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja
4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di nsektor formal
ataupun informal.
e. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara,
proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan
tercapai efisiensi yg setinggi- tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual
dan kuratif, secara popular kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai “To fit the
Job to the Man to the Job”. Sebagian besar pekerja diperkantoran atau pelayanan
kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya
tnaga operator peralatan, hal ini disebakna peralatan yan g digunakan pada
umumnya barang impor yang desainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja
Indonesia.
Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah
sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan gangguan fisik dan psikologis (stres) dengan keluhan yang paling
sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain). Work station design adalah
bagaimana kita mendesain atau membuat suatu tempat kerja menjadi nyaman dan
tidak menimbulkan kelelahan, termasuk disini adalah bagaimana mengatur atau
meletakkan peralatan kerja yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Geno Gram
    Geno Gram
    Dokumen3 halaman
    Geno Gram
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana Syok Anafilktik
    Tatalaksana Syok Anafilktik
    Dokumen6 halaman
    Tatalaksana Syok Anafilktik
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Skenario 2
    Skenario 2
    Dokumen14 halaman
    Skenario 2
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Surat Lamaran Kerja
    Surat Lamaran Kerja
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran Kerja
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Fishbone
    Fishbone
    Dokumen1 halaman
    Fishbone
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Kuliah Ulcer (KBK)
    Kuliah Ulcer (KBK)
    Dokumen27 halaman
    Kuliah Ulcer (KBK)
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Estimasi Pengeluaran
    Estimasi Pengeluaran
    Dokumen1 halaman
    Estimasi Pengeluaran
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • MINI PROJECT
    MINI PROJECT
    Dokumen22 halaman
    MINI PROJECT
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Plant Survey
    Plant Survey
    Dokumen9 halaman
    Plant Survey
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Kirim Ke Bang Bayu
    Kirim Ke Bang Bayu
    Dokumen45 halaman
    Kirim Ke Bang Bayu
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • EKSKRESI Dan Sekresi
    EKSKRESI Dan Sekresi
    Dokumen9 halaman
    EKSKRESI Dan Sekresi
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Komplikasi DM
    Komplikasi DM
    Dokumen9 halaman
    Komplikasi DM
    Tania Azhari
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan TB Paru
    Penyuluhan TB Paru
    Dokumen13 halaman
    Penyuluhan TB Paru
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Surat Kepolisian PHI
    Surat Kepolisian PHI
    Dokumen3 halaman
    Surat Kepolisian PHI
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading
    Journal Reading
    Dokumen16 halaman
    Journal Reading
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • SM - Wrap Up
    SM - Wrap Up
    Dokumen20 halaman
    SM - Wrap Up
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Gga GGK
    Gga GGK
    Dokumen22 halaman
    Gga GGK
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen13 halaman
    Jurnal
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Refrat Gangguan Mood
    Refrat Gangguan Mood
    Dokumen26 halaman
    Refrat Gangguan Mood
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Refrat Gangguan Mood
    Refrat Gangguan Mood
    Dokumen29 halaman
    Refrat Gangguan Mood
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Jalan Nafas
    Manajemen Jalan Nafas
    Dokumen55 halaman
    Manajemen Jalan Nafas
    rmurtia
    83% (6)
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Patient Monitor & Post Anesthesia Care Reza
    Patient Monitor & Post Anesthesia Care Reza
    Dokumen26 halaman
    Patient Monitor & Post Anesthesia Care Reza
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Refrat Konjungtivitis
    Refrat Konjungtivitis
    Dokumen20 halaman
    Refrat Konjungtivitis
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Airway Management in ICU Manajemen Saluran Napas
    Airway Management in ICU Manajemen Saluran Napas
    Dokumen56 halaman
    Airway Management in ICU Manajemen Saluran Napas
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Referat DM
    Referat DM
    Dokumen15 halaman
    Referat DM
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • TOR Ta'lim
    TOR Ta'lim
    Dokumen1 halaman
    TOR Ta'lim
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Mengubah Pertanyaan Berikut Menjadi Pertanyaan Terbuka
    Mengubah Pertanyaan Berikut Menjadi Pertanyaan Terbuka
    Dokumen1 halaman
    Mengubah Pertanyaan Berikut Menjadi Pertanyaan Terbuka
    Muhammad Arie Wibisono Rangkuti
    Belum ada peringkat
  • Pemuki Man
    Pemuki Man
    Dokumen23 halaman
    Pemuki Man
    Bannun Tahtoh
    Belum ada peringkat