PLANT SURVEY
KELOMPOK 3
OLEH :
Amanda Ricki 1102011023
Dewi Rahmita Sari 1102011078
Fatimah Alia 1102011102
Nadya Eka Putri 1102011190
M. Arie Wibisono R 1102011171
1. Definisi
Walk through Survey (Plant Survey) adalah survey sesaat yang dilakukan di
perusahaan / tempat kerja dengan melakukan observasi, wawancara, pengukuran
dan pengumpulan data di tempat kerja.
(Sulistomo, A, et al. Walk Through Survey - Sub Bagian Kedokteran Okupasi IKK
FKUI : 2002).
Walk Through Survey merupakan teknik utama yang penting untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat
memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan.
(Buraena, S. Walk Through Survey (Survei Jalan Sepintas). RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo. Makassar. p:1-4).
b. Faktor kimia
Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia
mempunyai permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian
khusus. Hal ini karena hazards kimia disamping jumlahnya yang beredar di
sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatan pun sangat
bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka, alergi sampai
menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.
- Jenis kontaminan udara
Pembagian bahan kimia yang merupakan kontamina (pencemar) udara dapat
digolongkan menjadi:
1. Dust (Debu)
Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran,
pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan
anorganik, seperti batu, biji besi, metal, batu bara, kayu, dan biji-bijian.
Debu yang mempunyai ukuran 5-10 mikrometer akan tertahan pada
saluran pernapasan bagian atas. Partikel atau debu berukuran 3-5
mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah,
sedangkan debu yang berukuran 1-3 mikrometer akan tertinggal pada
permukaan alveoli paru-paru. Debu yang berukuran kurang dari 0.1
mikrometer akan bergerak keluar masuk alveoli.
7. Nuisance material
Merupakan bahan- bahan yang dapat menggangu kenyamanan pada tingkat
rendah dan itu menghasilkan efek toksik dan kadang- kadang tidak dipedulikan
sebagai bahan yang menggangu.
c. Faktor Biologi
Hazards biologis dapat berupa binatang, bakteri, jamur dan virus. Hazards
biologis yang berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanya
kehidupan binatang yang dapat dilihat, seperti binatang buas dan binatang
penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus). Akan tetapi untuk jenis-jenis
bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi terutama bagi
kesehatan. Hal ini dapat dilakukan denga melakukan observasi terhadap
karyawan2 yang sedang menderita penyakit.
d. Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat
menyebabkan stress:
1. Pelayanan kesehatan seringkali bersifat emergensi dan menyangkut hidup mati
seseorang. Untuk itu pekerja di lab. Kesehatan dituntut untuk memberikan
pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan
keramahtamahan
2. Pekerjaan pada unit2 tertentu yg sangat monoton.
3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja
4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di nsektor formal
ataupun informal.
e. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara,
proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan
tercapai efisiensi yg setinggi- tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual
dan kuratif, secara popular kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai “To fit the
Job to the Man to the Job”. Sebagian besar pekerja diperkantoran atau pelayanan
kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya
tnaga operator peralatan, hal ini disebakna peralatan yan g digunakan pada
umumnya barang impor yang desainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja
Indonesia.
Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah
sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan gangguan fisik dan psikologis (stres) dengan keluhan yang paling
sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain). Work station design adalah
bagaimana kita mendesain atau membuat suatu tempat kerja menjadi nyaman dan
tidak menimbulkan kelelahan, termasuk disini adalah bagaimana mengatur atau
meletakkan peralatan kerja yang digunakan.