Anda di halaman 1dari 10

MODUL V

PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI


(STOPWATCH TIME STUDY)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran waktu kerja (Time Study) dikemukan oleh F.W. Taylor. Dia
melakukan penelitian terhadap rendahnya produktivitas pekerja-pekeja di
tempatnya bekerja. Dia melihat para pekerja menghasilkan produk di bawah
hasil sebenarnya yang mungkin dicapai. Anggapannya bahwa penyebabnya
adalah pengukuran jam henti yang tidak baik. F.W. Taylor juga
mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu
lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat dan frekuensi istirahatnya.
Dalam melakukan penelitiannya dia menggunakan pengukuran jam henti
(Stopwatch Time Study).
Dalam praktikum pengukuran waktu kerja (time study) ini kita
mengaplikasikannya dengan menganalisa data menggunakan data hasil dari
modul dalam pembuatan irus dengan menggunakan batok kelapa dan gagang.
Dengan teknik pengukuran waktu kerja langsung dan tidak langsung. Dengan
begitu dapat mengetahui waktu baku dan output standart dari proses operasi
tersebut. Dan dapat memperkirakan penyesuaian serta kelonggaran dari
proses tersebut.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan jam
henti ini adalah:
1. Menentukan waktu baku/standart dari elemen kerja.
2. Menentukan waktu baku/standart dari dari suatu rangkaian kerja proses
operasi.
3. Memperkirakan penyesuaian dan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
4. Menggunakan waktu baku/standart yang tersedia untuk melakukan
perbaikan sistem kerja.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan Sistem Kerja
Perancangan Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-
teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja
yang lebih baik. Prinsip-prinsip ini memiliki tujuan mencapai
tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta, aman,
sehat, dan nyaman bagi pekerja.
Sebenarnya sistem kerja itu terdiri dari manusia, bahan, perlengkapan,
dan peralatan (mesin, perkakas, pembantu, lingkungan kerja, dan keadaan
pekerjaan-pekerjaan lainnya), Empat komponen ini memiliki peran besar
dalam mencapai efisiensi dan produktivitas kerja. Ketika kita berbicara
tentang efisiensi, maka yang muncul di pikiran orang awam adalah
perbandingan hasil kerja yang dicapai dengan ongkos yang dikeluarkan.
Tetapi dalam ilmu Perancangan Sistem Kerja, “ongkos” di sini meliputi
waktu yang dihabiskan, tenaga yang dikeluarkan dan/atau akibat-akibat
psikologis dan sosiologis dari pekerjaan yang bersangkutan
2.2 Pengukuran Waktu Kerja
Pengukuran waktu kerja merupakan bagian penting dalam proses
standarisasi kerja. Secara garis besar tekni-teknik pengukuran waktu kerja di
bagi atas dua bagian, yaitu: Pengukuran langsung adalah pengukuran yang
dilaksanakan secara langsung dimana tempat pekerjaan yang bersangkutan
dilakukan. Terdiri dari dua jenis pengukuran yaitu; pengukuran waktu dengan
menggunakan jam henti (stopwatch) dan pengukuran waktu dengan
menggunakan sampling pekerjaan.
Adapun pengukuran secara tidak langsung. Pengukuran tidak langsung
adalah pengukuran yang dilakukan tampa harus berada di tempat pekerjaan,
yaitu dengan membaca table-tabel yang tersediah dengan syarat mengetahui
jalannya pekerjaan atau gerakan. Yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain; data waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh
pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaan dalam system terbaik.
2.3 Penyesuaian dan Kelonggaran
Saat melakukan pengukuran waktu, mungkin saja operator dari
pekerjaan melakukan ketidakwajaran. Biasanya penyesuaian dilambangkan
dengan huruf (p). Jika operator bekerja dengan cepat dari yang biasa maka
nilai (p>1). Jika lambat dari biasanya maka (p<1). Dan jika operator bekerja
dengan normal maka (p=1).
Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat dalam pengukuran,
pengalaman operator menjadi peran yang penting disini. Maka untuk
memudahkan dalam memilih konsep wajar, seorang pengukur dapat
mempelajari cara kerja seorang operator yang dianggap normal yaitu:
1. Jika operator dianggap berpengalaman.
2. Bekerja tanpa usaha yang berlebihansepanjang hari.
3. Menguasai cara kerja yang ditetapkan.
4. Menunjukan kesungguhan dalam melakukan pekerjaanya.

III. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada modul pengukuran waktu kerja
dengan jam henti (stopwatch time study) ini adalah sebagai berikut:
1. Kalkulator
2. Pensil atau bulpoint
3. Kertas
4. Data pengamatan

IV. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


4.1 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan
jam henti sebagai berikut:
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Mulai stopwatch
3. Ambil bambu
4. Ukur panjang bambu sesuai dengan ukuran yang diperlukan
5. Tandai dengan spidol
6. Potong bambu
7. Haluskan bambu dengan amplas
8. Matikan stopwatch
9. Catat waktu
4.2 Data Pengolahan
A. Pengukuran dan Pemotongan Bambu
Data yang didapat dari praktikum sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Waktu Pengamatan Pengukuran dan Pemotongan Bambu
Sesi Data Pengamatan Ke (dalam detik) ∑x ∑x 2
1 2 3 4 5
Selasa 1 77 109 75 77 78 416 35.448
Selasa 2 101 135 88 90 78 492 50.354
Rabu 1 94 41 65 28 65 293 19.751
Rabu 2 32 25 29 31 30 147 4.351
Kamis 1 65 47 108 107 80 407 35.947
Kamis 2 128 140 10 135 120 533 68.709
Jumlah 2288 214560

1. Uji Keseragaman Data


Waktu siklus elemen pengukuran dan pemotongan bamboo
∑𝑥
Ws = (X) = 𝑁

2288
= = 76,28 detik
30

Standart deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian


(∑𝑥)2
√∑𝑥 2 − 𝑁
𝜎=
𝑁−1

(2.288)2
214.560–
=√ 30
30 − 1

= 37,16
Standart deviasi dari distribusi elemen pengukuran dan pemotongan
bambu
𝜎
𝜎𝑥 =
√𝑁
37,16
=
√30

= 6,78

BKA = x + 3𝜎x
= 76,27 + 3 x 6,78
= 96,61

CL = x
= 76,27

BKB = x - 3𝜎x
= 76,27 – 3 x 6,78 = 55,93

Gambar 4.1 pengukuran dan pemotongan bambu


2. Uji Kecukupan Data
k⁄ √N∑x2 −(∑x)2 𝟐
s
N’ =[ ]
∑x

2⁄ 𝟐
2
0,05√30x214.560−(2288)
= [ ]
2288

N’< N = 367.33 > 30 artinya data belum mencukupi


3. Perhitungan waktu normal elemen pengukuran dan pemotongan bambu
Tabel 4.2 Faktor Penyesuaian (Performance Rating) elemen pengukuran dan
pemotongan bambu
FaktorPenyesuaian
Elemen Kerja (Performance Rating) Total Penyesuaian
K U KK K
pengukuran dan +0,08 +0,08 +0,02 +0,01 +0,19
pemotongan bamboo
P = 1 + Performance Rating
P = 1 + 0,9 = 1,19
Karena nilai P > 1, maka operator bekerja cepat.
waktu normal = ws x P (detik)
= 76,27 x 1,19
= 90,76
4. Perhitungan waktu baku
Tabel 4.3 Faktor Kelonggaran (Allowance)

Faktor Allowance(Allowance)
Total
ElemenKerja
TD SK GK KM KT KA KL Penyesuaian

pengukuran dan
pemotongan 0,4 0,4 0 9 3 0 0 12,8
bamboo
100%
Waktu Baku (wb) = waktu normal x (100%−𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒) detik
100%
= 90,76 x (100%−12.8%)

= 104 detik / rakit


5. Perhitungan Output Standart
1
Output standart = 𝑊𝑏𝚤
1
= 104 = 0.0096 detik

B. Penghalusan Bambu

Tabel 4.4 Data Waktu Pengamatan Penghalusan Bambu


Data Pengamatan Ke (dalam detik)
Sesi ∑x ∑x 2
1 2 3 4 5
Selasa 1 55 51 51 56 50 263 13.863
Selasa 2 52 58 56 93 62 321 21.679
Rabu 1 116 91 121 120 125 573 66.403
Rabu 2 51 70 78 118 90 407 35.609
Kamis
57 64 70 64 70 325 21.241
1
Kamis
70 90 70 88 90 408 33.744
2
Jumlah 2.297 199.935
1. Uji Keseragaman Data
Waktu siklus elemen pengukuran dan pemotongan bambu
∑𝑥
Ws = (X) = 𝑁
2297
= = 76,57 detik
30

Standart deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian


(∑𝑥)2
√∑𝑥 2 − 𝑁
𝜎=
𝑁−1

(2.297)2
199.935–
=√ 30
30 − 1

= 28,80
Standart deviasi dari distribusi elemen pengukuran dan pemotongan
bambu
𝜎
𝜎𝑥 =
√𝑁
28,80
=
√30

=5,25

BKA = x + 3𝜎x
= 76,57 + 3 x 5,25
= 92,32

CL = x
=76,57

BKB = x - 3𝜎x
= 76,27 – 3 x 5,25 = 60,50

Gambar 4.2 Penghalusan Bambu


2. Uji Kecukupan Data
k⁄ √N∑x2 −(∑x)2 𝟐
s
N’ =[ ]
∑x

2⁄ 𝟐
2
0,05√30x199935−(2297)
= [ ]
2297

N’< N = 218.895 > 30 artinya data belum mencukupi


3. Perhitungan waktu normal elemen pengukuran dan pemotongan bambu
Tabel 4.5 Faktor Penyesuaian (Performance Rating) elemen penghalusan bamboo
bambu
FaktorPenyesuaian
Elemen Kerja (Performance Rating) Total Penyesuaian
K U KK K
pengukuran dan +0,08 +0,08 +0,02 +0,01 +0,19
pemotongan bambu

P = 1 + Performance Rating
P = 1 + 0,19 = 1,19
Karena nilai P > 1, maka operator bekerja cepat.
waktu normal = ws x P (detik)
= 76,57 x 1.19 = 91,11
4. Perhitungan waktu baku
Tabel 4.6 Faktor Kelonggaran (Allowance) Untuk Merakit Rel A dan Rel B

Faktor Allowance(Allowance)
Total
ElemenKerja
TD SK GK KM KT KA KL Penyesuaian

pengukuran dan
pemotongan 0,4 0,4 0 9 3 0 0 12,8
bamboo
100%
Waktu Baku (wb) = waktu normal x ( ) detik
100%−𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100%
= 91.11 x (100%−12,8%)

= 104, 4 detik
5. Perhitungan Output Standart
1
Output standart = 𝑊𝑏𝚤
1
= 104,4 = 0.0095 detik
4.3 Hasil dan Analisa
Adapun hasil dan analisa dari praktikum modul pengukuran waktu kerja
dengan jam henti ini adalah:
1. Hasil perngukuran waktu baku masing-masing elemen kerja.
Pada elemen kerja pengukuran dan pemotongan bambu didapat waktu
baku sebesar 104 detik/rakit
Pada elemen kerja penghalusan bambu didapat waktu baku sebesar
104,4 detik/rakit
2. Hasil perhitungan output standar dari masing-masing elemen kerja
Pada elemen kerja pengukuran dan pemotongan bambu didapat output
standart sebesar 0,0096 unit/detik
Pada elemen kerja penghalusan bambu didapat output standart sebesar
0,0095 unit/detik

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengukuran waktu kerja dengan
jam henti ini adalah:
Pada elemen kerja pengukuran dan pemotongan bambu didapat waktu
baku sebesar 104 detik/rakit. Pada elemen kerja penghalusan bambu didapat
waktu baku sebesar 104,4 detik/rakit
Sedangkan hasil perhitungan output standart dari masing-masing
elemen kerja. Pada elemen kerja pengukuran dan pemotongan bambu didapat
output standart sebesar 0,0096 unit/detik. Pada elemen kerja penghalusan
bambu didapat output standart sebesar 0,0095 unit/detik
5.2. Saran
Adapun saran dari praktikum modul pengukuran waktu kerja dengan
jam henti ini, adalah sebagai berikut:
a. Seharusnya pada modul dilengkapi dengan yang materi secara detail
agar memudahkan praktikan.
b. Seharusnya pada modul diberi contoh penyelesaian yang sesuai untuk
judul modul ini.
c. Seharusnya pada modul dilengkapi dengan prosedur praktikum serta
alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum berlangsung

VI. DAFTAR PUSTAKA


Nurmianto, Eko. 1991. “Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya”. Surabya :
Prima Printing
Sutalaksana, I.F.; Anggawisastra. R. dan Tjakraatmadja, J.H.; 2006. “Teknik
Perancangan Sistem Kerja” Bandung : ITB.
Sutalaksana, Iftikar. 1979 “Teknik Tata Cara Kerja”. Bandung : ITB
Sunardi. 2018. “Modul Praktikum Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi”
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur : Surabaya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. “Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja”. Jakarta
: PT. Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai