BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Definisi
bukan tidak bisa berubah dari gangguan gerak dan postur, yang disebabkan
dari kerusakan otak akibat faktor herbiter, masa kehamilan, masa kelahiran,
dan masa setelah lahir atau dua tahun pertama kehidupan (The Bobath
Centre,1997)
kognisi, dan perilaku, yang dihasilkan dari kerusakan otak pada masa
rumit. Nuclei basalis berperan penting dalam mengantur postur dan gerakan
voluntar.
8
9
a. Corpus Striatum
b. Nucleus Caudatus
ventriculus lateralis.
amygdala.
c. Nucleus Lentiformis
dan gelap, putamen, dan bagian dalam yang lebih terang yang
d. Nuclues Amygdala
pernafasan.
13
e. Sistem limbik
ini.
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Serabut-Serabut Aferen
Serabut-serabut korticostriata
serabut kortikostriata.
Serabut-Serabut Talamostriata
Serabut-Serabut Nigrostriata
inhibisi.
20
Serabut-Serabut Eferen
Serabut-Serabut Striatopallidus
gamma-aminobutyric acid(GABA)
Serabut-serabut Striatonigra
Serabut-serabut Aferen
Serabut-serabut Striatopallidal
GABA.
Serabut-Serabut Eferen
Serabut-SerabutnPallidofugal
nuclei subthalamicus.
corpus striatum dan aliran keluar berjalan kembali kearea yang disbeutkan
primer, talamus dan batang otak. Aliran keluar nucleus basalis dialirkan
motorik korteks cerebri atau pusat-pusat motorik lain dibatang otak. Jadi
23
cerebri dan tidak memiliki kontrol langsung jaras desendens kebatang otak
dan medulla spinalis. Dengan cara ini nuclei basalis membantu regulasi
halus dan tangkas pada tangan dan kaki sisi tubuh yang berlawanan.
Gambar 5
2.3.1 Definisi
gerakan tubuh dengan pengaturan sistem saraf dan sistem otot yang
motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
1. Tahap Pertama
2. Tahap Kedua
tungkai.
3. Tahap Ketiga
4. Tahap Keempat
Publishing Inc.2011).
2.4.1 Definisi
yang buruk. Otot tidak memadai terjadi ketika otot tidak berkoordinasi
a. sistem informasi sensoris meliputi antara lain yaitu visual, vestibular atau
datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra
oktober 2016).
gerakan tidak terkontrol yang terdapat pada kaki, lengan, tangan atau otot-
otot bagian wajah, tetapi juga otot-otot leher yang berfungsi menegakkan
2.5.1 Etiologi
yang dilahirkan urang bulan dengan berat badan lahir rendah dan anak-
anak berat badan lahirnnya sangat rendah, yang beresiko cerebral palsy
sehar dan mereka yang beresiko mengalami cerebral palsy setelah masa
kanak-kanak.
1. Prenatal
2. Perinatal
Mengganggu.
serebri,tromboplebitis,ensefalomielitis.
menjadi :
stereopik.
merupakan ciri khas utama, tetapi tidak boleh dilupakan bahwa sering
reflek primitif (pada fase awal) atau reflek primitif yang menetap (pada
tonus otot yang berubah. Bayi pada golongan ini pada bulan pertama
Menjelang usia 1 tahun terjadi perubahan tonus otot dari yang rendah
1. Faktor Ibu
deficit sensori.
3. Faktor prenatal
4. Faktor perinatal
Bradikardia, Hipoksa.
kepala.
2.5.4 Prognosis
tidak pernah terjadi pada cerebral palsy. Tetapi akan terjadi perbaikan
(soetijingningsih,2012)
40
b. Adanya pola abnormal dari postur dan gerakan yang dihasilkan oleh
dengan dua aspek dari evaluasi postural kontrol pola primitif dan
dan berjalan.
1. Inhibisi
2. Fasilitasi
3. Stimulasi
badan.
bawah.
faktor lainnya. Apabila ditemukan lebih dari satu anak dalam satu keluarga
genetik. Secara umum, faktor penyebab cerebral palsy pada masa prenatal,
(CMF, TORCH) radiasi sinr x serta keracunan pada masa kehamilan. Faktor
parut pada otak pasca operasi, dan penyakit metabolik dan hiperbilirubinemia.
satunya cerebral Athetosis yang rusak pada bagian otak basal ganglia yang
perempuan, terutama pada anak pertama, karena anak pertama lebih sering
kesulitan pada waku dilahirkan. Angka kejadian lebih tinggi pada bayi dan
anak kembar juga pada ibu leboh dari 40 tahun pada multipara.
merupakan kelainan sistem saraf pusat pada basal ganglia yang hampir selalu
akibat pemutusan sirkuit yang melibatkan nuclei basalis dan cortex cerebri.
dan berlebihan yang hampir selalu mengenai distal anggota gerak. Limitation
posisi kepala kearah tengah, mengontrol gerakan yang tidak disadari, seperti
miring kanan dan miring kiri, terlungkup, merangkak, duduk, berjalan, dan
seperti bergaul dengan anak-anak atau orang yang tinggal didekat tempat
postur dan gangguan gerak. Bertujuan menidentifikasi pada area area spesifik
aktifitas fungsional lebih mudah seperti dengan anak seusia dengannya yang
athetosis
Limitation in Activity
Functional impairment Participation Restriction
Anatomical impairment