Anda di halaman 1dari 6

REPUBLIKA.CO.

ID, BANJARNEGARA -- Kepala Pelaksana Harian Badan


Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Catur Subandrio
mengatakan sebanyak 158 jiwa warga korban bencana alam longsor tanah di Desa
Clapar Banjarnegara saat ini mengungsi.

"Bencana tanah longsor ini terjadi di lingkungan RT 01, RT 02, dan RT 03 RW 01


Desa Clapar, Kecamatan Madukara," katanya didampingi Koordinator Tim Reaksi
Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Jawa Tengah,
Jumat.

Menurut dia, hujan lebat yang terjadi sejak hari Kamis (24/3), pukul 18.00 WIB,
mengakibatkan terjadinya tanah bergerak dengan luas lebih dari 5 hektare atau sejauh
1,2 kilometer dengan pergerakan yang tergolong lambat.

Ia mengatakan bahwa hari Jumat (25/3), sekitar pukul 01.30 WIB, kembali terjadi
gerakan tanah sehingga beberapa warga mulai mengungsi. "Gerakan longsor kembali
terhadi pada pukul 06.00 WIB sehingga mengakibatkan sembilan rumah rusak berat,
tiga ruma rusak sedang, dua rumah rusak ringan, dan 29 rumah terancam longsor
dengan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 158 jiwa. Tidak ada korban jiwa
dalam bencana ini," katanya.

Ia mengatakan bahwa sebagian warga mengungsi di rumah-rumah penduduk yang


berada di lingkungan RT 03, RT 04, dan RT 05 RW 01. Selain itu, kata dia, pihaknya
juga telah menyiapkan tempat pengungsian di Sekolah Dasar Negeri 2 Clapar.

"Posko Aju Darurat BPBD Banjarnegara telah dibuka d Desa Clapar. Sejak pagi
hingga sekarang, tim gabungan yang terdiri atas BPBD Banjarnegara, Kodim
0704/Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Pemerintah Kecamatan Madukara, Banser,
Tagana, PMI, Bela Negara, dan masyarakat lainnya, membantu proses evakuasi
warga ke tempat yang lebih aman," katanya.

Menurut dia, tim gabungan juga bekerja bakti menyingkirkan material longsoran,
membuka dapur umum, membuka posko pengungsian, dan pengamankan lokasi.

Ia mengatakan bahwa selain merusak rumah warga, tanah bergerak atau longsor itu
juga memutus jaringan listrik sehingga aliranya mati. "Jalan utama Banjarnegara-
Pagentan yang melewati Madukara juga terputus total akibat gerakan tanah tersebut
sehingga kendaraan dari Banjarnegara yang akan menuju Pagentan dan sebaliknya
harus memutar melalui Karangkobar," katanya.

Disinggung mengenai penanganan lebih lanjut terhadap korban longsor di Desa


Clapar, Catur mengatakan bahwa mereka tidak menutup kemungkinan akan
direlokasi bersama warga lainnya yang telah lebih dulu direlokasi pascabencana
beberapa tahun lalu.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu kedatangan tim
dari Badan Geologi yang akan mengecek dan menganalisis kondisi tanah di Desa
Clapar. "Kami masih menunggu Badan Geologi. Nanti bagaimana langkah-langkah
dan rekomendasi dari mereka," ujarnya.
REPUBLIKA.CO.ID,BANJARNEGARA -- Longsor dan tanah bergerak masih
menjadi bencana utama yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa
Tengah. Pada Kamis (24/3) malam, lahan seluas 5 hektar di Desa Clapar Kecamatan
Madukara yang di atasnya berdiri puluhan rumah warga, mengalami pergerakan
tanah.

Untungnya, pergerakan tanah yang terjadi tidak bersifat cepat (fast respon) sehingga
tidak sampai menimbulkan korban luka maupun korban jiwa. Namun pergerakan
tanah yang pelan ini, tetap menyebabkan puluhan rumah permanen mengalami
kerusakan parah bahkan ada yang ambruk, rusak sedang dan ringan.

Sejumlah ruas jalan hotmix yang menghubungkan wilayah Kecamatan Madukara ke


Kecamatan Pagentan, di beberapa titik mengalami ambles sehingga tidak bisa lagi
dilintasi kendaraan bermotor.

"Pergerakan tanah ini terjadi sesaat setelah wilayah Kecamatan Madukara disiram
hujan lebat sejak pukul 18.00. Se telah hujan tersebut, terjadi longsor di beberapa titik
dan tanah terus-menerus bergerak,'' kata Kepala Pelaksana Harian Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Catur Subandrio,
didampingi Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banjarnegara Andri
Sulistyo, Jumat (25/3).

Berdasarkan data terakhir, lahan seluas 5 hektar yang berada di wilayah RT 1,2 dan 3
RW 1 Desa Clapar tersebut, telah bergerak sejauh 1,2 km. Akibat pergerakan ini,
jumlah rumah yang mengalami kerusakan mencapai puluhan unit. Secara rinci, 9
rumah mengalami rusak berat, 3 rumah rusak sedang, 2 rumah rusak ringan, dan 29
rumah warga lainnya terancam terdampak.

"Terhadap warga yang rumahnya mengalami kerusakan telah diungsikan ke tempat


yang aman. Demikian juga warga yang rumahnya belum rusak namun terancam
dampak tanah bergerak, juga kami ungsikan. Total ada 158 warga yang kami
ungsikan," jelasnya. Sebagian warga mengungsi ke rumah teyangga, namun sebagian
besar mengungsi ke tempat yang telah disiapkan di SD Negeri 2 Clapar.

Andre juga menyatakan, pihaknya telah mendirikan Posko Aju di Desa Clapar untuk
mengatasi dampak bencana. Di posko ini, BPBD tim gabungan dari Kodim 0704
Banjarnegara, Polres Banjarnegara, Banser, Tagana, PMI, Bela Negara dan SAR
membantu kegiatan kedaruratan.
1. Bencana : sesuatu yang menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian, atau
penderitaan; kecelakaan; bahaya
2. Permanen : tetap (tidak untuk sementara waktu); berlangsung lama (tanpa
perubahan yang berarti)
3. A,bruk : keadaan (hal) ambruk; keruntuhan; kerobohan
4. Ambles : turun (ke dalam tanah); tenggelam:
5. Dilintasi : Dilewati
6. Penanggulangan : proses, cara, perbuatan menanggulangi:
7. Kordinator : orang yang melakukan koordinasi; yang mengoordinasi
8. Tim reaksi : kelompok; regu yang melakukan kegiatan (aksi, protes) yang timbul
akibat suatu gejala atau suatu peristiwa
9. Diungsikan : membawa mengungsi; membawa pergi dari tempat yang berbahaya;
memindahkan ke tempat yang aman
10. Terancam dalam keadaan bahaya: jiwanya ~;
11. Pihak : menjadikan tempat memihak; membela: d
12. Dampak : pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)
13. Kedaruratan : keadaan sukar (sulit) yang tidak tersangka-sangka (dalam bahaya,
kelaparan, dan sebagainya) yang memerlukan penanggulangan segera
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/03/25/o4lcxk394-tanah-
bergerak-pelan-12-km-puluhan-rumah-rusak

Eko Widiyatno

2 halaman

Anda mungkin juga menyukai