Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

ANALISIS POTENSI SEKTOR PERTANIAN


TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
Andi Posman Simamora*, Sirojuzilam** dan Supriadi**
*Alumni PWD SPs USU
**Dosen FE/FP/PWD SPs USU

Abstract: Research objectives, namely: (1) To know the classification of


agricultural subsector growth Hasundutan Humbang Distirct. (2) Determine the
subbase and nonbase agricultural production districts in each Humbang
Hasundutan, (3) To formulate policy priorities of agricultural development in the
direction of the district Humbang Hasundutan. The analytical method used is
Quotients Klassen, Location Quotient and SWOT analysis. LQ analysis results
show that for the agricultural sector and Sijamapolang Onanganjang District
became the basis for most food crops subsector. For plantation crops showed the
most dominant base contained in the District Pakkat, Parlilitan and Tarabintang.
As for the livestock subsector is almost evenly throughtout the district.

Abstrak: Tujuan penelitian, yaitu : (1) Untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan


subsektor pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. (2) Untuk mengetahui
subsektor basis dan non basis produksi pertanian tiap kecamatan di Kabupaten
Humbang Hasundutan. (3) Merumuskan prioritas kebijakan arahan pengembangan
pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan. Metode analisis yang digunakan
yaitu analisis Tipologi Klassen, Analisis Location Quotient (LQ) dan Analisis
SWOT. Hasil analisis LQ untuk sektor pertanian menunjukkan bahwa Kecamatan
Onanganjang dan Sijamapolang menjadi basis terbanyak untuk subsektor tanaman
bahan makanan. Untuk subsektor tanaman perkebunan menunjukkan basis yang
paling dominan terdapat di Kecamatan Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang.
Sementara untuk subsektor peternakan hampir merata di seluruh kecamatan.
Kata kunci: Potensi, sektor pertanian, Kabupaten Humbang Hasundutan,
pengembangan wilayah.

PENDAHULUAN pada tingkat wilayah. Perencanaan wilayah


Dalam pembangunan suatu wilayah dilakukan sebagai upaya untuk
diperlukan perencanaan yang tepat sebab mengantisipasi permasalahan dimasing-
dengan perencanaan yang tepat akan masing wilayah dan mengupayakan
mengarahkan pembangunan pada suatu keseimbangan pembangunan antar wilayah.
tujuan yang hendak dicapai serta Peran utamanya adalah mengatasi secara
menimbulkan dampak positif terhadap langsung persoalan-persoalan yang
daerah itu sendiri. Perencanan yang tepat berkenaan dengan pembangunan ditingkat
adalah sebuah perencanaan yang dibuat atas wilayah.
dasar potensi atau keunggulan yang dimiliki Tujuan pembangunan nasional
daerah itu sendiri. Perencanaan juga akan mencakup beberapa aspek yaitu
menjadi bahan dalam membuat sebuah pertumbuhan ekonomi, pemerataan
kebijakan pembangunan yang mendukung pendapatan masyarakat dan kesempatan
perencanaan tersebut. kerja serta kelestarian sumberdaya yang
Konsep perencanaan wilayah potensial. Keberhasilan pembangunan di
merupakan keberlanjutan dari kegiatan Indonesia menuntut kerjasama dan
perencanaan yang dilakukan karena adanya dukungan dari berbagai pihak dan peranan
perbedaan kepentingan, permasalahan, ciri dari masing-masing sektor. Salah satu
dan karateristik serta potensi dari masing- sektor yang diharapkan dapat menunjang
masing daerah/wilayah sehingga menuntut tujuan pembangunan ekonomi adalah sektor
adanya campur tangan pihak pemerintah pertanain.

54
Andi Posman Simamora, Sirojuzilam, Supriadi: Analisis Potensi…

Pembangunan pertanian di kemiskinan, menyediakan lapangan kerja,


Indonesia dianggap penting dari serta memelihara keseimbangan
keseluruhan pembangunan nasional. Ada sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
beberapa hal yang mendasari mengapa Kebijakan otonomi daerah melalui
pembangunan pertanian di Indonesia Undang-undang nomor 32 tahun 2004
mempunyai peranan penting, antara lain: memberikan kewenangan yang besar pada
potensi sumber daya alam yang besar dan daerah dalam mengelola pemerintahan dan
beragam, pangsa terhadap pendapatan sumberdaya daerah termasuk kegiatan
nasional yang cukup besar, besarnya pangsa eksplorasi, eksploitasi dan konservasi
terhadap ekspor nasional, besarnya sumberdaya alam yang diiringi dengan
penduduk Indonesia yang menggantungkan tanggung jawab pembiayaan pembangunan
hidupnya pada sektor ini, perannya dalam daerah yang porsinya semakin meningkat.
penyediaan pangan masyarakat dan menjadi Berkaitan dengan upaya pembangunan
basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi daerah, maka pengembangan ekonomi yang
pertanian Indonesia yang besar namun pada berbasis pada sumberdaya lokal sebagai
kenyataannya sampai saat ini sebagian pusat pertumbuhan perlu diperkuat.
besar dari petani kita masih banyak yang Kabupaten Humbang Hasundutan
termasuk golongan miskin. Hal ini adalah Kabupaten yang dimekarkan dari
mengindikasikan bahwa pemerintah pada Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan
masa lalu bukan saja kurang Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003.
memberdayakan petani tetapi juga terhadap Kabupaten ini terletak di tengah wilayah
sektor pertanian keseluruhan. Provinsi Sumatera Utara, dengan luas
Sektor pertanian mencakup segala wilayah 251.765,93 Km2 terdiri dari 10
pengusahaan yang didapat dari alam dan Kecamatan, 1 Kelurahan dan 117 Desa.
merupakan barang-barang biologis atau Ibukota Kabupaten adalah Kecamatan
hidup, dimana hasilnya akan digunakan Doloksanggul sebagai pusat pemerintahan
untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual dengan Sembilan kecamatan lainnya adalah
kepada pihak lain, tidak termasuk kegiatan : Kecamatan Pakkat, Kecamatan
yang tujuannya untuk hobi saja. Kegiatan Onanganjang, Kecamatan Parlilitan,
pertanian pada umumnya berupa cocok Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan
tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan Pollung, Kecamatan Paranginan,
ikan, pengambilan hasil laut, penebangan Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan
kayu dan pengambilan hasil hutan serta Baktiraja dan Kecamatan Tarabintang.
perburuan binatang liar. Sektor pertanian Seperti tertuang dalam salah satu
meliputi lima subsektor yaitu : subsektor misi Pemerintah Kabupaten Humbang
tanaman bahan makanan, tanaman Hasundutan adalah meningkatkan ekonomi
perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kerakyatan berbasis pertanian. Tujuan dari
kehutanan, dan perikanan. misi ini adalah untuk terselenggaranya
Sektor pertanian memiliki peran tataniaga komoditi pertanian yang baik,
yang strategis dalam pembangunan meningkatkan pendapatan petani,
perekonomian nasional. Tidak saja sebagai terwujudnya ketahanan pangan,
penyedia bahan pangan, bahan baku meningkatnya pertumbuhan ekonomi,
industri, pakan dan bioenergi, penyerap percepatan pembangunan wilayah, serta
tenaga kerja, sumber mata pencaharian dan turunnya angka kemiskinan. Dilihat dari
sumber devisa negara, pertanian juga tujuan tersebut sangat jelas bahwa
berperan sebagai pendorong pengembangan Pemerintah Kabupaten Humbang
wilayah dan sekaligus pendorong Hasundutan sangat mengharapkan peranan
pengembangan ekonomi kerakyatan. dari sektor pertanian dalam rangka
Berbagai peran strategis tersebut sejalan pengembangan wilayah demi terwujudnya
dengan tujuan pembangunan perekonomian visi yaitu “Humbang Hasundutan
nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan Mandiri dan Sejahtera”.
masyarakat Indonesia, mempercepat
pertumbuhan ekonomi, mengurangi

55
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

Berdasarkan data statistik, sektor di Kabupaten Humbang Hasundutan dan


pertanian mempunyai kontribusi yang besar Analisis Location Quotient (LQ) untuk
terhadap PDRB Kabupaten Humbang mengetahui lokasi pemusatan/basis
Hasundutan 60,61% (2007), 60,11% aktivitas dan menunjukkan peranana sektor
(2008), 59,08% (2009), 58,01% (2010), pertanian dalam pembangunan wilayah di
57,85% (2011) (PDRB Humbang Kabupaten Humbang Hsundutan.
Hasundutan, 2012). Pertanian juga
merupakan sektor dengan sumber HASIL
pertumbuhan terbesar terhadap total Pertumbuhan PDRB Kabupaten
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan
Humbang Hasundutan tahun 2007-2011. Laju pertumbuhan Ekonomi
Meningkatnya kontribusi sektor pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan diukur
terhadap total pertumbuhan PDRB tersebut dari pertumbuhan rill PDRB berdasarkan
didukung oleh peningkatan produksi lapangan usaha. Pada tahun 2007
seluruh subsektor (kecuali subsektor pertumbuhan ekonomi sebesar 6.06 %
kehutanan pada tahun 2007). Sektor sampai pada tahun 2008 pertumbuhan
pertanian di Kabupaten Humbang ekonomi terus meningkat, akan tetapi pada
Hasundutn seperti tanaman pangan (padi, tahun 2009 dan tahun 2010 terjadi
jagung, ubi jalar dan ubi kayu), sayur- penurunan. Untuk selengkapnya dapat
sayuran (kentang, kubis, wortel dan cabe), dilihat pada tabel 1.
buah-buahan (jeruk, salak, dan pisang), Salah satu indikator untuk
tanaman perkebunan (karet, kelapa sawit, mengukur tingkat kemakmuran penduduk
cokelat, kopi dan kemenyan). suatu daerah/wilayah adalah PDRB
perkapita. PDRB perkapita penduduk
METODE Kabupaten Humbang Hasundutan dari
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007 sampai 2011 telah berkembang
wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan, sangat cepat. Pada Tahun 2007 PDRB
yang merupakan salah satu Kabupaten perkapita atas dasar harga berlaku sebesar
dalam Provinsi Sumatera Utara. Analisis Rp.10.435.000, dan pada Tahun 2011
data yang digunakan adalah analisis sebesar Rp. 16.114.400 untuk selengkapnya
Tipologi Klassen untuk memperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.
klasifikasi pertumbuhan subsektor pertanian

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Riil PDRB Humbang Hasundutan Menurut Lapangan Usaha atas
dasar harga konstan Tahun 2007-2011 (Persen)
Tahun
Sektor
2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian 4,08 3,67 3,23 3,59 4,25
Pertambangan dan
2 8,88 8,90 6,49 4,22 6,54
Penggalian
3 Industri Pengolahan 9,92 10,67 7,15 7,16 5,29
Listrik, Gas dan Air
4 8,52 8,79 6,53 6,71 7,20
Bersih
5 Bangunan 8,62 9,33 7,47 3,20 7,55
Perdagangan, Hotel dan
6 9,53 9,02 8,62 8,49 8,21
Restoran
Pengangkutan dan
7 9,42 9,10 7,36 8,17 8,02
Komunikasi
Keuangan, Persewaan &
8 5,45 5,59 6,03 7,86 8,33
Jasa Perusahaan
9 Jasa-Jasa 8,97 9,10 8,38 8,22 7,87
PDRB 6,06 5,84 5,32 5,45 5,94
Sumber : PDRB Humbang Hasundutan 2012

56
Andi Posman Simamora, Sirojuzilam, Supriadi: Analisis Potensi…

Tabel 2. PDRB Perkapita Kabupaten Humbang Hasundutan Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun 2007-2011
Tahun
Uraian
2007 2008 2009 2010 2011
PDRB Perkapita Atas Dasar
Harga Berlaku
- Nilai (Juta Rupiah) 10,44 11,83 12,90 14,40 16,11
- Indeks Peningkatan (%) 11,03 13,36 9,05 11,59 11,94
Sumber : PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan

Klasifikasi Pertumbuhan Subsektor laju pertumbuhan yang lebih rendah


Pertanian Kabupaten Humbang dibandingkan laju pertumbuhan di Provinsi
Hasundutan Sumatera Utara, sementara untuk
Untuk mengetahui kalasifikasi perhitungan kontribusi terhadap PDRB
pertumbuhan subsektor pertanian terdapat empat subsektor yaitu subsektor
digunakan alat analisis typologi klassen. tanaman bahan pangan, tanaman
Indikator utama yang digunakan dalam perkebunan, peternakan, dan kehutanan
perhitungan klassen ini adalah PDRB memiliki kontribusi yang lebih tinggi
subsektor pertanian Kabupaten Humbang dibandingan provinsi Sumatera Utara, satu
Hasundutan dan PDRB subsektor pertanian subsektor lagi yaitu subsektor perikanan
Provinsi Sumatera Utara. Hasil perhitungan memiliki kontribusi yang lebih rendah
laju pertumbuhan subsektor dan kontribusi dibandingkan Provinsi Sumatera Utara.
terhadap PDRB Kabupaten Humbang Untuk selengkapnya perbandingan laju
Hasundutan dan Provinsi Sumatera Utara pertumbuhan dan kontribusi subsektor
selanjutnya dibandingkan untuk dalam PDRB antara Kabupaten Humbang
memperoleh posisi subsektor tersebut Hasundutan dan Provinsi Sumatera Utara
dalam klasifikasi Typologi Klassen. dapat dilihat pada Tabel 3. berikut :
Dari hasil perhitungan laju
pertumbuhan subsektor menunjukkan
bahwa seluruh subsektor pertanian
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki

Tabel. 3. Rata-rata laju pertumbuhan PDRB dan Kontribusi terhadap PDRB subsektor
pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dan Provinsi Sumatera Utara 2007-2011.
Laju Pertumbuhan Kontribusi terhadap PDRB
Kab. Humbang Prov. Kab. Prov.
No Subsektor Hasundutan (si) Sumatera Humbang Sumatera
Utara Hasundutan Utara
(s) (ski) (sk)
1 Tanaman Bahan
Makanan 11.72 13.73 37.90 7.77
2 Tanaman
Perkebunan 10.42 16.05 15.39 9.64
3 Peternakan dan
Hasil-hasilnya 13.71 14.05 4.28 2.07
4 Kehutanan 10.50 11.67 1.39 1.01
5 Perikanan 13.36 14.07 0.17 2.23
Sumber : PDRB Kab. Humbang Hasundutan dan PDRB Provinsi Sumatera Utara 2007-2011

57
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

Hasil perbandingan laju maju tapi tertekan akan tetapi kondisi ini
pertumbuhan dan kontribusi subsektor menjadi peluang bagi masyrakat petani dan
pertanian dalam Tabel 4.6 diatas kemudian Pemerintah Kabupaten Humbang
dicocokkan dengan tabel klasifikasi Hasundutan dalam usaha meningkatkan
Typologi Klassen yang terdiri dari empat kualitas dan kuantitas produksi hasil
kuadran yaitu kuadran I klasifikasi maju pertanian untuk mendorong peningkatan
dan pesat (developed sector), kuadran II ekspor hasil produksi pertanian ke luar
klasifikasi maju tapi tertekan (stagnant Kabupaten Humbang Hasundutan.
sector), kuadran III klasifikasi potensial Upaya untuk meningkatkan
atau masih dapat berkembang (developing pertumbuhan PDRB sektor pertanian tidak
sector) dan kuadran IV klasifikasi terlepas dari peningkatan kulitas dan
tertinggal. Hasil pencocokan tersebut dapat kuantitas produksi serta pemasarannya.
dilihat pada Tabel 4. berikut yang Peningkatan produktivitas dapat dilakukan
menyajikan posisi masing-masing dengan ekstensifikasi dan intensifikasi
subsektor berdasarkan typologi klassen. skala usaha tani. Survey lapangan
menunjukkan bahwa subsektor-subsektor
Tabel 4. Posisi masing-masing subsektor tersebut belum diusahakan secara penuh
pertanian di Kabupaten Humbang oleh petani, komoditas-komoditas masih
Hasundutan berdasarkan Typologi dusahakan secara tradisional,
Klassen. pengolahannya belum maksimal. Padi
Kuadran I Kuadran III adalah penyumbang terbesar produksi
- - subsektor tanaman bahan makanan akan
Kuadran II Kuadran IV tetapi produksinya cenderung stagnan
 Tanaman Bahan Makanan setiap tahunnya, kondisi tersebut antara lain
 Tanaman Perkebunan  Perikanan disebabkan oleh banyaknya sawah-sawah
 Peternakan yang belum diusahakan sementara lahan
 Kehutanan tersedia luas. Tanaman jagung , ubi kayu
Sumber : Hasil olahan dan ubi jalar hanya ditanam sebagai
tanaman sela pada lahan-lahan marginal
Berdasarkan hasil pencocokan atau pada petakan kecil. Demikian juga
dalam Tabel 4. diatas dapat ditentukan dengan tanaman sayuran dan buah-buahan
klasifikasi pertumbuhan subsektor pertanian masih diusahakan secara tradisional
di Kabupaten Humbang Hasundutan. Empat sebagian besar belum ada peremajaan serta
subsektor berada pada kuadran ke II masih banyak yang ditanam sebagai
subsektor maju tapi tertekan (stagnant tanaman pekarangan rumah. Kondisi yang
sector) yaitu subsektor tanaman bahan sama juga terjadi pada subsektor
makanan, subsektor tanaman perkebunan, perkebunan, dan peternakan, khusus
subsektor peternakan dan subsektor subsektor kehutanan selama ini data
kehutanan, dengan indikator laju produksi kehutanan masih belum valid
pertumbuhan subsektor tersebut lebih kecil dikarenakan masih berbenturan dengan
dibandingkan dengan laju pertumbuhan di SK.44/Menhut-II/2005.
Provinsi Sumatera Utara akan tetapi Kuadran IV dengan indikator laju
kontribusi subsektor tersebut terhadap pertumbuhan terhadap PDRB dan
PDRB lebih besar dibandingkan dengan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten
Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini Humbang Hasundutan lebih rendah
mengindikasikan bahwa produksi beberapa dibandingkan kondisinya di Provinsi
subsektor pertanian Kabupaten Humbang Sumatera Utara terdapat subsektor
Hasundutan memiliki karakteristik spesifik perikanan. Subsektor perikanan yang
lokasi, artinya sebagian besar hasil dari terdapat di Kabupaten Humbnag
sektor pertanian selama ini masih Hasundutan adalah perikanan air tawar.
berorientasi untuk memenuhi kebutuhan Hasil analisis typologi klassen
sendiri sehingga belum mampu bersaing mengindikasikan bahwa subsektor ini
dengan produksi daerah lainnya di Provinsi belum diusahakan dengan serius dengan arti
Sumatera Utara. Meskipun beberapa lain masih diusahakan dalam skala kecil.
subsektor pertanian berada pada kuadran Selama ini subsektor perikanan di

58
Andi Posman Simamora, Sirojuzilam, Supriadi: Analisis Potensi…

Kabupaten Humbang Hasundutan pada Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta,


umumnya dibudidayakan di kolam dan Paranginan, Pollung, Parlilitan, Pakkat,
sawah sementara pembudidayaan perikanan Sijamapolang, Tarabintang, Onanganjang
tambak masih belum ada. dan Kecamatan Baktiraja, masing-masing
Subsektor perikanan menjadi kecamatan tersebut telah memberikan
subsektor tertinggal di Kabupaten kontribusi bagi peningkatan perekonomian
Humbang Hasundutan disebabkan Kabupaten Humbang Hasundutan
rendahnya produktivitas perikanan setiap khususnya dari sektor pertanian, untuk
tahunnya. Ada beberapa penyebab memaksimalkan kontribusi sektor pertanian
rendahnya produktivitas tersebut, faktor terhadap peningkatan perekonomian
yang pertama adalah waktu dan biaya yang wilayah maka perlu dioptimalkan
cukup tinggi dalam usaha budidaya kemampuan wilayah dalam hal ini
perikanan. Komponen biaya meliputi: kecamatan untuk menjadi sentra produksi
persiapan kolam, pemilihan induk, subsektor-subsektor pertanian berdasarkan
pemijahan, penetasan, dan pendederan. keunggulan yang dimiliki. Subsektor
Biaya lain yang dianggap cukup tinggi pertanian tersebut diharapkan mampu
adalah untuk pakan dan pemeliharaan mendorong peningkatan investasi sehingga
terhadap hama dan penyakit ikan.Faktor meningkatkan nilai tambah bagi
yang kedua adalah faktor lingkungan perekonomian wilayah Kabupaten.
diantaranya jenis tanah, dan mutu air yang Untuk melihat potensi
harus memenuhi persyaratan tumbuh pengembangan subsektor pertanian ditiap
kembang ikan air tawar. Hal inilah yang kecamatan dapat digunakan metode analisis
menyebabkan petani di Kabupaten Location Quotient (LQ) yaitu dengan
Humbang Hasundutan belum menjadikan menggunakan pendekatan produksi masing-
subsektor perikanan sebagai primadona masing komoditi dari subsektor pertanian
disamping iklim dan topografi wilayah yang ada di tiap kecamatan di Kabupaten
yang kurang mendukung untuk Humbang Hasundutan. Nilai LQ yang
pengembangan subsektor perikanan. dihitung dalam penulisan tesis ini
menggunakan beberapa komoditas dari
Subsektor Pertanian yang Potensial subsektor pertanian yang ada di masing-
Dikembangkan Menjadi Sentra Produksi masing kecamatan. Alasan pemilihan
di tiap Kecamatan. beberapa komoditas pertanian tersebut
Teori Basis Ekonomi (Economic karena tidak tersedianya data terhadap
Base Theory) mendasarkan pandangannya perkembangan masing-masing sektor dalam
bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu PDRB untuk tiap-tiap kecamatan yang ada
wilayah ditentukan oleh besarnya di Kabupaten Humbang Hasundutan.
peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.
Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas Subsektor Tanaman Bahan Makanan
kegiatan basis dan kegiatan non-basis. a. Tanaman Bahan Pangan
Hanya kegiatan basis yang dapat Subsektor tanaman bahan pangan
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. menjadi salah satu penggerak pertumbuhan
Berdasarkan data PDRB Kabupaten ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan,
Humbang Hasundutan bahwa sektor tanaman bahan pangan yang umumnya
pertanian adalah penyumbang terbesar bagi diusahankan masyarakat terdiri dari padi,
pertumbuhan ekonomi Kabupaten jagung, kacang tanah, ubi kayu dan ubi
Humbang Hasundutan, tidak dipungkiri jalar. Hampir seluruh Kecamatan yang ada
sektor ini telah menciptakan nilai tambah diKabupaten Humbang Hasundutan
dan mendorong berbagai sektor lain untuk mengusahakan komoditi tanaman bahan
berkembang. Untuk melihat dampaknya pangan tersebut, namun tidak seluruh
terhadap seluruh perekonomian maka perlu kecamatan merupakan basis/sentra
dilakukan analisis makro-wilayah yaitu produksi, hal tersebut terindikasi dari
melihat dampaknya terhadap seluruh kondisi produksi tanaman bahan pangan
perekonomian wilayah. selama lima tahun terakhir menunjukkan
Kabupaten Humbang Hasundutan beberapa komoditas memiliki produksi
yang terdiri atas 10 kecamatan yaitu yang rendah di beberapa kecamatan. Untuk

59
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

selengkapnya hasil perhitungan Location Kecamatan Onanganjang, Sijamapolang,


Quotient (LQ) untuk menentukan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan,
basis/sentra produksi tanaman bahan Pollung, dan Parlilitan. Untuk Komoditas
pangan di Kabupaten Humbang kacang tanah terdapat empat kecamtan yang
Hasundutan dapat dilihat pada Tabel 5. menjadi basis/sentra yaitu Kecamatan
Dari hasil analisis diperoleh hasil Onanganjang, Sijamapolang, Pollung, dan
bahwa tanaman bahan pangan komoditas Parlilitan. Komoditas ubi kayu terdapat empat
padi LQ >1 berada di kecamatan Pakkat, kecamatan yang memiliki LQ lebih besar dari
Baktiraja, dan Tarabintang sehingga ketiga satu yaitu Kecamatan Onanganjang,
kecamatan ini adalah merupakan Sijamapolang, Doloksanggul, dan
basis/sentra komoditas tanaman padi, akan Paranginan. Komoditas ubi jalar terdapat
tetapi ketiga kecamatan ini bukan menjadi enam kecamatan yang menjadi sentra yaitu
basis/sentra untuk komoditas lainnya. Kecamatan Onanganjang, Sijamapolang,
Kondisi ini disebabkan tingginya Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan,
penyerapan tenaga kerja dan waktu untuk dan Pollung. Untuk subsektor tanaman
mengolah persawahan sehingga sangat bahan pangan yang terdiri dari lima
sedikit waktu bagi petani untuk mengolah komoditas dapat disimpulkan kecamatan
komoditas pertanian di luar pertanian padi. yang dominan menjadi sentra produksi
Komoditas jagung terdapat tujuh kecamatan adalah Kecamatan Onanganjang dan
yang memiliki LQ lebih besar dari satu yaitu Sijamapolang.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai Location Quotient (LQ) rata-rata Produksi Tanaman Bahan
Pangan per Kecamatan Tahun 2007-2011.
Komoditas
No Kecamatan Ubi
Padi Jagung K.Tanah Ubi Kayu
Jalar
1 Pakkat 1.0689 0.5889 0.2256 0.8917 0.1340
2 Onanganjang 0.8538 1.0920 1.4523 2.4727 1.9550
3 Sijamapolang 0.8380 2.6827 2.9994 1.6307 1.7697
4 Doloksanggul 0.9278 1.3442 0.4136 1.6043 1.6606
5 Lintongnihuta 0.9939 1.1055 0.5762 0.7904 1.5158
6 Paranginan 0.9331 1.3747 0.3189 1.2853 2.0353
7 Baktiraja 1.0683 0.4914 0.2619 0.5316 0.7841
8 Pollung 0.9921 1.0994 1.0698 0.8578 1.3007
9 Parlilitan 0.9902 1.1416 2.8804 0.7877 0.8445
10 Tarabintang 1.0651 0.8472 0.3271 0.4536 0.6513
Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, diolah

Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Location Quotient (LQ) rata-rata Produksi Tanaman Sayuran
per Kecamatan Tahun 2007-2011.
Komoditas
No Kecamatan Bawang Kacang
Cabe Buncis Kentang Kubis Sawi Tomat Wortel
Merah Panjang
1 Pakkat 3.4221 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 9.9689 0.0000 0.0000
2 Onanganjang 1.1662 0.0000 1.8528 0.8136 1.3045 0.6257 2.3075 0.9054 0.0000
3 Sijamapolang 1.0201 0.0000 0.8897 1.4607 1.2336 0.8511 0.0925 0.9867 1.2750
4 Doloksanggul 0.6130 0.0000 0.4031 1.4607 1.0424 0.5441 0.0671 1.1238 2.0239
5 Lintongnihuta 0.6414 0.0000 1.4033 1.2952 1.2333 1.9223 0.0209 0.9314 0.2445
6 Paranginan 0.5680 0.3626 0.8281 0.9535 1.2471 1.0991 0.0558 0.9174 2.0287
7 Baktiraja 0.8045 18.7053 3.0291 0.0000 0.0000 1.2860 4.2265 1.4609 0.0000
8 Pollung 1.9110 0.0000 0.7403 0.9630 0.4593 0.5185 0.3823 1.8905 0.0581
9 Parlilitan 3.6005 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 7.4208 0.0000 0.0000
10 Tarabintang 3.6755 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0307 6.2201 0.0000 0.0000
Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, diolah

60
Andi Posman Simamora, Sirojuzilam, Supriadi: Analisis Potensi…

b. Tanaman Sayuran Baktiraja menjadi basis. Tanaman kacang


Tidak semua kecamatan yang ada panjang terdapat lima kecamtan yang
di Kabupaten Humbang Hasundutan menjadi basis antara lain Kecamatan
menjadi basis/sentra produksi tanaman Pakkat, Onanganjang, Baktiraja, Parlilitan
sayuran. Untuk menentukaan sentra/basis dan Tarabintang. Untuk tanaman tomat
produksi tanaman sayuran di Kabupaten sentra porduksinya ada di Kecamatan
Humbang Hasundutan dapat dilihat dari Doloksanggul, Baktiraja, dan Pollung
tabel 6. sementara untuk tanaman wortel sentra
Komoditas tanaman sayuran dari produksinya ada di Kecamatan Sijamapolang,
hasil analisis LQ untuk komoditas cabe ada Doloksanggul, dan Paranginan.
enam kecamatan yang menjadi basis/sentra Secara keseluruhan hasil analisis
produksi yaitu Kecamatan Pakkat, LQ menunjukkan sentra porduksi
Onanganjang, Sijamapolang, Pollung, komoditas sayuran terbanyak ada di
Parlilitan, dan Tarabintang. Sementara Kecamatan Onanganjang, Sijamapolang,
komoditas bawang merah sentra produksi Doloksanggul, Lintongnihuta, Bakti raja,
hanya terdapat di Kecamatan Baktiraja, sementara kecamatan lainnya terdapat
tanaman buncis terdapat tiga kecamatan beberapa komoditasnya yang memiliki nilai
yang menjadi sentra yaitu Kecamatan LQ nol artinya tidak terdapat produksi di
Onanganjang, Lintongnihuta dan Baktiraja. Kecamatan tersebut.
Komoditas kentang terdapat tiga kecamtan
yang menjadi basis/sentra antara lain c. Tanaman Buah-buahan
Kecamatan Sijamapolang, Doloksanggul, Komoditas tanaman buah-buahan
Lintongnihuta, tanaman kubis menjadi yang ditanam masyarakat di Kabupaten
basis/sentra di Kecamatan Onanganjang, Humbang Hasundutan antara lain mangga,
Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, jeruk, salak, durian, nenas dan markisa.
dan Paranginan. Untuk tanaman sawi Untuk selengkapnya hasil perhitungan LQ
Kecamatan Lintongnihuta, Paranginan, dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai Location Quotient (LQ) rata-rata Produksi Tanaman Buah-
buahan per Kecamatan Tahun 2007-2011.
Komoditas
No Kecamatan
Mangga Jeruk Salak Durian Nenas Markisa
1 Pakkat 0.0000 0.0542 1.6798 0.7322 0.0225 0.0000
2 Onanganjang 0.0000 3.1917 0.0825 1.9626 0.5145 0.8766
3 Sijamapolang 0.0000 3.2212 0.0000 0.7524 3.9819 2.9153
4 Doloksanggul 0.0000 4.5851 0.0000 0.0000 0.3667 2.3215
5 Lintongnihuta 0.0000 4.1844 0.0000 0.0000 0.0000 3.6778
6 Paranginan 0.3546 2.0586 0.0000 0.0000 0.0000 9.7140
7 Baktiraja 19.5287 0.0000 0.0000 0.0530 0.0000 0.0000
8 Pollung 0.0000 2.3473 0.0000 0.0000 1.2738 8.5770
9 Parlilitan 0.0000 0.2150 0.6124 2.5848 8.7993 0.0415
10 Tarabintang 0.0000 0.0000 0.7477 3.8468 0.8077 0.0000
Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, diolah

Dari hasil analisis tanaman buah- Onanganjang, Parlilitan, dan Tarabintang.


buahan pada tabel diatas dapat dilihat Komoditas nenas menjadi sentra di
bahwa terdapat beberapa kecamatan yang Kecamatan Sijamapolang, Pollung dan
bukan menjadi sentra untuk beberapa jenis Parlilitan, sementara untuk komoditas
komoditas tanaman buah-buahan. Tanaman markisa menjadi sentra di Kecamatan
mangga menjadi komoditas di Kecamatan Sijamapolang, Doloksanggul,
Baktiraja sementara tanaman jeruk menjadi Lintongnihuta, paranginan dan Pollung.
komoditas di Kecamatan Onanganjang, Dari hasil analisis maka kecamatan
Sijamapolang, Doloksanggul, yang terbanyak menjadi sentra untuk
Lintongnihuta, Paranginan, dan Pollung. tanaman buah-buahan adalah Kecamatan
Komoditas salak menjadi sentra/basis di Sijamapolang yang menjadi basis/sentra
Kecamatan Pakkat. Untuk tanaman durian untuk komoditas jeruk, nenas, dan markisa
menjadi basis/Sentra di Kecamatan kemudian Kecamtan Pollung yang menjadi

61
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

sentra untuk komoditas jeruk, nenas dan Humbang Hasundutan dapat kita lihat pada
markisa. hasil analisis LQ seperti pada tabel 8.
Dari hasil analisis LQ diatas terlihat
Subsektor Tanaman Perkebunan bahwa tanaman karet menjadi komoditas
Subsektor perkebunan yang basis di Kecamatan Pakkat, Parlilitan, dan
terdapat di Kabupaten Humbang Tarabintang. Kemenyan menjadi basis
Hasundutan antara lain komoditas karet, komoditas di Kecamatan Onanganjang,
kemenyan, kopi, kelapa, sawit, dan coklat. Sijamapolang, Doloksanggul, dan
Tanaman perkebunan tersebut sebagian Parlilitan. Tanaman kopi yang sudah
besar masih diusahakan secara tradisional terkenal dari Kabupaten Humbang
sehingga masih sangat memungkinkan Hasundutan menjadi sentra di Kecamatan
untuk dikembangkan lagi untuk Onanganjang, Sijamapolang,
memaksimalkan produksi. Mengingat Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan,
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki Baktiraja, dan Pollung. Tanaman Kelapa
dua jenis iklim yaitu daerah timur yang menjadi sentra di Kecamatan Pakkat,
berhawa dingin dan daerah barat yang Baktiraja, Parlilitan, dan Tarabintang.
berhawa panas menyebabkan banyak jenis Sementara tanaman sawit menjadi sentra di
komoditas perkebunan yang sesuai Kecamatan Pakkat, Parlilitan, dan
dikembangkan di Kabupaten Humbang Tarabintang. Tanaman coklat menjadi
Hasundutan. untuk mengetahui potensi sentra di Kecamtan Pakkat, Parlilitan, dan
tanaman perkebunan di Kabupaten Tarabintang.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai Location Quotient (LQ) rata-rata Produksi Tanaman
Perkebunan per Kecamatan Tahun 2007-2011.
Komoditas
No Kecamatan
Karet Kemenyan Kopi Kelapa Sawit Coklat
1 Pakkat 2.1418 0.0627 0.1851 3.1608 4.5747 1.5115
2 Onanganjang 0.4367 2.6056 1.1930 0.5481 0.0000 0.1523
3 Sijamapolang 0.1284 2.8570 1.2880 0.6870 0.0000 0.3687
4 Doloksanggul 0.4846 1.7208 1.3097 0.0000 0.0000 0.0000
5 Lintongnihuta 0.6449 0.0000 1.4633 0.0000 0.0000 0.0000
6 Paranginan 0.5890 0.0000 1.4878 0.0000 0.0000 0.0269
7 Baktiraja 0.0000 0.0000 1.5897 4.8685 0.0000 0.8981
8 Pollung 0.5968 0.7854 1.3816 0.0000 0.0000 0.0000
9 Parlilitan 2.0670 1.8546 0.2828 1.3587 1.3858 2.3729
10 Tarabintang 1.7339 0.1911 0.0000 3.8934 2.2544 12.8943
Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, diolah

Dari hasil analisis tersebut terlihat Hasundutan yang memang sudah terkenal
bahwa sesuai dengan kondisi iklim bahwa menjadi penghasil kopi dengan sebutan
tanaman perkebunan yang menjadi sentra di kopi lintong.
Kabupaten Humbang Hasundutan menjadi
dua bagian yaitu jenis tanaman yang dapat 3. Subsektor Peternakan
tumbuh di daerah panas seperti kelapa Kabupaten Humbang Hasundutan
sawit, kelapa, karet dan coklat menjadi jika dilihat dari ketersediaan lahan dan
komoditas sentra di Kecamatan Pakkat, bahan makanan untuk ternak sangat
Parlilitan dan Tarabintang yang memang potensial untuk pengembangan subsektor
memilliki suhu panas. Sementara jenis peternakan. Terdapat beberapa jenis ternak
tanaman perkebunan yang tumbuh di yang dipelihara oleh masyarakat di
daerah berhawa dingin seperti kemenyan, Kabupaten Humbang Hasundutan dan telah
kopi menjadi sentra di Kecamatan memberikan kontribusi bagi peningkatan
Onanganjang, Sijamapolang, perekonomian masyarakat. Untuk
Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, mengetahui sentra/basis subsektor
dan Pollung. Dari hasil analisis LQ tersebut peternakan di Kabupaten Humbang
juga terlihat bahwa tanaman kopi sangat Hasundutan dapat dilihat dari hasil analisis
dominan di Kabupaten Humbang LQ seperti pada tabel 9.

62
Andi Posman Simamora, Sirojuzilam, Supriadi: Analisis Potensi…

Tabel 9. Hasil Perhitungan Nilai Location Quotient (LQ) rata-rata Populasi Peternakan per
Kecamatan Tahun 2007-2011.
Komoditas
No Kecamatan Ayam
Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi Itik
Buras
1 Pakkat 1.0408 0.6157 0.0000 2.0763 0.5108 1.0379 1.4752
2 Onanganjang 1.7042 1.0261 0.0554 0.3393 1.1266 0.9188 1.5744
3 Sijamapolang 15.9276 1.4442 0.0362 0.0000 0.7527 1.0405 0.5060
4 Doloksanggul 0.1383 1.0510 3.7274 0.3694 0.9100 1.0970 0.2406
5 Lintongnihuta 0.0307 1.2257 0.4157 0.0000 1.1431 1.0065 0.7387
6 Paranginan 0.0000 1.0945 0.1119 0.0000 1.5130 1.0098 0.3023
7 Baktiraja 0.0000 0.3551 0.0000 0.6665 0.6636 1.0373 1.5342
8 Pollung 0.5244 1.9432 0.7900 0.1669 2.0495 0.8373 0.5940
9 Parlilitan 0.3432 0.6539 0.2781 0.4890 0.5482 0.9378 2.3826
10 Tarabintang 0.0000 0.4249 0.0000 10.8793 1.1357 0.8493 1.8227
Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, diolah

4. Subsektor Perikanan
Tabel 10. Hasil Perhitungan Nilai Location Quotient (LQ) rata-rata Produksi Perikanan per
Kecamatan Tahun 2007-2011.
Komoditas
No Kecamatan
Kolam Kolam Sawah Jaring Apung
1 Pakkat 1.4668 1.7206 0.0161
2 Onanganjang 1.7094 1.5038 0.0078
3 Sijamapolang 1.8098 1.4066 0.0106
4 Doloksanggul 1.8047 1.3821 0.0355
5 Lintongnihuta 1.6945 1.5061 0.0177
6 Paranginan 1.7790 1.4284 0.0166
7 Baktiraja 0.2200 0.1553 2.3383
8 Pollung 1.9183 1.2774 0.0343
9 Parlilitan 1.2899 1.8943 0.0090
10 Tarabintang 1.1571 2.0065 0.0191
Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, diolah

PEMBAHASAN notabene wilayahnya sempit. Sehingga


Subsektor perikanan yang terdapat diperlukan intensifikasi budidaya perikanan
di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah untuk meningkatkan produksi perikanan
perikanan air tawar yang diternakkan di Kabupaten Humbang Hasundutan.
kolam, kolam sawah dan jaring apung. Dari Dari hasil analisis LQ untuk sektor
hasil analisis LQ terhadap perikanan pertanian dapat dilihat bahwa untuk
diperoleh hasil bahwa komoditas perikanan subsektor tanaman bahan makanan
kolam dan kolam sawah menjadi sentra di kecamatan Onanganjang dan Sijamapolang
seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten menjadi basis terbanyak, sementara
Humbang Hasundutan kecuali Kecamatan kecamatan Pakkat, Parlilitan dan
Baktiraja. dan sebaliknya untuk budidaya Tarabintang menjadi basis terbanyak untuk
perikanan jaring apung hanya menjadi subsektor tanaman perkebunan, untuk
basis/sentra di Kecamatam Baktiraja yang subsektor peternakan hampir merata di
memang posisinya berada di tepi Danau seluruh kecamatan di Kabupaten Humbang
Toba. Hasundutan demikian juga dengan
Melihat hasil LQ diatas bahwa subsektor perikanan hampir merata di
potensi budidaya ikan air tawar pada jaring seluruh kecamatan kecuali untuk komoditas
apung hanya terdapat di Kecamatan jaring apung hanya terdapat di Kecamatan
Baktiraja. Untuk meningkatkan produksi Baktiraja. Untuk selengkapnya rekapitulasi
ikan jaring apung diperlukan lokasi yang hasil analisis LQ terhadap sektor pertanian
luas, kondisi tersebut tidak dapat dipenuhi Kabupaten Humbang Hausundutan dapat
karena Kabupaten Humbang Hasundutan dilihat pada tabel 11.
yang berbatasan langsung dengan Danau
Toba hanya Kecamatan Baktiraja yang

63
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

Tabel. 11. Rekapitulasi Analisis LQ Sektor Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.


Jumlah
No Kecamatan Subsektor Komoditas Basis komoditas
basis
1 Pakkat Tanaman Bahan Makanan Padi, cabe, kacang panjang, salak. 5
Tanaman Perkebunan karet, kelapa, sawit, coklat 4
Peternakan sapi, kambing, ayam buras, itik 4
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
2 Onanganjang Tanaman Bahan Makanan Jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, buncis, kubis, 10
kacang panjang, jeruk, durian
Tanaman Perkebunan Kemenyan, kopi, 2
Peternakan sapi, kerbau, babi, itik 4
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
3 Sijamapolang Tanaman Bahan Makanan Jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, kentang, 11
kubis, wortel, jeruk, nenas, markisa.
Tanaman Perkebunan Kemenyan, kopi 2
Peternakan sapi, kerbau, ayam buras 3
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
4 Doloksanggul Tanaman Bahan Makanan Jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, kubis, tomat, wortel, 9
jeruk, markisa
Tanaman Perkebunan Kemenyan, kopi 2
Peternakan Kerbau, kuda, ayam buras 3
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
5 Lintongnihuta Tanaman Bahan Makanan Jagung, ubi jalar, buncis, kentang, kubis, sawi, jeruk, markisa 8
Tanaman Perkebunan Kopi 1
Peternakan Kerbau, babi, ayam buras 3
Perikanan Kolam. Kolam sawah 2
6 Paranginan Tanaman Bahan Makanan Jagung, ubi kayu, ubi jalar, kubis, sawi, wortel, jeruk, markisa 8
Tanaman Perkebunan Kopi 1
Peternakan Kerbau, babi, ayam buras 3
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
7 Baktiraja Tanaman Bahan Makanan Padi, bawang merah, buncis, sawi, kacang panjang, tomat, 7
mangga,
Tanaman Perkebunan Kopi, kelapa 2
Peternakan Ayam buras, itik 2
Perikanan Jaring apung 1
8 Pollung Tanaman Bahan Makanan Jagung, kacang tanah, ubi jalar, cabe, tomat, jeruk, nenas, 8
markisa
Tanaman Perkebunan Kopi 1
Peternakan Kerbau, babi 2
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
9 Parlilitan Tanaman Bahan Makanan Jagung, kacang tanah, cabe, kacang panjang, durian, nenas 6
Tanaman Perkebunan Karet, kemenyan, kelapa, sawit, coklat 5
Peternakan Itik 1
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
10 Tarabintang Tanaman Bahan Makanan Padi, cabe, kacang panjang, durian 4
Tanaman Perkebunan Karet, kelapa, sawit, coklat 4
Peternakan Kambing, babi, itik 3
Perikanan Kolam, kolam sawah 2
Sumber : Data olahan

KESIMPULAN subsektor tanaman bahan makanan


1. Hasil analisis typology klassen sementara komoditas yang paling
menunjukkan bahwa sektor pertanian dominan di 10 kecamatan adalah
Kabupaten Humbang Hasundutan jagung dan markisa. Untuk subsektor
yaitu subsektor tanaman bahan tanaman perkebunan menunjukkan
makanan, perkebunan, peternakan, dan basis yang paling dominan terdapat di
kehutanan berada pada klasifikasi Kecamatan Pakkat, Parlilitan dan
maju tapi tertekan (stagnant sector) Tarabintang, hasil analisis LQ terhadap
sementara subsektor perikanan berada subsektor perkebunan juga
pada klasifikasi tertinggal menunjukkan komoditas kopi menjadi
(underdeveloped sector). basis di 7 kecamatan. Sementara untuk
2. Hasil analisis LQ untuk sektor subsektor peternakan hampir merata di
pertanian tiap kecamatan yang ada di seluruh kecamatan di Kabupaten
Kabupaten Humbang Hasundutan Humbang Hasundutan demikian juga
menunjukkan bahwa Kecamatan dengan subsektor perikanan kecuali
Onanganjang dan Sijamapolang untuk komoditas jaring apung hanya
menjadi basis terbanyak untuk terdapat di Kecamatan Baktiraja.

64
Andi Posman Simamora, Sirojuzilam, Supriadi: Analisis Potensi…

SARAN A Nur Azisa. 2008. Analisis Prioritas


1. Perlu adanya dukungan dari Pengembangan Wilayah Berdasarkan
pemerintah Kabupaten Humbang Potensi Pertanian Padi. Tesis.
Hasundutan dalam peningkatan Sekolah Pascasarjana Institut
produksi pertanian terutama dalam Pertanian Bogor. Bogor.
pembangunan sarana dan parasarana Deni, R. dan Jumantri, M. 2002.
pertanian khususnya pasar produksi Pergeseran Pendekatan Dalam
pertanian dan pabrik pengolah hasil Perencanaan Pengembangan
pertanian lokal serta peningkatan Wilayah/Kawasan di Indonesia. Di
sumber daya manusia dibidang dalam : Winarso, H et al., editor.
pertanian sehingga dapat menggeser Pemikiran dan Praktek Perencanaan
klasifikasi pertanian Kabupaten Dalam Era Transformasi di
Humbang Hasundutan menjadi lebih Indonesia. Bandung : Departemen
maju lagi. Teknik Planologi ITB. Hal 9-26.
2. Untuk mengoptimalkan produksi Dilllon, HS. 2004. Pertanian Membangun
pertanian maka hasil analisis LQ Bangasa. Dalam Husodo SY et al.
menjadi referensi bagi Pemerintah Pertanian Mandiri. Jakarta : Penebar
Kabupaten Humbang Hasundutan Swadaya.
dalam rangka penetapan sentra/basis Hadijah Siregar. 2011. Analisis Potensi
wilayah pengembangan sektor Pengembangan Perkebunan Karet
pertanian di sepuluh Kecamatan yang Rakyat di Kabupaten Mandailing
ada di Kabupaten Humbang Natal Propinsi Sumatera Utara. Tesis.
Hasundutan. Sekolah Pascasarjana Institut
3. Hasil analisis SWOT yang Pertanian Bogor. Bogor.
menghasilkan prioritas pengembangan Miraza. B. H. 2005. Peran Kebijakan
sektor pertanian dapat menjadi Publik Dalam Perencanaan Wilayah.
referensi bagi pemerintah Kabupaten Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan
Humbang Hasundutan dalam dan Pembangunan Wilayah. Vol. 1
menentukan program dan kegiatan Nomor 2 Desember 2005.
yang efektif sehingga hasil Nugroho, I dan Dahuri, R. 2004.
pembangunan dibidang pertanian Pembangunan Wilayah. : Perspektif
menjadi terarah dan terukur. Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.
LP3ES. Jakarta. Hal 23-56.
DAFTAR RUJUKAN Nuning, Setyowati. 2011. Strategi
Adisasmita, R. 2005. Dasar-Dasar Pengembangan Subsektor Peternakan
Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. dalam Rangka Memperkuat Sektor
Yogyakarta. Pertanian di Kabupaten Boyolali
Alkadri dan Djajadiningrat HM, 2002. Sains Peternakan Vol. 9 (1), Maret
Bagaimana Menganalisis Potensi 2011: 32-40.
Daerah? Konsep dan Contoh Product Domestic Regional Bruto (PDRB)
Aplikasi. Didalam : Ambardi UM, Kabupaten Humbang Hasundutan
Prihawantoro S, editor. Tahun 2007-2011.
Pengembangan Wilayah dan Prihatin, S. 1999. Analisis Dampak APBD
Otonomi Daerah : Kajian Konsep Tingkat I Terhadap Struktur
dan Aplikasi. Jakarta : Pusat Perekonomian Wilayah Sumatera.
Pengkajian Kebijakan Teknologi Tesis S2 Program Pascasarjana USU,
Pengembangan Wilayah BPPT. Hal Medan
100-106. Rochmiyati, H. 2003. Analisis Unggulan
Arifin, B. 2005. Pembangunan Pertanian Komoditi Pertanian di Kabupaten
Paradigma Kebijakan dan Strategi Pontianak. Tesis S-2 Program Pasca
Revitalisasi. PT. Gramedia Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Widiasarana Indonesia, Jakarta. Yogyakarta.
Arsyad, L. 1999 Ekonomi Pembangunan. Simatupang, P. 1997. Akselerasi
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Pembangunan Pertanian dan
Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Perdesaan Melalui Strategi

65
Jurnal Ekonom, Vol 16, No 2, April 2013

Keterkaitan Berspektrum Luas. Pusat …………...2005. Perencanaan


Penelitian dan Pengembangan Sosial Pembangunan Wilayah. Bumi
Ekonomi Pertanian, Badan Penelitian Aksara. Jakarta.
dan Pengembangan Pertanian, …………...2007. Ekonomi Regional. Teori
Departemen Pertanian. Bogor. dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Sudaryanto, T. Dan A. Munif. 2005. Triutomo, 1999. Pengembangan Wilayah
Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian. Melalui Pembentukan Kawasan
Agrimedia, Volume 10 No. 2, Ekonomi Terpadu. Didalam : Al
Desember 2005. Kadi, editor. Tiga Pilar
Sirojuzilam. 2005. Regional Planning and Pengembangan Wilayah BPPT
Development. Wahana Hijau. Jurnal Jakarta. Hal 21-35.
Perencanaan dan Pengembangan Umi, Barokah. 2011. Strategi
Wilayah. Vol.1 Nomor 1 Agustus Pengembangan Perikanan Tambak
2005. Sebagai Sub Sektor Unggulan Di
……………. Dan Mahalli, K. 2010 Kabupaten Sidoarjo : Seminas
Regional. Pembangunan, Competitive Advantage I - Articles
Perencanaan dan Ekonomi. USU Vol 1, No 1 (2011).
Press. Medan. Wijaya dan Atmanti. 2006. Analisis
Sjafrijal, 2008. Ekonomi Regional Teori Pengembangan Wilayah dan Sektor
dan Aplikasi, Baduose Media, Potensial Guna Mendorong
Padang. Pembangunan di Kota
Tarigan, R. 2004. Perencanaan Salatiga”.Dinamika Pembangunan
Pembangunan Wilayah. Bumi Vol. 3 No. 2 / Oesember 2006 : 101 –
Aksara. Jakarta. 118.

66

Anda mungkin juga menyukai