DI SUSUN OLEH:
DI SUSUN OLEH:
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 10034
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima saksi atas perbuatan tersebut sesuai
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 10034
Telah disetujukan untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan di : Surakarta
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P. 10034
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan : ……………………..
DEWAN PENGUJI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya
1. Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua program studi DIII Keperawatan yang
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII
v
4. Nurul Devi,S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
5. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberi semangat untuk
menyelesaikan pendidikan.
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu -
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ..................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAAN .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTARLAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................... 5
C. Manfaat Penulisan ............................................................. 6
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas ............................................................................. 7
B. Pengkajian ......................................................................... 7
C. Perumusan Masalah Keperawatan..................................... 10
D. Rencana Keperawatan ....................................................... 11
E. Implementasi Keperawatan ............................................... 12
F. Evaluasi ............................................................................ 15
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ....................................................................... 17
B. Simpulan ............................................................................ 28
C. Saran .................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
saat ini, juga mempengaruhi gaya hidup atau pada kebiasaan sehari-hari.
peningkatan jumlah pasien dari tahun ketahun data yang diperoleh dari
Depkes (2008), kasus apendisitis pada tahun 2005 sebanyak 65.755 orang dan
pada tahun 2007 jumlah pasien sebanyak 75.601 (Rismalia, 2010). Kelompok
usia yang umumnya mengalami apendisitis yaitu pada usia antara 20-30 tahun
(Muttaqin, 2011). Dari data Rumah Sakit Panti Waluyo yang menunjukan
Sakit Panti Waluyo, 2012). Laki-laki dan perempuan memiliki risiko usus
buntu seumur hidup sebesar 8,6% dan 6,7% masing-masing, namun angka
kematian dinilai apendisitis kurang dari 1%. Riwayat radang usus buntu
dalam
1
2
Relatife pertama dikaitkan dengan 3,5% sampai 10% risiko relatife untuk
pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang terjadi.
menurun. Insidens pada pria dengan perbandingan 1,4 lebih banyak dari pada
tahun 2006. Kelompok usia yang umumnya mengalami apendisitis yaitu usia
antara 10 sampai 30 tahun. Insidens tertinggi yaitu laki – laki usia 10 sampai
14 tahun dan wanita usia 15 sampai 19 tahun. Laki – Laki lebih banyak
menderita apendisitis dari pada wanita, pada usia pubertas dan pada usia 25
Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang dikenal
adalah sekum. Organ yang tidak diketahui fungsinya ini sering menimbulkan
Gejala apendisitis dibedakan menjadi dua yaitu gejala khas dan gejala
umbai cacing. Gejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-samar dan tumpul
Apendisitis akut adalah salah satu penyakit yang paling umum yang
umum pada anak-anak usia dua tahun dan lebih tua (Morton et al, 2012).
tanda vital dapat memberi petunjuk mengenai derajat nyeri yang dialami
Secara umum nyeri dibedakan menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri
(Hidayat, 2007).
berubah. Pada saat nyeri dirasakan, saat itu juga dimulai siklus yang apabila
2005).
Ny. T mengeluh nyeri luka post operasi apendiktomi pada perut sebelah
5
kanan bawah di kuadran 4, dengan skala nyeri 5, maka penulis tertarik untuk
mengangkat masalah ini dalam membuat karya tulis ilmiah dengan judul
RS.PantiWaluyo’’.
B. TujuanPenulisan.
1. TujuanUmum.
2. TujuanKhusus .
Appendisitis.
Appendisitis.
6
C. ManfaatPenulisan.
1. Bagi Perawat.
Hasil penulisan ini dapat dijadikan sebagai data dasar dari keperawatan
2. BagiPenulis.
bidang kebutuhan dasar manusia dengan nyeri akut dengan post operasi
manusia dengan nyeri akut pada post operasi apendektomi dan untuk
Appendisitis.
7
BAB II
LAPORAN KASUS
Bab ini menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan nyeri akut pada Ny. T
dengan post operasi apendisitis yang dilaksanakan tanggal 22 April 2013 sampai
A. Identitas Klien
identitas klien, bahwa klien bernama Ny. T, umur 32 tahun, agama Islam,
pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai ibu rumah tangga, alamat Sawahan
B. Pengkajian
luka post operasi apendiktomi pada perut bagian kanan bawah. Riwayat
penyakit sekarang dari hasil pengkajian tanggal 22 April 2013 jam 10.30
WIB, pada kasus ini diperoleh dengan autoanamnesa dan alloanamnesa, dan
7
8
masuk rumah sakit kurang lebih 5 hari yang lalu klien mengeluh nyeri perut
Pada tanggal 20 April 2013 oleh keluarganya klien dibawa ke IGD Rs.
perut bagian kanan bawah pada kuadran 4, skala nyeri 5, nyeri muncul saat
mempunyai riwayat penyakit apendisitis seperti yang di derita klien saat ini
dan tidak ada riwayat penyakit keturunan yang lain seperti asma, jantung,
diabetes mellitus.
9
sebelum sakit dari hasil antropometri, berat badan 52 kg, tinggi badan 160
cm, lila 23 cm, biocemical data Hemoglobin 13,4 g/dl, Hematokrit 39,6 %,
Gula Darah Sewaktu 88 mg/dl, Clinical signs mata cekung, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, mukosa bibir tidak kering, dietary history klien
sebelum sakit, klien makan 3x sehari, makan nasi, sayur, lauk pauk, habis 1
porsi dan minum air putih kurang lebih 8 gelas per hari. Selama sakit klien
mengatakan dari hasil antropometri, berat badan 52 kg, tinggi badan 160 cm,
lila 23 cm, biocemical data hemoglobin 13,4 g / dl, hematokrit 39,6 %, gula
anemis, sklera tidak ikterik, mukosa bibir tidak kering, Dietary history klien
selama sakit makan 3x sehari, makan bubur, sayur, lauk pauk, habis ½ porsi
mengatakan nyeri perut bagian kanan bawah karena luka post operasi
pada kuadran 4, dengan skala nyeri 5, nyeri muncul saat bergerak dan
pasien compos mentis, keadaan umum lemah, tekanan darah 110/80 mmHg,
nadi 88 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 360celcius.
post operasi apendiktomi dibagian perut kanan bawah, luka sudah mengering
dan panjang lukanya 5 cm, auskultasi terdengar bising usus 10 kali per menit,
08.00, didapatkan hasil yaitu meliputi hemoglobin 13,4 g/dl ( nilai normal
mm3), trombosit 218.000 U/L ( nilai normal 150-450 U/L), ureum 16,4 mg/dl
( nilai normal 10-80 ), kreatinin 0,78 mg/dl ( nilai normal 6,9-11,3 mg/dl ),
Data penunjang dari hasil USG tanggal 20 April 2013 secara sonografi
22-24 April 2013 infus RL 20 tetes per menit, Metronidazol 500 mg / 8jam,
mengatakan perutnya terasa nyeri. Pada luka post operasi apendektomy, nyeri
perubahan posisi semi fowler, nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum, nyeri perut di
bagian kanan bawah, dengan skala nyeri 5, nyeri berlangsung timbul hilang,
saat bergerak dan beraktivitas nyeri muncul. Data objektif ekspresi wajah
tampak meringis, terdapat luka post operasi di bagian perut kanan bawah.
D. Rencana Keperawatan
selama 3x24 jam, diharapkan masalah nyeri akut klien dapat teratasi dengan
kriteria hasil klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri 5
(Tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 360celcius, nadi 60 sampai 100 kali per
intervensi antara lain kaji karakteristik nyeri (PQRST) dengan rasional untuk
berikan posisi yang nyaman (semi fowler) dengan rasional agar nyeri yang
perhatian klien dari rasa nyeri, dan kolaborasi dengan dokter dalam
E. Implementasi Keperawatan
respon secara subjektif pasien mengatakan sudah merasa nyaman dan secara
objektif tekanan darah 110/80 mmHg, pernafasan 20 kali per menit, suhu
pada luka post operasi apendiktomi, nyeri muncul saat bergerak dan
jarum, nyeri perut di bagian kanan bawah, dengan skala nyeri 5, nyeri
berlangsung timbul, saat bergerak dan beraktivitas nyeri muncul. Pada jam
11.30 WIB memberikan posisi semi fowler dengan respon secara subjektif
pasien mengatakan agak nyaman bila bantalnya agak ditinggikan atau posisi
setengah duduk dan secara objektif pasien terlihat nyaman tidurnya. Pada jam
nyeri nyeri pada luka post operasi apendektomy, nyeri muncul saat bergerak
dan beraktivitas, nyeri berkurang saat pasien tidur, nyeri seperti ditusuk-tusuk
jarum, nyeri perut di bagian kanan bawah, dengan skala nyeri 3, nyeri
hingga hilang selama 5 menit, secara objektif pasien tampak sedikit rileks.
Pada jam 09.30 WIB mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
mmHg, nadi 88 kali per menit, suhu 36,5 C, pernafasan 20 kali per menit,
secara objektif pasien terlihat nyaman tidurnya. Pada jam 09.45 WIB
secara subjektif pasien mengatakan badan terasa lemas dan secara objektif
tidak ada tanda-tanda alergi dan masuk melalui intravena. Pada jam 10.30
WIB menganjurkan nafas dalam dan relaksasi dengan respon data subjektif
pasien mengatakan agak lega dan nyerinya berkurang dari 5 menjadi 3 dan
14
data objektif pasien tampak melakukan yang di ajarkan oleh perawat yaitu
mengatakan mau untuk diperiksa dan data obyektif tekanan darah 110 /
80mmHg, nadi 88 kali per menit, suhu 36,5 C, pernafasan 20 kali per menit.
Pada jam 09.00 WIB mengkaji karakteristik nyeri (PQRST) dengan respon
secara subjektif pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang dengan skala
nyeri berkurang menjadi 2, pada perut bagian bawah kanan, pada saat untuk
duduk dan secara objektif pasien tampak tenang atau rileks, wajah pasien
secara subjektif pasien mengatakan badan terasa sedikit agak lemas dan
secara objektif tidak ada tanda-tanda alergi. Pada jam 10.30 WIB
agak lega dan nyerinya berkurang menjadi 2 dan secara objektif pasien
tampak melakukanya. Pada jam 11.00 WIB. memberikan posisi semi fowler
rileks dan nyaman dengan posisi semi fowler. Pada jam 11.30 WIB
agak lega dan nyerinya berkurang menjadi 2 dan secara objektif pasien
tampak melakukan yang diajarkan oleh perawat yaitu teknik relaksasi nafas
dalam.
15
F. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 22 april 2013 jam 13.00 WIB
dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ( post
pada bagian perut kanan bawah, karena luka post operasi apendisitis, seperti
ditusuk-tusuk jarum, pada perut sebelah kanan bawah pada kuadran 4, skala
nyeri 5, nyeri berlangsung timbul hilang, nyeri timbul saat beraktivitas dan
secara objektif pasien masih meringis dan tampak menahan nyeri, masalah
berikan posisi yang nyaman, latih nafas dalam atau teknik relaksasi,
Pada tanggal 23 april 2013 jam 13.00 WIB didapatkan data subjektif
seperti tertusuk-tusuk jarum, pada perut sebelah kanan bawah pada kuadran 4,
skala nyeri 3, nyeri berlangsung timbul hilang, nyeri timbul saat beraktivitas
dan secara objektif pasien tampak sedikit rileks, masalah belum teratasi
karakteristik nyeri, berikan posisi yang nyaman, melatih nafas dalam atau
/ 8jam.
Pada tanggal 24 april 2013 jam 13.00 WIB didapatkan data subjektif
pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, karena luka post operasi
16
bawah pada kuadran 4, skala nyeri 2, nyeri berlangsung timbul hilang, nyeri
timbul saat beraktivitas dan secara objektif pasien tampak tenang atau rileks,
A. Pembahasan
nyeri akut pada Ny. T dengan post operasi Apendiktomi atas indikasi
1. Pengkajian
dua langkah yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan
17
18
sampai 24 April 2013 jam 10.00 WIB. Pengkajian didapatkan data klien
mengakibatkan nyeri pada suatu waktu tetapi tidak pada waktu lain.
Sebagai contoh, nyeri pasca operasi sering terasa lebih parah pada malam
Biasanya pada pola kognitif dan perceptual muncul adanya nyeri, metode
(Muttaqin, 2011).
Ny.T nyeri dirasakan pada perut bagian kanan bawah karena luka post
parameter dari tingkatan nyeri dimana pada insisi abdomen, nyeri akan
skala nyeri yang dirasakan Ny.T yaitu skala nyeri sedang dengan nilai 5.
Numerical Rating Scale (NRS), dan Visual Analog Scale (VAS). Pada
tidak ada nyeri, skala nyeri 1 sampai 3 yaitu nyeri ringan, skala nyeri 4
20
sampai 6 yaitu nyeri sedang, skala nyeri 7 sampai 10 yaitu nyeri berat.
Time adalah kapan nyeri dirasakan oleh klien, pada kasus, klien
nyeri ini merupakan nyeri akut. Menurut NANDA (2005), Nyeri akut
yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau
datar, terdapat bekas luka jahitan operasi di perut bagian kanan bawah
pada kuadran 4, luka bekas jahitan sudah mulai kering dan panjang
kali per menit. Penulis tidak melakukan palpasi dan perkusi karena
21
pasien masih merasakan nyeri post operasi hari pertama dan saat di
(Eugene C, 2011).
2010).
2. Diangnosa Keperawatan
apendektomi).
sampai berat yang dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang
saat pengkajian yaitu data subyektif : klien mengatakan nyeri pada luka
nyeri pada perut bagian kanan bawah di kuadran 4, nyeri timbul saat
kesakitan dengan tekanan darah 110/80 mmhg, nadi 88 kali per menit,
suhu 36,40 C, respirasi 20 kali per menit. Batasan karakteristik nyeri akut
nyaman nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi
3. Intervensi
dimana tujuan yang terpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan
yaitu tindakan khusus dan detail yang dilakukan oleh perawat dengan
realistic, time (Wilkinson, 2007). Tujuan yang dibuat oleh penulis adalah
nyeri akut klien dapat teratasi dengan kriteria hasil : klien mengatakan
darah 120/80 mmhg, nadi 60 sampai 100 kali per menit, respirasi 16
sampai 20 kali per menit, suhu 360 C), klien tidak merasakan nyeri saat
2006).
4. Implementasi
2013, antara lain, mengkaji tanda vital, meliputi mengukur suhu tubuh
klien, quality yaitu seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan
atau menusuk, region yaitu lokasi nyeri yang dirasakan klien, scale yaitu
seberapa jauh nyeri yang dirasakan klien, misalnya skala nyeri 0 tidak
ada nyeri, skala nyeri 1 - 3 yaitu nyeri ringan, skala nyeri 4 - 6 yaitu nyeri
sedang, skala nyeri 7 - 10 yaitu nyeri berat, time kapan nyeri dirasakan
klien post operasi apendiktomi adalah posisi semi fowler, karena posisi
semi flowler ini dapat mengurangi tegangan pada insisi dan organ
ini dilakukan dengan cara tarik nafas melalui hidung kemudian tahan
lahan melalui mulut (Perry dan Potter, 2006). Tehnik relaksasi ini efektif
terhadap nyeri akut derajat sedang sampai derajat berat segera setelah
operasi apendiktomi.
5. Evaluasi
pada luka post operasi apendektomi dengan skala nyeri dari 5 menjadi 2,
nyeri terasa saat badan digerakkan, keluhan ini masih dirasakan pada hari
keperawatan nyeri akut belum teratasi oleh karena belum sesuai dengan
dilanjutkan.
April 2013 adalah masalah dari Ny. T belum taratasi dengan data
Menurut kriteria hasil nyeri belum teratasi, dengan skala nyeri 2 yang
1. Kesimpulan
a. Hasil pengkajian pada Ny. T dengan nyeri akut akibat post operasi
pada perut bagian kanan bawah kuadran 4, dengan skala nyeri 5 dan
kesakitan.
29
hasil skala nyeri (0-1), ekspresi wajah klien tampak rileks, antara
lain observasi tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah),
(Ketorolak).
pada luka post operasi seperti tertusuk- tusuk jarum dengan skala
nyeri dari 5 menjadi 2, nyeri terasa saat mengubah posisi dari badan
f. Hasil analisa nyeri pada Ny. T adalah pada luka post operasi
yaitu nyeri sedang dan terasa saat badan digerakkan dan beraktivitas.
2. Saran
optimal.
Brunner dan Suddart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 1,
Ed.8, Penerjemah Agung Waluyo, SKp, dkk, BukuKedokteran EGC,
Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah, (2005), Buku Saku Praktikum :
Kebutuhan Dasar Manusia, Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Rachdian Dani. (2010), ISO : Informasi Spesialis Obat Indonesia. Penerbit Ikatan
Apoteker Indonesia. Jakarta Barat : PT. Ikrar Mandiri Abadi.