CONTOH KASUS
PT. HP
REKONSILIASI FISKAL
UNTUK PERIODE YANG BERKHIR - 31 DESEMBER 2015
BIAYA PEMASARAN
BIAYA GAJI SPG 21.335.000 21.335.000
BIAYA DISPLAY 8.795.419 8.795.419
BIAYA IKLAN & PROMOSI 161.603.201 161.603.201
BIAYA PERLNGKPN COUNTER & ATK 9.498.300 9.498.300
BIAYA PERJALANAN DINAS 39.849.193 39.849.193
BIAYA PENY. INVENT COUNTER 1.122.391 1.789.357,25 2.911.748
BIAYA PENGEMASAN 4.627.488 4.627.488
BIAYA SEWA COUNTER/SHOWROOM 28.664.165 28.664.165
BIAYA ONGKOS ANGKUT BARANG 923.500 923.500
BIAYA SEWA KENDARAAN 51.945.912 51.945.912
BIAYA EXPEDISI KELUAR KOTA 4.755.525 4.755.525
BIAYA ROYALTI 108.943.901 108.943.901
PT. HP merupakan sebuah perusahaan yang berdomisili di Jakarta Barat yang bergerak di
bidang import, wholesale, dan retail produk-produk dekorasi interior yang didirikan pada tahun
1993. Perusahaan ini terdaftar di KPP Pratama Kembangan Jakarta Barat. Hal ini sudah sesuai
dengan Pasal 2 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan yang menyatakan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan NPWP.
Laporan laba rugi PT. HP tahun 2015 tidak dikenai PP 46 Tahun 2015, karena peredaran
bruto tahun sebelumnya diatas angka Rp4.800.000.000,00. Sedangkan Wajib Pajak yang harus
menggunakan PP 46 Tahun 2013 adalah semua wajib pajak baik orang pribadi maupun badan tidak
termasuk BUT yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp.
4,8 Milyar dalam 1 (satu) tahun pajak. PT. HP menyetorkan dan melaporkan SPT Masa PPh Pasal
25 tepat waktu sesuai dengan Pasal 3 ayat (3) huruf a UU No. 28 Tahun 2007 tentang KUP. Batas
waktu penyetoran adalah tanggal 15 bulan berikutnya dan batas waktu pelaporan adalah tanggal
20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pada tahun 2015, PT. HP berada dalam dalam
posisi rugi secara fiskal sehingga tidak ada PPh Pasal 25 yang harus dibayar pada tahun 2015
(Nihil) serta melaporkan SPT Lebih Bayar.
Pada tahun 2016 PT. HP diperiksa berdasarkan SPT Tahunan Badan 2015 yang dilaporkan
Lebih Bayar sebesar Rp113.397.635.
Pengujian Arus Piutang
Berdasarkan hasil pengujian, terdapat selisih pendapatan yang belum masuk dalam laporan
SPT Tahunan Badan PT. HP Tahun 2015 sebesar Rp1.795.777.799. Perusahaan berpotensi
berubah status dari restitusi menjadi kurang bayar.
Perusahaan memiliki hak untuk mengajukan tanggapan dan klarifikasi terhadap hasil
pengujian yang dilakukan olek tim pemeriksa pajak yang bertugas, maka PT. HP mengajukan
klarifikasi terhadap nilai selisih hasil pemeriksaan. Namun berdasarkan dokumen klarifikasi yang
diajukan oleh wajib pajak, dalam hal ini PT. HP, terdapat Rp545.777.799 yang tidak bisa
diklarifikasi.
PT. HP
Berdasarkan hal itu, tim pemeriksa pajak yang bertugas menetapkan selisih nilai yang tidak
bisa diklarifikasi oleh PT. HP sebagai bagian dari penghasilan dan dikategorikan sebagai uang
muka penjualan pada masa pajak tahun 2015 sehingga Laporan Keuangan PT. HP menunjukan
adanya laba sebesar Rp364.122.431 dan pajak terutang sebesar Rp48.396.169. Hal ini
menyebabkan nilai restitusi turun menjadi Rp65.001.522.
Selain itu, nilai selisih Rp545.777.799 tersebut juga dikenakan sanksi terkait tidak
membuat faktur pajak dan tidak dilaporkan dalam SPT masa PPN, berupa :
Sanksi Denda :
- Pasal 14 (4) tidak menerbitkan faktur pajak : 2% x Rp545.777.799
Rp10.915.556
Sanksi Bunga :
- Pasal 8 (2 dan 2a) pembetulan SPT masa kurang bayar : 2% per bulan dari jumlah
kurang bayar : 2% x Rp10.915.556 x 7bln = Rp1.528.177
Total sanksi : Rp12.443.733