Laporan Kasus STT
Laporan Kasus STT
PENDAHULUAN
1
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 59 tahun
Agama : Islam
No. RM : 488278
A. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Benjolan di perut sebelah kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan benjolan di perut sebelah kanan.
Awalnya benjolan tidak dirasakan, kemudian benjolan mulai
bertambah besar sejak 6 bulan yang lalu. Pasien tidak pernah merasa
sakit di benjolannya (+). Keluhan mual (-), muntah (-), gangguan BAB
(-). Nyeri saat batuk (-), Nyeri saat mengejan (-), penurunan berat
badan (-)
Pasien kemudian dibawa keluarganya ke Poli bedah umum RSUD
Tugurejo Semarang.
2
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa :(-)
Riwayat darah tinggi :(+)
Riwayat deabitus mellitus : (-)
Riwayat alergi obat : (-)
Riwayat operasi : pada tahun 1977 pasien pernah
operasi usus buntu
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat tumor : (-)
Riwayat Hipertensi : (-)
Riwayat DM : (-)
5. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai sopir. Biaya pengobatan ditanggung oleh BJPS
B. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum tampak sakit ringan
3
Telinga Discharge (-/-), lesi (-/-)
Mulut Sianosis (-), Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher Simetris, pembesaran limfonodi (-), penggunaan oto bantu
nafas (-)
Thorax Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-),
pernafasan thorakoabdominal, sela iga melebar (-),
pembesaran KGB axilla (-/-)
Jantung :
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra, kuat
angkat.
Perkusi Batas jantung kanan atas SIC II linea parasternalis dextra.
Batas jantung kanan bawah SIC IV linea parasternalis dextra.
Batas jantung kiri atas SIC II linea parasternalis sinistra.
Batas jantung kiri bawah SIC IV linea media clavicularis
sinistra.
Auskultasi Bunyi jantung I-II murni,intensitas normalreguler, bising (-)
Pulmo :
Depan
Inspeksi :
Statis Normochest, simetris
Dinamis Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar,
retraksi intercostal (-)
Palpasi : Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi
Kanan Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)
Kiri Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)
Belakang :
Inspeksi statis Normochest, simetris
4
Dinamis Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar,
retraksi intercostal (-)
Palpasi : Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi
Kanan Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)
Kiri Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi Luka (-) , distensi (-), luka bekas operasi (+), massa (+) regio
iliaca dextra
Auskultasi Bising usus (+) normal
Perkusi Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi Nyeri tekan (-)
Genitourinaria Sekret (-), radang (-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Capp Refill < 2 / <2 < 2 / <2
Akral dingin -/- -/-
Sianosis - /- -/-
Edema - -
5
Status Lokalis
Regio Abdomen
Palpasi :
- Teraba 1 massa dengan konsistensi kenyal
- Permukaan rata
- Perabaan hangat sama dengan suhu sekitar
- Nyeri tekan (-)
6
- Batas tegas dengan ukuran 4x3x3 cm
- Dapat digerakkan
- Menonjol ketika batuk (-)
- Berdenyut (-)
Auskultasi : Bising usus di massa (-)
II. RESUME
Pasien datang dengan keluhan benjolan di perut sebelah kanan. Awalnya
benjolan tidak dirasakan, kemudian benjolan mulai bertambah besar sejak 6
bulan yang lalu. Pasien tidak pernah merasa sakit di benjolannya (+). Keluhan
mual (-), muntah (-), gangguan BAB (-). Nyeri saat batuk (-), Nyeri saat
mengejan (-), penurunan berat badan (-). Riwayat dahulu pasien pernah
operasi usus buntu pada tahun 1977.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa pada regio abdomen iliaca dextra
Pasien kemudian dibawa keluarganya ke Poli bedah umum RSUD Tugurejo
Semarang.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi darah
rutin :
Hemoglobin 15.30 11,7 – 15,5 g/dl
Leukosit H11.52 3.6– 12 ribu
Eritrosit 3.953 3,6 – 5,2 juta
Hematokrit 35.60 35 – 47 %
Trombosit 331 150 – 440 ribu
MCV 89.00 87-100 £L
MCH 29.3 26-34 pg
MCHC 32.9 32 – 36 g/dl
RDW 12.30 11.5 – 14.5 %
Limfosit L22.30 25-40 %
Monosit H11.00 2-8 %
7
Eosinofil 2.10 2-4%
Basofil 0.60 0-1 %
Neutrofil 69.00 50-70%
Elektrolit
Kalium 4.60 3.5-5.0 mmol/L
Natrium 139 135-145 mmol/L
Chlorida 103 85.0-105 mmol/L
Calsium 9.9 8.1- 10.4 mg/dL
Clotting Time 6 : 00 3-8 (menit:detik)
Bleeding Time 1: 00 1-3 (menit:detik)
Kimia Klinik
GDS 97 70 – 110 mg/dl
Ureum 24.0 10-50 mg/dl
Kreatinin 1.16 0.65- 0.98 mg/dl
III. ASSESMENT
Diagnosis Banding :
1. Soft Tisue Tumor
2. Abses dinding abdomen
3. Hernia Incisional
4. Kista ateroma
8
- Konsul ke Sp.B untuk dilakukan tindakan pembedahan (Exici dan
explorasi)
Ip Mx :
- KU/TV
- Perawatan luka
Ip Ex :
- Menjelaskan mengenai penyakit pasien
V. PROGNOSIS
Qua at vitam : dubia ad bonam
Qua at fungsionam : dubia ad bonam
Qua at sanam : dubia ad bonam
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Soft tissue atau jaringan lunak merupakan semua jaringan nonepitel
selain tulang, tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem saraf pusat, sel
hematopoietik, dan jaringan limfoid. Tumor jaringan lunak umumnya
diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan yang membentuknya, termasuk
lemak, jaringan fibrosa, otot dan jaringan neurovaskular. Namun, sebagian
tumor jaringan lunak tidak diketahui asalnya.2 Tumor (berasal dari tumere
bahasa Latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima
karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk
menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal.
Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak
(benign). Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu
benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel
baru.4
10
a. Jaringan lemak
Jaringan lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama
terdiri atas sel lemak (Adiposit). Pada pria dewasa normal, jaringan lemak
merupakan 15-20% dari berat badan, pada wanita normal 20-25% dari
berat badan.5
b. Jaringan fibrosa
Jaringan ikat Fibrosa (Fibrosa) tersusun dari matriks yang
mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan bersifat tidak elastis.
Fibrosa ditemukan pada tendon otot, ligamen, dan simfisis pubis.
Fungsinya antara lain sebagai penyokong dan pelindung, penghubung
antara otot dan tulang serta penghubung antara tulang dan tulang.6
c. Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai
tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot
polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.7
- Otot lurik
Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga
disebut otot volunteer. Pergerakannya diatur sinyal dari sel saraf
motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk
pergerakan.
- Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah
bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf
otonom.
- Otot jantung
Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama.5
11
d. Pembuluh darah
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a. Arteri
Suatu rangkaian pembuluh eferen yang setelah bercabang akan
mengecil dengan fungsi mengangkut darah bersama nutrient dan
oksigen ke jaringan.
b. Kapiler
Jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara
luas dan melalui dinding pembuluh inilah terjadi pertukaran darah dan
jaringan.
c. Vena
Bagian konvergensi dari kapiler ke dalam system pembuluh-
pembuluh yang lebih besar yang menghantar produk metabolism (CO2
dan lain-lain) kea rah jantung.5
e. Saraf perifer
Komponen utama dari susunan saraf tepi adalah serabut saraf,
ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf adalah kumpulan serat saraf yang
dikelilingi selubung jaringan ikat. Tumor pada serabut saraf neurofibroma.
Pada serat saraf tepi, sel penyelubung yaitu sel schwann. Tumor pada
penyeluubung sel saraf tepi yaitu schwannoma.5
12
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor
jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari
tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur
neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan
tubuh.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu
::
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh.8
Lipoma
1. Tumor Jaringan Lemak
Liposarkoma
Fasilitis Nodularis
Fibromatosis
Tumor dan Lesi Mirip-Tumor pada Fibromatosis
2.
Jaringan Fibrosa Superfisialis
Fibromatosis Profunda
Fibrosarkoma
Histiositoma Fibrosa
13
Maligna
Rabdomioma
4. Tumor Otot Rangka
Rabdomiosarkoma
Leiomioma
Leiomiosarkoma
5. Tumor Otot Polos
Tumor otot polos dengan
potensi keganasan tidak
jelas
Hemangioma
Limfangioma
6. Tumor Vaskular Hemangioendotelioma
Hemangioperisitoma
Angiosarkoma
Neurofibroma
Schwannoma
7. Tumor Saraf Perifer
Tumor ganas selubung
saraf perifer
14
Fibrous tissue Fibroma Fibrosarkoma
a. Lipoma
1) Definisi
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada
dibawah kulit yang terdiri dari lemak. Jenis yang paling sering adalah
yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma
berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis
yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam
otot, saraf, sendi, ataupun tendon.4
2) Prevalensi
15
Biasanya lipoma dijumpai pada usiia 40-70 tahun. Lipoma
adalah tumor jaringan lunak yang paling umum dengan prevalensi
sebesar 2,1 per 1.000 orang.4
3) Etiologi
Idiopati.4
4) Gambaran Klinis
Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm,
terasa kenyal dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility
of overlying skin), namun overlying skin ini secara khas normal.
Sering terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di
bagian tubuh manapun. Pada umumnya orang-orang tidak menyadari
jika mereka mengidap lipoma sampai benjolannya tumbuh besar dan
terlihat.4
16
5) Jenis-jenis Lipoma
1. Angiolipoma
2. Pleomorphiclipoma
3. Adipocytes
17
Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai
gelendong langsing sel yang admixed di dalam suatu bagian yang
dilokalisir muncul adipocytes.
4. Adenolipoma
6) Diagnosis
Walaupun lipoma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan
klinis, namun untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan
biopsi dan pemeriksaan histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa
dilakukan untuk mengetahui tentang lipoma. Kadar kolesterol
umumnya normal , walaupun lipoma seharusnya menjadi tumor dari
jaringan lemak.4
7) Terapi
Untuk suatu lipoma, sebenarnya tidak ada perawatan pada
umumnya. Namun jika lipoma tersebut sudah mengganggu,
menyakitkan atau bertambah besar, penatalaksanaan dapat berupa :
1. Steroid Injection
Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi tidak dengan
sepenuhnya menghilangkan tumor itu. Tetapi ini mungkin tidak
berguna untuk lipoma yang sudah berukuran besar.
2. Liposuction
Perawatan ini menggunakan suatu jarum dan suatu
semprotan besar untuk memindahkan lipoma yang besar. Tindakan
ini dilakukan dalam keadaan pasien terbius lokal. Liposuction
biasa dilakukan untuk menghindari suatu jaringan parut yang
18
besar. Namun masih tetap sukar untuk memindahkan keseluruhan
lipoma dengan menggunakan tehnik ini.
3. Surgical Removal
Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu
lipoma dipindahkan dengan memotong lipoma tersebut. Pasien
yang menjalani tehnik ini dilakukan pembiusan secara local
maupun general anesthesia. Dan biasanya lipoma hilang setelah
pembedahan.4
Indikasi pembedahan pada lipoma antara lain :
1. Alasan kosmetik
2. Untuk mengevaluasi histologi (adakah keganasan pada jaringan)
sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan liposarkoma.
3. Jika menimbulkan gejala yang mengganggu
4. Jika berkembang menjadi lebih dari 5 cm.4
b. Liposarkoma
1) Definisi
Liposarkoma adalah neoplasma ganas adiposit. Berbeda
dengan lipoma, sebagian besar liposarkoma timbul di jaringan lunak
dalam atau visera. Ekstremitas bawah dan abdomen sering menjadi
tempat timbulnya tumor ini.2
2) Prevalensi
Dengan kejadian tahunan sebesar 2,5 kasus per juta penduduk,
liposarkoma adalah sarkoma jaringan lunak yang paling umum.
Tumor ini biasanya timbul pada orang dewasa, dengan insidensi
puncak pada dekade kelima dan keenam.2
3) Etiologi
Terdapat kelainan translokasi pada kromosom band 12q13
translokasi kromosom yang paling umum adalah fusi FOS-CHOP gen
19
, yang mengkode faktor transkripsi yang diperlukan untuk diferensiasi
adiposit.2
4) Gambaran Klinis
5) Klasifikasi
WHO mengklasifikasikan liposarkoma menjadi 5 kategori : 2
20
6) Diagnosis
7) Terapi
9) Prognosis
21
22
E. Stadium Klinik pada Sarkoma Jaringan Lunak
G, Histologic Grade
G1 Well differentiated
G2 Moderately differentiated
G3 Poorly differentiated
G4 Undifferentiated
T2 Tumor 5 cm or greater
N, Regional Nodes
M, Distant Metastasis
M0 No distant metastasis
23
BAB III
KESIMPULAN
1. Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan
tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak
adalah yang berasal dari jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat,
otot,pembuluh darah dan limfe, jaringan lemak, dan selaput saraf.
2. Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan
atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
3. Etiologi dari tumor jaringan lunak bisa disebabkan oleh kondisi genetik,
radiasi, lingkungan karsinogen, infeksi, dan trauma.
24
DAFTAR PUSTAKA
4. Liberty Kim H, Kelenjar Tiroid : Buku Teks Ilmu Bedah, Jilid Satu,
Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997
25