Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL

BLOK FUNGSI SISTEM STOMATOGNATI


SKENARIO 4. FUNGSI NUTRISI, HORMON, VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK JARINGAN MULUT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5


Tutor :drg. Rendra Chriestedy MD. Sc

Fitricia Lely M. (171610101045)


Amanda Elizabeth (171610101046)
Mariza Anindita (171610101049)
Kharismawan Amsal E. (171610101050)
Atika Ainun A. (171610101051)
Salsabilla Hasbullah (171610101052)
Salwa Zahra H. (171610101053)
Tania Pramesti S. (171610101054)
Gracia Remawati (171610101056)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb.
Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan petunjuk serta melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga laporan tutorial keempat blok “Struktur Sistem Stomatognati” ini dapat
diselesaikan. Dalam penyelesaian laporan tutorial keempat blok“Struktur Sistem
Stomatognati” ini tentunya tidak dapat kami selesaikan sendiri, kami banyak
memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan
syukur dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan
tutorial ketiga blok “Struktur Sistem Stomatognati” ini dapat selesai.
2. drg. Rendra Chriestedy MD. selaku tutor, yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok 5 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
dan yang telah memberi masukan yang membantu bagi pengembangan
ilmu yang telah didapatkan.
3. Teman-teman yang setia menemani dan membantu dalam proses
penyelesaian laporan tutorial keempat blok“Struktur Sistem Stomatognati”.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan tutorial keempat blok “Struktur
Sistem Stomatognati” ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna membantu
sempurnanya laporan tutorial keempat blok “Struktur Sistem Stomatognati” ini. Kami
berharap semoga laporan tutorial keempat blok“Struktur Sistem Stomatognati” ini
dapat bermanfaat bagi kita semua serta untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Wassalamualaikum Wr Wb.

Jember, 26 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………........…………………………... 4
1.2 Skenario ……………………………………………………………………… 4
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 4
1.4 Tujuan Pembelajaran………………………………………………………….. 5
1.1 Learning Objective……………………………………………………………. 5
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1.STEP1...…………………………………………………………....................... 6
2.2.STEP 2………………………………………………………………………… 6
2.3.STEP 3………………………………………………………………………… 6
7
2.4.STEP 4…………………………………………………………………………
2.5.STEP 5…….………………………………………………………...................... 8
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Apa saja jenis nutrisi esensial dan fungsinya untuk jaringan rongga 9
mulut…………
1.2 Apa saja hormon yang mempengaruhi rongga mulut dan bagaimana proses 13
hormonalnya ........................................................................................................
14
1.3 Efek yang terjadi apabila ibu hamil kekurangan nutrisi
esensial………………………….
BAB 4
KESIMPULAN……………………………………………………………..…18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nutrisi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan diperlukan
untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Zat gizi ini kita dapat dari bahan makanan. Sedangkan
makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur-unsur kimia yang dapat
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
Nutrisi atau zat gizi memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan tubuh pada umumnya,
dan kesehatan rongga mulut pada khususnya. Nutrisi mempengaruhi kesehatan mulut dalam banyak hal.
Misalnya, berpengaruh pada perkembangan cranio-wajah, kanker mulut dan penyakit menular mulut.
Nutrisi juga penting peranannya dalam setiap tahap tumbuh kembang gigi dan dalam menjaga
keseimbangan lingkungan mulut yang dihubungkan dengan kesehatan gigi. Nutrisi untuk pertumbuhan
optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena masa pertumbuhan gigi sejalan dengan
masa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.
Defisiensi nutrisi dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan di dalam rongga mulut.
Sehingga, mengetahui hubungan antara nutrisi yang didapat dan kesehatan gigi dan mulut menjadi
penting karena seringkali terdapat karakteristik yang khas dari berbagai jaringan dalam rongga mulut yang
lebih sensitif terhadap defisiensi nutrisi, sehingga apabila tubuh mengalami defisiensi nutrisi seringkali
jaringan dalam rongga mulutlah yang pertama kali memperlihatkan efek defisiensi nutrisi tersebut.

1.2. Skenario
Fungsi nutrisi, hormon, vitamin dan mineral untuk jaringan mulut
Seorang pasien perempuan, usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri pada gigi dan
gusinya serta gusi sering berdarah terutama saat menyikat gigi . Pasien sedang hamil
3 bulan dan sering mual dan muntah saat pagi hari (morning sicknes). Hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan adanya kegoyangan ringan pada beberapa gigi, ada
karang gigi, kondisi rongga mulut yang buruk, gingiva kemerahan, probing ringan
terjadi perdarahan. Dokter gigi melakukan perawatan pembersihan karang gigi.
Setelah perawatan selesai, dokter gigi memberi resep yang berisi multivitamin dan
mineral serta memberikan edukasi tentang pentingnya nutrisi ensensial yang
bermanfaat bagi diri dan bayi dalam kandungannnya. Selain itu memberikan
penjelasan kepada pasien bahwa kehamilan merupakan proses hormonal yang
bermanifestasi terhadap berbagai perubahan secara klinis, termasuk di rongga mulut.

1.3. Rumusan Masalah


1.Apa saja jenis nutrisi esensial dan fungsinya untuk jaringan rongga mulut?
2.Apa saja hormon yang mempengaruhi rongga mulut dan bagaimana proses hormonalnya?
3.Apa yang terjadi apabila ibu hamil kekurangan nutrisi esensial?
4.Apa hubungan perubahan hormonal dengan perubahan klinis rongga mulut pada ibu hamil?
1.4. Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan Apa saja jenis nutrisi esensial dan
fungsinya untuk jaringan rongga mulut
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan apa saja hormon yang mempengaruhi
rongga mulut dan bagaimana proses hormonalnya
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan efek yang terjadi apabila ibu hamil
kekurangan nutrisi esensial
4. mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan hubungan perubahan hormonal
dengan perubahan klinis rongga mulut pada ibu hamil
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 STEP 1

1.Morning sickness: kondisi mual dan muntah yang dialami wanita hamil pada trimester awal, gejala mualnya
akan hilang pada usia kehamilan 3 bulan. Masing – masing individu gejalanya berbeda, sesuai dengan
perubahan hormonal
2.Probing: satu teknik untuk mengukur kedalaman pocket periodontal dengan cara memasukkan probe
(instrument), dalam keadaan normal kedalaman sulkus berkisar 2-3mm
3.Nutrisi esensial: nutrisi yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh dan didapatkan melalui makanan. Ibu hamil
membutuhkan asupan nutrisi esensial khususnya vitamin.
4.Kegoyangan ringan: suatu indikasi dari adanya peradangan selaput periodontal oleh karena trauma atau beban
kunyah yang terlalu besar

2.2 STEP 2

1.Apa saja jenis nutrisi esensial dan fungsinya untuk jaringan rongga mulut?
2.Apa saja hormon yang mempengaruhi rongga mulut dan bagaimana proses hormonalnya?
3.Apa yang terjadi apabila ibu hamil kekurangan nutrisi esensial?
4.Apa hubungan perubahan hormonal dengan perubahan klinis rongga mulut pada ibu hamil?

2.3 STEP 3

1. Jenis nutrisi esensial dan fungsinya untuk jaringan rongga mulut


Vitamin: fungsi pengobatan untuk mengobati saat terdapat kondisi patologis
Fungsi suplementasi sebagai suplemen saat bekerja. Vitamin yang larut lemak dapat disimpan
dalam tubuh lebih lama. Vitamin larut air berfungsi untuk meningkatkan kondisi jaringan dalam
tubuh.
•Vitamin C: penyerapan zat besi dalam tubuh, mereduksi zat besi menjadi lebih sederhana,
berfungsi dalam sintesis kolagen salah satunya di jaringan periodontal
•Vitamin A: untuk regenerasi retina, pertumbuhan epitel, pertahanan terhadap infeksi, membantu
pembentukan kolagen, memiliki prekursor betakaroten, antioksidan tinggi, untuk
pembentukan enamel oleh ameloblast
•Vitamin B kompleks: untuk mencegah timbulnya pendarahan gingiva, dan luka pd sudut mulut
•Vitamin B 2: untuk menguatkan mukosa rongga mulut
•Vitamin B 3: sebagai koenzim dalam proses transfer
•Lemak: sebagai perekat agar kalsium dapat menyatu pada tulang dan gigi
•Vitamin D: untuk absorbsi kalsium dan fosfat dan pembentukan rahang
•Vitamin B 6: untuk mencegah pembentukan lesi di rongga mulut
•Vitamin B 12: untuk mengaktifkan asam folat dan metabolisme asam amino
•Protein: untuk pembentukan antibodi di rongga mulut
•Kalsium: untuk membantu pembentukan dan memperkuat gigi

2. Hormon yang mempengaruhi rongga mulut dan proses hormonalnya


•Hormon estrogen dan progesteron: mempengaruhi jaringan gusi merespon secara berlebihan terhadap
iritasi lokal.
•Hormon seks: mengakibatkan terjadinya puberty asosiated gingivitis, menstruation asosiated gingivitis,
dan pregnancy associated gingivitis
•Estrogen meningkatkan bakteri provotella intermedia dan capnositofaga bacteria, bakteri ini
meningkatkan bleeding pada gusi.
•Proses: siklus peningkatan hormon seks membuat peningkatan vasodilatasai pembuluh darah dan
perubahan komposisi mikrobiota biofilm. Kadar estrogen sebelum menopause adalah
40-100miligram. Menurunnya kadar estrogen dapat mengakibatkan penurunan cairan sulkus gingiva,
sehingga meningkatkan karies. Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatkan bakteri di rongga
mulut, menghambat interleukin 6, mengurangi proses fagositosis dan meningkatkan mikrosirkulasi
gingiva

3. Efek yang terjadi apabila ibu hamil kekurangan nutrisi esensial


Dapat mengakibatkan cacat bawaan, berat badan bayi lahir rendah, kesusahan belajar pada anak, resiko
penyakit jantung pada anak, persalinan berjalan dengan sulit, pregnancy tumor, anemia, dan abortus.
Kebutuhan protein rata-rata adalah 10 gr per hari. Asam folat dapat mengurangi resiko berat badan bayi lahir
rendah.Vitamin A dapat mengurangi masalah sistem kekebalan tubuh. Vitamin D mempengaruhi pertumbuhan
gigi

4.Hubungan perubahan hormonal dengan perubahan klinis rongga mulut pada ibu hamil
Peningkatan estrogen dan progesteron merangsang reseptor di rongga mulut  perubahan klinis rongga mulut.
•Hormon seks memiliki reseptor di fibroblast
•Pada gingiva progesteron mempengaruhi pematangan kolagen
•Gigi goyang diakibatkan oleh hormon progesteron dan estrogen yang menghambat proliferasi fibroblast
dari gingiva

2.4 STEP 4

NUTRISI
ESENSIAL

MAKRONUTRISI MIKRONUTRISI

FUNGSI PADA KESEHATAN RONGGA HORMONAL


RONGGA MULUT IBU HAMIL
MULUT
2.5. STEP 5

1.Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan Apa saja jenis nutrisi esensial dan
fungsinya untuk jaringan rongga mulut
2.Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan apa saja hormon yang mempengaruhi
rongga mulut dan bagaimana proses hormonalnya
3.Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan efek yang terjadi apabila ibu hamil
kekurangan nutrisi esensial
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan hubungan perubahan hormonal
dengan perubahan klinis rongga mulut pada ibu hamil
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan Apa saja jenis nutrisi esensial dan
fungsinya untuk jaringan rongga mulut

Nutrisi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan diperlukan
untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Nutrisi adalah hasil akhir dari semua interaksi antara
organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Nutrien adalah zat organic, zat anorganik dan zat yang
memproduksi energi yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh antara lain
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air. Manusia memerlukan nutrient yang penting
dalam makanan untuk pertumbuhan dan mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari
seluruh proses tubuh.
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan
kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor enzim metabolisme. Vitamin diperlukan oleh tubuh
pada proses pengobatan yang disebabkan adanya gangguan, penyakit seperti defisiensi vitamin maupun
proses patologis lainya, vitamin juga dikonsumsi sebagai fungsi suplementasi karena kebutuhan yang
meningkat misalnya padda fase kehamil, laktasi, pertumbuhan, kerja fisik berat, haid. Vitamin terbagi
menjadi dua yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Vitamin A,D,E,K termasuk vitamin yang larut
lemak. Vitamin B,C termasuk vitamin yang larut dalam air.
Vitamin B12 dibutuhkan untuk mengaktifkan asam folat dan metabolisme sel, terutama sel-sel
saluran cerna, sumsum tulang dan jaringan syaraf. Asam folat berperan dalam metabolisme asam amino
yang diperlukan dalam pembentukan sel darah merah (Mahenaz & Ismail 2011). Penelitian Li Wen-Xing
(2016), mengungkapkan fungsi asam folat dapat meningkatkan enzim alanin aminotransfe-rase (ALT),
aspartat transaminase (AST), dan glutamyl transpeptidase (GGT) yang penting untuk metabolisme di hati.
Kekurangan vitamin B12 dan asam folat selama kehamilan berhubungan dengan peningkatan risiko
kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah dan terganggunya pertumbuhan janin (Charles et al. 2005).
Selain itu kekurangan B12 dapat menyebabkan kesemutan, gangguan penglihatan, alzheimer dan
demensia (Rathod et al. 2016). Sebanyak 80% ibu dengan kadar asam folat >27,00 nmol/L melahirkan
bayi dengan ukuran lingkar kepala normal, sementara ibu dengan kadar asam folat rendah <27,00 nmol/L
hanya 15,4% (Darwanti & Antini 2011).
Vitamin C juga dibutuhkan selama kehamilan yang berfungsi membantu penyerapan besi non heme
dengan mereduksi besi ferri menjadi ferro dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C
menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila
diperlukan, sehingga risiko anemia defisiensi zat besi bisa dihindari (Guntur 2004). Menurut Pernille
(2012), kekurangan vitamin C dapat menyebabkan kerusakan hipoccampus.
Kekurangan protein akan menyebabkan perubahan pada timbunan asam amino, hal tersebut
mengakibatkan hambatan reaksi sintesis protein sehingga menimbulkan hambatan juga dalam
pembentukan matriks organik tulang. Karena proses sintesis protein digunakan untuk membentuk matriks
organik tulang yang terdiri dari jaringan kolagen dan non kolagen protein. Sintesis protein yang normal
diperlukan untuk perkembangan jaringan lunak dan keras diantaranya tulang. Proses berikutnya adalah
kalsifikasi tulang, pada tahap ini mineral diantaranya kalsium dan fosfor diendapkan dalam matriks
tulang. Jika terdapat hambatan dalam pembentukan matriks organik, maka akan ada hambatan juga dalam
proses kalsifikasi tulang sehingga terjadi penurunan kadar mineral tulang, diantaranya kalsium dan fosfor
tulang
Vitamin D memainkan peran penting dalam mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam darah. Kalsium dan
fosfor merupakan dua faktor yang sangat penting dalam urusan menjaga kesehatan tulang. Tubuh
membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium secara maksimal di usus, serta membantu membangun tulang
dan gigi yang kuat.
Vitamin E (Tokoferol)
Fungsi vitamin E: fungsi utama adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan memiliki
fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan fungsi sebagai antioksidan yaitu fungsi struktural dalam
memelihara integritas membran sel, sintesis DNA, merangsang reaksi kekebalan, mencegah penyakit
jantung koroner, mencegah keguguran dan sterilisasi, serta mencegah gangguan menstruasi. 3

Sumber vitamin E: Sumber utama vitamin E adalah minyak sayur, terutama minyak kecambah gandum,
mentega, dan kacang-kacangan
Vitamin K
Fungsi vitamin K : telah sejak lama diketahui memiliki fungsi sebagai pembekuan darah. 2

Sumber vitamin K : Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau. Bahan makanan lain
yang mengandung vitamin K dalam jumlah kecil adalah susu, daging, telur, sereal, buah-buahan. 2,3

Vitamin C (Asam Askorbat).


Fungsi vitamin C : Beberapa proses metabolisme tubuh yang dipengaruhi oleh vitamin C adalah sintesis
kolagen, absorpsi dan metabolisme zat besi, absorpsi kalsium, mencegah infeksi. Vitamin C penting untuk
2

sintesis kolagen. Proses sintesis kolagen dimulai dengan reaksi hidroksilasi, dimana reaksi ini terjadi
dalam tiga tahap, yaitu: (1) suatu struktur tiga dimensi terbentuk, dengan asam amino prolin dan glisin
sebagai komponen utamanya. struktur tiga dimensi ini belum menjadi kolagen, tetapi masih berupa
prekursornya yaitu prokolagen. Karena vitamin C dibutuhkan pada proses ini, maka vitamin C ikut
berperan dalam proses pembentukan rantai peptida menjadi prokolagen. (2) Proses konversi ini
membutuhkan ion hidroksida (OH-) untuk bereaksi dengan hidrogen (H+). (3) Reaksi katalisis.
Reaksi hidroksilasi ini dikatalisis oleh enzim prolyl-4-hidroksilase and lisil-hidrokslase.7

Sumber vitamin C : pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah
terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak
terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol. 2,3

Vitamin B (Tiamin)
1

Fungsi vitamin B : sebagai koenzim dalam metabolisme energi dengan mengubah kalori yang
1

dikeluarkan dari karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi.


Sumber vitamin B : Sumber utama vitamin B di dalam makanan adalah sereal tumbuk. Di Indonesia
1 1

serelia yang dimakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber lain adalah sayur kacang-kacangan,
semua daging tanpa lemak, dan kuning telur, unggas dan ikan. 2,3

Vitamin B (Riboflavin)
2

Fungsi vitamin B : untuk membantu menghasilkan ATP dan melepaskan energi dari karbohidrat, lemak,
2

dan protein. 3

Sumber vitamin B : terdapat di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di dalam susu, keju, hati,
2

daging, ikan dan sayuran berwarna hijau. 2,3

Vitamin B (Niasin)
3

Vitamin B merupakan koenzim dan pasangan untuk riboflavin yang dibutuhkan untuk semua fungsi sel.
3
3

Fungsi vitamin B : untuk mengubah glukosa yang berasal dari makanan menjadi energi dan membantu
3

pembentukan sel darah.


Sumber niasin: utama niasin adalah daging. Sumber niasin lainnya adalah unggas, ikan, padi,
kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau. 3

Vitamin B (Pyroxidine)
6
Fungsi vitamin B : sebagai koenzim dalam reaksi asam amino, asam lemak, dan metabolisme karbohidrat
6

serta membantu dalam pembentukan sel darah. 3

Sumber vitamin B6: paling baik terdapat di dalam semua bahan makanan yang berasal dari hewani
seperti daging, unggas, ikan, hati, dan telur. Selain itu sumber vitamin B juga terdapat di dalam beras
6

merah, gandum, dan kacang-kacangan. 3

Folat : Vitamin B (Asam Folat, Folasin).


9

Fungsi folat: untuk mensintesis asam amino, membantu pematangan sel darah merah, dan mensintesis
DNA dan RNA. 3

Sumber folat: terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin folium, yang
berarti daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.
2,3

MINERAL

Mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup di
samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik. Mineral
16

merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik
pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. 2

Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi dua
golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial diperlukan dalam proses
fisiologis, sehingga logam golongan ini merupakan unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini
biasanya terikat dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium
(Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe),
tembaga (Cu), seng (Zn), mangan(Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Logam
nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam
tubuh. Mineral juga digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
12

adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg sehari, sedangkan mineral
mikro dibutuhkan kurang dari 100mg sehari. Jumlah mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15mg. .2

1. MINERAL MIKRO DALAM TUBUH


1.Tembaga (Cu)
Merupakan mineral mikro karena keberadaannya dalam tubuh sangat sedikit namun
diperlukan dalam proses fisiologis. Walaupun dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, bila
kelebihan dapat mengganggu kesehatan atau mengakibatkan keracunan. Namun bila terjadi
kekurangan Cu dalam darah dapat menyebabkan anemia yang merupakan gejala umum,
pertumbuhan terhambat, kerusakan tulang, depigmentasi rambut dan bulu, pertumbuhan bulu
abnormal, dan gangguan gastrointestinal. 2

Fungsi: tembaga membantu penyerapan besi dengan besi, bekerja untuk mensintesis
hemoglobin, tembaga juga diperlukan untuk mengatur tingkat lipid darah dan membantu
pembentukan kolagen dan fungsi saraf. 3

Sumber: tiram, kerang, hati kacang-kacangan, biji-bijian, cokelat.


2.Besi (Fe)
Merupakan mineral makro dalam kerak bumi, tetapi dalam system biologi tubuh
merupakan mineral mikro. Kandungan Fe dalam tubuh bervariasi, bergantung pada status
kesehatan, nutrisi, umur, jenis kelamin, dan spesies. Besi dalam tubuh berasal dari tiga sumber,
yaitu hasil perusakan sel-sel darah merah (hemolisis), dari penyimpanan di dalam tubuh, dan
hasil penyerapan pada saluran pencernaan. Sebagian besar Fe disimpan dalam hati, limpa, dan
sumsum tulang. 12

Fungsi besi: untuk memetabolisme energi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 2

Sumber besi: sumber baik besi adalah makanan hewani, seperti daging, ayam dan ikan.
Sumber baik lainnya adalah telur. 2

3.Iodin (I)
Iodin (I) diperlukan tubuh untuk membentuk tiroksin, suatu hormon dalam kelenjar tiroid.
Tiroksin merupakan hormon utama yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid. Setiap molekul
tiroksin mengandung empat atom iodin. Sebagian besar iodin diserap melalui usus halus, dan
sebagian kecil langsung masuk ke dalam saluran darah melalui dinding lambung. Sebagian
iodin masuk ke dalam kelenjar tiroid, yang kadarnya 25 kali lebih tinggi dibanding yang ada
dalam darah. Meskipun sebagian besar iodin tubuh terdapat dalam kelenjar tiroid, iodin juga
ditemukan dalam kelenjar ludah, lambung, usus halus, kulit, rambut, kelenjar susu, plasenta,
dan ovarium. 13

Fungsi: mengatur pertumbuhan dan perkembangan. 2

Sumber: makanan laut berupa ikan, udan, kerang serta ganggang laut. 2

4.Seng (Zn)
Seng ditemukan hampir dalam seluruh jaringan tubuh. Seng lebih banyak terakumulasi
dalam tulang dibanding dalam hati yang merupakan organ utama penyimpan mineral mikro.
Jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan epidermal (kulit, rambut, dan bulu), dan sedikit
dalam tulang, otot, darah, dan enzim. 2

Fungsi: berperan dalam proses penyembuhan luka dan terlibat dalam sensitifitas rasa dan
penciuman. 3

Sumber: protein hewani terutama daging, hati dan telur. 2

2.MINERAL MAKRO DALAM TUBUH


1.Natrium (Na)
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. 35-40% natrium ada di dalam
tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung banyak
natrium. 2

Fungsi natrium: ialah untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, natrium juga
berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. 2

Sumber utama natrium: adalah garam dapur atau NaCl, kecap dan makanan yang
diawetkan. 2

2.Klor (Cl)
Klor merupakan 0,15% berat badan, konsentrasi klor tertinggi adalah dalam cairan
serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang), lambung dan pankreas. 2
Fungsi klor: sebagai anion utama dalam cairan ekstraseluler, didalam lambung klor
merupakan bagian dari asam klorida (HCL) yang diperlukan untuk memelihara suasana asam
didalam lambung. Ion klor dengan mudah dapat keluar dari sel darah
Sumber klor: klor terdapat bersamaan di dalam garam dapur, beberapa sayuran dan
buah-buahan dalah sumber klor. 2

3.Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif, akan tetapi berbeda dengan natrium, kalium
terutama terdapat di dalam sel. Sabanyak 95% kalium tubuh berada di dalam cairan
intraseluler.2

Fungsi kalium: berfungsi sebagai pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit dan
juga berperan sebagai transmisi saraf dan relaksasi otot. 2

Sumber kalium: kalium terdapat di dalam semua makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Sumber utama adalah makanan mentah atau segar, terutama buah, sayuran, dan
kacang-kacangan. 2

4.Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu 1,5-2%
dari berat orang dewasa kurang lebih sebanyak 1kg. ditemukan sekitar 99% kalsium berada di
dalam gigi dan tulang. kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti
2

untuk transmisi saraf, kontaksi otot, penggumpalan darah dan menjaga permeabilitas
membrane sel. 2

Fungsi kalsium: kalsium berfungsi sebagai pembentuk tulang dan gigi. Sebagai
pembentuk gigi mineral yang membentuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah dan
luar dari gigi adalah mineral yang sama dengan yang membentuk tulang. Akan tetapi Kristal di
dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih rendah. 2

Sumber kalsium: sumber utama kalsium adalah susu seperti keju. Ikan, kacang-kacangan,
tahu, tempe dan sayuran hijau. 2

5.Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbayak didalam tubuh, yaitu 1% dari berat badan.
Kurang lebih 85% fosfor didalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian
dari Kristal hidroksiapatid didalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut. 2

Fungsi fosfor: fungsi fosfor ialah untuk kalsifikasi tulang dan gigi. 2

Sumber fosfor: fosfor terdapat disemua makanan terutama makanan kaya protein seperti
daging, ayam, ikan , telur, susu dan hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya. 2

3.2 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan apa saja hormon yang
mempengaruhi rongga mulut dan bagaimana proses hormonalnya
Secara umum dapat dikatakan perubahan hormonal dapat mempengaruhi respon jaringan
terhadap plak sehingga rentan terhadap peradangan. Tingginya kadar estrogen dan progesteron dapat
menyebabkan penurunan jumlah sel limfosit-T yang matang serta dapat meningkatkan jumlah
P.intermedia. Selain itu, interleukin-6 yang berperan dalam menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit
T serta mengaktifk an makrofag dan sel NK dihambat produksinya. Menurunnya sistem pertahanan di
dalam rongga mulut serta meningkatnya jumlah bakteri tentu menyebabkan jaringan rentan terhadap
peradangan. Hal ini disebabkan karena kadar progesteron yang tinggi dapat merangsang produksi
prostaglandin yang berperan sebagai imunosupresan. Pengaruh perubahan hormonal juga dapat
meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga mengakibatkan gingiva berwarna kemerahan dan
peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat menyebabkan gingiva mengalami pembengkakan.

Estrogen dan Progesteron


Estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk fisiologis perubahan pada wanita pada fase
tertentu dalam hidup mereka, mulai darimasa pubertas. Estrogen menginduksi beberapa perkembangan
pubertas perubahan pada wanita, dan progesteron bertindak secara sinergis dengan estrogen untuk
mengontrol siklus menstruasi dan menghambat sekresi follitropin oleh kelenjar pituitari anterior.
Secara khusus,Estrogen dapat mempengaruhi cytodifferentiation dari epitel skuamosa bertingkat
serta sintesis dan pemeliharaandari kolagen berserat.Reseptor estrogen yang ditemukan di
osteoblas-seperti sel menyediakan mekanisme untuk tindakan langsung pada tulang.Reseptor-reseptor ini
juga terletak di fibroblast periosteal,tersebar fibroblas dari lamina propria dan fibroblast pada ligamen
periodontal (PDL),membuktikan aksi langsung seks
hormon pada jaringan periodontal yang berbeda.

Efek Estrogen pada Jaringan Periodontal


•Menurunkan keratinisasi sambil meningkatkan epitel glikogen yang menghasilkan penurunan
efektivitasdari penghalang epitel
•Meningkatkan proliferasi sel di pembuluh darah
•Merangsang fagositosis PMNL
•Menghambat kemotaksis PMNL
•Suppress leukocyte produksi dari sumsum tulang
•Menghambat sitokin proinflamasi yang dilepaskan oleh sel sumsum manusia
•Mengurangi peradangan mediasi sel-sel
•Merangsang proliferasi fibroblas gingiva
•Merangsang sintesis dan pematangan gingival jaringan ikat
•Meningkatkan jumlah peradangan gingiva tanpa
peningkatan plak.

Efek Progesteron pada Jaringan Periodontal


•Meningkatkan dilatasi vaskular, sehingga meningkatkan permeabilitas
•Meningkatkan produksi prostaglandin
•Meningkatkan PMNL dan prostaglandin E2 dalam gingivacairan crevicular (GCF)
•Mengurangi efek anti-inflamasi glukokortikoid
•Menghambat sintesis kolagen dan nonkollagen dalam PDLfibroblast
•Menghambat proliferasi fibroblast gingiva manusiaproliferasi
•Mengubah laju dan pola produksi kolagen dalam gingiva sehingga mengurangi potensi perbaikan dan
pemeliharaan
•Meningkatkan pemecahan metabolik folat yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan jaringan.

3.3 Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan efek yang terjadi apabila ibu hamil
kekurangan nutrisi esensial
Kelebihan dan Kekurangan Gizi Pada Ibu Hamil
Ibu hamil yang mengalami kekurangan maupun kelebihan gizi berdampak terhadap morbiditas maupun
mortalitas bayi. Risiko bagi bayi yang kurang gizi adalah: 1
• BBLR
• Lahir mati
• Cacat bawaan
• Rendahnya kemampuan belajar pada anak dikemudian hari
• Kematian perinatal.
Sedangkan risiko yang dapat dialami baik pada bayi yang kurang gizi maupun pada gizi yang berlebihan
adalah: 1
• Risiko penyakit jantung
• Diabetes tipe II
• Hipertensi
• Penyakit kronis lainnya dikemudian hari.

Nutrisi pada ibu hamil sebaiknya mengandung makronutrien dan mikronutrien seperti yang dijelaskan
dibawah ini:
• Karbohidrat : terjadi peningkatan metabolism 15% selama hamil dan membutuhkan karbohidrat
untuk memenuhi peningkatan metabolism tersebut. Pada trimester pertama tidak dibutuhkan
tambahan kalori. Sampai usia kehamilan 12 minggu berat janin hanya 15 gram. Pada trimester kedua
memerlukan tambahan 340 tambahan kalori setiap hari dan 450 kalori setiap hari selama trimester
ketiga. Semuanya dibutuhkan untuk pertumbuhan janin yang memadai dan untuk mendukung
metabolisme ibu yang lebih tinggi.

• Protein : penting untuk pertumbuhan dan merupakan komponen penting dari janin, plasenta,
cairan amnion, darah dan jaringan ektraseluler. Protein yang diteruskan ke janin dalam bentuk asam
amino. Kenaikan berat badan ibu yang normal karena asupan kalori dan protein yang seimbang dapat
memberikan efek yang positif terhadap pertumbuhan janin. Jumlah protein yang dianjurkan bagi ibu
hamil sebesar 70 gram per hari, baik dari protein hewani maupun nabati. Kekurangan protein pada
masa hamil akan mengakibatkan BBLR, gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian lain
menginformasikan bahwa kekurangan protein berakibat pada kematangan seksual maupun fungsi
seksual di kemudian hari.

• Zat Besi : Tablet besi 30-60 mg sehari minimal 90 butir selama kehamilan, dimulai setelah rasa
mual hilang umumnya pada trimester II. Tablet besi ini jangan diminum bersama teh, susu, atau kopi
karena mengganggu penyerapan. Ibu hamil sebaiknya mengkonsumsi tablet besi diantara waktu
makan. Bukti penelitian melaporkan bahwa tablet besi tidak dianjurkan pada ibu dengan kadar Hb atau
kadar feritin yang normal, karena pemberian tablet besi yang berlebihan akan menyebabkan BBLR
yang disebabkan adanya hemokonsentrasi. Selain itu penelitian lain melaporkan bahwa kelebihan zat
besi merupakan faktor risiko terhadap Diabetes tipe II. Zat besi juga diperlukan untuk perkembangan
otak janin. Bahan makanan yang kaya akan zat besi dapat ditemukan di daging merah, daging unggas,
hati, kuning telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

• Zink : penting untuk pertumbuhan janin, terutama pada proses genetika yaitu transkripsi, translasi,
sintesis protein, sintesis DNA, divisi sel serta proliferasi dan maturasi dari limfosit. Kekurangan zinc
berhubungan dengan malformasi, retardasi mental serta hipogonadisme pada bayi laki-laki, gangguan
neurosensory dan gangguan imunitas dikemudian hari. Kebutuhan zinc pada ibu hamil adalah 11-12
mg per hari.

• Kalsium : diperlukan untuk kekuatan tulang ibu hamil serta pertumbuhan tulang janin. Ibu hamil
membutuhkan kalsium 400 mg perhari. Kalsium dapat ditemukan di sayuran, susu, kacang-kacangan,
roti dan ikan. Tablet kalsium sebaiknya dikonsumsi pada saat makan dan diikuti dengan minum jus
buah yang kaya akan vitamin C untuk membantu penyerapan. Kalsium juga dapat diberikan pada ibu
dengan riwayat preeklampsi pada usia kehamilan >20 minggu, karena dapat mencegah berulangnya
preeklampsi.

• Asam Folat : dianjurkan untuk dikonsumsi sesegera mungkin. Asam folat 400 mcg harus diminum
setiap hari sebanyak 90 butir selama kehamilan. Akan lebih baik jika dikonsumsi sebelum terjadi
konsepsi, selambat-lambatnya satu bulan sebelum hamil. Zat ini diperlukan untuk mencegah adanya
kelainan bawaan seperti spina bifida, nuchal translucency dan anencefali. Bahan makanan yang kaya
akan asam folat antara lain brokoli, kacang hijau, asparagus, jeruk, tomat, stroberi, pisang, anggur
hijau dan roti gandum.

• Yodium : Yodium penting untuk perkembangan otak. Kekurangan yodium dapat mengakibatkan
kelahiran mati, cacat lahir, dan gangguan pertumbuhan otak

• Vitamin A : Vitamin A dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk melindungi janin dari masalah sistem
kekebalan tubuh, penglihatan yang normal, infeksi, ekspresi gen dan perkembangan embrionik.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, cacat lahir pada dosis tinggi

• Vitamin D diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Vitamin ini dianjurkan agar
dikonsumsi ole ibu nifas sebanyak 10 mikrogram setiap hari. Sumber vitamin D dapat ditemukan di
susu dan produk susu lainnya, telur, daging, beberapa jenis ikan seperti salmon, trout, mackerel,
sarden, dan tuna segar

• Omega-3 dan asam lemak : Penting untuk pertumbuhan otak dan mencegah prematuritas, esensial
untuk penglihatan. Omega-3 dan asam lemak juga dapat menurunkan kejadian penyakit jantung.
Omega – 3 dan asam lemak diekomendasi sebanyak 300 milligram untuk dikonsumsi oleh ibu hamil
setiap hari. Bahan makanan yang mengandun omega-3 dan asam lemak dapat ditemukan di kapsul
minyak ikan, ikan tertentu seperti salmon, trout, mackerel, sardin dan tuna segar. Selain itu juga
terdapat di minyak nabati seperti minyak bunga matahari, minyak kenari dan lain-lain.

3.4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan menjelaskan hubungan perubahan
hormonal dengan perubahan klinis rongga mulut pada ibu hamil

Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama meliputi perubahan konsentrasi
hormon seks yaitu progesteron dan estrogen. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari
sel-sel trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum yang
memproduksi estrogen dan progesteron.
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun, fungsi korpus luteum gravidarum untuk
menghasilkan estrogen dan progesteron pun digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua dan tiga,
produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga mencapai puncaknya pada akhir
trimester tiga. Kadar puncak progesteron dapat mencapai 400 µg/hari dan estrogen 20 µg/hari
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi sistem organ termasuk
rongga mulut. Reseptor estrogen dan progesteron terdapat pada basal dan stratum spinosum epitel, pada
jaringan ikat dan dapat ditemukan pada jaringan periodontal.
Maka dari itu, ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam patogenesis penyakit
periodontal. Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota
subgingiva, sel spesifik periodontal, dan sistem imun lokal selama kehamilan
Peningkatan level hormon estrogen dan progesteron juga dapat meningkatkan persentase bakteri
P.intermedia, karena hormon tersebut digunakan oleh bakteri P.intermedia sebagai substansi menadione
(vitamin K) yang dibutuhkan untuk perkembangbiakannya. Bakteri P.intermedia merupakan bakteri
patogen penyakit periodontal. Sementara itu, perubahan respon imun maternal selama kehamilan yang
mengakibatkan tertekannya respon limfosit T maternal juga dapat mempengaruhi respon jaringan gingiva
terhadap plak.
Selain peningkatan jumlah P.intermedia, kadar progesteron yang meningkat selama masa
kehamilan juga dapat memicu terjadinya peradangan gingival dengan menghambat produksi interleukin-6
(IL-6). Interleukin-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T dan mengaktifkan sel
makrofag dan sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan menyerang dan memfagositosis bakteri yang
masuk ke sirkulasi darah, sehingga dengan dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingival rentan
terhadap peradangan. Progesteron juga merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2
merupakan mediator yang poten dalam respon inflamasi. Prostaglandin sendiri berperan sebagai
imunosupresan, sehingga mengakibatkan peradangan gingival semakin meningkat
BAB 4
KESIMPULAN

•Nutrisi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan diperlukan
untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Nutrisi adalah hasil akhir dari semua
interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Nutrien adalah zat organic, zat
anorganik dan zat yang memproduksi energi yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
untuk fungsi tubuh antara lain seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Manusia memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan
mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh.
•Secara umum dapat dikatakan perubahan hormonal dapat mempengaruhi respon jaringan
terhadap plak sehingga rentan terhadap peradangan. Tingginya kadar estrogen dan
progesteron dapat menyebabkan penurunan jumlah sel limfosit-T yang matang serta dapat
meningkatkan jumlah P.intermedia. Selain itu, interleukin-6 yang berperan dalam
menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T serta mengaktifk an makrofag dan sel NK
dihambat produksinya. Menurunnya sistem pertahanan di dalam rongga mulut serta
meningkatnya jumlah bakteri tentu menyebabkan jaringan rentan terhadap peradangan. Hal
ini disebabkan karena kadar progesteron yang tinggi dapat merangsang produksi
prostaglandin yang berperan sebagai imunosupresan. Pengaruh perubahan hormonal juga
dapat meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga mengakibatkan gingiva berwarna
kemerahan dan peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat menyebabkan gingiva
mengalami pembengkakan.
•Ibu hamil yang mengalami kekurangan maupun kelebihan gizi berdampak terhadap morbiditas
maupun mortalitas bayi. Risiko bagi bayi yang kurang gizi adalah: 1
➢BBLR
➢Lahir mati
➢Cacat bawaan
➢Rendahnya kemampuan belajar pada anak dikemudian hari
➢Kematian perinatal.
Sedangkan risiko yang dapat dialami baik pada bayi yang kurang gizi maupun pada gizi yang
berlebihan adalah: 1
➢Risiko penyakit jantung
➢Diabetes tipe II
➢Hipertensi
➢Penyakit kronis lainnya dikemudian hari.

•Beberapa perubahan pada rongga mulut yang berhubungan dengan peningkatan plasma
endokrin terjadi selama masa kehamilan. Progesteron dan estrogen mencapai puncaknya kadar
plasma 100 dan 6 ng / ml masing-masing, pada akhir
trimester ketiga, dan dampak biologis potensial dari estrogen dan progesteron terjadi di jaringan
periodontalselama periode ini.Gingivitis kehamilan sangat umum terjadi, berkisar antara
30-100% dari semua wanita hamil. Pinard,
menggambarkan situasi ini pada tahun 1877 ditandai dengan eritema, edema, hiperplasia, dan
perdarahan meningkat
DAFTAR PUSTAKA
1. Eka Puspita Astriningrum, Hardinsyah, Naufal Muharam Nurdin. Asupan Asam Folat, Vitamin
B12 Dan Vitamin C Pada Ibu Hamil Di Indonesia Berdasarkan Studi Diet Total : J. Gizi Pangan,
Maret 2017, 12(1):31-40. Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Pertanian
Bogor, Bogor 16680.
2. Hugh silk, MD;dkk. April 15, 2008. Oral Health During Pregnancy Volume 77 No.8. American
Family Physician.
3. Suci Erawati, Irene Anastasia, Shanna Sukmadara. Makassar Dent J 2017; 6(2): 83-86 Hubungan
tingkat kebersihan rongga mulut dengan status penyakit gingivitis pada ibu hamil di RSUD DR.
RM. Djoelham Binjai. Departemen Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedoktetan Gigi,
Universitas Prima Indonesia Medan, Indonesia
4. Soulissa: Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal Jurnal PDGI 63 (3) Hal. 71-77 © 2014
5. http://www.jaypeejournals.com/eJournals/ShowText.aspx?ID=3822&Type=FREE&TYP=TOP&IN=_eJournals/ima
ges/JPLOGO.gif&IID=298&isPDF=YES
6. “Pengaruh Hormon Dan Vitamin Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Jaringan Lunak
Rongga Mulut” Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Udayana
7. Sediaoetama A.D,.2012. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat
8. Burket, L W. 1971. Oral Medicine, Diagnosis and Treatment Ed. 6 . Philadelphia: JB Lippincot
th

Company
9. Hidayati, Kuswardani, Gustria Rahayu. Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36.
Juli-Desember 2012 “Pengaruh Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Gingivitis pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2012”
10. Offenbacher S, Lief S, Bogges K. Maternal periodontics and maturity part I: obstetric outcome of
premature and growth restriction. Dalam: Huck O, Tenenbaum H, Davideau J-L. Relationship
between periodontal disease and preterm birth: Recent epidemiological and biological data. J of
Pregnancy 2011.
11. Adriani, Poppy. 2008. Jurnal Nutrisi Pertumbuhan Gigi. Universitas Syiah Kuala Aceh. Vol. 8 No. 1, 2008:
57-60.
12. Gani, Abdul Soulissa. 2014. Jurnal Hubungan Kehamilan dan Penyakit Periodontal. Universitas Trisakti
Jakarta. Vol. 63 No. 3, 2014: 71-77.
13. Brown JE, Isaacs JS, Krinke UB, Murtaug MA, Sharbaugh C, Stang J, et al. Nutrition Through the Life
Cycle. 2 ed. Belmont, USA: Thomson Wadsworth; 2005
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.369/MENKES/SK/III/2007tentang
Standard Profesi Bidan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2007.
15. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI; 2010
16. https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/355/310

Anda mungkin juga menyukai