Anda di halaman 1dari 21

KASUS

Bp. S berusia 59 tahun datang ke RS tanggal 24 April jam 22.00 dengan keluhan sesak
nafas ke Instalasi Gawat Darurat. Pasien mengatakan sudah sesak sejak 4 hari sebelum
masuk RS namun bertambah berat sejak sore tadi. Pasien datang dalam keadaan CM. TD
140/105, T: 36,5, N: 86x/menit, RR: 30x/menit GCS : E4V5M6. Pasien juga mengeluh
batuk, saat dilakukan pemeriksaan dada, terdengar ronkhi dikedua lapang paru dilobus
bawah, di IGD pasien dipasang Infus RL 20 tpm , diberi terapi O2 3 Lpm dan injeksi
Ranitidin 1A. Kemudian pasien dibawa kebangsal Marwa Rawat Inap kelas III dengan
menggunakan kursi roda. Saat dilakukan pengkajian dewasa pada tanggal 1 Mei 2017
pasien mengeluh sesak nafas, semakin bertambah saat bergerak, pasien tampak selalu
duduk, ronkhi terdengar di lonus bawah paru kanan dan kiri, pasien mengatakan sedih
karena tidak ada yang menunggu karena istrinya yang biasa menunggu sedang sakit di
rumah sedangkan anaknya bekerja, sehingga hanya bisa menunggu waktu sore dan malam
hari, selama dirawat di Marwah pasien menerima terapi cairan infus tufotusin 20 tpm,
injeksi Ranitidin 1gr (1A)/12 jam. Nebulisasi C:P 1:1, O2 3 Lpm. Dari data RM bahwa
pasien ini selain di diagnose PPOK ia di diagnose bronchitis akut.
pasien dilakukan pemeriksaan fisik :
- Perkusi : paru : suara paru sonor di lobus atas kanan dan kiri serta sedikit
redup di lobus bawah kanan dan kiri IC 5 dan 6
- Auskultasi : paru : suara varu brongoveskuler, trakeal, dan Ronkhi di lobus
bawah paru kanan dan kir
Pasien dilakukan pemeriksaan Laboratorium dengan hasil Trombosit 45 ribu/mm3
High (normal 150-400), LED 1 66 mm3/jam High (normal 0-15), LED
2 68 mm3/jam High (normal 0-30)

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a) Pasien
Nama : Bp. S
No. RM : 0236273
Tanggal lahir/usia : 14 April 1959/ 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Karangtengah 6/10 Parakan Kauman Temanggung
Status : Kawin
Pekerjaan : Karyawan Swasta
b) Penanggung Jawab
Nama : Sdr. Fatturrahman
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Karangtengah 6/10 Parakan Kauman Temanggung
Sumber Biaya : BPJS Jamkesmas
c) Resume Medis
Diagnosa Medis : PPOK
Bangsal/kelas : Marwa/ III14
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh sesak nafas, semakin bertambah dengan bergerak dan berubah posisi
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Bp. S datang ke RS tanggal 24 April jam 22.00 dengan keluhan sesak nafas ke Instalasi
Gawat Darurat. Pasien mengatakan sudah sesak sejak 4 hari sebelum masuk RS namun
bertambah berat sejak sore tadi. Pasien datang dalam keadaan CM. TD 140/105, T:
36,5, N: 86x/menit, RR: 30x/menit. Pasien juga mengeluh batuk, saat dilakukan
pemeriksaan dada, terdengar ronkhi dikedua lapang paru dilobus bawah, di IGD pasien
dipasang Infus RL 20 tpm , diberi terapi O2 3 Lpm dan injeksi Ranitidin 1A. Kemudian
pasien dibawa kebangsal Marwa Rawat Inap kelas III dengan menggunakan kursi roda.
Saat dilakukan pengkajian dewasapasien mengeluh sesak nafas, semakin bertambah
saat bergerak, pasien tampak selalu duduk, ronkhi terdengar di lonus bawah paru kanan
dan kiri, pasien mengatakan sedih karena tidak ada yang menunggu karena istrinya
yang biasa menunggu sedang sakit di rumah sedangkan anaknya bekerja, sehingga
hanya bisa menunggu waktu sore dan malam hari, selama dirawat di Marwah pasien
menerima terapi cairan infus tufotusin 20 tpm, injeksi Ranitidin 1gr (1A)/12 jam.
Nebulisasi C:P 1:1, O2 3 Lpm.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Selama ini Bp. S memiliki riwayat merokok sejak muda dan biasa menghabiskan
hingga 1 bungkus rokok perhari, namun sudah berenti sejak 1 tahun yang lalu.
Sebelumnya dalam 1 tahun terkahir pasien mengatakan sudah masuk RS sebanyak 4
kali dengan keluhan yang sama (sesak nafas), pasien mengatakan sudah mulai
mengalami sesak nafas sekitar 1-2 tahun yang lalu. Berdasarkan catatan medis , pasien
pernah dirawat dengan diagnose PPOK dan bronchitis akut.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga Bp.S tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan Bp. S, anmun
kedua orang tuanya memiliki riwayat hipertensi dan stroke.
6. Genogram

B B
p p
. .
S S
d d
a a
t t
7. Keadaan Umun
a a
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
n n
TD: 140/105 mmHg, RR 32x/menit, N: 86x/menit, T : 36,40C, SPO2: 94%
g g
8. Data Psikologi dan Sosial Ekonomi
k k
Pasien tinggal bersama anaknya serta istrinya. Saat ini pasien sudah berhenti bekerja
e e
sejak satu tahun yang lalu, sekarang kebutuhan nya dan keluarga ditanggungb oleh
R R
anaknya yang bekerja sebagai admin kelurahan dan istrinya bekerja sebagai buruh.
S S
Saat ini perasaan klien sedih dan panic, pasien mengatkan ia sedih karena tidak ada
t t
yang menunggu karena istrinya Yng biasa menunggu sedang sakit dan anaknya sedang
a a
bekerja.
n n
9. Pengkajian Pola Gordon
g g
g g
a a
l l
a) Persepsi Kesehatan
Pasien selam ini memiliki kebiasaan merokok jingga 1 bungkud per hari namun
sudah berenti sejak 1 tahun yang lalu, sejak keluhan sesak yang dialami. Pasien
biasanya hanya menggunakan inhaler untuk mengatasi sesaknya namun jika
sesaknya semakin berat ia langsung kedokter stsu Rumah Sakit,
b) Aktivitas dan Latihan
Selama di RS pasien bedrest, melakukan semua kegiatan di tempat tidur karena
pasien selalu sesak nafas saat bergerak setelah beraktivitas. Aktivitasnya sehari-
hari meliputi BAK, BAB, mandi maupun berpakaian dibantu oleh keluarga maupun
perawat. Tanda-tanda vital saat istirahat/tidak beraktifitas TD: 140/105mmHg N
86x/menit RR: 32x/menit, T; 36,4 OC sedangkan TTV setelah beraktifitas
145/100mmHg N 98 RR 40x.menit T: 36,4OC
c) Pola istirahat dan tidur
Pasien mengtakan dirumah tidur sekita 7 jam pada malam hari dan tidak pernah
terbangun pada malam hari, pasien tidak pernah tidur siang/
Saat di RS, pasien mengatakann sering terbangun karena sesak nafasnya, ia
biasanya tidur dari jam 10 malam hingga jam 5 subuh.
d) Pola Nutrisi dan Metabolik
Antropometri : BB 47kg TB 162 cm IMT 18 Lila: 25
Biokimia : Hb: 14,2 g/Dl Limfosit1,5% Limposit pagar: Nyeri ulu
hari
Clinik : konjungtivita merah muda, rambut tersebar merata, CRT
< 2 detik, mukosa bibir lembab,kulit keriput.
Diet : pasien mengatakan jarang menghabiskan dan kadang tidak
memakan makanan karena takut BAB, sebab takut repot
karena tidak ada keluarga yang menunggu.
Energy : pasien tampak sesak, mengeluh lemas, dan bedrest sebab
sesaknya akan bertambah saat bergerak atau banyak
biacara.
d. Pola Nilai dan Kepercayaan
Fath : pasien mengatakan ia seorang muslim dan percaya bahwa Allah
adalah Tuhan manusia yang menentukan takdir manusia.
Influence : pasien mengatakan agama sangat penting baginya karena
memberikan ketenangan. Selama di RS saat sesak nafas pasien
mengatakan selalu berzikir agar lebnih tenang.
Community : pasien mengatakan di Rumah ia sering ikut pengajian rutin bapak-
bapak setiap seminggu sekali. Di pengajian biasanya selalu diisi
dengan ustadz yang memberikan ceramah.
Address : pasien mengatakan di Rumah selalu shalat, namun selama di Rs
pasien tidak pernah shalat dan hanya berzikir saat setelah tiba
waktu shalat atau azan untuk menghargai adzan Karena untuk
shalat.
10. Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan dada
 Perkusi : paru : suara paru sonor di lobus atas kanan dan kiri serta sedikit
redup di lobus bawah kanan dan kiri IC 5 dan 6
 Auskultasi : paru : suara varu brongoveskuler, trakeal, dan Ronkhi di lobus
bawah paru kanan dan kiri.
11. Pemeriksasan penunjang
Pemeriksaan laboratorium darah lengkanp pada 24 April 2018 pukul 22.30
menujukkan hasil abnormal.
a) Trombosit 45 ribu/mm3 High (normal 150-400)
b) LED 1 66 mm3/jam High (normal 0-15)
c) LED 2 68 mm3/jam High (normal 0-30)
12. Pemeriksaan tambahan
 Pemeriksaan Risiko Jatuh : 35 (Risioko sedang)
13. Terapi
Oral :
Lasal 3x1 2mg
Ambroxol 3x1 30mg
N-ACE 2x1 200mg
Fordin 1x1 150mg
Coten 1x1 100mg

Injeksi :
Tutofusin 20 tpm Via infus
Ranitidine 1A/12 jam (1gr) Via IV
Nebulisasi C:P 1:1
O2 3 Lpm
Fartison 25mg/8 jam
oxtercid 25 mg/ 8 jam

B. ANALISA DATA
Data etiologi problem
DS: PPOK Ketidakefektifan
- Klien mengeluh sesak bersihan jalan nafas
- Klien mengatakan
mengekuh batuk dan
mengeluarkan dahak
berwarna hijau dalam
jumlah sedikit namun sulit
dikeluarkan
DO:
- Tampak sesak
- RR: 32 X/ menit
- Terdengar ronkhi di kedu a
lapang paru di lobus bawah
- Perkusi pasu tersengar
redup di IC 5 dan 6
DS: Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan sesak antara suplai O2
saat bergerak atau berubah dengan kebutuhan
posisi
DO:
TTV sebelum dan sesudah
- RR 32 x/m dan 40 x/ m
- TD 140/105 dan 145/100
- N 86x/m dan 98x/m
DS: Sakit Hambatan
- Pasien mengatakan selama Religiusitas
di Rumahnya shalat dan
saat di RS pasien tidak
pernah shalat karena sesak
- Pasiem mengatakan hanya
berzikir saat waktu shalat
untuk menghargai waktu
shalat.
DO:
- Tampak diam
- Tampak berzkir saat azan
tiba
DS: Risiko kesepian
- Pasien mengatakan panic
dan sedih tidak ada yang
menjaganya karena istrinya
yang biasa menunggu
sedang sakit. Sedanglan
anaknya bekerja sehingga
menunggu waktu sore dan
malam hari.
DO:
- Tampak sedih dan
menangis saat ditanyakan
bagaimana perasaannya
- Tampak sendiri
- Tampak berkaca-kaca

C. Diagnose prioritas
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d PPOK d/d klien mengeluh sesak klien
mengatakan mengekuh batuk dan mengeluarkan dahak berwarna hijau dalam jumlah
sedikit namun sulit dikeluarkan, tampak sesak, RR: 32 x/ menit, terdengar ronkhi di
kedu a lapang paru di lobus bawah, perkusi pasu tersengar redup di ic 5 dan 6.
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai O2 dengan kebutuhan d/d pasien
mengatakan sesak saat bergerak atau berubah posisi, ttv sebelum dan sesudah, rr 32
x/m dan 40 x/ m, td 140/105 dan 145/100, n 86x/m dan 98x/m.
3. Hambatan religiusitas b/d sakit d/d pasien mengatakan selama di rumahnya shalat dan
saat di rs pasien tidak pernah shalat karena sesak, pasiem mengatakan hanya berzikir
saat waktu shalat untuk menghargai waktu shalat, tampak diam, tampak berzkir saat
adzan tiba.
4. Risiko kesepian d/dmpasien mengatakan panic dan sedih tidak ada yang menjaganya
karena istrinya yang biasa menunggu sedang sakit. sedanglan anaknya bekerja
sehingga menunggu waktu sore dan malam hari, tampak sedih dan menangis saat
ditanyakan bagaimana perasaannya, tampak sendiri, tampak berkaca-kaca
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa NOC NIC
Ketidakefektifan  Status pernafasan:  Manajemen jalan nafas
bersihan jalan nafas kepatenan jalan nafas - Monitor status respirasi dan
b/d PPOK Setelah dilakukan asuhan oksigenasi
keperawatan selama 3x24jam - Auskultasi suara paru secara
pada Tn. S masalah berkala
ketidakefektigan bersihan jalan - Ajarkan pasien cara Pursed
nafas teratasi dengan kriteria Lip Breathing (PLB)
hasil: - Posisikan pasien semifowler
1. Frekuensi nafas 32 untuk meringankan sesaknya
menjadi 28-25x/menit - Motivasi pasien untuk
2. Suara nafas tambahan melakukan batuk efektif
ronkhi berkurang - Kolaborasi dengan dokter
3. Pasien mampu untuk pemberian nebulizer
mengeluarkan sekretnya (C:P 1:1)
4. Pasien melaporkan sesak - Kolaborasi dengan dokter
nafasnya berkurang dan apoteker untuk
pemberian obat mukolitik

Intoleransi aktivitas  Toleransi terhadap  Manajemen Energi


b/d aktivitas - Monitor system
ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan kardiorespirasi pasien
suplai O2 dengan keperawatan selama 3x24jam selama aktivitas (mis
kebutuhan pada Tn. S masalah intoleransi takikardi, disritmia, pucat,
aktivitas teratasi dengan kriteria tekanan hemodinamik,
hasil: frekuensi pernafasan)
1. Saturasi O2 dbn 99%- - Monitor respon pasien
90% terhadap aktivitas
2. TTV sebelum dan - Berikan kegiatan yang
sesudah menenangkan untuk
RR 30-28 dan 39- meningkatkan relaksasi
37x/menit - Lakukan ROM aktif untuk
N 84-82 dan 96- menghilangkan ketegangan
94x/menit otot
TD 135/100- 120/100 dan - Bantu pasien untuk duduk
140/100-130/100 mmHg disampingtempat tidur, jika
3. Keluhan sesak berkurang
pasien jika tidak myakinkan
untuk pindah/berjalan
- Bantu pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-
hari yang teratur sesuai
dengan kebutuhan (mis
ambulasiberpindah,
bergerak, dan perawatn diri)
- Konsultasi pada ahli gizi
mengenai cara meningkatkan
energy melalui makanan
Hambatan  Kesehatan spiritual  Dukungan spiritual
religiusitas b/d sakit Setelah dilakukan asuhan - Gunakan komunikasi yang
keperawatan selama 3x24jam teraupetik untuk membangun
pada Tn. S masalah hambatan hubungan saling percaya dan
religiusitas teratasi dengan caring
kriteria hasil: - Perlakukan individu dengan
1. Pasien menjadi tahu dan hormat dan martabat
mampu beribadah dengan - Dorong dan ajarkan pasien
kondisi yang dialami untuk shalat 5 waktu
2. Pasien menjadi selalu - Fasilitasi pasien terhadap
beribadah atau shalat kebutuhan akan
kerohaniawan
- Ajarkan pasien cara
beribadah dengan kondisi
sakit
Risiko kesepian  Keparahan kesepian  Membangun hubungan
Setelah dilakukan asuhan yang kompleks
keperawatan selama 3x24jam - Identifikasi dan sesuaikan
pada Tn. S masalah risiko sikap diri terhadap kondisi
dan situasi pasien
kesepian teratasi dengan kriteria - Identifikasi perasaan pribadi
hasil: pasien yang ditimbukan oleh
1. Pasien menerima bahwa oleh pasien yang dapat
ia sendiri mengganggu efektifitas
2. Pasien mampu interaksi pasien
berinteraksi dan - Berikan kenyamanan fisik
bekerjasama dengan sebelum intraksi
orang lain - Ciptakan iklim yang hangat
3. Pasien tampak rileks tidak dan penuh penerimaan
sedih lagi - Gunakan komunikasi
terbuka yang dapat
mengungkapkan diri
- Monitor pasien
nonverbalnya
- Kunjungi kembali pasien
pada waktu yang telah
ditentukan

E. IMPLEMENTASI
No. DX Hari/tanggal Implementasi Respon
/jam
1 Selasa, - RR 32x/menit
1 Mei 2018 terpasang O2 KBN 3
08.30 - Monitor status respirasi Lpm
dan oksigenasi - Ronkhi dilobus paru
- Mengauskultasi suara bagian bawah
paru pasien
- Injeksi Fartison 1 tial 25
08.45 mg dan oxtercid 1 tial - Injeksi masuk
2mg
11.00 - Memberikan Nebulisasi - Nebilisasi C:P 1:1
C:P 1:1 masuk
- Memfosisikan pasien
fowler
11.30 - Monitor tanda vital dan - TD 138/78 N
keluhan pasien 78x/menit RR
34x/menit S: 36,5
pasien mengeluh sesak
- BHSP terjalin, pasien
- Menggunakan mau bercerita
komunikasi teraupetik alasannya sedih
untuk membangun (karena tidak ada yang
hubugan saling percaya menunggu)
dan caring dengan
pasien.
- Memperlakukan pasien
secara hormat dan - Pasien tampak mampu
bermartabat melakukan
12.00 - Mengajarkan pasien cara tayammum sesuai
tayammum dan shalat yang di contohkan dan
orang sakit melakukan shalat
- Injeksi masuk, obat
oral sudah diminum

12.30 - Menginjeksi pasien


dengan fortison dan
oxtercid 1 fial 25 mg via
iv
- Memberikan obat oral - Pasien masih tampak
lasal, ambroxol, N-ACE, bingung melakukan
fordin, coten batuk efektif
13.15 - Mengajarkan pasien cara - Pasien tampak
melakukan batuk efektif berdzikir
- Menganjurkan- klien
melakukan tindakan
yang menenangkan
(berdzikir)
2 Rabu,
2 Mei 2018 - Memberikan injeksi - Injeksi masuk
08.15 fortison dan oxtercid 1 - RR 30x/menit, ronkhi
fial 25mg via iv masih terdengar di
- Mengevaluasi status lobus bawah kiri
respirasi dan suara paru kanan
pasien - Pasien tampak sudah
- Mengevaluasi mampu untuk
kemampuan batuk melakukan teknik
efektif pasien batuk efektif
09.00 - Memonitor respon - Pasien mengatakan
pasien terhadap aktivitas masih sesak saat ia
- Mengajarkan pasien bergerak, berubah
pursed lip breathing saat posisi maupun
pasien mengalami sesak berbicara agak banyak
saat setelah bergerak dan - Pasien tampak
beraktivitas mampu melakukan
- Memotivasi pasien untuk PLB dan bersedia
melakukan PLB dan melakukan PLB
batuk efektif maupun batuk efektif
11.00 - Memberikan nebulisasi - Nebulisasi masuk
C:P 1:1
- Memposisikan pasien
fowler
11.30 - Memonitor tanda-tanda - TD 147/98 mmHg N
vital dan keluhan pasien 82X/menit RR
- Mengingatkan pasien 30x/menit S 36,5
untuk shalat SPO2 95% pasien
mengeluh sesak,
ronkhi berkurang
(kiri)
- Pasien tampak bersiap
untuk melaksanankan
shalat (tayammum)
12.00 - Menginjeksi pasien - Injeksi dan obat oral
dengan fortison dan masuk
oxtercid 1 fial 25 mg via
iv
- Memberikan obat oral
lasal, ambroxol, N-ACE,
fordin, ceton
13.30 - Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
perasaan pribadi pasien pasrah dengan
yang ditimbulkan oleh hidupnya, namun
pasien yang dapat terkadang sedih saat
mengganggu aktifitas ia sendiri dan
interaksi pasien membuatnya semakin
- Memonitor gejala semak nafas
intoleransi aktivitas - Pasien tampak sesak
secara verbal maupun nafas saat banyak
nonverbal bicara/berubah posisi
3 Kamis,
3 Mei 2018
- Menginjeksi pasien - Injeksi masuk
08.00 dengan fortison dan - RR 28X/menit ronkhi
oxtercid 1 fial 25 mg via berkurang
iv - Pasien tampak mampu
- Mengevaluasi status melakukan batuk
respirasi dan suara paru efektif dan PLB
pasien sesuain dengan yang
- Mengevaluasi batuk diajarkan. Pasien
efektif dan PLB pasien mengatakan ia selalu
melakukan PLB saat
sesak
09.30 - Memonitor respon pasien - Pasien mengatakan
terhadap aktivitas sesaknya sudah lebih
- Melatih ROM aktif pada berkurang
ekstremitas pasien dibandingkan
dengan posisi berbaring kemarin. Pasien
- Mengevaluasi status tampak sedikit ssak
kardiorespirasi pasien saaat berbicara
- Pasien tampak sesak
saat melakukan ROM
- RR 38x/m N 100x/m
11.00 - Memberikan nebul C:P - Nebulisasi masuk
1:1 - TD 130/95 N 72 RR
- Memposisikan pasien 28 S 36,1 SPO2 96%
Fowler pasien mengatakn
11.30 - Memonitor ttv dan sesaknya agak
keluhan berkurang
- Mengingatkan pasien - Pasien tampak segera
untuk shalat shalat
12.00 - Menginjeksi pasien - Injeksi dan obat oral
dengan fortison dan masuk
oxtercid 1 fial 25 mg via - Pasien CM RR
iv 28X/m, ronkhi
- Memberikan obat oral berkurang pasien
lasal, ambroxol, N-ACE, mengatakan sudah
fordin, ceton boleh pulang
13.30 - Mengevaluasi kondisi - Pasien tampak
dan perasaan pasien serta ditemeni anaknya. Ia
suara paru dan respirasi mengatakan senang
- Melakukan discharge sudah boleh pulang
planning, manajemen - Pasien mengatakan
PPOK dirumah akan menjaga
kesehatannya , tidak
akan merokok lagi
maupun dekat dengan
perokok dan akan
melakukan PLB saat
sesak datang sesuai
dewngan yang
diajarkan.

F. EVALUASI
No Diagnose Hari/tanggal Evaluasi
1 Ketidakefektifan Selasa, S: pasien mengatakan masih sesak terutama saat
bersihan jalan 1 Mei 2018 bergerak berganti posisi maupun banyak
nafas 14.00 biacara
O: RR 34x/m Ronkhi terdengar dilobus bawah
paru kiri dan kanan terpasang O2 3 Lpm
Pasien masih tampak bingung melakukan batuk
efektif
A: ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum
teratasi
A: ajarkan PLB, lanjutkan terapi farmakologi,
evaluasi kemampuan batuk efektif
Temanggung, 1 Mei 2018

Wiwid, Rina, Yunita

Rabu, S: pasien mengeluh sesak, sesaknya masih yang


2 Mei 2018 sama, bertambah berat saat berubah posisi
14.00 O: RR 30x/m N 82x/m SPO2 95% ronkhi
berkurang intensitasnya, namun masih
terdngar, terpasang o2 3 Lpm
Pasien sudah tampak dapat melakukan batuk
efektif dan PLB sesuai dengan yang di ajarksn
A: ketidak efektifan bersihan jalan nafas belum
teratasi
P: dorong pasien untuk melakukan batuk efektif
dan PLB terutama saat sesak nafas, evaluasi
respirasi dan suara paru secara berkala,
lanjutkan terapi farmakologi

Temanggung, 2 Mei 2018

Wiwid, Rina, Yunita

Kamis, S: Pasien mengatakan sesaknya agak berkurang


3 Mei 2018 O: RR 28x/m N72x/m SPO2 96% ronkhi sudah
14,00 berkurang terpasang O2 3 Lpm, pasien tampak
bisa melakukan batuk efektif dan bisa
mengeluarkan sedikit dahak berwarna agak
kehijauan
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
teratasi
2 Intoleransi Selasa, S: Pasien mengatakan sssak meningkat saat
aktivitas 1 Mei 2018 bergerak
14.00 O: TD 138/78 RR 34 S 36,5
Pasien tampak sesak
A: Intoleransi aktivitas belum teratasi
P: Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas,
monitor gejala intoleransi aktivitas secara
verbal maupun non verbal
Temanggung, 1 Mei 2018

Wiwid, Rina, Yunita

Rabu, S: Pasien mengatakan masih sesak saat


2 Mei 2018 bergerak maupun berubah posisi
14.00 O: TD 147/98 N 82 RR 30 SPO2 95%
Pasien tampak sesak
A: Intoleransi aktivitas belum teratasi
P: Monitor dan evaluasi respon pasien terhadap
aktivitas
Berikan kegiatan yang menenangkan untuk
relaksasi
Latih ROM ekstremitas jika sesak berkurang
Evaluasi status kardirespirasi secara berkala

Temanggung, 2 Mei 2018

Wiwid, Rina, Yunita


Kamis, S: Pasien mengatakan sesaknya sudah lebih
3 Mei 2018 berkurang dibandingkan kemarin
14.00 A: TD 130/95 mmHg N 72x/m RR 28x/m S
36,1OC
A: Intoleransi aktivitas teratasi
P:Discharge Planning: Anjurkan latihan
/aktivitas secara bertahap sesuai kemampuan

Temanggung, 3 Mei 2018

Wiwid, Rina, Yunita


3 Hambatan Selasa, S: -
Religiusitas 1 Mei 2018 O: Pasien tampak mampu melakukan
14.00 tayammum sesuai dengan yang dicontohkan
dan melakukan shalat zhuhur
A: Hambatan religiusitas nelum teratasi
P: Evaluasi kegiatan ibadah pasien
Ingatkan pasien untuk shalat saat sudah masuk
waktu shalat

Temanggung, 1 Mei 2018

Wiwid, Rina, Yunita

Rabu. S: pasien mengatakan sekarang selalu shalat


2 Mei 2018 dan tadi sudah shalat subuh
14.00 O: Pasien tampak melakukan shalat dzuhur
sambal berbaring
A: Hambatan religiusitas teratasi
P: Dorong pasien untuk shalat dan beribadah
dengan rutin
Ingatkan pasien untuk shalat saat sudah masuk
waktu shalat

Temanggung, 2 Mei 2018

Yunita, Wiwid, Rina

Kamis, S: Pasien mengatakan saat ini shalat rutin


3 Mei 2018 O: Pasien tampak shalat dzuhur sambal
14.00 berbaring
A: Hambatan religiusitas teratasi
P: Discharge Planning:
Anjurkan pasien selalu selalu shalat dengan
kondisi apapun dan dimanapun baik dirumah
maupun di RS

Temanggung, 3 Mei 2018

Yunita, Wiwid, Rina


4 Risiko kesepian Selasa, S: Pasien mengatakan sedih karena tidak ada
1 Mei 2018 yang menunggunya dan istrinya sakit
14.00 O: pasien tampak menangis saat bercerita
A: Risiko kesepian belum teratasi
P: Identifikasi perasaan pribadi klien yang
ditimbulkan oleh pasien yang didapat
efektivitas interaksi pasien

Temanggung, 1 Mei 2018

Yunita, Wiwid, Rina


Rabu, 2 Mei S: Pasien mengatakan terkadang sedih saat ia
2018 sendiri dan membuatnya semakin sesak
14.00 O: Pasien tampak lesu
A: resiko kesepian belum teratasi
P: evaluasi perasaan pasien, buat kontrak untuk
menemani pasien

Temanggung, 2 Mei 2018

yunita, Wiwiwt, Rina

Kamis,
3 Mei 2018
14.00 S: pasien mengatakan senang karena boleh
pulang dan sekarang ditemani oleh anaknya
O: pasien tampak rileks dan senang serta
tampak ditemani anaknya
A: resiko kesepian teratasi
P: melakukan Discharge Planning

Temanggung, 3 Mei 2018

Yunita, Wiewid, Rina

Anda mungkin juga menyukai