Anda di halaman 1dari 26

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PERAWATAN LUKA

PERSIAPAN:

0 0
Pinset Anatomi / Chirurgis Plester
1 6
0 0
Kasa steril Gunting Plester
2 7
0 0
Bengkok NaCl
3 8
0 0
Kom Alkohol
4 9
0 1
Sarung Tangan Bethadin
5 0

PROSEDUR:
1. Seperangkat instrument didekatkan pada pasien
2. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Perawat cuci tangan
4. Memakai hansscone
5. Membuka balutan dan membuang balutan lama ke tempat sampah yang telah
disediakan
6. Membersihkan luka demaksud dengan kassa seteril yang telah di basahi dengan
NaCl dan bethadine kemudian membuang bagian-bagian yang kotor
7. Membersihkan dengan arah kedalam dan keluar
8. Mengompres luka dengan bethadine atau dengan obat yang ditentukan oleh dokter,
sampai tertutup semuanya
9. Menutup luka dengan kassa seteril kering
10. Alat –alat dibereskan dan dikembalikan ketempatnya semula
11 Perawat cuci tangan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMASANGAN INFUS
PERSIAPAN:

0 0
 Infus Set  Plester
1 6
0 0
 IV catheter sesuai ukuran Bengkok
2 7
0 0
 Toniquet
3 8
0 0
 Sarung tangan bersih
4 9
0 1
 Kapas steril
5 0

PROSEDUR:
1. Melakukan verifikasi program pengobatan
2. Mencuci tangan
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
4. Mengecek tanggal kadaluarsa: infus, selang infus, catheter vena.
5. Menusuk saluran infus dengan benar ( jangan diputar ).
6. Menggantung cairan infus dan mengisi tabung reservoar sebanyak duapertiga bagian
/sebatas tanda hingga tidak ada udara dalam selang.
7. Atur posisi pasien, selanjutnya pasang toniquet 5cm dari area insersi.
8. Lakukan tindakan aseptik dengan kapas alkohol 70%
 9. Pertahankan vena pada posisi stabil dengan menekan dan menarik bagian distal
 vena yang akan diinsersi dengan ibu jari
10. Menusuk vena dengan sudut 30 derajat dan lubang jarum menghadap ke atas
11. Setelah dipastikan jarum masuk, turunkan posisi jarum 20 derajat dan tarik mandrin
0,5 cm, masukan catether secara perlahan.
 12. Lakukan teknik V saat melepas mandrin dengan menekan port dan vena lalu
 segera sambungkan selang infus dengan catheter.
13. Lepas torniquet dan masukan catheter secara perlahan, sambil menarik jarum keluar
14. Alirkan infus, selanjutnya lakukan fiksasi antara sayap dan lokasi insersi tanpa
menutup lokasi insersi
15. Letakkan kapas/gaas steril di atas area insersi.
16. Lepaskan sarung tangan
18. Lakukan fiksasi (plaster ukuran ± 5x8cm sampai menutup kapas steril.
19. Atur tetesan infus sesuai program dan tulis tanggal pemasangan, kolf, tetesan, jam habis
20. Bereskan alat dan kembalikan pada tempatnya dalam keadaan bersih
21. Cuci tangan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMASANGAN KATETER
PERSIAPAN:

0 0
Slang Kateter Betadin 11 Plester
1 6
0 0
Jelly Kasa
2 7
0 0
Sarung Tangan Pinset
3 8
0 0
Aquades Urin bag
4 9
0 1
Spuit 5 cc Bengkok
5 0

PROSEDUR:

1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien


2. Mendekatkan peralatan disamping penderita
3. Mencuci tangan
4. Mendekatkan peralatan disamping penderita
5. Mengatur posisi pasien
PADA LAKI-LAKI
6. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
7. Tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60 0
8. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar
PADA PEREMPUAN
9. Jari tangan kiri dengan kapas membuka labia
10. Tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-
pelan sampai urine keluar
11.Bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak
12. Kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
14. Menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
15. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
16. Klien dirapikan
17. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
18. Perawat cuci tangan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGUKURAN TEKANAN DARAH

PERSIAPAN:
0 Tensimeter
1
0 Stetoskop
2
0 Buku Catatan
3
0 Alat Tulis
4
0 Sarung tangan
5

PROSEDUR:
1 Cuci tangan
2 Beri salam
3 Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
4 Pakai sarung tangan bila perlu
5 Sinsingkan lengan baju pasien
6 Pasang manset 2,5 cm di atas siku (fossa Cubiti) bagian tengah kantong, karet dalam
manset harus berada langsung di atas arteri brakialis (manset tidak terlalu erat atau
terlalu longgar)
7 Hubungkan pipa tensimeter dengan pipa manset
8 Tutup sekrup balon karet
9 Buka kunci reservoir
1 Letak tensimeter harus datar
0
11 Raba arteri brakialis dengan tiga jari tengah
1 Letakkan bagian diafragma stetoskop tepat diatasnya (bag.corong tertutup)
2
1 Pompa balon sehingga udara masuk ke dalam manset sampai detak arteri tidak
3 terdengar lagi atau 30 mmHg di atas nilai sistolik.
1 Buka sekrup balon perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg pertama (systole)
4 dan detak terakhir (diastole).
1 Pada waktu melihat skala mata setinggi skala tersebut.
5
1 Bila hasilnya meragukan perlu diulang kembali (tunggu 30 detik)
6
1 Turunkan air raksa sampai dengan 0 dan mengunci reservoir.
7
1 Buka pipa penghubung.
8
1 Lepaskan manset dan keluarkan udara yag masih tertinggi di dalam manset
9
2 Gulung manset dan masukkan ke dalam tensimeter
0
2 Rapikan pasien
1
2 Jelaskan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan.
2
2 Beri salam
3
2 Bereskan alat
4
2 Cuci tangan
5
2 Catat dalam buku dan CM Keperawatan.
6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMBERIKAN OKSIGEN

PERSIAPAN:

0 0
Tabung O2 lengkap dengan manometer kapas alkohol
1 6
0 0
Mengukur aliran (flowmeter)
2 7
0 Botol pelembab berisi air steril / 0
3 aquadest 8
0 0
Selang O
4 9
0 1
Plester
5 0

PROSEDUR:
1. Atur posisi semifoler

2. Slang dihubungkan

3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapas
alkohol

4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali

5. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)

6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokter

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada
manometer
2. Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung
kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki

3. Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis  lapor dokter


4. Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas bila tabung
oksigen / air steril habis.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGOBATI LUKA TUSUK PAKU

PERSIAPAN:

0 0
Pinset anatomi Kassa / Kapas 11. Gunting balutan
1 6
0 0
Pinset chirurge Hand scoen 12. Plester / Verban
2 7
0 0
Gunting Spuit 13. Bethadin
3 8
0 0
Bengkok NaCl
4 9
0 1
Kom kecil Lidokain injeksi sebagai anasthesi
5 0

PROSEDUR:
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk paku pada luka/ cros incisi
8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine
9. Tutup luka dengan kasa steril
10 Mencatat kegiatan dan hasil observasi
.
11. Klien dirapikan
12 Alat dibereskan dan dibersihkan
.
13 Perawat cuci tangan
.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


LUKA BAKAR
PERSIAPAN:

0 0
Pinset anatomi / Pinset chirurge Kom kecil 11. Perban
1 6
0 0
Gunting Kasaa / Kapas
2 7
0 0
Hand scoon NACL
3 8
0 0
Bengkok Plester
4 9
0 1
Spuit Tempat sampah
5 0

PROSEDUR:
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2 Perawat mempersiapkan alat
.
3 Perawat cuci tangan
.
4 Mengatur posisi (perawat memakai hand scoon)
.
5 Perawat membersihkan luka bakar
.
6 Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
.
7 Perawat memasang perban
.
8 Perawat membereskan alat
.
9 Perawat mencuci tangan
.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
OBSERVASI PASIEN GAWAT

PERSIAPAN:

0 0
1 6
0 0
2 7
0 0
3 8
0 0
4 9
0 1
5 0

PROSEDUR:
1. Penderita gawat harus di observasi
2. Observasi dilakukan tiap 5 – 15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya.
3. Observasi dilakukan oleh paramedis perawat, bila perlu oleh dokter.
Hal-hal yang perlu diobservasi :
a. Keadaan umum penderita
b. Kesadaran penderita
c. Kelancaran jalan nafas (air Way).
d. Kelancaran pemberian O2
e. Tanda-tanda vital :
4.
- Tensi
- Nadi
- Respirasi / pernafasan
- Suhu
f. Kelancaran tetesan infus

Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik maka
5. paramedis perawat harus lapor kepada Dokter yang sedang bertugas (diluar jam
kerja pertelpon).
6. Apabila kasus penyakitnya diluar kemampuan Dokter UGD maka perlu dirujuk
Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa pulang
7.
atau rawat inap.
Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita (les
8.
UGD) / lembar observasi.
9. Setelah observasi tentukan apakah penderita perlu : rawat jalan / rawat inap / rujuk
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
NEBULIZER

PERSIAPAN:

0 Obat untuk bronchodilator antara lain : 0


1 ventolin, dexamethasone 6
0 0
Masker oksigen
2 7
0 0
Nebulizer
3 8
0 0
Normal salin / Aquades
4 9
0 1
5 0

PROSEDUR:
1. Perawat cuci tangan
2 Mengisi ventolin pada nebulizer
Mengisi pada tempat humidifaier dengan bronchodilator misalnya : ventolin
3
(salbutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus.
4 Memasang masker pada pasien
5 Nebulaizer dinyalakan
6 Observasi pasien
7 Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
8 Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
9 Perawat cuci tangan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGAMBILAN CORPUS ALIENUM DI TELINGA DAN
HIDUNG
PERSIAPAN:

01 Spuit irigasi 5 cc 06 Kassa 11. Lampu Kepala


02 Pinset anatomis / Cirurgis 07 Handschone / gloves steril
03 .Arteri klem 08 Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
04 .THT shet 09 Tetes telingga
05 Neerbeken (bengkok) 10 Kom kecil/ sedang

PROSEDUR:
Perawat memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga/pasien
1.
menandatangani Informed concern
2 Perawat menyiapkan alat dan didekatkan pada pasien
.
3 Perawat memeriksa lokasi corpus alienum ditelingga baik dengan langsung
. atau memakai lampu kepala
Perawat menetukan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan letak dan
jenis benda yang masuk ke telingga / hidung antara lain :
Benda Padat
Biji-bijian dan Benda kotak
a) Perawat memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde sesuai
4 dangan ukuran biji didalam)
. b) Perawat memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah
masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut.
c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde sudah lebih
dalam dari pada
posisi biji-bijian, maka dilakukan pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian.
d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRACUTAN

PERSIAPAN:

0 0
SeptI Bok Alat tulis / buku suntikan
1 6
0 0
Spuit steril 1 cc
2 7
0 0
Obat suntikan
3 8
0 0
Kapas desinfektan
4 9
0 Bengkok 1
5 0

PROSEDUR:
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan disinfektan lokasi suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 10-20 o
Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam kulit
8.
kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10 Mendokumentasikan hasil tindakan
.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MELAKUKAN SUNTIKAN INTRA MUSKULER
PERSIAPAN:

0 0
SeptI Bok Alat tulis / buku suntikan
1 6
0 0
Spuit steril 3 cc
2 7
0 0
Obat suntikan
3 8
0 0
Kapas desinfektan
4 9
0 Bengkok 1
5 0

PROSEDUR:
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
3. kebutuhan
4. Cocockan nama obat dan nama pasien.
5. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
6. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
7. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
8. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 0
9. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
10 Obat disemprotkan perlahan-lahan
.
11. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
12 Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase.
.
13 Pasien dirapikan
.
Perhatian:
Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


SUNTIKAN SUBKUTAN
PERSIAPAN:

0 0
SeptI Bok Alat tulis / buku suntikan
1 6
0 0
Spuit steril 3 cc
2 7
0 0
Obat suntikan
3 8
0 0
Kapas desinfektan
4 9
0 Bengkok 1
5 0

PROSEDUR:
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
3. kebutuhan
4. Cocockan nama obat dan nama pasien.
5. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
6. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
7. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
8. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 45 0
9. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
10 Obat disemprotkan perlahan-lahan
.
11. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
12 Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase.
.
13 Pasien dirapikan
.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

PERSIAPAN:
0 0
Tabung Oksigen Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
1 6
0 0
Tensimeter Torniquet
2 7
0 0
Stetoskop
3 8
0 0
Adrenalin Ampul
4 9
0 1
Dexmetason Vial
5 0

PROSEDUR:
Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
1.
Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular pada lengan atas.
2.
Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali pemberian.
3.
Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah penyebaran),
4.
Tornikuet dikendurkan tiap 10 menit
Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan baik
5.
6. Pemberian cairan bila diperlukan
7. Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
8. Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 – 6 jam
Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas Kesehatan yang
9.
lengkap.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBERIAN IMUNISASI DPT

PERSIAPAN:
0 0
Vaksin DPT
1 6
0 0
Jarum dan semprit disposibel
2 7
0 0
kapas
3 8
0 0
4 9
0 1
5 0

PROSEDUR:
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin yang akan di gunakan
Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah suntikan 3x
3.
untuk imunisasi DPT ini
4. Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas yang telah di basahi air bersih
6. Suntikan secara intra muskuler (im) atau sub kutan (SC)
Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT, berikan obat
7. penurun panas / antipiretik kepada ibu anak tersebut bila anak panas tinggi (lebih
dari 39 0c)
8. Rapikan alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
10 Mencatat dalam buku
.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK

PERSIAPAN:

0 0
Pinset Air
1 6
0 0
Disposible Spuit
2 7
0 0
Vaksin
3 8
0 0
Pelarut
4 9
0 1
Kapas
5 0

PROSEDUR:
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin dalam keadaan baik (no bact / exp / vvm)
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan Pinset
4. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
5. Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)
6. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
7. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah di basahi air bersih
8. Suntikan secara sub (sc)
9. Rapikan alat
10 Cuci tangan petugas
.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

PERSIAPAN:

0 0
Kapas
1 6
0 0
Serum Tetanus Toxoid
2 7
0 0
Jarum Suntik Disposibel 2,5ml,3ml
3 8
0 0
Air bersih hangat
4 9
0 1
5 0

PROSEDUR:
Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada pasien :
1.
1 Nama, Umur dan alamat
2 Apakah ada alergi terhadap obat-obatan
2. Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3. Isi Form persetujuan tindakan medik dan pasien tanda tangan untuk persetujuan
4. Siapkan bahan dan alat suntik
5. Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5 ml
6. Persilahkan pasien duduk
7. Oleskan kapas steril pada lengan kiri bagian atas
8. Suntik pada lengan kiri bagian atas secara intra musculer
9. Olesi bekas suntikan dengan kapas steril
01 Buang jarum bekas suntikan ke dalam kotak
.
11. Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak terjadi efek sampingpasien bo
12 Catat pada buku status dan KMS ibu hamil
.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBERIAN IMUNISASI BCG
PERSIAPAN:

0 0
Vaksin BCG
1 6
0 0
Jarum dan semprit disposibel 1 ml
2 7
0 0
Disposibel 5 cc untuk melarutkan
3 8
0 0
Kapas
4 9
0 1
Kartu Imunisasi
5 0

PROSEDUR:
Petugas mencuci tangan
1.
2. Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
3. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc )
Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada orang tua anak
4.
tersebut
5. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih, jangan
6.
menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak vaksin tersebut
Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas (tepatnya pada
7.
insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) / dibawah kulit
8. Rapikan alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
10 Mencatat dalam buku
.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO

PERSIAPAN:

0 0
Pinset / gunting kecil
1 6
0 0
Vaksin Polio
2 7
0 0
Pippet Polio
3 8
0 0
4 9
0 1
5 0

PROSEDUR:
Petugas mencuci tangan
1.
Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor , kadaluarsa dan
2. vvm / vaksin vial monitor)

Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil


3.
Pasang pipet diatas botol vaksin
4.
Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
5.
Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
6.
Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang di imunisasi
7.
8. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi penetesannya

Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam kondisi steril
9.
10 Rapikan alat
.
11. Petugas mencuci tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGUKURAN SUHU BADAN

PERSIAPAN:

0 0
Thermometer air raksa
1 5
0 0
Tissu kering
2 6
0 0
Bengkok
3 7
0 0
Botol disinfektan, ada 3 jenis bahan:
4 8
1) Berisi larutan lisol 2%, Berisi larutan sabun
3) Berisi air bersih

PROSEDUR:
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan (handscond)
4. Mengatur posisi klien (duduk)
5. Turunkan suhu pada thermometer sampai angka 35°c
6. Letakkan thermometer pada daerah aksila kemudian suruh pasien menjepit sampai 3-5 menit.
7. Mencatat hasil
8. Bersihkan thermometer
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN DENYUT NADI

PERSIAPAN:

0 0
Arloji /stop-watch
1 6
0 0
Buku untuk mencatat hasil pemeriksaan
2 7
0 0
3 8
0 0
4 9
0 1
5 0

PROSEDUR:
1. Menjelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi klien dengan tidur terlentang
4. Atur posisi tangan sejajar dengan tubuh dan posisi supinasi.
5. Tentukkan posisi arteri radialis yang akan di palpasi
Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis dengan mencocokkan denyut pertama
6.
dengan jarum panjang pada arloji.
7. Catat hasil pengukuran.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN PERNAFASAN

PERSIAPAN:

0 0
Arloji /stop-watch
1 5
0 0
Buku untuk mencatat hasil pemeriksaan
2 6
0 0
3 7
0 0
4 8

PROSEDUR:
1. Menjelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3.At Atur posisi pasien dengan berbaring
4. Alihkan perhatian pasien dengan menatap ke atas
5. Hitung frekuensi pernafasan
6. Dan catat hasil
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGGANTIAN PERBAN

PERSIAPAN:

0 0
Pinset anatomis 1 buah Kassa desinfektan dalam kom tertutup
1 5
0 0
Pinset sirugis 1 buah Sarung tangan 1 pasang
2 6
0 0
Gunting bedah/jaringan 1 buah Korentang/forcep
3 7
0 0
Kassa kering dalam kom tertutup Gunting verban 1 buah
4 8
0 1
Plester Kom 11. NACL
5 0

PROSEDUR:
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat ke pasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6.At Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7. Letakkan pengalas dibawah area luka
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunakan pinset anatomi
,buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara
melepaskan ujungnya dan menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar
9.
dengan kulit dan kearah balutan. ( Bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan
dengan aceton/ bensin )

10 Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan dengan
berlahan
.
Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic, hindari kontaminasi dengan
11.
permukaan luar wadah
12 Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
.
13 Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka dengan
memperhatikan tehnik aseptic
.
14. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
15. Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
16. Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi)
17. Menutup luka dengan cara:
PROSEDUR:

 Balutan kering
a) lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan bagian sekeliling kulit
b) lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyera
c) lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
18.

 Balutan basah – kering


a) lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril atau anti mikkrobial untuk menut
area luka
b) lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
c) lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
 Balutan basah – basah
a) lapisan pertama kassa steril yang telah dilembabkan dengan cairan fisiologik untuk menutu
area luka
b) lapisa kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
c) lapisan ketiga (lapisan paling luar) kassa steril yang sudah dilembabkan dengan cairan fisio
18 Plester dengan rapi
.
19 Buka sarung tangan dan masukan kedalam nierbeken
.
20 Lepaskan masker
.
21 Atur dan rapikan posisi pasien
.
22 Buka sampiran
.
23 Evaluasi keadaan umum pasien
.
24 Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi
.
25 Perawat cuci tangan
.
26 Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan
.

Anda mungkin juga menyukai